Catatan:
Kuliah
Jarak jauh ini untuk dikaji dan ditanggapi oleh masing masing mahasiswa Semster IV, kepada semua Mahasiswa diminta untuk memberikan tanggapannya sebagai bukti belajar
dirumah, bagi yang memberikan tanggapan dikolom kementar dianggap hadir kuliah dan menjadi dasar absen pertemuan ke 7 (tujuh).
Konsep dasar Model Pembelajaran
Kata Model
ada beberapa macam arti, diantaranya menurut
bahasa artinya pola, contoh, acuan dan ragam.
Pengertian yang lebih luas, Model adalah representasi atau yang mewakili dari
suatu objek, yaitu benda, atau ide-ide dalam bentuk yang disederhanakan dari
kondisi atau fenomena tertentu, misalnya rumah model itali, spanyol,
jepang dll. Dalam bahasa verbal,
Model adalah sebuah model dalam bentuk perilaku mengikuti sistem
pada kondisi yang berbeda dideskripsikan dengan kata-kata, misalnya
menjelaskan sebuah benda atau
tempat yang pernah dilhatnya.
Sedangkan kata pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, atau dapat juga
diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran yang sistematis adalah pembelajaran yang diskenariokan dengan
sebaik-baiknya, yaitu, pembelajaran
yang memperlihatkan secara utuh kaitan antara tujuan pembelajaran,
materi yang akan disampaikan, proses pembelalajaran dan evaluasi
yang akan digunakan.
Dalam proses
pembelajaran penyampaian materi yang disajikan secara sistematis akan sangat
memudahkan peserta didik dalam menyerap materi yang disampaikan.
Pengertian
pengalaman belajar menurut Tyler
(1973:63) adalah sebagai berikut. Learning
experience is not the same as the content with which a course deals nor the
activities performed by the teacher. The term learning experience refers to the
interaction between the learner and the external conditions in the
environment to which he can react. Learning takes place through the active
behaviour of the student; it is what he does that he learns, not what teacher
does.
(Pengalaman
belajar tidak sama dengan konten materi pembelajaran atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru. Istilah pengalaman belajar mengacu kepada interaksi
antara pelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang ia reaksi. Belajar
melalui perilaku aktif siswa; yaitu apa yang ia lakukan saat ia belajar, bukan apa
yang dilakukan oleh guru).
Tujuan Belajar
berlangsung karena adanya tujuan yang akan dicapai seseorang. Tujuan inilah
yang mendorong seseorang untuk melakukankegiatan belajar, sebagaimana pendapat
yang dikemukakan oleh Sardiman (2011: 26-28) bahwa tujuan belajar pada umumnya
ada tiga macam, yaitu :
a)
Mendapatkan pengetahuan.
Hal ini ditandai dengan terhubungnya
kemampuan berpikir dan pengetahuan
tidak dapat dipisahkan. Kemampuan berpikir tidak dapat dikembangkan tanpa
adanya pengetahuan dan sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya
pengetahuan.
Lebih jelasnya, Kemampuan berpikir
merupakan kegiatan penalaran yang berawal dari pengamatan kemudian
menimbulkan reaksi reflektif, kritis dan kreatif, yang berorientasi pada suatu
proses intelektual yang melibatkan pembentukan konsep (conceptualizing),
aplikasi, analisis, menilai informasi yang terkumpul (sintesis) atau dihasilkan
melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, dan komunikasi - sebagai landasan
kepada satu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan.
Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan adalah hasil dari pemahaman
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sebuah obyek tertentu.
Penginderaan tersebut terjadi melalui panca indera yang dimiliki oleh manusia,
yakni indera pendengaran, penglihatan, penciuman bau, rasa serta raba.
Diketahui sebagian besar pengetahuan yang diperoleh manusia yaitu melalui indra
penglihatan dan pendengaran.
b)
Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep
memerlukan keterampilan, baik keterampilan jasmani maupun keterampilan
rohani.
Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat
diamati sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan penampilan atau gerak
dari seseorang yang sedang belajar termasuk dalam hal ini adalah masalah teknik
atau pengulangan.
Sedangkan keterampilan rohani
lebih rumit, karena lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan,
keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan
suatu konsep.
c)
Pembentukan sikap.
