Aplikasi Layanan Konseling Islami
Aplikasi dalam konseling adalah
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik (klien/konseli), keterangan tentang lingkungan
peserta didik, dan lingkungan yang lebih luas”. Pengumpulan data ini dapat
dilakukan dengan berbagai instrument, baik tes maupun non tes.
Berdasarkan kajian teori, menurut
Erhamwilda bahwa model aplikasi konseling Islami adalah sebagai berikut:
1.
Karakteristik konselor;
KONSELOR adalah tenaga pendidik yang
memiliki keahlian dan kompetensi untuk melaksanakan tugas-tugasnya sebagai
seorang guru pembimbing di sekolah, salah satu keahlian yang harus dimiliki
tersebut adalah melaksanakan layanan-layanan bimbingan dan konseling.
Kualitas yang ada pada konselor
adalah semua kriteria keunggulan termasuk pribadi, pengetahuan, wawasan,
ketrampilan dan nilai-nilai yang dimilikinya yang akan memudahkannya dalam
proses konseling sehingga mencapai tujuan yang efektif. Salah satu kualitas
konselor yang dimaksud di atas adalah kualitas pribadi
konselor.
Adapun yang dimaksud dengan kualitas
pribadi konselor adalah kriteria yang menyangkut segala aspek kepribadian yang
amat penting dan menentukan keefektifan konselor jika dibandingkan dengan
pendidikan dan latihan yang diperolehnya.
Konselor dalam menjalankan tugas dan
perannya di sekolah dituntut harus memiliki kompetensi-kompetensi yang
mendukung kinerjanya sebagai konselor tersebut agar dapat menjadi tenaga yang
profesional, ahli dan ideal di bidangnya.
Salah satu kompetensi yang harus
dimiliki seorang konselor adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal
yang mencerminkan kepribadian yang stabil, dewasa, arif dan bejaksana, menjadi
teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. Guru BK harus mampu menjadi tauladan
bagi peserta didik. Contoh perilaku yang baik
lebih mengena dibandingkan dengan perkataan.
Stabil,
Orang dengan kepribadian Stabil dapat
dikatakan punya rasa cinta kedamaian dan akan selalu berusaha menghindari
konflik dengan siapa saja. Mereka juga senang sekali mendengarkan pendapat
orang lain. Tidak heran jika tipe ini sangat cocok untuk dijadikan teman
curhat. Namun, titik lemah dari tipe ini adalah lamban menerima perubahan,
kurang responsif dan kurang berani mengutarakan pendapat.
Dewasa,
Dewasa tidak dilihat dari sisi usia, karena
yang menjadikan tolak ukur sebuah kedewasaan adalah kemampuan untuk memiliki
pola pikir yang matang. Apa saja tandanya ;
a.
Bisa memilah mana yang baik dan buruk
Kamu bisa melihat baik dan buruknya
hal yang kamu pilih atau lakukan dalam hidup. Menjadi baik atau buruk adalah
pilihan hidup. Ktika kamu sudah dewasa, tentunya kamu hanya akan memilih hal
yang baik, bukan? Baik itu terkait dengan pergaulan, pekerjaan, gaya hidup dan
lainnya.
b.
Berpikir sebelum bertindak
Bisa mengendalikan diri saat
menyikapi suatu hal. Seorang yang dewasa akan berpikir mengenai solusi yang
terbaik dan logis untuk dilakukan, yang tidak merugikan diri sendiri atau orang
lain.
c.
Berbesar hati ketika menerima kritik
Dalam proses mengejar mimpi, kamu
akan menerima banyak kritik dari orang lain. Kritik tidak akan membuat kamu
down atau bersedih, melainkan kamu jadikan sebagai bahan introspeksi diri dan
memperbaiki hal-hal yang masih kurang dalam diri kamu.
Menerima kritik memang tidak mudah, tapi
ketika kritik tersebut merupakan kritik membangun, kenapa tidak jadikan
masukkan “gratis” untuk meningkatkan kualitas diri?
d.
Melihat sesuatu dari sudut pandang positif
Kamu bisa melihat sesuatu dari sudut
pandang yang positif sehingga kamu lebih bijak dalam menanggapi sebuah masalah
atau situasi. Kamu membuka diri untuk menerima pola pikir orang dengan pendapat
yang berbeda, dan terbuka untuk berdiskusi sehingga wawasan dan pikiran kamu
terbuka. Dengan begitu kamu tidak menjadi pribadi yang egois dan selalu positif
dalam menerima sudut pandang orang lain.
e.
Mencari solusi, mengakui kesalahan dan tidak
menyalahkan
Ketika dihadapi dengan masalah dan
kamu berkontribusi terhadap kesalahan tersebut, kamu akan berbesar hati untuk
jujur mengakui kesalahan dan fokus mencari solusi untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Kamu tidak akan berusaha mencari kambing hitam untuk disalahkan
karena buat kamu, kesalahan merupakan pembelajaran.
f.
Bisa mengerti orang lain
Mampu menyelami perasaan orang lain
dan mencoba melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang tersebut. Kamu
tidak egois dan mementingkan diri sendiri atau selalu ingin dimengerti.
g.
Tidak mudah tersulut emosi
Karena kamu bisa memilah mana yang
baik dan buruk, dan juga selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak,
kamu tidak mudah tersulut emosi ketika dihadapi oleh situasi yang kurang mengenakkan.
Kamu mampu mengatur emosi kamu dan bisa mengkomunikasikan perasaan tidak nyaman
kamu dengan cara yang baik.
h.
