Tuesday, April 7, 2020

Konsep dasar Model Pembelajaran


Catatan:

Kuliah Jarak jauh ini untuk dikaji dan ditanggapi oleh masing masing mahasiswa Semster IV, kepada semua Mahasiswa diminta untuk memberikan tanggapannya sebagai bukti belajar dirumah, bagi yang memberikan tanggapan dikolom kementar dianggap hadir kuliah dan menjadi dasar absen pertemuan ke 7 (tujuh).


Konsep dasar Model Pembelajaran

Kata Model ada beberapa macam arti, diantaranya menurut bahasa artinya pola, contoh, acuan dan ragam. Pengertian yang lebih luas, Model adalah representasi atau yang mewakili dari suatu objek, yaitu benda, atau ide-ide dalam bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena tertentu, misalnya rumah model itali, spanyol, jepang dll. Dalam bahasa verbal, Model adalah sebuah model dalam bentuk perilaku mengikuti sistem pada kondisi yang berbeda dideskripsikan dengan kata-kata, misalnya  menjelaskan sebuah benda atau tempat yang pernah dilhatnya.

Sedangkan kata pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, atau dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran yang sistematis adalah pembelajaran yang diskenariokan dengan sebaik-baiknya, yaitu, pembelajaran yang memperlihatkan secara utuh kaitan antara tujuan pembelajaran,  materi yang akan disampaikan, proses pembelalajaran dan evaluasi yang  akan digunakan.
Dalam proses pembelajaran penyampaian materi yang disajikan secara sistematis akan sangat memudahkan peserta didik dalam menyerap materi yang disampaikan.
Pengertian  pengalaman belajar  menurut Tyler (1973:63) adalah sebagai berikut. Learning experience is not the same as the content with which a course deals nor the activities performed by the teacher. The term learning experience refers to the interaction between the learner and the external conditions in  the environment to which he can react. Learning takes place through the active behaviour of the student; it is what he does that he learns, not what teacher does.
(Pengalaman belajar tidak sama dengan konten materi pembelajaran atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. Istilah pengalaman belajar  mengacu kepada interaksi antara pelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang ia reaksi. Belajar melalui perilaku aktif siswa; yaitu apa yang ia lakukan saat ia belajar, bukan apa yang dilakukan oleh guru).
Tujuan Belajar berlangsung karena adanya tujuan yang akan dicapai seseorang. Tujuan inilah yang mendorong seseorang untuk melakukankegiatan belajar, sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2011: 26-28) bahwa tujuan belajar pada umumnya ada tiga macam, yaitu :
a)   Mendapatkan pengetahuan.
Hal ini ditandai dengan terhubungnya kemampuan berpikir dan pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Kemampuan berpikir tidak dapat dikembangkan tanpa adanya pengetahuan dan sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
Lebih jelasnya, Kemampuan berpikir merupakan kegiatan penalaran yang berawal dari pengamatan kemudian menimbulkan reaksi reflektif, kritis dan kreatif, yang berorientasi pada suatu proses intelektual yang melibatkan pembentukan konsep (conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, dan komunikasi - sebagai landasan kepada satu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan.
Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan adalah hasil dari pemahaman setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sebuah obyek tertentu. Penginderaan tersebut terjadi melalui panca indera yang dimiliki oleh manusia, yakni indera pendengaran, penglihatan, penciuman bau, rasa serta raba. Diketahui sebagian besar pengetahuan yang diperoleh manusia yaitu melalui indra penglihatan dan pendengaran.
b)   Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep memerlukan keterampilan, baik keterampilan jasmani maupun keterampilan rohani.
Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat diamati sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan penampilan atau gerak dari seseorang yang sedang belajar termasuk dalam hal ini adalah masalah teknik atau pengulangan.
Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan, keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu konsep.
c)    Pembentukan sikap.
Pembentukan sikap, mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, dengan dilandasi nilai, anak didik akan dapat menumbuhkan
kesadaran dan kemampuan untuk mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
Sikap adalah tingkah laku atau gerakan-gerakan yang tampak dan ditampilkan dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Interaksi tersebut terdapat proses saling merespon, saling mempengaruhi serta saling menyesuiakan diri dengan lingkungan sosial.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Sikap merupakan kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan (Keyakinan.), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak
Pengertian “mental secara definitif belum ada kepastian definisi yang jelas dari para ahli kejiwaan. Secara etimologi kata “mental” berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai pengertian sama dengan pengertian psyche, artinya psikis, jiwa atau kejiwaan
James Draver memaknai mental yaitu “revering to the mind” maksudnya adalah sesuatu yang berhubungan dengan pikiran atau pikiran itu sendiri
Secara sederhana mental dapat dipahami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan batin dan watak atau karakter, tidak bersifat jasmani (badan
Kata mental diambil dari bahasa Latin yaitu dari kata mens atau metis yang memiliki arti jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat. Dengan demikian mental ialah hal-hal yang berkaitan dengan psycho atau kejiwaan yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Setiap perilaku dan ekspresi gerak-gerik individu merupakan dorongan dan cerminan dari kondisi (suasana) mental
Sedangkan secara terminologi para ahli kejiwaan maupun ahli psikologi ada perbedaan dalam mendefinisikan “mental”. Salah satunya sebagaimana dikemukakan oleh Al-Quusy (1970) yang dikutip oleh Hasan Langgulung, mendefinisikan mental adalah paduan secara menyeluruh antara berbagai fungsi-fungsi psikologis dengan kemampuan menghadapi krisis-krisis psikologis yang menimpa manusia yang dapat berpengaruh terhadap emosi dan dari emosi ini akan mempengaruhi pada kondisi mental.
Pengertian lain “mental” didefinisikan yaitu yang berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan atau proses yang berasosiasi dengan pikiran, akal dan ingatan. Seperti mudah lupa, malas berfikir, tidak mampu berkonsentrasi, picik, serakah, sok, tidak dapat mengambil suatu keputusan yang baik dan benar, bahkan tidak mempunyai kemampuan untuk membedakan yang benar dan yang salah, yang hak dan yang batil, antara halal dan haram, yang bermanfaat dan yang mudharat
Dari sini dapat ditarik pengertian yang lebih signifikan bahwa mental itu terkait dengan, akal (pikiran/rasio), jiwa, hati (qalbu), dan etika (moral) serta tingkah laku). Satu kesatuan inilah yang membentuk mentalitas atau kepribadian (citra diri). Citra diri baik dan jelek tergantung pada mentalitas yang dibuatnya.
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan atau genetika. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang.


Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan kata “pendekatan pembelajaran dan strategi pembelajaran “
Pendekatan Pebelajaran
Pengertian Pendekatan Pembelajaran adalah cara pandang seorang guru melihat sekumpulan siswa dikelas dalam rangka menyampaikan materi ajar atau bisa juga diartikan sebagai titik tolak seorang pendidik yang digunakan oleh seorang guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran serta tercapainya kecakapan dan kemampuan yang ditentukan. 
Kecakapan dan kemampuan dalam dunia pendidikan itu biasa disebutkompetensi”, secara etimologis kata “kompetensi” hasil adobsi dari bahasa Inggris, yaitu “competence”  atau “competency”.
Kompetensi telah didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat teramati mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan kompetensi (competency)? Secara umum adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas di bidang tertentu, sesuai dengan jabatan yang disandangnya.
Pendapat lain mengatakan arti kompentesi adalah suatu “keterampilan, pengetahuan, sikap dasar, dan nilai” yang terdapat dalam diri seseorang yang tercermin dari kemampuan berpikir dan bertindak secara konsisten. Dengan kata lain, kompetensi tidak hanya tentang pengetahuan atau kemampuan seseorang, namun kemauan melakukan apa yang diketahui sehingga menghasilkan manfaat.
Stephen P. Becker dan Jack Gordon berpendapat bahwa dalam suatu kompetensi terkandung beberapa unsur, yaitu]:
a.   Pengetahuan (knowledge),
Kesadaran seseorang di bidang kognitif atau pengetahuan. Pengetahuan adalah informasi yang di dapat untuk memperoleh pemahaman, pembelajaran dan pengalaman. Pengetahuan adalah hasil “tahu” melalui panca indera manusia: Indera penglihatan, pendengaran , penciuman , rasa dan raba.
Misalnya, seorang guru sebelum mengajar terlebih dahulu mengetahui cara melaksanakan kegiatan mengajar dengan melakukan identifikasi, metode mengajar dan proses pembelajaran terhadap siswa.
b.   Pengertian (understanding),
Pengertian ini lebih kepada arti pemahaman tentang kedalaman kognitif dan afektif siswa. jadi pengertian adalah memberikan gambaran atau pengetahuan tentang sesuatu yang ada didalam pikiran kedalam pikiran orang lain.
Misalnya, ketika seorang guru akan melaksanakan kegiatan pembelajaran harus sudah menguasai pemahaman yang baik terhadap keadaan siswa sehingga pembelajaran tersebut akan berjalan dengan baik dan efektif.
c.    Keterampilan (skill),
Kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan dengan mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan atau tugas, kemampuan individu ini adalah untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Contoh dari keterampilan ialah seperti keterampilan menjahit, keterampilan memasak, keterampilan menyanyi, keterampilan menulis, dan lain sebagainya.
d.   Nilai (value),
Nilai menyangkut norma yang telah diyakini secara psikologis telah menyatu dalam diri individu. Nilai akan memberikan pemaknaan yang  cukup penting dalam kehidupan sehari-hari yang akan dijalani oleh manusia itu sendiri. Sebenarnya secara umum pengertian nilai bisa diartikan sebagai suatu gagasan terkait apa yang dianggap baik, indah, layak, dan juga dikehendaki oleh seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan.
Lebih dari itu, bahkan nilai dapat menjadi cerminan serta gambaran akan hidup dan tatanan dalam masyarakat  yang saling membantu keteraturan sosialnya.
Misalnya; siswa yang mentaati ajaran agama pasti akan mentaati nilai kehidupan dimasyarakat tentang pergaulan sosialnya

