Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara sistematis melalui bukti fisis. Pada ilmu fisika, metode ilmiah memastikan didapatkannya suatu kesimpulan yang didukung oleh bukti-bukti dan tersusun secara sistematis. Jika tidak dilakukan metode ilmiah maka eksperimen-eksperimen yang dilakukan akan meragukan dan tidak dapat ditetapkan hukum atau rumus yang jelas akan terjadinya suatu fenomena fisis.
Unsur-unsur Metode Ilmiah
1.Karakterisasi
Karakterisasi artinya perwatakan yang bersifat khas. Dalam Metode ilmiah karakterisasi itu ingin mengetahui fisis atau physical dengan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan milik subjek yang diteliti dengan pengamatan dan pengukuran, contoh fisis adalah adanya perubahan suatu sifat benda, yaitu es pada kepanasan tertentu akan berubah menjadi cair, begitu juga sebaliknya benda cair akan membeku pada derajad dibawah 0 derajad.
Ada lima karakteristik dalam menulis metode ilmiah :
- Bersifat kritis, analitis, yang dimana artinya metode ini menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
- Bersifat logis, yang dimana artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah, kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
- Bersifat obyektif, yang artinya dapat dicontoh oleh ilmuan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
- Bersifat konseptual, yang dimana artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
- Bersifat empiris, yang artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta dilapangan
2.Hipotesis
Hipotesis untuk perubahan suatu benda adalah dugaan teoritis sementara yang menjelaskan hasil pengukuran, contohnya perubahan benda cair menjadi es dan sebaliknya. Hipotesis untuk perubahan sikap dan perilaku adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih praduga karena masih harus diverifikasi.
Hipotesis ilmiah ialah ketika mencoba untuk mengungkapkan jawaban untuk masalah diselidiki. Dalam upaya untuk membuktikan hipotesis, peneliti dapat melihat dan mengamati dengan data dan fakta yang ada yang sengaja menyebabkan atau membuat timbulnya gejala. Untuk membuat timbulnya gejala ini harus dengan Percobaan atau eksperimen. Sesudah itu Hipotesis telah diverifikasi melalui percobaan maka akan disebut teori.
3.Prediksi
Deduksi logis dari hipotesis. Contohnya es akan mencair dengan sendirinya bila ada didaerah dingin dengan suhu 0 derajad
4.Eksperimen
Pengujian atas hubungan karakterisasi dengan prediksi dan hipotesis
5.Evaluasi dan pengulangan
Penilaian atas ketepatan hipotesis dan prediksi berdasar hasil yang didapat saat eksperimen, dan pengulangan pada tahap-tahap tertentu apabila tidak didapatkan hasil yang sesuai.
6.Kriteria Metode Ilmiah
a.Berdasarkan fakta
Analisis dan pengambilan kesimpulan yang dilakukan harus didasari pada fakta-fakta yang nyata terjadi, bukan dari opini-opini peneliti saja.
b.Bebas dari prasangka
Saat melakukan eksperimen, peneliti tidak boleh memiliki prasangka. Peneliti boleh memiliki hipotesis, namun eksperimen harus dijalankan secara objektif meskipun diperkirakan hasil tidak sesuai hipotesis.
c.Menggunakan prinsip-prinsip analisis
Penarikan kesimpulan berdasar metode ilmiah harus menggunakan prinsip-prinsip analisis. Hal ini mengartikan dibutuhkannya kejelasan urutan berpikir dan kejadian dalam menjelaskan suatu fenomena fisika. Komponen-komponen permasalahan dan hubungan diantaranya harus diketahui dengan jelas dan dapat dijelaskan secara runut.
d.Perumusan Masalah atau pembuatan hipotesis
Metode ilmiah melibatkan suatu perumusan masalah yang diteliti atau hipotesis penjelasan atas terjadinya suatu fenomena.
e.Menggunakan ukuran objektif
Hasil eksperimen harus diukur dengan suatu ukuran yang objektif, bukan subjektif. Hal ini ditujukan agar hasil eksperimen dipahami dengan mudah oleh setiap orang, dan seminimal mungkin dipengaruhi subjektivitas peneliti. Contoh ukuran objektif adalah satuan-satuan internasional seperti meter untuk mengukur panjang, dan kilogram untuk mengukur massa. Contoh ukuran subjektif adalah ukuran yang relatif terhadap benda yang tidak pasti ukurannya, seperti sejengkal, semata kaki, dan lain-lain.
f.Menggunakan teknik kuantitatif, atau ditambahkan kualitatif
Teknik kuantitatif dengan ukuran yang objektif akan memberikan hasil yang dapat dimengerti secara universal dan minim subjektivitas peneliti. Namun, dapat juga digunakan teknik kualitatif apabila hasil yang didapatkan sulit dideskripsikan dengan suatu ketentuan kuantitatif. Contohnya, pertumbuhan tanaman dinyatakan secara kuantitatif (misal: tumbuh 10 cm dalam 5 hari) dan perkembangannya dinyatakan secara kualitatif (misal: tumbuh bunga dalam 5 hari).
