A. Ulasan Kata Peranan
Kata Peranan berasal dari kata peran, istilah peran dalam
“Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain sandiwara atau film,
tukang ngelawak pada permainan mak yong, Permainan mak yong adalah seni teater tradisional
masyarakat Melayu
yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum
internasional. Di zaman dulu, pertunjukan mak yong diadakan orang desa di
pematang sawah selesai panen padi.
Kata peran sering dikaitkan dengan posisi atau kedudukan
seseorang, dimana kata peran dikaitkan dengan apa yang dimainkan oleh
seorang aktor dalam suatu drama. Kata ‘peran’ atau dalam bahasa Inggris “role” diambil dari kata dramaturgy atau seni teater. Kata ‘peran’ atau ‘role’ dalam kamus Oxford
Dictionary diartikan: “Actor’s part;
one’s task orang fuction, yang berarti aktor.
Peran dalam proses belajar mengajar terkadang bisa menjadi unsur
yang ditujukan kepada peserta didik dan pendidik yang masing-masing pihak
melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan tujuannya masing-masing. Peserta
didik mempunyai tugas belajar yang mempunyai peran sebagai pelajar untuk
mengumpulkan pengetahuan, penanaman konsep. penanan kecekatan dan pembentukan sikap
dan perbuatan. Sedangkan Pendidik memberikan pengarahan dan
motivasi untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka
panjang; Memberi fasilitas, media, pengalaman belajar yang memadai;
Membantu mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap,
nilai-nilai, dan penyesuaian diri.
Disamping itu Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan
program pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan;
1.Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas
untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid
untuk mencapai tujuan.
2.Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak.
3.Pendidik adalah orang yang mengajar dan membantu siswa
dalam memecahkan masalah pendidikannya.
4.Sedangkan menurut kajian Islam, menurut Imam
al-Ghazali guru sebagai pendidik adalah orang yang berusaha membimbing,
meningkatkan, menyempurnakan, segala potensi yang ada pada peserta didik. Serta
membersihkan hati peserta didik agar bisa dekat dan berhubungan dengan Allah
SWT.
Selanjutnya Kata dari Peranan adalah
memiliki arti perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status. Setiap orang mungkin
mempunyai sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan
status tersebut. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari
gejala yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban dan peran adalah
pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut (Horton,
1999:118).
Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran
merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Maka dari sisi psikologinya bahwa Peranan guru itu adalah menujukan suatu
konsep perilaku yang melekat pada dirinya tentang apa yang dapat dilaksanakan
oleh individunya untuk masyarakat dan lembaga sebagai organisasi. Peranan guru
juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi struktur
sosial dimasyarakat.
B. Peranan Guru
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
Para pakar pendidikan di Barat telah
melakukan penelitian tentang peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang
beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan
(1990) serta Yelon dan Weinstein (1997).
Guru
mempunyai tugas mendidik dan memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk mencapai
kedewasan. Mengajar memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk menguasai
bahan ajar. Membimbing dan memberikan fasilitas kepada peserta didik dalam
menyelesaikan persoalan yang dihadapi sehingga mencapai kemandirian.
Guru
senantiasa berusaha menciptakan interaksi edukatif dan perlakuan manusiawi
dalam proses belajar mengajar, hal ini dimaksudkan untuk dapat tercapainya
tujuan proses personal yaitu peserta didik dan guru, dan dipengaruhi oleh
faktor lain misalnya bahan, alat, media,
situasi dan kondisi lingkungan saat proses belajar berlangsung.
Guru di
sekolah berperan dengan memberikan fasilitas berupa pemberian bantuan
psikologis yang diberikan guru kepada peserta didik dengan memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang
dihadapinya dalam rangka perkembangan siswa yang optimal, sehingga mereka dapat
memahami diri, mengarahkan diri, dan bersikap serta bertindak sesuai dengan
tuntunan dan tuntutan serta keadaan lingkungan sekolah, dan masyarakat.
Fungsi guru
di sekolah adalah pemahaman indiividu penyesuaian, penyaluran, dan
pengadaptasian. Dan sifat layanannya meliputi pencegahan, penyembuhan,
perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan.
