Friday, June 12, 2020

Ilmu, Etika, dan Kebudayaan


Kajian bahan kuliah Filsafat ilmu;
  1. Baca dan fahami artikel bahan kuliah dibawah ini hingga di mengerti dengan benar, kemudian beri tanggapan dengan teori dan referensi pendapat yang lain,
  2. Carikan contoh delapan ciri yang menandai ilmu dari pendapat Van Melsen. 
  3. Bagaimana hubungan filosofisnya antara ilmu, etika dan kebudayaan.
Pokok bahasan
tentang
lmu, Etika, dan Kebudayaan

1.   Ilmu

Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman dengan wazan fa’ila, yaf’alu, yang berarti mengerti, memahami dengan benar. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut science; dari bahasa Latin scientia (pengetahuan), scire (mengetahui). Sinonim yang paling dekat dengan bahasa Yunani adalah episteme.

Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tetang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode–metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan tentang gejala–gejala tertentu dibidang pengetahuan itu.

Gejala adalah perihal tentang keadaan dari suatu peristiwa tertentu yang tidak biasa yang menimbulkan sesuatu untuk secara patut diperhatikan, gejala juga bisa diartikan  ada kalanya menandakan akan terjadi sesuatu, sehingga dapat menarik perhatian seorang pemikir untuk diteliti menjadi sebuah ilmu.

Pengertian kata “ilmu” secara bahasa adalah pengetahuan tentang sesuatu yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu (Bakhtiar, 2007).

Menurut  kamus besar Bahasa Indonesia ilmu itu memiliki arti pengetahuan tentang suatu bidang  yang disusun secara sistematis  berdasarkan metode atau aturan tertentu, yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang gejala tertentu dalam bidang ilmu pengetahuan.

Melihat dari bahasa, penggunaan kata Bersistem, sistematis asal katanya dari kata sistem, sistem merupakan suatu susunan yang teratur berpola yang membentuk suatu wujud keterkaitan antar komponen meliputi keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem itu terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur menurut pola tertentu, dan membentuk satu kesatuan sebagai sebuah sistem dan bahasa sekaligus bersifat sistematis. Bersifat Sistematis adalah segala usaha untuk menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya.

Menurut Chaer (1995 : 15), Bersistem artinya susunan yang teratur berpola berbentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Bahasa terdiri atas unsur -unsur yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk suatu kesatuan. Bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis, artinya bahasa itu tidak bersistem tunggal melainkan terdiri atas beberapa subsistem yakni subsistem fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon.

Menurut Suria sumantri (2001:3). Ilmu itu merupakan salah satu hasil  pemikiran manusia dalam menjawab sebuah pertanyaan. Sementara itu, Paul Freedman dalam The Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu sebagai suatu bentuk aktivitas manusia yang apabila  melakukannya kita memperoleh suatu pengetahuan yang  lebih lengkap dan cermat tentang alam semesta di masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang, serta suatu kemampuan untuk beradaptasi dan mengubah lingkungan serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.

Dari beberapa pengertian ilmu diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa ilmu adalah seperangakat pengetahuan yang merupakan hasil pemikiran manusia yang memiliki metode atau cara tertentu yang berguna untuk umat manusia agar manusia dapat bermanfaat bagi kehidupannya sendiri dan bagi kehidupan orang lain di masa sekarang dan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan hal tersebut Van Melsen dalam Suraijyo mengemukakan ada delapan  ciri yang menandai ilmu itu, yaitu:

1.Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian dengan metode maupun harus dengan susunan logis.

2.Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan.

3.Universalitas ilmu pengetahuan, semua ilmu yang diketahui itu bersifat universal.

4.Obyektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh obyek dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subyektif.

5.Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan. Ilmu pada dasarnya sudah diakui oleh peneliti ilmiah. Terdapat kesepakatan yang sesuai dengan fakta dan pengetahuan yang ada.

6.Progresivitas artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan-perta-nyaan baru dan menimbulkan problem-problem baru lagi.

7.Kritis, artinya tidak ada teori yang definitif, setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru.

8.Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertauan antara teori dengan praktis.

 

2.   Kebudayaan

Kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal.

Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki manusia untuk membedakan antara benar dan salah dan kemampuan untuk menganalisis sesuatu pengalaman yang luas sangat tergantung dan tingkat pendidikan, formal atau informal, pemilik manusia. Berpikir adalah  perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi akal adalah untuk berfikir.  Kemampuan berfikir manusia mempunyai fungsi mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya membentuk tingkah laku.

Pengertian dari sisi bahasa kata Kebudayaan dan Budaya memiliki pengertian yang berbeda. Ada yang mengira budaya adalah singkatan dari kebudayaan itu sendiri sehingga banyak yang salah presepsi tentang kebudayaan.

