Thursday, May 7, 2020

Psikologi Belajar



    Kalender Akademik sampai dengan tanggal 16 Mei 2020 dibulan Romadon ini kuliah harus tetap berjalan walaupun covid-19 masih belum tahu kapan akan berakhir, maka untuk memenuhi pertemuan ke 7 dalam kuliah hari ini akan membahas tentang;


Belajar 


Prolog;
    Kali ini, akan membahas tentang belajar yang ada korelasinya dengan psikologi  pendidikan, tapi sebelumnya ada pernyataan yang selama ini terlihat, bahwa belajar itu selalu diidentikan dengan kegiatan interaksi resmi pada satu lembaga dengan komunikasi dua arah, sementara ada dalam sebuah hadist bahwa belajar itu adalah kewajiban bagi individu seorang muslim, hadist itu menggambarkan belajar pada komunikasi interaksi sosial, maka timbul pertanyaan;
  • Sebenarnya apasih  belajar itu?
  • Apakah belajar itu hanya berpikir saja, atau
  • belajar itu hanya membaca buku saja?
  • belajar itu setiap menemukan sesuatu yang baru?

Kalau mengikuti pendapat Thursan Hakim: belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Pendapat tersebut apabila diamati dengan seksama ada erat kaitanya dengan penyelenggaraan pendidikan sebagaimana bisa dilihat dalam bentuk kelembagaan, lalu kalau begitu;


Apakah arti belajar yang sesungguhnya?



 Nih! Katanya, pada hakikatnya belajar itu terus berlangsung sepanjang hidup manusia selagi ada didunia atau dalam bahasa populernya disebut life-long education
Berbicara tentang hakikat belajar sebenarnya bahwa manusia hidup selalu dihadapkan pada sesuatu yang baru dikenal dan dialaminya untuk dibaca, diteliti dan dianalisa tentang seberapa jauh tingkat manfaatnya.
Belajar yang ada dalam suatu kegiatan pendidikan pasti akan berpikir pada pendidikan formal, non formal maupun informal. Namun ada hal lain dalam menjalani belajar ini, apakah haruskah belajar itu selalu ada ditempat pendidikan?

Kemudian menurut pendapat penulis dari uraian singkat diatas terdapat perbedaan antara  kata belajar  dan pendidikan, bagaimana menurut pendapatmu apakah benar ada perbedaan dari sudut etimologi dan terminologi. 

Psikologi Belajar


Psikologi belajar adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip perilaku manusia dalam penerapannya untuk belajar dan pembelajaran. Dengan kata lain, psikologi belajar memberi kontribusi bagi guru ketika ia menjalankan tugas mengajar di dalam kelas sehingga tampak pada kinerjanya ketika mengajar dengan mempertimbangkan prinsip psikologis siswa. Sementara untuk siswa aktivitas seperti intelegensi, berpikir dan motivasi dapat diamati oleh guru, kemudian apa korelasinya dengan sudut pandang psikologi bahwa manusia itu belajar terus sepanjang hidup?.

   Kemudian menurut seorang ahli Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag dalam bukunya Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999, Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. 
Pada pendapat tersebut, memberikan gambaran pengertian bahwa belajar itu terhubung dengan jiwa raga agar terjadi proses perubahan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan muncul pada diri sesorang berupa tindakan dan aktivitas manusia seperti tertawa, bekerja dan berjalan, kemudian bagaimana hasil interaksinya dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Keadaan jiwa yang bisa membuat seseorang bisa lebih mudah berfikir dan juga berpendapat itu dibutuhkan suatu reaksi dari sebuah reaksi lingkungan. Reaksi lingkungan apa yang kalian ketahui ? 
 
Catatan;
Mahasiswa yang ikut membahas dalam kuliah ini dengan memberikan pendapat pada kolom komentar menjadi bukti hadir ikut kuliah  hari ini.