Dengan
memperhatikan sifat dan fungsi peran guru tersebut, maka guru dapat melakukan
tugasnya secara tepat sesuai dengan apa yang harus dilakukan berdasarkan
situasi dan kondisi karakteristik peserta didik, sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai sesuai dengan harapan. Di samping itu, guru dapat menempatkan
diri dan memilih metode mengajar yang tepat untuk dipergunakan.
Adapun peranan guru dalam mendidik
adalah sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah juga bisa disebut
sebagai pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar
kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Sekarang
Peranan guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan dan pembinaan
serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu
menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan
masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut. Oleh
karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru
sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas
anak-anak agar tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
2. Guru Sebagai Pengajar
Kata Pengajar
berasal dari kata ajar yang memiliki pengertian, Pengajar adalah menyampaikan atau memberikan atau mentransfer
ilmu pengetahuan kepada siswa atau murid. Pengajar hanya memberikan
pengajaran yang enekankan pada aspek pengetahuan, sehingga ketika siswa telah
mengerti dan memahami materi pelajaran yang diajarkan maka pengajaran bisa
dikatakan berhasil. Bagi seorang pengajar tidak begitu risau dengan sikap dan
perilaku siswa-siswanya, karena hal tersebut bukanlah merupakan tanggung
jawabnya. Seorang pengajar tidak mempersoalkan tentang tingkah lakunya, apakah
tingkah laku mereka patut ditiru oleh siswa atau tidak. Mereka bisa melakukan
hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan sebagai seorang panutan.
Guru harus berusaha membuat sesuatu
menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah. Ada
beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu :
Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya,
Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang
bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan
metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki
kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk
mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika
mempelajari materi standar.
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru sebagai
pembimbing dituntut untuk mengadakan pendekatan terhadap siswa, bukan saja melalui
pendekatan instruksional, akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat
pribadi dalam proses belajar mengajar berlangsung. Pendekatan pribadi semacam
ini akan secara langsung mengenal dan memahami mudrid-muridnya secara lebih
mendalam, sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan
pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara
maksimum terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat. Dalam keseluruhan proses
pendidikan guru merupakan faktor utama, guru memegang berbagai jenis peran yang
mau tidak mau harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, bimbingan
merupakan suatu upaya untuk membantu para siswa dalam mencapai tujuan
pendidikan di sekolah.
Guru dapat diibaratkan sebagai
pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya
bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah
perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,
emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing perjalanan, guru
memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut :
a.Guru harus merencanakan tujuan dan
mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.
b.Guru harus melihat keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan
kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat
secara psikologis.
c.Guru harus memaknai kegiatan belajar.
d.Guru harus
melaksanakan penilaian.
4. Guru Sebagai Pelatih
Pelatih adalah orang yang profesional dalam
bidang tertentu dan bertugas untuk membentuk seseorang menjadi memiliki
ketrampilan yang sama dengan apa yang menjadi bidangnya tersebut dan
agar anak-anak yang dilatihnya bisa meraih prestasi.
Melatih adalah lebih ditekankan pada tujuan untuk mengembangkan
keterampilan dan kemampuan anak atau peserta didik.
Dalam proses pendidikan dan
pembelajaran seorang guru memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual
maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini
lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena
tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan
tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan
materi standar.
Guru sebagai pelatih dalam hal ini yaitu guru mempunyai skill
khususnya dalam keterampilan untuk menjadi seorang guru yang professional.
Pelaksanaan peran ini menuntut keterampilan tertentu seperti:
1. Terampil dalam menyiapkan bahan
pelajaran.
2. Terampil menyusun satuan pelajaran.
3. Terampil menyampaikan ilmu pada
murid.
4. Terampil menggairahkan semangat
belajar murid.
5. Terampil memilih dan menggunakan
alat peraga pendidikan.
6. Terampil melakukan penilain hasil
belajar murid.
7. Terampil menggunakan bahasa yang
baik dan benar.
8. Terampil mengatur disiplin kelas,
dan berbagai keterampilan lainnya.