Sampai saat ini pun ada banyak ahli filsafat yang berbeda pendapat tentang budaya dan kebudayaan. Secara umum kedua hal ini memiliki pengertian yang berbeda. Yakni, budaya selalu mengarah kepada hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, sedangkan kebudayaan selalu diartikan sebagai suatu kebiasaan yang diolah atau yang dikerjakan. Untuk lebih jelas mengenai kebudayaan ini, simak pembahasan berikut mengenai pengertian kebudayaan secara universal.

Kebudayaan ialah cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu. Cara berpikir dan cara merasa itu menyatakan diri dalam cara berlaku dan cara berbuat.

Jadi kebudayaan meliputi seluruh kehidupan manusia. Segi kehidupan yang dimaksud identik dengan apa yang diistilahkan oleh antropologi dengan kultural universal atau pola kebudayaan sejagat, yaitu segi-segi kebudayaan yang universal ditemukan dalam tiap kebudayaan. Antara masyarakat dan kebudayaan terjalin hubungan dan pengaruh yang sangat dekat.

 

3.   Etika Keilmuan

Kata “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bahasa Latin, etika disebut dengan moral (Mos/Mores) yang memiliki pengertian adat kebiasaan atau kesusilaan.

Secara Terminologi etika adalah cabang ilmu filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik dan buruk. Yang dapat dinilai baik dan buruk adalah sikap manusia yang menyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakaan, kata-kata, dan sebagainya.

Aholiab Watloly (2010) telah meletakkan berbagai prinsip dasar dalam hal memahami tanggung jawab pengetahuan dan keilmuan. Istilah tanggung jawab secara etimologis menunjuk pada dua sikap dasar ilmu dan ilmuwan. Salah satu ciri pokok dari tanggung jawab keilmuan itu adalah sifat keterbatasan, dalam arti bahwa tanggung jawab itu sendiri tidak diasalkan atau diadakan sendiri oleh ilmu dan ilmuwan sebagai manusia, tetapi merupakan pemberian kodrat.

Etika keilmuan merupakan etika normatif yang merumuskan prinsip-prinsip etis yng dapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Tujuan etika keilmuan adalah agar seorang ilmuwan dapat menerapkan prinsip-prinsip moral, yaitu yang baik dan menghindarkan dari yang buruk kedalam perilaku keilmuwannya, sehingga ia dapat menjadi ilmuwan yang dapat mempertanggung jawabkan perilaku ilmiahnya.

Pokok persoalan dalam etika keilmuan selalu mengacu kepada elemen-elemen kaidah moral, yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma yang bersifat utilitaristik (kegunaan).

Hati nurani disini adalah penghayatan tentang yang baik dan yang buruk, dan dihbungkan dengan perilaku manusia. Nilai dan norma yang harus berada pada etika keilmuan adalah nilai dan norma moral.


Catatan;
Kuliah hari ini untuk mata kuliah Filsafat ilmu adalah pertemuan yang ke 12 mengisi absen dan bahan UAS









6 comments:

  1. Nama : Maualana Akbar
    Mata Kuliah 7: Filsafat Ilmu
    Absen ke :12 hadir

    ReplyDelete
  2. Nama : Novi wulandari
    Semester :2
    Mata kuliah:filsafat ilmu
    Pertemuan ke 12

    Hubungan filosofi antara ilmu,kebudayaan,dan etika masing masing memiliki pengaruh timbal balik. Karena perkembangan ilmu dapat memberikan pengaruh pada kebudayaan. Keadaan sosial dan kebudayaan saling tergantung dan mendukung.
    Kebudayaan adalah hasil dari karya manusia dan ilmu hasil dari akal pikir manusia, meskipun ilmu dianggap sebagai hasil yang paling optimal dalam kebudayaan.
    Ilmu dan etika, dalam penerapannya ilmu pengetahuan juga punya dampak positif dan negatif, maka diperlukan nilai dan norma untuk mengendalikan potensi ketika hendak bergelut dengan pemanfaatannya. Disinalah etika menjadi ketentuan mutlak dan akan menjadi dukungan yang baik. Perubahan kebudayaan berakibat pada perubahan etika. Sebab etika merupakan penilaian terhadap kebudayaan.
    Contoh ciri ilmu menurut van melsen terdapat di tindakan timbal balik,memahami antar watak dan sebagainya

    Sekian trimakasih....

    ReplyDelete
  3. Nama : Wahyu Wardhana
    Semester : II
    Makul : Filsafat Ilmu
    Pertemuan ke 12

    Jawaban
    1.
    A. Ilmu merupakan usaha kita untuk menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan yang terjadi di alam manusia. Jika seseorang yang ingin berilmu maka perlu memiliki pengetahuan. Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang disusun secara bersistem. Ilmu adalah hasil proses berfikir yang diperoleh dari sekitar pengalaman untuk dijadikan objek penelitian dan dapat diakui atau diyakini kebenarannya.