Penjelasan lebih luas 
tentang
Psikologi Belajar

1.     Belajar
Pada hakikatnya pendidikan itu akan terus berlangsung sepanjang hidup manusia atau dalam bahasa populernya disebut life-long education baik untuk pendidikan formal, non formal maupun informal, namun demikian ada hal lain dalam menjalani pendidikan ini harus selalu berhadapan dengan belajar,  menurut pendapat penulis terdapat perbedaan antara menjalani pendidikan dan belajar terus dijalani oleh manusia sepanjang hidup.
Pendidikan berarti memberikan bimbingan atau pertolongan tentang pengalaman yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada orang lain agar ia menjadi dewasa. Pendidikan menunjukan bahwa pengalaman yang sudah pernah dialami oleh orang dewasa ini dalalm sepanjang hidupnya kemudian disampaikan kepada orang lain bisa dalam bentuk lisan maupun lewat tulisan. Penyampaian dalam bentuk Lisan ini berarti terjadi komunikasi aktif dua arah secara langsung berhadapan bertemu dalam satu pertemuan maupun baik menggunakan alat komunikasi.  
Maka pendidikan menjadi persoalan psikologis yang bersangkutan bila  pendidikan diartikan secara luas. Oleh sebab itu, pendidikan perlu tenaga pendidik yang dibekali dengan aneka ragam pengetahuan psikologis yang sesuai dengan tuntutan zaman, kemajuan sains dan teknologi.
Tantangan pendidik dalam pendidikan adalah menyiapkan peserta didik untuk hidup dalam lingkungan yang bukan semata-mata dalam lingkungan saat ini. Bagaimana menyiapkan seseorang untuk hidup dalam lingkungan yang sebagian besar belum dikenal akibat dari perubahan- perubahan yang sering terjadi akhir-akhir ini.
Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman hidup yang dihadapinya.
Belajar bagi orang yang mengerti adalah menemukan sesuatu yang dihadapi untuk dipelajari, diteliti, diamati dan bahkan dihayati untuk menjadi modal kehidupan, sehingga belajar hendaknya menjadi prioritas guna memecahkan masalah yang ditemukan. Lebih- lebih belajar itu adalah untuk melihat ke masa depan, yakni belajar untuk mengantisipasi realitas. Belajar Ini menjadi makin penting bagi anak dan remaja yang hidup dalam era globalisasi yang menuntut keterbukaan dan kelenturan dalam pemikiran, serta kemampuan memecahkan masalah- masalah non-rutin secara kreatif dan kritis. Juga berarti, dibutuhkannya keterampilan- keterampilan tertentu yang menyiapkan peserta didik untuk dapat bersaing pada tingkat nasional dan internasional dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, pendidikan nilai dan humaniora.
Menurut James O. Whittaker dalam Djamarah (1999), Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Menurut Djamarah, Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kognitif (Pengetahuan)
  kognitif adalah  yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam  kognitif.   kognitif  memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Afektif (sikap)
Afektif adalah  yang berkaitan dengan sikap dan nilai.  Afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1. Receiving atau attending ( menerima atau memperhatikan)
2. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3. Valuing (menilai atau menghargai)
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan  suatu nilai atau komplek nilai)
Psikomotor (tindakan)
Arti kata psikomotorik berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses mental dan psikologi.
Psikomotorik adalah domain atau daerah, wilayah, ranah yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang. Keterampilan yang akan berkembang jika sering dipraktekkan ini dapat diukur berdasarkan jarak, kecepatan, teknik dan cara pelaksanaan. Dalam aspek psikomotorik terdapat tujuh kategori mulai dari yang terendah hingga tertinggi:
·      Peniruan 
Kategori ini terjadi ketika anak bisa mengartikan rangsangan atau sensor menjadi suatu gerakan motorik. Anak dapat mengamati suatu gerakan kemudian mulai melakukan respons dengan yang diamati berupa gerakan meniru, bentuk peniruan belum spesifik dan tidak sempurna.
·      Kesiapan
Kesiapan anak untuk bergerak meliputi aspek mental, fisik, dan emosional. Pada tingkatan ini, anak menampilkan sesuatu hal menurut petunjuk yang diberikan, dan tidak hanya meniru. Anak juga menampilkan gerakan pilihan yang dikuasainya melalui proses latihan dan menentukan responsnya terhadap situasi tertentu.
·      Respon Terpimpin 
Merupakan tahap awal dalam proses pembelajaran gerakan kompleks yang meliputi imitasi, juga proses gerakan percobaan. Keberhasilan dalam penampilan dicapai melalui latihan yang terus menerus.
·      Mekanisme
Merupakan tahap menengah dalam mempelajari suatu kemampuan yang kompleks. Pada tahap ini respon yang dipelajari sudah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan bisa dilakukan dengan keyakinan serta ketepatan tertentu.
·      Respon Tampak Kompleks
Ini tahap gerakan motorik yang terampil yang melibatkan pola gerakan kompleks. Kecakapan gerakan diindikasikan dari penampilan yang akurat dan terkoordinasi tinggi, namun dengan tenaga yang minimal. Penilaian termasuk gerakan yang mantap tanpa keraguan dan otomatis.
·      Adaptasi
Pada tahap ini, penguasaan motorik sudah memasuki bagian dimana anak dapat memodifikasi dan menyesuaikan keterampilannya hingga dapat berkembang dalam berbagai situasi berbeda.
·      Penciptaan 
Yaitu menciptakan berbagai modifikasi dan pola gerakan baru untuk menyesuaikan dengan tuntutan suatu situasi. Proses belajar menghasilkan hal atau gerakan baru dengan menekankan pada kreativitas berdasarkan kemampuan yang telah berkembang pesat.
Psikomotor merupakan  yang berkaitan dengan hasil belajar berupa keterampilan (skill), tahu kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar, psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dengan memahami sesuatu, hasil belajar afektif akan tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku. 
Leighbody (1968) berpendapat bahwa untuk menilai hasil belajar psikomotor mencakup:
  1. kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja,
  2. kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan,
  3. kecepatan mengerjakan tugas,
  4. kemampuan membaca gambar dan atau simbol,
  5. keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.
Jadi psikomotor adalah sangat erat sekali berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya praktek ibadah, lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui:
  1. pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung,
  2. sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
  3. beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
Jadi, belajar adalah proses serangkaian kegiatan untuk berusaha memperoleh pengetahuan dan dapat menimbulkan perubahan dalam tingkah laku, kepandaian, dan lain-lain yang berasal dari pengalaman orang seorang yang berhubungan dengan kognitif, afektif, dan psikomotor