Menurut Soerjono Soekanto, nilai merupakan konsepsi abstrak yang ada di diri manusia, hal ini dikarenakan nilai dapat dianggap baik dan dapat pula dianggap jelek.

Nilai yang baik selalu menjadi simbol kehidupan yang bisa mendorong integritas sosial sedangkan nilai buruk akan memberikan dampak yang kurang diinginkan dan di senangi dalam hal ini seperti hal dampak yang terjadi pada konflik.
e.   Minat (interest),
Keadaan yang mendasari motivasi individu, keinginan yang berkelanjutan dan orientasi psikologis.
Minat ini merupakan perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Minat ini merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu. Contohnya seperti, minat terhadap pelajaran, olahraga, atau juga hobi.
Minat memiliki sifat pribadi (individual). Artinya, tiap-tiap orang memiliki minat yang dapat saja berbeda dengan minat orang lain. Minat tersebut berhubungan erat dengan motivasi seseorang, sesuatu yang dipelajari, dan juga dapat berubah-ubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman, serta juga mode yang sedang trend, bukan bawaan sejak lahir.
Faktor yang mempengaruhi munculnya minat seseorang tergantung pada kebutuhan fisik, sosial, emosi, dan juga pengalaman. Minat diawali oleh perasaaan senang dan juga sikap positif.
Dari pengertian minat di atas dapat disimpulan bahwa minat ini bukanlah sesuatu yang statis atau juga berhenti, tetapi dinamis dan juga mengalami pasang surut. Minat tersebut juga bukan bawaan lahir, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari. Artinya, sesuatu yang sebelumnya tidak diminati, itu dapat berubah menjadi sesuatu yang diminati karena adanya masukan-masukan tertentu atau juga wawasan baru serta juga pola pemikiran yang baru.
 Misalnya, seorang guru yang baik selalu tertarik dalam membina dan memotivasi siswa agar dapat belajar sebagaimana yang diharapkan.
 
