Thursday, October 15, 2020

Kapita selekta membahas karya tulis ilmiah

 

karya tulis ilmiah

 

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Isinya;

Latar Belakang adalah dasar ataupun titik tolak untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai apa yang ingin disampaikan.

Latar belakang yang baik adalah yang disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.

latar belakang itu  uraian dari suatu paragraf yang menjelaskan tentang alasan mengapa suatu karya tulis dibuat. Seperti misalnya, latar belakang makalah memuat tentang mengapa topik makalah tersebut harus dibuat.

Begitu juga dengan latar belakang sebuah penelitian, menjelaskan mengenai kenapa penelitian tersebut harus diadakan. Dalam hal ini, latar belakang lebih mengarah pada kepentingan penulis dalam membuat sebuah karya tulis.

Kata akhir dari latarbelakang misalnya. Dari kenyataan tersebut diatas penulis tertarik  ingin membuat karyailmiah dengan judul “Demontrasi Mahasiswa tersulut emosi karena lada lemparan botol ” bila dijadikan dua variabel menjadi “ Peran Demontrasi Mahasiswa tersulut emosi karena lemparan botol dapat merubah kebijakan Pemerintah dalam Pengupahan Buruh   

 2. Rumusan Masalah

 Rumusan masalah adalah pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data, bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan tiap obyek penelitian menurut tingkat eksplanasi artinya penjelasan dari obyek  variabel. (Sugiyono).

Seperti telah dikemukakan diatas. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini di kembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Kemudian dari bentuk masalah itu dapat dikelompokan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

a. Rumusan masalah Deskriptif

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable yang berdiri sendiri. Dalam  penelitian ini, penelitian tidak membuat perbandingan variable dengan sampel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.

Bentuk pertanyaannya, Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi

b. Rumusan Masalah Komparatif

Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.

Bentuk pertanyaanya. Adakah perbedaan antara variabel pertama dan variabel kedua

c. Rumusan Masalah Asosiatif

Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih.

Bentuk pertanyaannya. Seberapa besar pengaruh variabel pertama kepada variabel kedua 

3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah mengangkat rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil sesuatu yang akan diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau ditangani dalam suatu penelitian. Kata-kata dari tujuan penelitian mengungkapkan keinginan peneliti untuk mendapatkan jawaban atas masalah penelitian yang diajukan.

Bentuk rumusan penulisanya adalah diambil dari hasil kuesioner yang dijawab oleh para responden.

4. Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka adalah sebuah bentuk  ulasan mengenai  beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan objek atau permasalahan, yang menjadi hal yang sangat berkaitan dengan penelitian.

5. Kerangka Berpikir

Kerangka Berpikir ini mengangkat  sebuah variabel untuk melakukan sebuah riset ataupun penelitian, bagaimana seorang peneliti harus terlebih dahulu membuat urutan atau menentukan serangkaian kegiatan yang akan dibahas dan bagaimana mencari solusi dari permasalahan.

Kerangka berpikir adalah sebuah gambaran berupa konsep yang didalamnya menjelaskan tentang hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

Jadi, bisa diartikan bahwa kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara mengenai hubungan yang dijadikan sebagai permasalahan pada topik penelitian.

Ada beberapa kriteria kerangka berpikir atau kerangka pemikiran yakni. Pertama, kerangka berpikir harus menerangkan :

- Mengapa penelitian ini dilakukan?

- Bagaimana proses penelitian dilakukan?

- Apa saja yang diperoleh dari penelitian tersebut?

- Untuk apa hasil penelitian diperoleh?

6. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan cara bagaimana kita melakukan penelitian. Penelitian adalah upaya untuk mendapatkan informasi dan melakukan investigasi data, guna mendapatkan ilmu pengetahuan atau menemukan ilmu baru.

Dalam arti sederhana lain metode penelitian dapat diartikan sebagai proses memilih cara yang spesifik untuk menyelesaikan permasalahan dalam menjalankan riset. Selama menjalankan riset membutuhkan waktu yang panjang, maka diperlukan yang namannya cara yang lebih sistematis.