Psikologi Belajar
Psikologi belajar adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip perilaku manusia dalam penerapannya bagi belajar dan pembelajaran. Dengan kata lain, psikologi belajar memberi kontribusi bagi guru ketika ia menjalankan tugas mengajar di dalam kelas sehingga tampak pada kinerjanya ketika mengajar dengan mempertimbangkan prinsip psikologis murid.
Sebelum mengambil kesimpulan tentang pengertian “Psikologi Belajar”, ada baiknya dipelajari dari beberapa pengertian yang telah dirumuskan oleh para ahli tentang “Psikologi Pendidikan” sebagai berikut: (Mahfud)
·       Lister D. Crow and Alice Crow, Ph. dalam bukunya “Educational Psychology” menyatakan bahwa psikologi pendidikan ialah Ilmu pengetahuan praktis yang berusaha untuk menerangkan belajar sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan secara ilmiah dan fakta-fakta sekitar tingkah laku manusia.
·      W.S. Winkel dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar” menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah salah satu cabang dari psikologi praktis yang mempelajari prasarat-prasarat (fakta- fakta) bagi belajar di sekolah berbagai jenis belajar dan fase-fase dalam semua proses belajar. Dalam hal ini, kajian psikologi pendidikan sama dengan psikologi belajar.
·      James Draver, dalam “Kamus Psikologi”. Psikologi Pendidikan (Educational Psychology); adalah cabang dari psikologi terapan (applied psychology) yang berkenaan dengan penerapan asas-asas dan penemuan psikologis problema pendidikan ke dalam bidang pendidikan.
·      H. Carl Witherington, dalam bukunya “Educational Psychology”. Psikologi Pendidikan; adalah suatu studi tentang prosesproses yang terjadi dalam pendidikan.
Belajar dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya.
Aktivitas di sini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik, menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotorik). (2002: 2)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi belajar adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari, menganalisis prinsip-prinsip perilaku manusia dalam proses belajar dan pembelajaran.
Psikologi belajar secara umum mempunyai ruang lingkup bahasan tersendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu lain. Psikologi belajar juga mempunyai ruang lingkup yang khas, yang berbeda dengan cabang psikologi lainnya. Psikologi sebagai ilmu, disamping mempelajari ilmu pengetahuan secara teoritis juga memaparkan kajian yang berisifat praktis.

