Friday, September 4, 2020

Kapita Selekta tentang Problematika Pendidikan Islam

Problematika Pendidikan Islam

Problem Konseptual-Teoritis:

Pengertian dan Definisi  konseptual merupakan sesuatu yang disusun secara terperinci terencana dengan matang, punya dasar teori yang kuat, latar belakang yang jelas, rencana yang baik , tujuan yang jelas manfaat yang baik.

Konsep disini diibaratkan sebagai rancangan abtrak, jika rancangan baik maka hasil dari tugas yang dirancang tersebut juga bisa baik. Sebagian besar mungkin sudah mengetahui apa itu konsep, tapi bagaimana dengan konseptual? berikut pengertian konseptual.

Konsep Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia

Konsep adalah Abstrak, Entitas mental yang mencakup Universal merujuk pada Kategori Kelas dari sebuah Entitas, Kejadian atau Hubungan.

Konsep merupakan sebuah Abstraksi dari suatu Ide atau Gambaran Mental, yang dinyatakan dalam Suatu Kata atau Simbol-Simbol. Konsep juga dinyatakan sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam karakteristik.

Konsep Menurut Bahasa

Sedangkan konsep menurut Bahasa Latin istilah Konsep yang berarti Conceptum adalah Sesuatu yang akan dipahami.

Konsep dalam Bahasa Jerman dengan istilah “Hund”, dalam Bahasa Perancis “chien”, dalam bahasa Spanyol “Perro”.

Konsep Menurut Ilmuwan

Aristoteles dalam bukunya yang berjudul “The Classical Theory Of Concepts”, menyatakan bahwa Konsep merupakan Penyusunan utama dalam pembentukan pengetahuan Ilmiah dan Filsafat dalam pemikiran Manusia.

Soedjadi menyatakan bahwa Konsep merupakan Sebuah Ide Abstrak yang dapat digunakan dalam melakukan Klasifikasi atau Penggolongan. Pada umumnya konsep dinyatakan sebagai suatu Istilah atau Rangkaian kata dalam bentuk Lambang dan Bahasa.

Konseptual memberi tahu mengenai arti konsep secara abstrak atau teoretis. Konseptual juga menggambarkan sesuatu dalam hal karakteristik abstrak dan hubungannya dengan entitas konseptual lainnya.

Contoh konseptual misalnya, “administrasi Sekolah memastikan bahwa manajemen disekolah memiliki informasi terkini yang secara akurat mencerminkan kinerja Tatausaha dalam memproses data akurasi siswa secara tepat waktu.” Dalam hal ini, konsepnya adalah “manajemen”, “kinerja” , “Model tepat waktu”, dan sebagainya.

Poblem Pendidikan Islam

Ketertinggalan pendidikan Islam sekarang ini dapat dilihat dari salah satunya adalah terjadinya penyempitan pemahaman pendidikan Islam yang hanya berkisar pada penekanan aspek kehidupan kebahagiaan ukhrawi saja dengan mengenyampingkan kebahagiaan duniawi, bahkan dalam pemahaman agama saat ini berkembang terpisah dengan kehidupan duniawi, atau aspek kehidupan rohani yang terpisah dengan kehidupan jasmani. Oleh karena itu, yang terlihat sekarang ini tampak ada cara pandang yang memunculkan pembedaan yang memisahan antara yang dianggap agama dan bukan agama, yang sakral dengan yang profan (duniawi), antara dunia dan akhirat.

Cara pandang tersebut diatas, bahwa dengan memisahkan antara yang satu dengan yang lain ini disebut sebagai cara pandang dikotomi yaitu pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan, pendidikan Islam masih memisahkan antara akal dan wahyu, serta pikir dan zikir. Maka dengan adanya dikotomi inilah menjadi pendidikan menjadikan salah satu penyebab ketertinggalan pendidikan Islam.

Hingga kini, perihal yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan itu pendidikan menjadi paradigma atau model kurang berkembangnya konsep humanisme religius dalam dunia pendidikan Islam, maka orang akan selalu berpandangan bahwa pendidikan Islam lebih berorientasi pada konsep ‘abid’ yaitu, manusia sebagai hamba, ketimbang sebagai konsep khalifatullah bahwa manusia sebagai khalifah Allah.