Secara umum, pendekatan pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1.   Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered Learning)
Pembelajaran berpusat pada siswa , pendekatan ini bukan pendekatan baru di dunia pendidikan, tetapi memang Pembelajaran Berpusat Pada Siswa baru bagi dunia pendidikan Indonesia.
Pembelajaran Berpusat Pada Siswa  (Student Centred Learning) merupakan pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 tertuang secara jelas dalam Permendikbud No. 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Pada dokumen regulasi tersebut Pembelajaran Berpusat Pada Siswa  (Student Centred Learning) sebagai ciri Pembelajaran Kurikulum 2013 perlu diikuti dengan penyempurnaan pola pikir (mindset) sebagai berikut (Permendikbud No. 70 Thn 2013) :
  1. perubahan dari pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif, interaktif antara guru dengan peserta didik, masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
  2. pola pembelajaran isolasi menjadi pembelajaran secara jejaring, peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet;
  3. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif, mencari pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains;
  4. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
  5. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
  6. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
  7. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
  8. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Dengan penerapan pendekatan-pendekatan di atas secara terpadu, proses pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) pada pendekatan pembelajaran kurikulum 2013 diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang menguasai 4 (empat) kompetensi inti lulusan yaitu :
1.   Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2.   Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3.   Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4.   Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Pembelajaran berpusat pada siswa  (Student Centred Learning) menjadi pendekatan wajib bagi pembelajaran kurikulum 2013 yang mendahulukan kepentingan dan kemampuan siswa (dalam belajar). 
Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) harus memberi ruang bagi siswa untuk belajar menurut ketertarikannya, kemampuan pribadinya, gaya belajarnya. Siswa secara natural berbeda-beda satu dengan yang lainnya baik dalam ketertarikannya terhadap suatu bahan ajar, kemampuan intelektual masing-masing maupun dalam gaya belajar yang disukainya.
Guru dalam pembelajaran kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa (student centred) berperan sebagai fasilitator yang harus mampu membangkitkan ketertarikan siswa terhadap suatu materi belajar dan menyediakan beraneka pendekatan cara belajar sehingga siswa (yang berbeda-beda tersebut) memperoleh metoda belajar yang paling sesuai baginya. Lebih jauh lagi kemampuan intelektual dari masing-masing siswa berbeda-beda. Sebagian siswa bisa belajar secara mandiri dengan cara mendengar, membaca, melihat, menonton video, mengikuti demonstrasi keahlian tertentu dsb. sendiri tanpa orang lain membantunya, namun sebagian lainnya siswa perlu berinteraksi atau berkolaborasi dengan lingkungan belajar lainnya seperti dengan teman-temannya, guru, lingkungan kelas, sekolah dan bahkan perlu bekerja bersama dalam suatu kelompok kerja. Sebagian yang lain lagi perlu sedikit bermain dengan tantangan dsb.
Karena itulah di dalam pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) pada pembelajaran kurikulum 2013, guru perlu menyediakan wahana, media dan pendekatan cara belajar yang bervariasi pada pembelajaran kooperatif atau kerja kelompok.
Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) menurut konsep pembelajaran Kurikulum 2013 SMK SMA SMP SD diwujudkan melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan yang diistilahkan dengan pendekatan saintifik. Melalui 5 tahapan tersebut guru pada pembelajaran berpusat pada siswa menurut Kurikulum 2013 SMK SMA SMP SD harus mampu memotivasi dan membangkitkan ketertarikan siswa pada topik pelajaran, membimbing siswa mempertanyakan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses-proses maupun prosedur-prosedur yang relefan. Selanjutnya guru harus mampu memfasilitasi dan membimbing siswa mengumpulkan informasi-informasi pendukung fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses-proses maupun prosedur-prosedur tersebut untuk kemudian dibimbing mengasosiasikan, menemukan hubungan dan menyimpulkan.
Tahapan terakhir pembelajaran berpusat pada siswa menurut pembelajaran Kurikulum 2013 SMK SMA SMP SD adalah mengkomunikasikan semua aspek fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip maupun prosedur-prosedur, hubungan antar elemen tersebut. Jangan lupa … semua tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan harus dirasakan oleh siswa secara individual maupun dalam kerja sama atau kerja kelompok atau pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan semua anggota kelompok harus terlibat berkolaborasi, punya peran masing masing (bersifat kolaboratif – collaborative learning). 