Pembentukan sikap, mental dan perilaku anak didik tidak akan
terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, dengan dilandasi nilai, anak didik
akan dapat menumbuhkan
kesadaran dan kemampuan untuk mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
kesadaran dan kemampuan untuk mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
Sikap adalah tingkah laku atau
gerakan-gerakan yang tampak dan ditampilkan dalam interaksinya dengan
lingkungan sosial. Interaksi tersebut terdapat proses saling merespon, saling
mempengaruhi serta saling menyesuiakan diri dengan lingkungan sosial.
Sikap merupakan reaksi atau respon
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap
secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial.
Sikap merupakan kesediaan untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku.
Allport (1954) menjelaskan bahwa
sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan
(Keyakinan.), ide dan konsep
terhadap suatu objek.
2. Kehidupan
emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan
untuk bertindak
Pengertian “mental” secara
definitif belum ada kepastian definisi yang jelas dari para ahli kejiwaan.
Secara etimologi kata “mental” berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai
pengertian sama dengan pengertian psyche, artinya psikis, jiwa atau kejiwaan
James Draver memaknai mental yaitu
“revering to the mind” maksudnya adalah sesuatu yang berhubungan dengan pikiran
atau pikiran itu sendiri
Secara sederhana mental dapat
dipahami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan batin dan watak atau karakter,
tidak bersifat jasmani (badan
Kata mental diambil dari bahasa
Latin yaitu dari kata mens atau metis yang memiliki arti jiwa,
nyawa, sukma, roh, semangat. Dengan demikian mental ialah hal-hal yang
berkaitan dengan psycho atau kejiwaan yang dapat mempengaruhi perilaku
individu. Setiap perilaku dan ekspresi gerak-gerik individu merupakan dorongan
dan cerminan dari kondisi (suasana) mental
Sedangkan secara terminologi para
ahli kejiwaan maupun ahli psikologi ada perbedaan dalam mendefinisikan
“mental”. Salah satunya sebagaimana dikemukakan oleh Al-Quusy (1970) yang
dikutip oleh Hasan Langgulung, mendefinisikan mental adalah paduan secara
menyeluruh antara berbagai fungsi-fungsi psikologis dengan kemampuan menghadapi
krisis-krisis psikologis yang menimpa manusia yang dapat berpengaruh terhadap
emosi dan dari emosi ini akan mempengaruhi pada kondisi mental.
Pengertian lain “mental”
didefinisikan yaitu yang berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan atau proses
yang berasosiasi dengan pikiran, akal dan ingatan. Seperti mudah lupa, malas
berfikir, tidak mampu berkonsentrasi, picik, serakah, sok, tidak dapat
mengambil suatu keputusan yang baik dan benar, bahkan tidak mempunyai kemampuan
untuk membedakan yang benar dan yang salah, yang hak dan yang batil, antara
halal dan haram, yang bermanfaat dan yang mudharat
Dari sini dapat ditarik pengertian
yang lebih signifikan bahwa mental itu terkait dengan, akal (pikiran/rasio),
jiwa, hati (qalbu), dan etika (moral) serta tingkah laku). Satu kesatuan inilah
yang membentuk mentalitas atau kepribadian (citra diri). Citra diri baik dan
jelek tergantung pada mentalitas yang dibuatnya.
Perilaku
manusia adalah
sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat,
sikap, emosi,
nilai, etika, kekuasaan,
persuasi, dan atau genetika. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam
perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku
menyimpang.
Jadi,
sebenarnya model pembelajaran memiliki
arti yang sama dengan kata “pendekatan pembelajaran dan strategi
pembelajaran “.
Pendekatan Pebelajaran
Pengertian Pendekatan Pembelajaran adalah cara
pandang seorang guru
melihat sekumpulan siswa dikelas dalam rangka menyampaikan materi
ajar atau bisa juga diartikan sebagai titik
tolak seorang pendidik yang digunakan oleh seorang guru untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran serta tercapainya kecakapan
dan kemampuan yang ditentukan.
Kecakapan dan
kemampuan dalam dunia pendidikan itu biasa disebut “kompetensi”, secara etimologis kata “kompetensi”
hasil adobsi dari bahasa Inggris, yaitu “competence” atau “competency”.