Metode Belajar
Metode merupakan sarana penting lahirnya suatu teori. Metode bisa mempengaruhi kualitas ilmiah atau tidaknya ilmu pengetahuan. Seperti ilmu-ilmu lain, psikologi belajar juga menggunakan metode tertentu untuk melahirkan teori.
Beberapa literatur psikologi menuliskan bahwa metode yang digunakan dalam psikologi belajar tersebut adalah :
1.   Metode introspeksi
Introspeksi artinya melihat ke dalam (intro = ke dalam dan speksi <spectare> = melihat). Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat-lihat atau menyelidiki keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi dalam dirinya sendiri. Prinsipnya bahwa 'tentang diri saya hanya saya yang lebih tahu'.
 Metode instrospeksi merupakan metode penelitian dengan cara melakukan pengamatan kedalam diri sendiri self observation, yaitu dengan melihat keadaan mental pada waktu tertentu.
Metode ini dipakai dan dikembangakan dalam disiplin psikologi oleh kelompok Strukturalis (dipelopori Wundt). Mereka mendefinisikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang pengalaman-pengalaman sadar individu.
Menurut mereka introspeksi dapat dipakai untuk mengetahui proses mental yang sedang berlangsung pada diri seseorang, seperti bagaimana pikiran, perasaan, motif-motif yang ada pada dirinya pada waktu tertentu. Disini individu mengamat proses mental, menganalisi dan kemudian melaporkan perasaan yang ada dalam dirinya.
Contoh : ketika saya sudah belajar dengan rajin saat ada ujian, tetapi kenapa nilai saya selalu jelek, padahal saya sudah berusaha untuk memahami materi ujian tersebut, disitu saya dapat menggunakan metode introspeksi untuk memecahkan masalah apa yang terdapat dalam diri saya. Atau ketika saya sedang presentasi materi didepan kelas, kenapa saya selalu gugup padahal saya telah mempelajari materinya, disitu juga saya dapat menggunakan metode introspeksi tersebut.       

2.   Metode ekstropeksi
Ekstropeksi artinya melihat keluar (ekstro; keluar dan speksi <spectare> = melihat).  Dan sebagai metode, ekstropeksi mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala yang ditunjukkannya.
Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstrospeksi subjek penyelidikan bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapakan adanya sifat yang subjektif dalam penyelidikan itu. Namun metode ekstrospeksi sebenarnya juga berdasarkan atas metode introspeksi. Orang akan dapat mengatakan atau menyimpulkan yang terjadi pada orang lain, juga berdasarkan atas keadaan dirinya sendiri. Dengan demikian kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi juga akan terdapat pada metode ekstrospeksi.
3.   Questionare
Questionare dibacanya Kuesioner atau sering pula disebut angket merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penyelidikan tersebut.
Dengan angket, orang akan dapat memperoleh fakta baru sebagai bahan untuk dijadikan opini (opinions). Pertanyaan dalam angket  bergantung kepada maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Pada garis besarnya angket terdiri dari dua bagian yang besar, yaitu:
  • Bagian yang mengandung data identitas
  • Bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang ingin memperoleh jawaban.
Bagian yang mengandung data identitas yaitu merupakan bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap data identitas dari orang yang dikenai angket.
Tetapi kadang-kadang ada angket yang tidak menggunakan nama, sekalipun identitas yang lain diungkap. Ini yang disebut angket anonym. Ada beberapa macam bentuk atau jenis pertanyaan yang sekaligus memberikan bentuk atau jenis angket, yaitu:
  1. Pertanyaan yang tertutup (closed questions),
Yaitu bentuk pertanyaan bagi orang yang dikenai angket (responden), responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut.
  1. Pertanyaan yang terbuka (open questions),
Yaitu bentuk pertanyaan yang responden masih diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan jawaban.
  1. Pertanyaan yang terbuka dan tertutup,
Yaitu merupakan campuran dari kedua macam pertanyaan tersebut di atas.
Jika angket dilihat dari cara orang memberikan informasi, angket dapat dibedakan dua jenis, yaitu:
a.   Angket langsung,
Yaitu angket yang diberikan kepada subjek yang dikenai, tanpa menggunakan perantara. Jadi penyelidik langsung mendapatkan bahan dari sumber pertama (first resource).
b.   Angket tidak langsung,
Yaitu angket yang menggunakan perantara dalam menjawab. Jawaban-jawaban tidak langsung didapatkan dari sumber pertama tetapi melalui perantara.