Sekarang, apakah itu humanisme  religius? Secara istilah, humanisme religius dapat diintergrasikan menjadi pendidikan religius dan pendidikan humanis.

Humanisme berasal dari bahasa latin, yaitu humanus dari kata homo yang memiliki arti manusia. Sedangkan religius berasal dari bahasa latin juga yaitu relegere yang memiliki arti agama atau keagamaan. Humanisme sendiri memiliki pengertian atau dapat diartikan menjadi paham yang sangat menjunjung tinggi nilai serta martabat manusia sebagaimana kodratnya dan religius dapat diartikan sebagai hubungan spiritual antara Tuhan dan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya.

Dari penjabaran di atas dapat diartikan juga bahwa pendidikan humanisme religius adalah menempatkan manusia dalam kedudukan yang tinggi namun tetap tidak meninggalkan nilai-nilai agama. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa sesungguhnya pendidikan humanisme religius merupakan pengajaran kepada anak muda dalam mengembangkan potensi yang berorientasi pada manusia seutuhnya dengan melibatkan aspek tanggung jawab antara manusia dengan Tuhan atas aturan-aturan-Nya. Sehingga humanisme religius sangat diperlukan agar setiap individu memiliki kesalehan yang sangat dibutuhkan oleh diri sendiri, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara.

Praktik humanisme religius sendiri memiliki tujuan agar manusia dapat memanusiakan dirinya sendiri sehingga seluruh potensinya dapat tumbuh secara utuh dan penuh menjadi pribadi yang dapat terus memperbaiki diri dengan keterlibatan Tuhan sebagai pencipta.

Contoh pendidikan humanisme religius antara lain siswa atau seorang anak muda yang belajar dari pengalaman hidupnya dan membangun kedisiplinan serta perubahan  kearah yang lebih baik, guru dengan siswanya, orang tua dengan anaknya. Tujuan dari pendidikan humanisme religius ini juga untuk menghargai nilai-nilai agama dan spiritual yang telah ada, menjunjung tinggi moral manusia, memperkuat semangat, menciptakan hati yang bersih yang hidup dalam kehidupan yang sederhana.

Di samping itu, pendidikan Islam menghadapi masalah serius berkaitan dengan perubahan masyarakat yang terus menerus semakin cepat, lebih-lebih perkembangan ilmu pengetahuan yang hampir-hampir tidak memperdulikan lagi sistem suatu agama.

Tolak ukur kemajuan pendidikan

Ada satu tulisan tentang tolak ukur kemajuan pendidikan yang sampai saat ini , katanya negara yang dinobatkan memilki pendidikan terbaik di dunia adalah “Filandia”, bahkan kabarnya Amerika dan Korea selatan akan menduplikasi system pendidikan dari Filandia.

Pendidikan memang begitu penting bagi negaranya sampai Negara adidaya mau merubah system pendidikannya demi mendapat generasi penerus bangsa yang yang berkualitas .

Perbedaan antara pendidikan Indonesia dengan Filandia  seperti tidak adanya PR, singkat durasi di bersekolah, tidak adanya ujian nasional, usia masuk solah 7 tahun dll.

Upaya pemeritah Indonesia dalam menyelenggarakan pendidikan baik direalisasikan dengan cara sendiri berupa pergantian "ambisius". Padahal mungkin kesalahan Indonesia bukan terletak pada kurikulumnya Jika diibaratkan kurikulum adalah sebuah pistol, maka dengan pistol ini seseorang ingin mengenai target sasaran tembak, maka dari ibarat itu  yang seharusnya berkualitas baik yang harus diperbaiki itu bukan pistolnya, namun skill atau keahlian dari si penembak tersebut.

Kondisi sekarang ini,

Pendidikan Islam berada pada posisi determinisme historik dan realisme. determinisme adalah paham yang menganggap setiap kejadian atau tindakan menjadi bagian dari dirinya sendiri, baik yang menyangkut jasmani maupun rohani, kejadian itu merupakan konsekuensi kejadian sebelumnya yang ada di luar kemauan.

