Metode Ilmiah
A. Penjelasan metode ilmiah
Jika dijelaskan secara lengkap kata Metode Ilmiah terdiri dari
2 (dua) kata yaitu kata Metode dan Ilmiah. Metode merupakan cara
seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk memecahkan masalah yang ada
secara yang sistematis. Sedangkan kata Ilmiah merupakan cara mendapatkan pengetahuan
secara alami dan berdasarkan bukti fisis. Misalnya, manusia hidup karena
adanya oksigen, oksigen keluar dari tumbuhan.
Metode ilmiah adalah suatu proses atau prosedur keilmuan untuk
mendapatkan pengetahuan secara sistematis yang berdasarkan bukti fisis.
Arti kata fisis adalah berhubungan dengan
badan atau jasmani, ragawi, sedangkan maksud bukti Fisis dalam metode ilmiah
adalah berbeda dengan bukti fisik seperti di dalam pelajaran ekonomi yaitu
kepuasan atau kebutuhan, tetapi mengarah kepada bukti nyata yang tampak dan
bukan khayalan belaka.
Metode ilmiah
adalah metode sains yang menggunakan langkah-langkah ilmiah dan rasional untuk
mengungkapkan suatu permasalahan yang muncul dalam pemikiran kita.
Metode ilmiah adalah berusia lebih dari seribu tahun, dating
kembali ke karya Ibn al-Haytham (965-1039). Al-Haytham adalah
seorang pelopor sejati muslim, kadang-kadang disebut “ilmuwan pertama,” yang
menemukan metode ilmiah dan membuat kontribusi yang signifikan terhadap bidang
ilmiah, terutama optik.
Arti dari kata optik adalah berkenaan dengan
penglihatan indra mata dalam bentuk cahaya dengan menggunakan lensa mata, dan
lain sebagainya. Ilmu optik adalah ilmu yang dikembangkan secara khusus
para ilmuwan Muslim di era kejayaan. Para filsuf, ahli matematika, dan ahli
kesehatan Muslim yang paling menonjol di zaman itu berupaya keras mempelajari
sifat fundamental dan cara bekerja pandangan serta cahaya.
''Di bidang ilmu optik inilah mereka
menghasilkan apa yang barangkali merupakan penemuan ilmiah paling orisinal dan
penting dalam sejarah dunia Islam,'' papar Howard R Turner dalam bukunya
berjudul Science in Medival Islam.
Optik adalah
cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya
dengan materi melalui alat-alat optik, yaitu;
1. Mata
2. Kamera
3. Lup (Kaca Pembesar)
4. Mikroskop
5. Teropong (Teleskop)
Seseorang yang melakukan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dapat
memecahkan masalah yang akan membentuk atau mengambil Hipotesis. Hipotesis
adalah membuat kesimpulan sementara, dan inilah yang nantinya akan
menjelaskan masalah yang dapat digunakan untuk pengujian serta untuk melakukan
eksperimen.
Metode
ilmiah tidak tepat didefinisikan, tapi hampir semua ilmuwan setuju bahwa itu melibatkan literasi
dari empat langkah; karakterisasi, hipotesis, prediksi, dan eksperimen untuk
menguji semua bagian sebelumnya urutan. Metode ilmiah bukan resep yang ketat,
tapi teknik cair untuk mengungkap kebenaran.
Unsur utama metode ilmiah tersebut penjelasannya adalah:
- Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
Arti kata karakterisasi adalah perwatakan yang bersifat khas, dalam pengertian lebih luas Karakterisasi merupakan
kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat penting yang bernilai
ekonomi, atau yang merupakan ciri ciri dari varietas yang bersangkutan, varietas adalah kelompok-kelompok yang
memilki ciri tertentu atau gen tertentu tetapi masih dalam satu spesies
Pengamatan yaitu kegiatan menggunakan satu indra atau lebih
seperti melihat, mendengar, mencium, mengecap dan meraba secara saksama untuk
mendapatkan keterangan atau makna dari suatu yang diamati. Kegiatan ini
bertujuan untuk mendapatkan keterangan atau pengetahuan dari suatu peristiwa.
Objek yang diamati dapat berupa makhluk hidup atau bagian dari makhluk hidup
maupun proses dalam kehidupan tersebut. Pengamatan (observasi) dapat dilakukan
secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas,
biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran tidak hanya
terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur
hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau
indeks kepercayaan konsumen. Pengukuran ada beberapa macam alat yaitu: micro
meter, jangka sorong, penggaris dlL
- Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
Hipotesis atau ada pula yang
menyebutnya dengan istilah hipotesa dapat diartikan secara sederhana sebagai
dugaan atau jawaban sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti di bawah
dan thesis yang
berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.
Jika dimaknai secara bebas, maka
hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa
memastikan kebenaran dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji
atau dibuktikan kebenarannya.
Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis,
seorang peneliti dapat dengan sengaja menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau
penelitian. Jika sebuah hipotesis telah teruji kebenarannya, maka hipotesis
akan disebut teori.
Dalam penelitian ada dua jenis
hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti, yakni;
a.
Hipotesis penelitian.
Pengujian hipotesis penelitian
merujuk pada menguji apakah hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel
yang diteliti atau tidak. Jika apa yang ada dalam hipotesis benar-benar
terjadi, maka hipotesis penelitian terbukti, begitu pun sebaliknya.
b.
Hipotesis statistik
Sementara itu, pengujian hipotesis
statistik berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau
tidak terbukti berdasarkan data sampel tersebut dapat diberlakukan pada
populasi atau tidak.
- Prediksi (deduksi logis dari hipotesis).