2.   Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning).
Untuk menciptakan sebuah kondisi yang menunjang pembelajaran yang baik, yang dapat membuat para peserta didik dapat memahami pelajaran yang disampaikan oleh tenaga pendidiknya dengan baik maka diperlukan banyak hal yang harus kita perhatikan.
Yang menjadi bahan acuan tentang keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran akan dapat terlaksana dengan baik adalah adanya seorang tenaga pendidik yang berkualitas, yang mampu melihat situasi dan kondisi yang di alami oleh para peserta didik selama pembelajaran sedang berlangsung.
Pembelajaran yang menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru tidak terlepas dari kemampuan guru untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif didalam proses pembelajaran.
Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model tersebut dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaiatan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa-siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran.
Pendekatan yang berpusat pada guru lebih menekankan aspek pengetahuan atau transfer ilmu dari guru kepada peserta didik,

Tidak ada satu model pembelajaran yang terbaik, yang terbaik adalah model pembelajaran yang dapat membawa peserta didik mendekati atau mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Artinya, metode atau prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun sesuai metode yang digunakan dan berdasarkan pendekatan yang dianut.
Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik.
Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas. lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian, teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat bervariasi, untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.

Metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara atu prosedur yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan yang bersifat implementatif. Dengan kata lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru bisa sama, tetapi teknik penyampaiannya yang berbeda-beda.
Dalam melaksanakan metode pembelajaran ada beberapa tahap, yang pertama adalah pendahuluan, pada kegiatan pendahuluan guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik untuk naik ketahap kedua yaitu pemberian materi pelajaran yang akan disampaikan, tahap ketiga pentup biasanya diisi dengan evaluasi.
Di dalam pelaksanaan pendidikan, tentunya ada banyak contoh metode pembelajaran yang bisa digunakan. Misalnya bila metode pembelajaran harus bisa memberikan gambaran yang memiliki sisi negatif dan positifnya, maka harus diketahui apa saja sisi negatif dan positif tersebut. supaya lebih mudah dikendalikan. Berikut penjelasannya :

1. Metode Ceramah

Yang merupakan penuturan materi di dalam bahan ajar dengan cara lisan yang dilakukan oleh pengajar.
Kelebihannya :
  • Adalah sebuah metode yang mudah dan murah.
  • Dapat menyajikan materi pelajaran dengan luas dan lebih terperinci.
  • Pengajar bisa mengontrol keadaan kelas dengan lebih mudah.
Kekurangannya :
  • Materi yang diserap oleh para siswa hanya sebatas apa yang diajarkan guru di dalam kelas saja.
  • Tidak adanya peragaan secara khusus dari setiap materi yang disampaikan.
  • Siswa juga lebih sering merasa bosan bila pengajar tidak mempunyai kemampuan linguistik yang baik.
  • Lebih sulit dalam mendeteksi tingkat kepahaman siswa.

2. Metode Demonstrasi

Adalah jenis metode yang menyajikan materi pelajaran pada siswa yang dicampur dengan adanya penjelasan.
Kelebihannya :
  • Siswa tidak akan miss understanding karena penjelasannya dibarengi dengan praktik.
  • Proses pembelajaran juga akan menjadi lebih menarik karena siswa tidak hanya mendengarkan saja.
  • Dengan proses mengamati, maka siswa bisa mengembangkan pola berpikirnya dalam menghubungkan diantara teori dan juga praktik.
Kekurangannya :
  • Membutuhkan persiapan yang lebih matang yang dilihat dari segi materi, peralatan dan juga bahan dan tempat. Karena bila tidak, hal itu malah akan berdampak pada kurang efektifnya proses pembelajaran tersebut.
  • Hanya dapat dilakukan oleh para pengajar yang memiliki kemampuan dan juga keterampilan secara khusus.