5. Guru Sebagai Penasehat
Dalam
hidup ini setiap orang tentu punya
persoalan sendiri yang dihadapi, tidak ada yang dapat dipungkiri bahwa
persoalan itu akan terus ada hingga
akhir hayat. Begitu pula halnya dengan
persoalan-persoalan yang dialami oleh peserta didik. Seperti seringkali peserta didik mengalami kesulitan-kesulitan,
seperti kesulitan dalam hal belajar, kesulitan untuk memecahkan masalah
pribadi, kesulitan masalah sosial, kesulitan dalam mengambil keputusan, kesulitan untuk
menemukan jati diri dan sebagainya.
Kesulitan
tentu akan mempengaruhi proses pembelajaran dalam menetukan arah yang ingin
dicapai dalam hidupnya. Untuk itu sangat dibutuhkan adanya seorang guru menjadi pendamping yang bertindak sebagai konsultan yang
siap membantu dan memberikan nasihat pada peserta didik, yang mengalami kesulitan sebagaimana tersebut
diatas.
Maka
seorang guru sebagai pendamping sangat berperan dalam perkembangan dan
kemajuan peserta didik untuk mencapai tujuan hidupnya secara optimal. Dalam menyikapi persoalan ini guru sebagai penasihat dalam menghadapi peserta didik, berperan penting dalam mengatasi persoalan
yang dihadapi. Dalam arti peran guru sebagai penasihat
sangat dibutuhkan apabila ketika di sekolah tidak ada guru Pembimbingan dan Konseling.
Di
banyak tempat guru tidak hanya berperan sebagai penasihat bagi peserta
didiknya. Akan tetapi, guru juga dianggap sebagai seorang yang serba bisa dalam
memecahkan berbagai persoalan dan masalah, terutama yang berhubungan dengan
masalah pendidikan.
Dan
masih ada banyak lagi, peran guru yang dapat kita ketahu bersama yakni: sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasihat, pembaharu, model dan teladan, sebagai pribadi sejati, sebagai peneliti, pendorong kreatifitas, sebagai pekerja rutin,
sebagai aktor dan masih banyak lagi,
yang tidk dapat disebutkan disini,
Seorang
guru sebagai prbadi yang memiliki nilai moral, kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosi, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual yang
tinggi. Guru yang selalu bertutur kata kasar, tidak menghargai peserta
didiknya serta terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sepantasnya
dilakukan oleh seorang pendidik, menunjukkan bahwa guru tersebut memiliki nilai moral yang kurang bagus, dan guru
tersebut tidak pantas menjadi seorang pendidik yang baik.
Oleh
karena itu, seorang guru harus memahami betul masalah-masalah pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan,
dalam menghadapi perserta didik. Dengan demikian seorang guru akan dinilai oleh para perserta didik sebagai tokoh
panutan, sebagai seorang penasihat untuk
diteladani dalam hidupnya. Inilah harapan kita bersama sebagai generasi penerus
bangsa dalam memajukan, kemajuan
dalam bidang pendidikan sebagai wujud pengadian kita pada bangsa dan
negara.
Ada yang mengatakan Di ujung Rotan ada di dalam
penjara, namun yang sebenarnya diujung
rotan ada emas dan berlian. Itulah sosok seorang guru dalam pengabdian sebagai penasihat, pengajar namun tanpa tanda jasa.
Guru adalah seorang penasehat bagi
peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan
khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk
menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk
membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat
menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih
mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
6. Guru Sebagai Inovator atau Pembaharu
Secara umum banyak sekali tugas seorang guru yang
harus dilakukan dalam melaksanakan tugasnya disekolah. Namun peranan yang
paling pokok menjadi seorang guru menurut Zanti arbi dalam Wordpress.com adalah
mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik artinya adalah memberikan kepada anak agar potensi yang dimiliki
anak dapat berkembang seoptimal mungkin. Karena tugas guru selain menyampaikan
ilmu pengetahuan, juga membantu anak dalam membentuk perkembangan seluruh aspek
kepribadian agar menjadi manusia yang tumbuh secara dewasa.
Mengajar berarti memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) pada diri anak agar
dapat menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi.
Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada proses merencanakan,
melaksanakan dan menilai hasilnya.