Prediksi pada
dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya suatu kejadian atau
peristiwa di waktu yang akan datang.
Penelitian prediksi yaitu penelitian yang berupaya untuk melakukan identifikasi terhadap
hubungan atau keterkaitan yang kemungkinan bisa dihitung dengan spekulasi
mengenai sesuatu hal (X) berdasarkan hal lain (Y).
Prediksi
atau perkiraan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya
dalam sebuah universitas melakukan penerimaan mahasiswa baru, pastinya
menggunakan skor minimal yang telah ditetapkan yang artinya dengan skor
tersebut, kemungkinan besar mahasiswa berhasil dalam studinya dengan prediksi
hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam
studinya.
- Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Pengertian Penelitian
eksperimen (Experimental Research) adalah suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainya dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat. Penelitian eksperimen merupakan metode sistematis
untuk membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat.
Penelitian eksperimen merupakan
metode inti dari model penelitian yang mengandung pendekatan kuantitatif. Dalam
metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu, kegiatan
mengontrol, kegiatan manipulasi, dan kegiatan observasi. Dalam penelitian
eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang di teliti menjadi 2
kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok
kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.
Penelitian atau metode ilmiah umumnya menfokuskan untuk melakukan
identifikasi terhadap masalah yang harus dipecahkan, pengumpulan data, lalu
menanalisis data dan menarik kesimpulan yang tepat. Penelitian ini sifatnya
sangat objektif, karena tidak berdasarkan pada perasaan, pengalaman maupun
intuisi seorang peneliti yang sifatnya subjektif.
B. Kriteria metode ilmiah
Supaya metode yang digunakan dalam penelitian disebut dengan Metode Ilmiah,
maka metode tersebut harus mempunyai beberapa kriteria yang sebagai berikut:
1. fakta.
Keterangan atau data informasi yang ingin didapatkan, baik itu yang
dikumpulkan maupun yang dianalisa harus berdasarkan fakta. Jangan penemuan yang
berdasarkan khayalan, legenda, kira-kira dan lain-lain. Jadi intinya harus
berdasarkan kenyataan atau fakta yang benar-benar ada.
Fakta adalah adalah peristiwa yang benar-benar terjadi, nyata
keberadaannya. Dalam pengertian yang lebih lengkap, fakta adalah peristiwa,
keadaan, atau sesuatu yang merupakan kenyataan yang benar-benar ada atau
terjadi. Fakta menunjukkan suatu kebenaran informasi, artinya peristiwa tersebut
terbukti benar-benar ada.
Dalam bahasa Indonesia,
fakta adalah pernyataan yang tak terbantahkan kebenarannya. Pernyataan itu
berupa kalimat yang ditulis berdasarkan kenyataan, peristiwa, atau keadaan yang
benar-benar terjadi secara objektif. Objektif berarti dapat ditangkap oleh
indra dan mengandung kepastian.
Ciri-ciri fakta adalah sebagai berikut:
- Benar-benar ada, terjadi, dan ada buktinya.
- Merupakan jawaban dari pertanyaan: apa, siapa, kapan, di mana, atau berapa.
- Menunjuk pada suatu benda, orang, waktu, tempat, peristiwa, atau jumlah tertentu.
Fakta ilmiah
adalah deskripsi akurat tentang apa yang teramati, atau pernyataan bjektif yang
dapat dikonfirmasikan kebenarannya (empiric) tentang sesuatu yang benar-benar
ada atau peristiwa yang benar-benar terjadi.
Contoh:
• Adalah
fakta bahwa magnet menarik benda-benda tertentu.
• Adalah
fakta bahwa butiran zat cair air yang jatuh di udara berbentuk bulat.
• Adalah
fakta bahwa pelangi terdiri atas beberapa warna.
2. Bebas dari
Prasangka.
Harus bersifat bebas dari prasangka dan pertimbangan-pertimbangan yang
sifatnya subjektif. Fakta harus dengan alasan dan berdasarkan bukti yang jelas
serta objektif. Jadi suatu penelitian harus menunjukan adanya kesesuaian dengan
Hipotesis.
3. Memakai
prinsip analisa.
Dalam memahami dan memberikan arti pada permasalahan yang kompleks,
haruslah menggunakan prinsip-prinsip analisa. Masalah harus dicari sebab dan
juga pemecahannya dengan menggunakan prinsip analisis yang logis. Fakta-fakta
yang dapat mendukung tidak dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat
derkripsinya saja, akan tetapi semua fakta dan kejadian harus dicari sebab
maupun akibatnya dengan menggunakan analisa.
4. Menggunakan hipotesis.
Pada metode ilmiah, seseorang yang melakukan penelitian harus dituntun
dalam proses berfikir menggunakan prinsip analisa. Hipotesis diperlukan untuk
memandu pikiran ke arah tujuannya, sehingga hasil yang nanti didapatkan akan
mengarah kepada sasarannya.
5. Menggunakan ukuran yang objektif.
Seseorang yang melakukan penelitian harus memiliki sikap yang objektif
dalam mencari kebenaran. Data dan fakta yang ada harus dianalisis secara
objektif, pertimbangan maupun penarikan kesimpulan dari penelitian arus
menggunakan pikiran yang benar-benar jernih jadi bukan berdasarkan perasaan
seorang peneliti.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi.
Data ukuran yang sifatnya kuantitatif (jumlah satuan angka) yang biasa
haruslah digunakan. Jika terdapat data ukuran misalnya seperti mm, kg, ohm, per
detik dan lain-lain harus digunakan. Teknik kuantifikasi yang
sering digunakan dan tergolong mudah umumnya menggunakan ukuran rating,
ranking dan nominal.