Kompetensi telah didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang yang dapat teramati mencakup atas pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas
sesuai dengan standar performa yang ditetapkan.
Sebenarnya,
apa yang dimaksud dengan kompetensi (competency)?
Secara umum adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang
dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas di bidang tertentu, sesuai dengan
jabatan yang disandangnya.
Pendapat lain
mengatakan arti kompentesi adalah suatu “keterampilan, pengetahuan,
sikap dasar, dan nilai” yang terdapat dalam diri seseorang yang tercermin
dari kemampuan berpikir dan bertindak secara konsisten. Dengan kata lain, kompetensi tidak
hanya tentang pengetahuan atau kemampuan seseorang, namun kemauan melakukan apa
yang diketahui sehingga menghasilkan manfaat.
Stephen P. Becker dan Jack Gordon berpendapat bahwa dalam suatu kompetensi terkandung beberapa unsur, yaitu]:
a. Pengetahuan (knowledge),
Kesadaran seseorang di bidang kognitif atau
pengetahuan. Pengetahuan adalah informasi yang di dapat untuk
memperoleh pemahaman, pembelajaran dan pengalaman. Pengetahuan adalah
hasil “tahu” melalui panca indera manusia: Indera penglihatan,
pendengaran , penciuman , rasa dan raba.
Misalnya, seorang guru sebelum mengajar
terlebih dahulu mengetahui cara melaksanakan kegiatan mengajar dengan melakukan
identifikasi, metode mengajar dan proses pembelajaran terhadap siswa.
b. Pengertian (understanding),
Pengertian ini lebih kepada arti pemahaman tentang
kedalaman kognitif dan afektif siswa. jadi pengertian adalah memberikan gambaran atau pengetahuan tentang
sesuatu yang ada didalam pikiran kedalam pikiran orang lain.
Misalnya, ketika seorang guru akan
melaksanakan kegiatan pembelajaran harus sudah menguasai pemahaman yang baik
terhadap keadaan siswa sehingga pembelajaran tersebut akan berjalan dengan baik
dan efektif.
c. Keterampilan (skill),
Kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan
kreatifitas dalam mengerjakan dengan mengubah ataupun membuat sesuatu
menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan
atau tugas, kemampuan individu ini adalah untuk melakukan suatu
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Contoh dari keterampilan ialah seperti
keterampilan menjahit, keterampilan memasak, keterampilan menyanyi,
keterampilan menulis, dan lain sebagainya.
d. Nilai (value),
Nilai menyangkut norma yang telah diyakini
secara psikologis telah menyatu dalam diri individu. Nilai akan
memberikan pemaknaan yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari yang
akan dijalani oleh manusia itu sendiri. Sebenarnya secara umum
pengertian nilai bisa diartikan sebagai suatu gagasan terkait apa yang dianggap
baik, indah, layak, dan juga dikehendaki oleh seluruh lapisan masyarakat dalam
kehidupan.
Lebih dari itu, bahkan nilai dapat
menjadi cerminan serta gambaran akan hidup dan tatanan dalam masyarakat
yang saling membantu keteraturan sosialnya.
Misalnya; siswa yang mentaati ajaran agama
pasti akan mentaati nilai kehidupan dimasyarakat tentang pergaulan sosialnya
Menurut Soerjono Soekanto, nilai merupakan konsepsi abstrak yang ada di diri manusia, hal ini dikarenakan nilai dapat dianggap baik dan dapat pula dianggap jelek.
Nilai yang baik selalu menjadi simbol
kehidupan yang bisa mendorong integritas sosial sedangkan nilai buruk akan
memberikan dampak yang kurang diinginkan dan di senangi dalam hal ini seperti
hal dampak yang terjadi pada konflik.
e. Minat (interest),
Keadaan yang mendasari motivasi individu, keinginan
yang berkelanjutan dan orientasi psikologis.
Minat ini merupakan perhatian yang
mengandung unsur-unsur perasaan. Minat ini merupakan dorongan atau keinginan
dalam diri seseorang pada objek tertentu. Contohnya seperti, minat
terhadap pelajaran, olahraga, atau juga hobi.