Keuntungan metode angket antara lain:
a.       Metode angket merupakan metode yang praktis, dari jarak jauh metode ini dapat digunakan. Penyelidik tidak perlu langsung datang di tempat penyelidikan.
b.       Dalam waktu yang singkat dapat dikumpulkan data yang relative banyak. Disamping itu tenaga yang digunakan sedikit, sehingga dari segi ini merupakan metode yang hemat.
c.        Orang dapat menjawab leluasa, sehingga tidak dipengaruhi oleh orang-orang lain. Orang akan lebih terbuka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Tetapi disamping keuntungan-keuntungan tersebut di atas, angket juga mempunyai segi-segi kelemahan, antara lain:
a.   Oleh karena dengan angket penyelidik mungkin tidak dapat langsung berhadapan muka dengan yang diselidiki, maka apabila ada hal-hal yang kurang jelas, keterangan lebih lanjut sulit dapat diperoleh.
b.   Dalam angket pertanyaan-pertanyaan telah disusun demikian rupa, sehingga pertanyaan-pertanyaan tidak dapat diubah disesuaikan dengan situasinya.
c.    Biasanya angket yang telah dikeluarkan tidak semua dapat kembali. Hal ini harus diperhitungkan apabila mengadakan penyelidikan dengan menggunakan angket.
d.   Kesalahan dalam pelaksanaan (misalnya sugestif), kurang terangnya pertanyaan-pertanyaan, menyebabkan kurang validnya bahan yang diperoleh.
4.   Interviuw
Interviu merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Kalau pada angket pertanyaan-pertanyaan diberikan secara tertulis, maka pada interviu pertanyaan-pertanyaan diberikan secara lisan. Keuntungan-keuntungan pada metode interviu antara lain:
a.   Pada interviu hal-hal yang kurang jelas dapat diperjelas, sehingga orang dapat mengerti apa yang dimaksudkan. Keadaan ini tidak terdapat pada angket.
b.   Pada interviu penginterviu dapat menyesuaikan dengan keadaan yang diinterviu. Pada angket keadaan ini tidak mungkin.
c.    Dalam interviu adanya hubungan yang langsung (face to face) karena itu diharapkan dapat menimbulkan suasana hubungan yang baik, dan ini akan memberikan bantuan dalam mendapatkan bahan-bahan.
Sedangkan kelemahan-kelemahan antara lain:
a.   Penyelidikan dengan interviu kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga, sebab dengan interviu membutuhkan waktu yang lama.
b.   Pada interviu dibutuhkan keahlian, dan untuk memenuhi ini dibutuhkan waktu untukl mendapatkan didikan atau latihan yang khusus.
c.    Pada interviu apabila telah ada prasangka (prejudice) maka ini akan mempengaruhi interviu, sehingga hasilnya tidak objektif.