7.Karakteristik Metode Ilmiah
a.Bersifat kritis dan analitis
Metode ilmiah berarti peneliti dengan rinci melakukan observasi dan eksperimen untuk mendapatkan hasil yang relevan dan akurat.
b.Bersifat logis
Metode ilmiah berarti langkah-langkah yang dilakukan peneliti dapat dijelaskan dengan logis, bukan berdasar firasat atau hal lain yang tidak dapat dijelaskan dengan logika.
c.Bersifat obyektif
Hasil-hasil yang didapat harus merupakan hasil yang objektif, artinya hasil itu tidak eksklusif hanya bisa dilakukan oleh peneliti dan bukan merupakan hasil rekayasa.
d.Bersifat empiris
Hasil didapatkan dari kejadian nyata yang benar-benar terjadi, bukan karangan atau berbasis hanya dari opini peneliti sendiri atau orang lain.
e.Bersifat konseptual
Berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan konsep-konsep suatu fenomena. Penelitian bukan terbatas hanya pada fakta-fakta yang dapat dirasakan atau dilihat secara nyata, tetapi juga penjelasan konsep bagaimana fakta-fakta tersebut terjadi dan kaitan diantaranya.
8.Langkah-langkah Metode Ilmiah
a.Observasi Awal
Peneliti mengamati keadaan awal dari objek penelitian. Pada kegiatan ini dilakukan karakterisasi objek dan analisis terhadap sifat-sifatnya.
b.Identifikasi Masalah
Menemukan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian.
9.Perumusan hipotesis
Membuat rumusan awal yang menjelaskan permasalahan yang ingin diangkat. Hipotesis bersifat sementara karena belum adanya hasil objektif dari eksperimen, oleh karena itu hipotesis tidak bisa dijadikan kesimpulan hasil penelitian ilmiah.
10.Eksperimen
Percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menganalisis permasalahan yang ingin diidentifikasi. Eksperimen yang umum dilakukan adalah rekayasa penciptaan ulang permasalahan, dengan kata lain peneliti meniru proses terjadinya permasalahan yang diteliti. Pada eksperimen variabel-variabel yang berpengaruh pada proses fisis dikendalikan sebaik mungkin, sehingga peneliti benar-benar mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh pada hasil eksperimen tersebut.
11.Analisis Hasil
Peneliti melakukan analisis terhadap hasil eksperimen. Analisis ini dikembangkan dari rumusan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya, terutama apakah hipotesis yang dibuat dapat menjelaskan fenomena permasalahan yang terjadi atau tidak. Jika terdapat hubungan yang jelas atau kesesuaian antara hasil eksperimen dengan hipotesis, maka hasil analisis dapat dijadikan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Jika tidak, maka dilakukan pengulangan langkah-langkah sebelumnya. Pengulangan dapat dilakukan dari tahapan perumusan hipotesis atau dari tahap eksperimen.
12.Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan menjadi penutup dari langkah-langkah penelitian dengan metode ilmiah. Setelah hasil dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis, peneliti dapat menarik kesimpulan yang menjelaskan hubungan-hubungan tersebut dengan singkat. Kesimpulan sejatinya dibuat dengan jelas dan padat, menggambarkan inti dari eksperimen dan tidak keluar dari eksperimen yang dilakukan
Tugas:
- Metode Ilmiah dengan contoh diatas didasarkan pada perubahan benda, sekarang buatkan contoh dari mulai karakterisasi hingga menarik kesimpulan tentan metode ilmiah penelitian mengenai bagaimana pengaruh yang terjadi perubahan sikap dan perilaku bila sekelompok siswa sudah diberikan pelajaran pendidikan islam
- terjadi penambahan pertukaran barang sejenis pakai jangka waktu 1 bulan mengapa disebut riba
- bagaimana cara menganlisa tentang peranan Guru Matematika dapat mencerdakan anak kelas 1 Madrasah ibtidaiah