Minat memiliki sifat pribadi
(individual). Artinya, tiap-tiap orang memiliki minat yang dapat saja
berbeda dengan minat orang lain. Minat tersebut berhubungan erat dengan
motivasi seseorang, sesuatu yang dipelajari, dan juga dapat berubah-ubah
tergantung pada kebutuhan, pengalaman, serta juga mode yang sedang trend, bukan
bawaan sejak lahir.
Faktor yang mempengaruhi munculnya minat
seseorang tergantung pada kebutuhan fisik, sosial, emosi, dan juga
pengalaman. Minat diawali oleh perasaaan senang dan juga sikap positif.
Dari pengertian minat di atas
dapat disimpulan bahwa minat ini bukanlah sesuatu yang statis atau juga
berhenti, tetapi dinamis dan juga mengalami pasang surut. Minat tersebut juga bukan bawaan lahir, tetapi
sesuatu yang dapat dipelajari. Artinya, sesuatu yang sebelumnya tidak
diminati, itu dapat berubah menjadi sesuatu yang diminati karena adanya
masukan-masukan tertentu atau juga wawasan baru serta juga pola pemikiran yang
baru.
Misalnya,
seorang guru yang baik selalu tertarik dalam membina dan memotivasi siswa agar
dapat belajar sebagaimana yang diharapkan.
Secara umum, pendekatan pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered Learning)
Pembelajaran berpusat pada
siswa , pendekatan ini bukan pendekatan baru di dunia
pendidikan, tetapi memang Pembelajaran Berpusat Pada Siswa baru bagi dunia
pendidikan Indonesia.
Pembelajaran Berpusat Pada Siswa (Student Centred
Learning) merupakan pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 tertuang
secara jelas dalam Permendikbud No. 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Pada dokumen regulasi tersebut Pembelajaran Berpusat Pada Siswa (Student
Centred Learning) sebagai ciri Pembelajaran Kurikulum 2013 perlu
diikuti dengan penyempurnaan pola pikir (mindset) sebagai berikut (Permendikbud
No. 70 Thn 2013) :
- perubahan dari pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif, interaktif antara guru dengan peserta didik, masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
- pola pembelajaran isolasi menjadi pembelajaran secara jejaring, peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet;
- pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif, mencari pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains;
- pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
- pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
- pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
- pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
- pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Dengan penerapan
pendekatan-pendekatan di atas secara terpadu, proses pembelajaran berpusat pada
siswa (Student Centred
Learning) pada pendekatan pembelajaran kurikulum 2013 diharapkan mampu
menghasilkan lulusan yang menguasai 4 (empat) kompetensi inti lulusan
yaitu :
1.
Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap
spiritual;
2.
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap
sosial;
3.
Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti
pengetahuan; dan
4.
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti
keterampilan.
Pembelajaran berpusat pada
siswa
(Student Centred Learning)
menjadi pendekatan wajib bagi pembelajaran kurikulum 2013 yang
mendahulukan kepentingan dan kemampuan siswa (dalam belajar).
Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning)
harus memberi ruang bagi siswa untuk belajar menurut ketertarikannya,
kemampuan pribadinya, gaya
belajarnya. Siswa secara natural berbeda-beda satu dengan yang
lainnya baik dalam ketertarikannya terhadap suatu bahan ajar, kemampuan
intelektual masing-masing maupun dalam gaya belajar yang disukainya.
Guru dalam pembelajaran kurikulum
2013 yang berpusat pada siswa (student
centred) berperan sebagai fasilitator yang harus mampu
membangkitkan ketertarikan siswa terhadap suatu materi belajar dan menyediakan
beraneka pendekatan cara belajar sehingga siswa (yang berbeda-beda tersebut) memperoleh metoda belajar yang
paling sesuai baginya. Lebih jauh lagi kemampuan intelektual
dari masing-masing siswa berbeda-beda. Sebagian siswa bisa belajar secara
mandiri dengan cara mendengar, membaca, melihat, menonton video, mengikuti
demonstrasi keahlian tertentu dsb. sendiri tanpa orang lain membantunya, namun
sebagian lainnya siswa perlu berinteraksi atau berkolaborasi dengan lingkungan
belajar lainnya seperti dengan teman-temannya, guru, lingkungan kelas, sekolah
dan bahkan perlu bekerja bersama dalam suatu kelompok kerja. Sebagian yang lain
lagi perlu sedikit bermain dengan tantangan dsb.