Supaya tugas seorang guru seperti mendidik, mengajar bisa diterapkan dan
dilaksanakan dengan optimal, sebagai seorang guru harus bersikap terbuka dan
peka dengan perubahan (inovasi). Ada beberapa tahapan yang dilakukan guru dalam
inovasi pendidikan.
a. Invention atau pembaharuan adalah menemukan atau menciptakan hal-hal baru
yang bisa menunjang pendidikan untuk lebih baik. Dalam hal ini seorang guru
harus mencari masalah-masalah apa yang menjadi kendala siswa-siwi dalam
memahami materi yang disampaiakan. Setelah itu seorang guru harus merumuskan masalah
yang sudah ditemukan dan menganalisisnya lebih tajam.
b. Development atau pengembangan adalah sarana alternative dalam memecahkan
masalah, seprti melakukan percobaan dan penelitian terhadap metode-metode
pengajaran. Apakah metode yang digunakan itu bisa membantu siswa lebih mudah
dalam memahami atau tidak?.
c. Diffusion atau penyebaran diamana arti asalnya adalah pergerakan bersih zat dari daerah
konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah, diffusion dalam pendidikan yaitu mencakup
penyebaran ide-ide jika pembaharuan atau inovasi yang ditemukan telah terbukti
memberikan dampak positif dalam kemajuan pendidikan. Dalam inovasi pendidikan
seorang guru dituntut agar selalu mencoba, mengubah, mengembangkan dan
meningkatkan gaya mengajarnya supaya melahirkan model pengajaran yang sesuai
dan pas dengan peserta didik.
Seorang peserta didik yang belajar
sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus
dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Tugas guru adalah
menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau
bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara
generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus
menjadi pribadi yang terdidik.
7. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan
bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru.
Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah
untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa
yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar
lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara,
Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan
kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan,
Gaya hidup secara umum perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi
peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru
yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan
apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah.
Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak
mengulanginya.
8. Guru Sebagai Pribadi
Guru harus memiliki kepribadian yang
mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa
“guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang
disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa
ditiru atau diteladani. Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai
yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi
benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses
pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur
dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga,
keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak
pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa
diterima oleh masyarakat.
9. Guru Sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang
dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi
lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya
melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti.
Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum diketahui
untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Sebagai orang yang
telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan,
yakni penelitian.
10. Guru Sebagai Pendorong
Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang
sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan
menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang
bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita.
Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya
tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk
menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk
menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta
didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu
secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh
guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.
11. Guru Sebagai Pembangkit
Pandangan
Dunia ini panggung sandiwara, yang
penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang
direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan memelihara
pandangan tentang keagungan kepada pesarta didiknya. Mengembangkan fungsi ini
guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur,
sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan
untuk menunjang fungsi ini.
12. Guru Sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja dengan keterampilan dan
kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali
memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa
mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.
13. Guru Sebagai Pemindah Kemah
Hidup ini selalu berubah dan guru
adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan dan membantu
peserta didik dalam meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa
mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik,
kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan
meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai. Guru harus
memahami hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi peserta didiknya.
14. Guru Sebagai Pembawa Cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk
mengenal diri dan menanyakan keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan
keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya
dan berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua itu
diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan
cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu
sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan
tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan
masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang
nampak diperlukan oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan
mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di
masa mendatang.
15. Guru Sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, guru
melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan,
melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami
respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga
dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan
inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang
actor berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha meningkatkan minat para
pendengar.
16. Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu
memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insane dan menyadari bahwa
kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa
pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari
“self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan
rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta
didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan
dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.
17. Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan
aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar
belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila
berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan
setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus
dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu
persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif.
18. Guru Sebagai Pengawet
Salah satu tugas guru adalah
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya
manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang
maupun di masa depan. Sarana pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia
terdahulu adalah kurikulum. Guru juga harus mempunyai sikap positif terhadap
apa yang akan diawetkan.
19. Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan
proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan
rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang
memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini
peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah
seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu
mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai
dengan perkembangan dan potensi anak didik.
Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu
berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari
tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi
bagi calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang
menjalani peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun
dengan utuh. Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju
kehancuran.
Catatan;
Kuliah kali ini adalah sebagai pertemuan untuk mengisi absen hadir yang ke 9