5.   Biografi
Metode ini merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang bersangkutan. Oleh karena itu biografi juga dapat merupakan sumber penyelidikan dalam lapangan psikologi.
Metode ini disamping mempunyai  keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu bahwa metode ini kadang-kadang bersifat subjektif, dalam arti menurut pandangan yang membuat biografi itu.

6.   Metode klinis
Metode klinis umumnya digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang.
Penyesuaian yang salah dapat berbentuk perilaku anti social, gangguan emosional, gangguan belajar dan keterbelakangan dalam mata pelajaran di sekolah dapat dideteksi dengan metode ini.
Tujuan utama dari metode klinis adalah mempelajari kasus-kasus baik individu maupun kelompok, didalam usaha untuk mendeteksi dan mendiagnosa masalah-masalah khusus yang dihadapi pelajar, serta memberikan langkah-langkah terapi untuknya/pengobatannya agar subjek dapat kembali sehat penyesuaiannya.
Ø  Studi Kasus Klinis
Digunakan untuk menyelesaikan masalah disamping kesukaran belajar, gangguan emosiaonal, juga untuk masalah delinquency (kenakalan remaja).
Data yag diperoleh melalui studi kasus klinis, kemudian dianalisi dan diintepretasikan untuk menemukan sebab-sebab yang menimbulkan masalah tersebut.
Contoh : kasus penyimpangan atau kenalan pada remaja.
Ø  Studi Kasus Perkembangan
Digunakan untuk mengetahui bagaimana jalannya perkembangan dari satu aspek keaspek tertentu. Contohnya bagaimana perkembangan emosi anak umur 6-9 tahun sehingga kita dapat menentukan metode pengajaran matematika yang tidak menimbulkan terlalu banyak kecemasan.
§  Cara Longitudinal
Penelitian dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu pada subjek yang sama, pada contoh diatas kita mengamati anak tersebut dalam jangka waktu  3 tahun (dari usia 6 sampai 9 tahun).
Contoh : ketika saya meneliti perilaku anak dari si anak usia 1 tahun hingga dia berusia 3 tahun (meneliti secara berkelanjutan).
§ Cara Cross-Sectional
Penelitian dilakukan dengan cara memakai sampel-sampel yang mewakili usia anak yang ingin diteliti.
Contoh : ketika saya meneliti perilaku beberapa macam usia anak, misalnya terdapat anak usia 5,6,7,8 dalam satu kondisi dan saya memperbandingkan perilaku anak pada usia-usia tersebut.
7.   Metode eksperimen
Kelebihan metode eksperimen adalah dapat melakukan pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor atau variabel - variabel yang diperkirakan dapat “mencemari atau mengotori” hasil penelitian.
Metode ini merupakan suatu prosedur sistematik yang disebut sebagai experimental design (rancangan eksperimen).
Rancangan ini memiliki dua pengertian.
a.    Adanya langkah-langkah sistematik seperti dalam langkah-langkah penelitian ilmiah
·         Ada masalah (problem)
·         Kumpulkan konsep/teori yang sesuai problem
·         Alternatif jawaban/hipotesis
·         Diuji secara empirik dengan data lapangan
·         Kesimpulan dan generalisasi
b.   Suatu prosedur yang sesuai dengan subjek bagi kondisi-kondisi eksperimen yang ada serta pemilihan teknik statistic yang sesuai.
Contoh : Kelas A difasilitasi AC dikelasnya sedangkan kelas B tidak difasilitasi AC dikelasnya. Lalu apakah fasilitas yang terdapat pada kelas tersebut berpengaruh terhadap proses belajar siswa, pasti berbeda hasil eksperimen kelas A dan kelas B.


8.   Metode testing
Pada sebuah penelitian di dalam dunia pendidikan seringkali melibatkan metode tes. Pada metode ini diajukan berbagai pertanyaan yang telah dirancang untuk dijawab oleh peserta didik yang akan diamati kondisi psikologisnya. Tes dilakukan dengan kaidah-kaidah tertentu. Biasanya tes dimanfaatkan untuk keperluan praktis.