Tidak haus pujian
Tidak memiliki keinginan untuk
menjadikan semua hal tentang dirimu. Tidak impulsif dalam menjalani hidup
dan tidak menganggap pengakuan dari orang lain sebagai tujuan utama hidup kamu.
i.
Bisa mengalahkan rasa takut
Mengerti rasa takut adalah musuh yang harus dikalahkan
dan tidak boleh jadi penghalang kesuksesan kamu dalam mengejar mimpi atau
menjadi penghambat kebahagiaan kamu.
Beranjak dewasa, kamu akan dihadapi
dengan berbagai macam pilihan hidup, misalnya ketika kamu dihadapi dengan
pilihan untuk membuka bisnis atau bekerja di perusahaan. Takut saat akan
merintis bisnis sendiri memang wajar, karena tanpa perhitungan yang matang,
kamu bisa saja gagal dan modal kamu hilang. Tapi rasa takut ini tidak
sepantasnya menghalangi langkah kamu dalam mewujudkan mimpi kan?
Umur tidak menjadi patokan untuk
mengetahui kedewasaan seseorang. Bisa jadi kamu akan bertemu dengan orang yang
lebih muda dari kamu, namun pemikirannya lebih dewasa dibandingkan orang yang
berusia 30 atau 40 tahun.
Kedewasaan tidak datang secara
instan, tapi juga tidak bisa sekadar ditunggu begitu saja. Kamu harus melatih
pola pikir dan sikap dewasa lewat berbagai proses kehidupan. Kuncinya adalah
kemampuan dan keinginan untuk terus berproses memperbaiki diri menjadi lebih
baik, dan open minded atau terbuka serta berkeinginan untuk belajar dalam setiap prosesnya.
Arif dan bijaksana
Sikap arif dan bijaksana merupakan
kepribadian yang harus dimiliki setiap guru dalam mendidik peserta didiknya.
Secara arti kata, “arif” dapat diartikan sebagai bijaksana, cerdik, berilmu,
paham, mengerti.
Bijaksana artinya pandai menggunakan
akal budinya/pengalaman dan pengetahuannya, tajam pikirannya, pandai dan
hati-hati, cermat, teliti, dan sebagainya (KBI, 2003).
Guru yang arif adalah juga guru yang
bijaksana, yang memahami dengan baik ilmunya dan menggunakan akal budinya dalam
berbagai situasi, serta mampu mengendalikan diri dan emosinya dengan baik.
Sikap arif dan bijaksana merupakan karakter atau
kepribadiannya yang mampu menilai diri sendiri, berbagai kondisi, dan prestasi
yang diperoleh secara realistis, menerima tanggung jawab dengan ikhlas,
mandiri, berorientasi pada tujuan, memiliki tanggung jawab yang tinggi, dan
berupaya meningkatkan kehidupan lebih baik dari kemarin, dan besok lebih baik
dari hari ini.
Guru yang bijaksana adalah guru yang
mampu mengendalikan dirinya dengan baik, yang sosok pribadinya yang utuh
mencerminkan segala tingkah lakunya. Budinya luhur, kata-katanya positif
(misalnya “ya”, “amin”), peserta didik dianggapnya sebagai anaknya sendiri, dan
dia dipercaya. Sikapnya lemah lembut, penuh kasih sayang, diimbangi dengan
disiplin dalam mendidik peserta didiknya.
Ciri-ciri guru yang arif dan
bisaksana dapat dilihat dari karakter yang luhur dan akhlaknya yang mulia,
yakni mampu menilai diri sendiri secara realistis dengan berbagai kekurangan
dan kelebihan, dan peka terhadap hati nuraninya, sehingga mampu berlaku adil,
jujur, berani, tegas dan berintegritas atau keteguhan.
Dia juga mampu menilai dan menghadapi
serta menerima segala kondisi yang terjadi, tetap bersikap optimis ketika
menghadapi kegagalan, tidak putus asa, dan ketika berhasil juga tidak angkuh
atau sombong. Secara tulus ikhlas dia menerima dan menjalankan tanggung
jawabnya dengan penuh kesetiaan, bersikap mandiri dalam berpikir dan bertindak,
serta dalam menghadapi situasi yang sangat sulit, mampu mengontrol dan
mengendalikan emosinya, dan tetap berupaya mencapai tujuan yang telah
direncanakan.
Selain itu dia memiliki tanggung jawab sosial yakni menghargai,
menghormati, peduli, bersahabat, komunikatif, dan empati terhadap orang lain.
Dia selalu optimis dan suka bekerja keras, karena yakin bahwa hidup ini bisa
berubah semakin baik dan bahagia. Oleh karena itu diharapkan setiap guru
memiliki sikap arif dan bijaksana dalam menjalankan tugas profesinya.
Hal tersebut dinilai sangat penting
sebagaimana menurut undang-undang nomor 27 tahun 2008 tentang standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor menyebutkan bahwa diantara
kompetensi yang harus dimiliki seorang konselor adalah kompetensi kepribadian.
2.
Karakteristik klien;
3.
Pendekatan konseling Islami;
4.
Asumsi-asumsi pokok dalam pelaksanaan konseling Islami;
5. Tujuan
konseling Islami;
6.
Langkah-langkah melaksanakan konseling Islami;
7.
Pertimbangan konselor dalam memilih pendekatan konseling.
Coba fahami dari catatan tersebut
diatas dengan memberikan pengertian menurut nalar dan pikiranmu dari teori
menurut Erhamwilda.
Kajian hasil pemikiranmu agar
dituangkan dalam kolom komentar dibawah
ini