3. Metode Diskusi

Adalah jenis metode yang menghadapkan siswa dalam suatu permasalahan untuk mencari solusi yang tepat.
Kelebihannya :
  • Bisa merangsang para siswa untuk berpikir lebih kreatif.
  • Dapat melatih para siswa dalam mengutarakan pendapatnya.
  • Dapat melatih siswa dengan sikap menghargai pada setiap sudut pandang orang lain.
Kekurangannya :
  • Kegiatan diskusi sering dikuasai hanya oleh orang-orang tertentu saja.
  • Bisa mengaburkan kesimpulan di dalam suatu pelajaran, karena topiknya bisa lebih meluas lagi.
  • Sering muncul perbedaan pendapat yang berujung dengan emosi.
  • Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mempelajari suatu pelajaran tertentu.

4. Metode Simulasi

Merupakan metode yang menyajikan situasi tiruan, yang dimaksudkan agar setiap siswa memahami konsep dan juga materi yang disampaikan.
Kelebihannya :
  • Dapat menjadi bekal para siswa dalam menghadapi sebuah situasi yang sebenarnya.
  • Dapat mengembangkan sisi kreatif dari seorang siswa saat sedang melakukan proses pembelajaran.
  • Dapat memupuk keberanian serta rasa percaya diri.
  • Dapat meningkatkan rasa antusiasme siswa dalam hal belajar.
Kekurangannya :
  • Adanya beberapa faktor psikologis para siswa misalnya rasa malu ketika sedang melakukan simulasi tersebut.
  • Sering digunakan sebagai alat hiburan semata, yang membuat esensi dalam pembelajaran tersebut menjadi memudar.
Masih ada lagi metode lainnya yang bisa dilakukan oleh para siswa dalam strategi pembelajaran. Misalnya metode tanya jawab, kerja kelompok, tugas dan juga resistasi. Semua metode tersebut juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Model pembelajaran sangat memudahkan para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran dikelas karena dapat memilih model pembelajaran seperti apa yang harus diterapkan dikelas dengan siswa-siswa yang seperti ini, sehingga pendidik juga harus mengerti atau memahami model-model pembelajaran untuk dipraktekan.



Friday, April 3, 2020

Soal UTS Filsafat Ilmu smt II 19/20

Soal UTS Filsafat Ilmu smt II 19/20

 
Tulislah identitasmu;

Nama                         : ........................
Mata Kuliah                 : Filsafat Ilmu
Semseter                    : II
Waktu                        : 13.00 hingga 14.00
Jumlah Absen              : ....... pertemuan

Perintah;
  1. Supaya lebih mudah menjawab, gunakan laptop atau  HP kemudian sambungkan ke internet
  2. Tulis jawaban pada kolom komentar dengan jumlah kata tidak melebihi 4000 karakter
  3. Menulis jawaban dengan redaksi sama antar teman atau copy paste langsung dianulir. 
  4. Hitung absen sesuai jumlah pertemuan pada kartu yang ditanda-tangani. 


Soal
  1. Apa yang menjadi obyek penelitian Filsafat? 
  2. Apakah pengertian tentang sebuah teori ? berikan contohnya yang berkaitan dengan kebutuhan mengajar 
  3. Mengapa manusia selalu berpikir sesuai dengan zamanya?
  4. Filsafat adalah pemikiran yang membahas tentang sifat dasar dan hakekat kebenaran yang ada didunia, terus apakah ilmu itu?
  5. Pengertian filsafat secara umum adalah kebijaksanaan, kata kebijaksanaan terambil dari kata bijak yang memiliki arti akal budi, pandai, arif, tajam pemikiran dan mahir. Jelaskan tiap kata tersebut kemudian berikan contohnya.

.   






















Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...