Manfaat Psikologi Belajar bagi Guru
Psikologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan teori-teorinya mulai diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Dunia industri atau perusahaan, pemgembangan sumber daya manusia, dunia klinis atau medi atau kedokteran, dunia pendidikan, parenting skill, pendampingan remaja, dunia olah raga, komunikasi, dakwah, public relation serta berbagai bidang kehidupan lainnya menerapkan ilmu-ilmu psikologi. Khusus dalam dunia pendidikan, terdapat psikologi pendidikan dan psikologi belajar.

Manfaat Mempelajari Psikologi Belajar
Psikologi belajar amat penting bagi setiap orang, akan sangat terasa betapa pentingnya pengetahuan tentang psikologi belajar itu, apabila seorang guru diserahi tanggung jawab sebagai pemimpin, baik pemimpin perkumpulan keagamaan, perkumpulan olah raga, kesenian, sekolah dan sebagainya.
Manfaat dan kegunaan psikologi belajar merupakan alat bantu bagi penyelenggara pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Psikologi belajar dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor, dan juga tenaga profesional kependidikan lainnya dalam mengelola proses pembelajaran.

Fungsi Psikologi Belajar dalam Pembelajaran
Menurut Gage & Berliner, psikologi belajar memiliki beberapa fungsi, yaitu untuk menjelaskan, memprediksikan, mengontrol fenomena (dalam kegiatan belajar mengajar), dan dalam pengertiannya sebagai ilmu terapan juga memiliki fungsi merekomendasikan.
Fungsi psikologi belajar menurut Gage dan Berliner, antara lain menjelaskan, memprediksikan, mengontrol fenomena (dalam kegiatan belajar mengajar), dan dalam pengertiannya sebagai ilmu terapan. Dengan demikian, psikologi belajar dapat membantu guru untuk memahami bagaimana individu belajar. Dengan mengetahui individu belajar, kita dapat memilih cara yang lebih efektif untuk membantu memberikan kemudahan, mempercepat, dan memperluas proses belajar individu.
Psikilogi belajar berfungsi memberikan pemahaman mengenai sifat dan keterkaitan berbagai aspek dalam belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini psikologi belajar mengkaji konsep mengenai aspek perilaku manusia yang terlibat dalam belajar dan pembelajaran, serta lingkungan yang terkait.
Sebagaimana dijelaskan bahwa perilaku siswa  atau siswi terkait dengan konsep-konsep tentang pengamatan dan aktivitas psikis (intelegensi, berpikir,motivasi), gaya belajar, individual defferencies, dan pola perkembangan individu. Sedangkan perilaku guru terkait dengan pengelolaan pembelajaran kelas, metode, pendekatan, dan model mengajar. Lebih lanjut, aspek lingkungan yang terkait dan berperan dalam aktivitas belajar-pembelajaran yakni lingkungan sosial dan instrumental.
Tujuan mempelajari psikologi belajar, antara lain;
1.   Untuk membantu para guru dan calon guru, agar menjadi lebih bijaksana dalam usahanya membimbing murid dalam proses belajar.
2.   Agar para guru dan calon guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan yang efisien dan efektif dengan jalan mempelajari, menganalisis tingkah laku murid dalam proses pendidikan untuk kemudian mengarahkan proses-proses pendidikan yang berlangsung guna meningkatkan ke arah yang lebih baik.

Sumber Bacaan
Gage, H. L, & Berliner, D. C. 1984. Educational Psychology. Chicago: Rand Mc Nally College Publishing Company.
Mangal, S.K.1998. General Psychology. New Dehli : Starling Publisher Private Limited
Shalahuddin, Mahfud. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya : Bina Ilmu
Posting Terkait:
  1. Pengertian Belajar, Ciri-ciri Belajar dan Prinsip Belajar
  2. Konsep Minat Belajar Menurut Beberapa Cendekiawan
  3. Aspek-Aspek Minat Belajar dan Indikator Minat Belajar
  4. Pengertian Sumber Belajar
  5. Pengertian Sumber Belajar Menurut Para Ahli Pendidikan









Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...