Karena itulah di dalam pembelajaran
berpusat pada siswa (Student
Centred Learning) pada pembelajaran
kurikulum 2013, guru perlu menyediakan wahana, media dan
pendekatan cara belajar yang bervariasi pada pembelajaran kooperatif atau kerja
kelompok.
Pembelajaran
berpusat pada siswa (Student Centred Learning) menurut konsep pembelajaran
Kurikulum 2013 SMK SMA SMP SD diwujudkan melalui kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan yang
diistilahkan dengan pendekatan saintifik. Melalui 5 tahapan tersebut guru pada
pembelajaran berpusat pada siswa menurut Kurikulum 2013 SMK SMA SMP SD harus
mampu memotivasi dan membangkitkan ketertarikan siswa pada topik pelajaran,
membimbing siswa mempertanyakan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
proses-proses maupun prosedur-prosedur yang relefan. Selanjutnya guru harus
mampu memfasilitasi dan membimbing siswa mengumpulkan informasi-informasi
pendukung fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses-proses
maupun prosedur-prosedur tersebut untuk kemudian dibimbing mengasosiasikan,
menemukan hubungan dan menyimpulkan.
Tahapan terakhir pembelajaran
berpusat pada siswa
menurut pembelajaran
Kurikulum 2013 SMK SMA SMP SD adalah mengkomunikasikan
semua aspek fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip maupun
prosedur-prosedur, hubungan antar elemen tersebut. Jangan lupa …
semua tahapan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan harus dirasakan oleh siswa secara individual maupun dalam kerja sama atau kerja kelompok atau pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
dan semua anggota kelompok harus terlibat berkolaborasi, punya peran masing
masing (bersifat
kolaboratif – collaborative learning).
2.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning).
Untuk menciptakan sebuah kondisi
yang menunjang pembelajaran yang baik, yang dapat membuat para peserta didik
dapat memahami pelajaran yang disampaikan oleh tenaga pendidiknya dengan baik
maka diperlukan banyak hal yang harus kita perhatikan.
Yang menjadi bahan acuan tentang
keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran akan dapat terlaksana dengan baik
adalah adanya seorang tenaga pendidik yang berkualitas, yang mampu melihat
situasi dan kondisi yang di alami oleh para peserta didik selama pembelajaran
sedang berlangsung.
Pembelajaran yang menggunakan
pendekatan yang berpusat pada guru tidak terlepas dari kemampuan guru untuk mengembangkan model-model
pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa
secara efektif didalam proses pembelajaran.
Untuk dapat mengembangkan model
pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang
memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model
tersebut dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaiatan dengan tingkat pemahaman guru
terhadap perkembangan dan kondisi siswa-siswa di kelas. Demikian juga
pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia,
kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran.
Pendekatan yang berpusat pada guru lebih menekankan aspek pengetahuan atau
transfer ilmu dari guru kepada peserta didik,
Tidak ada satu model pembelajaran yang terbaik, yang terbaik adalah model
pembelajaran yang dapat membawa peserta didik mendekati atau mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara-cara
yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan
materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami
materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya
di akhir kegiatan belajar.
Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode
atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Artinya, metode atau prosedur dan teknik pembelajaran
merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah
disusun sesuai metode yang digunakan dan berdasarkan pendekatan yang dianut.
Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan
guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan
lancar dan berhasil dengan baik.
Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan
situasi kelas. lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi
yang lain. Dengan demikian, teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat
bervariasi, untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang
berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.
Metode pembelajaran
Metode
pembelajaran adalah cara atu prosedur yang digunakan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi
tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan yang bersifat
implementatif. Dengan kata lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru
bisa sama, tetapi teknik penyampaiannya yang berbeda-beda.
Dalam
melaksanakan metode pembelajaran
ada beberapa tahap, yang pertama adalah pendahuluan, pada kegiatan
pendahuluan guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik untuk naik
ketahap kedua yaitu pemberian materi pelajaran yang akan disampaikan, tahap
ketiga pentup biasanya diisi dengan evaluasi.