Determinisme historik dan realisme ini dalam artian bahwa, ada kisah sejarah kejayaan islam masa lalu pada daulat Bani Abbasyiah, satu sisi umat Islam menjadikan kejayaan islam dalam ilmu pengetahuan pada masa itu berada pada romantisme historis zaman Kejayaan Islam (750 M - 1258 M), ketika itu para filsuf, ilmuwan, dan tehnokrat dari dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri.

Secara sederhana, era dimaksud dipicu oleh empat hal yang saling mendukung satu sama lain.

Hal pertama adalah ketika khalifah pertama Dinasti Umayyah yaitu Mu’awiyah ibn Abu Sufyan setelah para khalifah khulafaur Rashidin: Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali’  melakukan invasi  ke daerah Trans atau terputus antara jordania dan Syiria sampai dia menemukan banyak banget manuskrip-manuskrip yaitu tulisan tangan para ahli kuno yang berada disuatu musium di Kota Damaskus yang terwariskan dari perkembangan ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi yaitu peninggalan Sokrates, Plato, Aristoteles, Galen, Euclid, dan sebagainya sudah pernah menjadi pusat sejarah peradaban kemajuan islam.

Berdasarkan penemuannya itu, Mu’awiyah terinspirasi untuk memberdayakan tulisan tangan para ahli filsuf Yunani kun ini sebagai dasar penggalian ilmu bagi umat lslam dengan cara  membuat suatu pondasi peradaban Islam yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Maka perluasan wilayah itu menjadi dasar pengembangan kemajuan ilmu pengetahuan umat islam

Pemicu yang kedua, adalah karena pada saat yang bersamaan kekhalifahan Ummayyah sedang mengadopsi teknologi penulisan naskah di atas kertas yang awalnya berkembang di Tiongkok. Dengan perkembangan teknologi penulisan itu, Mu’awiyah juga menyewa tenaga ilmuwan-ilmuwan dari Yunani dan Romawi untuk melakukan terjemahan terhadap naskah-naskah kuno tersebut ke dalam bahasa Arab.

Pemicu ketiga adalah ketika dinasti Ummayah beralih menjadi dinasti Abbasiyah yang ditandai perpindahan pusat pemerintahan dari Damaskus ke Baghdad di Mesopotamia. Dengan perpindahan pusat pemerintahan itu, yang dulunya (waktu di Damaskus) peradaban Islam dapet pengaruh kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari Yunani dan Romawi, nah pas di Baghdad dapet tambahan pengaruh lagi dari kebudayaan Persia dan India. Komplitlah sudah! Seluruh sumber ilmu pengetahuan terlengkap yang dimiliki umat manusia (Yunani, Romawi, Persia, India) pada saat itu akhirnya bisa ngumpul di satu titik lokasi.

Pemicu yang keempat adalah pengaruh 2 orang khalifah besar, yaitu Harun Al Rasyid dan anaknya, Al Ma’mun yang punya cita-cita mulia untuk membangun peradaban Islam yang menjunjung tinggi perkembangan sains, logika, rasionalitas, serta menjaga kemajuan ilmu pengetahuan serta meneruskan perkembangan ilmu yang telah diraih oleh Bangsa India, Persia, dan Byzantium. Tanpa adanya peran mereka berdua yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, Zaman Keemasan Islam kemungkinan tida bakal pernah muncul pada masa itu.

Masa sekarang ini dengan melihat sejarah tersebut merasa bangga, karena pernah memiliki para pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan besar dan mempunyai kontribusi yang besar pula bagi pembangunan peradaban dan ilmu pengetahuan dunia serta menjadi transmisi bagi khazanah Yunani, namun di sisi lain dibalik kebanggaan itu, umat islam menghadapi sebuah kenyataan, bahwa pendidikan Islam tidak berdaya bila dihadapkan kepada realitas masyarakat industri dan teknologi modern sekarang ini. Hal ini pun didukung dengan pandangan sebagian umat Islam yang kurang meminati ilmu-ilmu umum dan bahkan sampai pada tingkat pemberian lebelisasi yang “diharamkan”.

No comments:

Post a Comment

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...