Metodologi penelitian ada karena dilatarbelakangi ingin menemukan jawaban atas permasalahan yang telah muncul. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian dan riset. Dimana riset dan penelitian harus dilakukan secara terstruktur dan tersistematis.

7. Sistimatika Penulisan

Karyailmiah  akan memuat pengetahuan meliputi suatu gagasan maupun deskripsi dan pemecahan masalah. Pengetahuan yang dituliskan dalam karya ilmiah harus didasari dengan fakta dan data yang akurat, karena karya ilmiah juga harus bersifat objektif dan jujur.

 

BAB II

LANDASAN TEORITIS

 

BAB III

PEMBAHASAN

 DATA HASIL PENELITIAN

 

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

 

 

 

Tugas:

 Buatlah Karya Ilmiah dengan judul:

“ Pergaulan Bebas dikalangan Remaja Membawa

Dampak Kerusakan Moral Bangsa”

Wednesday, October 7, 2020

Bimbingan dan Konseling tentang Instrumen

 

Instrumen

 Secara umum instrumen adalah sebuah alat untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau variabel. Instrumen merupakan bahan atau alat untuk need assessment artinya perlu penilaian sehingga program atau layanan yang dibutuhkan kepada siswa dapat dilaksanakan dengan baik.

Jadi instrumen itu adalah alat atau bahan yang digunakan untuk memberikan nilai pada sesuatu hal yang diukur besaran dan ketepatannya agar apa yang dibutuhkan dapat terlaksana dengan tepat.

Instrument assessment digunakan untuk mengumpulkan berbagai data informasi tentang keberadaan siswa yang sebenarnya. Dalam bimbingan dan konseling fungsi utama instrumen terkait untuk memahami perilaku individu seorang siswa sampai seberapa jauh masalah yang sedang dihadapinya.

Instrumen itu dapat digunakan untuk menjadi sarana penelitian bagi seorang guru bimbingan dan konseling. Maka instrumen bisa juga digunakan sebagai  sebuah alat untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan pada Bimbingan dan konseling. Instrumen juga bisa digunakan sebagai alat pada waktu mengungkap masalah atau kasus dengan menggunakan suatu metode tes, kuesioner dll.

Menyusun instrumen Bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh guru Bimbingan dan konseling, manfaatnya jika guru Bimbingan dan konseling telah memahami benar   hasil pengamatan hasil study kasus akan mudah memberikan nasehat dan anjuran yang tepat.

Ada beberapa langkah umum yang bisa ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian study kasus dengan  Langkah-langkah sbb:

1.Analisis variabel penelitian,

yakni mengkaji variabel sebagai obyek kasus atau masalah menjadi sub masalah atau kasus dengan sejelas-jelasnya, sehingga dari kasus itu dapat diketahui indikatornya dan bisa diukur untuk menghasilkan data yang diinginkan oleh seorang BK. Dalam membuat indikator variabel, BK dapat menggunakan teori atau konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan ilmiah yang berkenaan dengan variabel tersebut, atau menggunakan fakta empiris berdasarkan pengamatan lapangan.

2.Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variable, sub-variabel, indikator-indikatornya. Satu variabel mungkin bisa diukur oleh atau jenis instrumen, bisa pula lebih dari satu instrumen.

3.Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau layout instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas atau kemampuan yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan.

Materi atau lingkup materi pertanyaan didasarkan pada indikator varibel. Artinya, setiap indikator akan menghasilkan beberapa luas lingkup isi pertanyaan, serta abilitas yang diukurnya. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek yang diteliti.

Misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka abilitas untuk berbuat prestasi dapat dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. Atau bila diukur sikap seseorang, maka lingkup abilitas sikap dibedakan aspek kognisi, afeksi, dan konasinya (Kehendak).

 

 

4.Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu BK menyusun item dan pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat lebih dari yang ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang betul/diinginkan harus dibuat peneliti.