Di dalam
pelaksanaan pendidikan, tentunya ada banyak contoh metode pembelajaran
yang bisa digunakan. Misalnya bila metode pembelajaran harus bisa
memberikan gambaran yang memiliki sisi negatif dan positifnya, maka harus
diketahui apa saja sisi negatif dan positif tersebut. supaya lebih mudah
dikendalikan. Berikut penjelasannya :
1. Metode Ceramah
Yang
merupakan penuturan materi di dalam bahan ajar dengan cara lisan yang dilakukan
oleh pengajar.
Kelebihannya :
- Adalah sebuah metode yang mudah dan murah.
- Dapat menyajikan materi pelajaran dengan luas dan lebih terperinci.
- Pengajar bisa mengontrol keadaan kelas dengan lebih mudah.
Kekurangannya :
- Materi yang diserap oleh para siswa hanya sebatas apa yang diajarkan guru di dalam kelas saja.
- Tidak adanya peragaan secara khusus dari setiap materi yang disampaikan.
- Siswa juga lebih sering merasa bosan bila pengajar tidak mempunyai kemampuan linguistik yang baik.
- Lebih sulit dalam mendeteksi tingkat kepahaman siswa.
2. Metode Demonstrasi
Adalah jenis
metode yang menyajikan materi pelajaran pada siswa yang dicampur dengan adanya
penjelasan.
Kelebihannya :
- Siswa tidak akan miss understanding karena penjelasannya dibarengi dengan praktik.
- Proses pembelajaran juga akan menjadi lebih menarik karena siswa tidak hanya mendengarkan saja.
- Dengan proses mengamati, maka siswa bisa mengembangkan pola berpikirnya dalam menghubungkan diantara teori dan juga praktik.
Kekurangannya :
- Membutuhkan persiapan yang lebih matang yang dilihat dari segi materi, peralatan dan juga bahan dan tempat. Karena bila tidak, hal itu malah akan berdampak pada kurang efektifnya proses pembelajaran tersebut.
- Hanya dapat dilakukan oleh para pengajar yang memiliki kemampuan dan juga keterampilan secara khusus.
3. Metode Diskusi
Adalah jenis
metode yang menghadapkan siswa dalam suatu permasalahan untuk mencari solusi
yang tepat.
Kelebihannya :
- Bisa merangsang para siswa untuk berpikir lebih kreatif.
- Dapat melatih para siswa dalam mengutarakan pendapatnya.
- Dapat melatih siswa dengan sikap menghargai pada setiap sudut pandang orang lain.
Kekurangannya :
- Kegiatan diskusi sering dikuasai hanya oleh orang-orang tertentu saja.
- Bisa mengaburkan kesimpulan di dalam suatu pelajaran, karena topiknya bisa lebih meluas lagi.
- Sering muncul perbedaan pendapat yang berujung dengan emosi.
- Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mempelajari suatu pelajaran tertentu.
4. Metode Simulasi
Merupakan
metode yang menyajikan situasi tiruan, yang dimaksudkan agar setiap siswa
memahami konsep dan juga materi yang disampaikan.
Kelebihannya :
- Dapat menjadi bekal para siswa dalam menghadapi sebuah situasi yang sebenarnya.
- Dapat mengembangkan sisi kreatif dari seorang siswa saat sedang melakukan proses pembelajaran.
- Dapat memupuk keberanian serta rasa percaya diri.
- Dapat meningkatkan rasa antusiasme siswa dalam hal belajar.
Kekurangannya :
- Adanya beberapa faktor psikologis para siswa misalnya rasa malu ketika sedang melakukan simulasi tersebut.
- Sering digunakan sebagai alat hiburan semata, yang membuat esensi dalam pembelajaran tersebut menjadi memudar.
Masih ada
lagi metode lainnya yang bisa dilakukan oleh para siswa dalam strategi
pembelajaran. Misalnya metode tanya jawab, kerja kelompok, tugas dan
juga resistasi. Semua metode tersebut juga memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.
Model
pembelajaran sangat memudahkan para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran
dikelas karena dapat memilih model pembelajaran seperti apa yang harus
diterapkan dikelas dengan siswa-siswa yang seperti ini, sehingga pendidik juga
harus mengerti atau memahami model-model pembelajaran untuk dipraktekan.