 

Fungsi Instrumen

Adapun fungsi instrumentasi Bimbingan dan Konseling ada 3 macam, yakni;

1. Sebagai alat pengukuran,

2. Sebagai alat analisa,dan

3. Sebagai alat kendali.

 Jadi Fungsi instrumen adalah mengungkapkan fakta menjadi data. Menurut Arikunto, data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis, benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.

 

a.Pengertian Fakta

 

Fakta adalah suatu informasi yang bersifat nyata atau benar-benar terjadi yang ada di suatu tempat dan dalam waktu tertentu tentang apa yang diamati (lihat ,dengar, raba ,cicip dan cium), realitas yang diamati itu bisa berupa kejadian, benda simbol sifat dan lain sebagainya. Artinya informasi yang kita peroleh dari sebuah pengamatan

Sebuah Fakta dapat dikatakan benar apabila diyakini kebenarannya. Karena keyakinan adalah identik dengan pendapat, orang yang membuat pernyataan faktual juga memegang pendapat bahwa fakta adalah benar. Oleh karena itu semua fakta yang disertai dengan pendapat meskipun pendapat tidak memerlukan fakta-fakta pembenaran akan di percaya mereka, sehingga ada pernyataan bahwa setiap orang berhak atas pendapat mereka sendiri.

 

Contoh Fakta:

“Fasilitas pendidikan di Indonesia yang tidak            memadai”.

   Masih banyak gedung sekolah yang tidak layak digunakan untuk belajar. Data yang diterima Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selama tahun 2011 terdapat sekitar 21 ribu sekolah rusak berat. Bahkan seperti yang dilaporkan Republika, gedung sekolah yang rusak berat itu ada yang sampai merengut nyawa siswa. fakta lain, didaerah terpencil ada bentuk gedung sekolah yang seperti kandang sapi, ruang kelas yang kelihatan tidak nyaman, rak buku yang reot dan hampir rubuh, meja guru yang tidak layak, kamar kecil yang jauh dari sekolah, tempat parkir yang tidak layak juga, ini semua merupakan keprihatinan dunia pendidikan Indonesia.

 b.Pengertian Data

 

Data adalah hasil pengukuran yang bisa memberikan gambaran suatu keadaan. Data juga merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf, angka, bentuk suara, sinyak, gambar, dsb.

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sabagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.

 

Contoh Data;

 

Data Kemenag tentang sarana dan prasarana di sekolah tahun 2008, baru 32 persen MI memiliki perpustakaan. Penyediaan buku teks pelajaran utama baru 3 mata pelajaran/siswa dari idealnya lima mata pelajaran. Ruangan kelas yang rusak ringan dan berat mencapai 42,8 persen. MI yang bersarana multimedia baru 19 persen.

Di tingkat SMP, yang memiliki perpustakaan 63,3 persen. Penyediaan buku teks pelajaran baru 3 mata pelajaran/siswa dari enam mata pelajaran. Sekolah yang bersarana multimedia 47,8 persen, sedangkan yang memiliki laboratorium IPA baru 71 persen.

Pada jenjang MA, keberadaan perpustakaan di MA negeri mencapai 80 persen, di swasta 60 persen. MA negeri yang punya laboratorium multimedia 80 persen, swasta 50 persen. Yang punya laboratorium IPA lengkap (Fisika, Biologi, dan Kimia) sudah 80 persen. Kondisi memprihatinkan di MA swasta, yang punya tiga laboratorium IPA baru 10 persen, dan yang 2 laboratorium IPA 30 persen. Di MTS, yang memiliki perpustakaan sudah mencapai 90 persen, yang punya laboratorium multimedia 75 persen. Untuk peralatan praktek, baru 45 persen MTS yang memakai sesuai standar sekolah nasional.

 

 

Tugas

 

  1. Buatkan kisi kisi study kasus Bimbingan dan Konseling tentang berkaitan dengan terlambat masuk sekolah
  2. Buatkan kisi kisi untuk meningkatkan prestasi belajar

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...