    Menurut Aristoteles ilmu ada 2 :

    1. Ilmu Teoritis : Penyelidikannya bertujuan memperoleh pengetahuan tentang kenyataan.
    2. Ilmu Praktis : Penyelidikannya bertujuan menjelaskan perbuatan berdasarkan pengetahuan.

    B. Etika merupakan system moral dan prinsip-prinsip dari suatu perilaku manusia yang kemudian dijadikan sebagai standarisasi baik- buruk, benar-salah, serta sesuatu yang bermoral atau tidak bermoral.
    1. Baik-buruk, benar-salah, tepat- tidak tepat dalam aktivitas manusia.
    2. Tindakan benar, adil, dan wajar.
    3. Kapasitas untuk diarahkan pada kesadaran benar-salah
    4. Sikap seseorang dalam hubungannya dengan orang lain
    Etika dan Moral sesuatu yang menyangkut prinsip benar dan salah dari suatu perilaku dan menjadi standar perilaku manusia.

    C. Kebudayaan adalah cara berpikir, cara bertindak, dan objek material yang bersama-sama membentuk cara hidup manusia. Kebudaan meliputi apa yang kita pikirkan, bagaimana kita bertindak, dan apa yang kita miliki (J. Macionis).



    3. Ilmu Pengetahuan dapat memberi dampak positif dan negatif, dan etika menjadi sesuatu ketentuan yang mutlak dan akan menjadi dukungan yang baik. dan perubahan kebudayaan menyebabkan perubahan etika, karena etika merupakan penilaian terhadap kebudayaan.

    ReplyDelete
  4. Nama mahasiswa: ivania Rismawati rahayu
    Mata kuliah:filsafat ilmu
    Semester:2
    Pertemuan:12

    Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu.[1] Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan,memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi;cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.

    ReplyDelete
  5. Nama : Ma'mun Maulana
    Semester : II
    Makul : Filsafat Ilmu
    Pertemuan ke 12

    Jawaban
    2.Van Melsen  (1985) mengemukakan ada delapan ciri yang menandai lmu, yaitu sebagai berikut:

    1.    Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitain (metode) maupun susunan logis

    2.    Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan

    3.    Universalitas ilmu pengetahuan

    4.    Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi oleh prasngka-prasangka subjektif

    5.    Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.

    6.    Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan baru dan menimbulkan problem baru lagi

    7.    Kritis, artinya tidak ada teori yang definitif, setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru

    8.    Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan praktis.
    3.
    Hubungan filosofi antara ilmu,kebudayaan,dan etika masing masing memiliki pengaruh timbal balik. Karena perkembangan ilmu dapat memberikan pengaruh pada kebudayaan. Keadaan sosial dan kebudayaan saling tergantung dan mendukung.
    Kebudayaan adalah hasil dari karya manusia dan ilmu hasil dari akal pikir manusia, meskipun ilmu dianggap sebagai hasil yang paling optimal dalam kebudayaan.
    Ilmu dan etika, dalam penerapannya ilmu pengetahuan juga punya dampak positif dan negatif, maka diperlukan nilai dan norma untuk mengendalikan potensi ketika hendak bergelut dengan pemanfaatannya. Disinalah etika menjadi ketentuan mutlak dan akan menjadi dukungan yang baik. Perubahan kebudayaan berakibat pada perubahan etika. Sebab etika merupakan penilaian terhadap kebudayaan.

    ReplyDelete
  6. Nama lengkap:suhaeti
    Mata kuliah: filsafat ilmu
    Semester: ll
    Pertemuan ke:12

    Ada hubungan yang sangat erat
    antara ilmu , etika dan kebudayaan
    Ilmu yang bergerak otonom tidak boleh meninggalkan landasan filosofisnya. Landasan menjadikan ilmu masih tetap pada hakekat keilmuannya. Ilmu sebabagi bidang yang otonom tidak bebas nilai. Ia selalu berkaitan dengan nilai-nilai etika dan kebudayaan terutama dalam
    penerapan ilmu. Etika dan kebudayaan sebagai salah satu yang akan memberikan
    arahan (guiedence) bagi gerak ilmu,
    sehingga membawa kemanfaatan bagi
    manusia dan di era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan tumbuh sangat pesat begitu juga dengan sosial budaya.Perkembangan ilmu ini sangat mempengaruhi perkembangan budaya.Dahulu manusia berpergian dengan menggunakan kuda atau onta, sekarang manusia berpergian menggunakan motor, mobil dan sejenisnya.Sruktur sosial masyarakat dahulu cukup dikepalai oleh kepala suku, namum dengan perkembangan ilmu, stuktur sosial masyarakat dikepalai oleh raja atau presiden dengan konsep yang lebih sistematis.Hal- hal diatas merupakan perubahan dari budaya yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu.
    Dalam banyak kajian dalam berbagai referensi, Ilmu merupakan pengetahuan dan pengetahuan merupakan suatu unsur dari kebudayaan.Sehingga ilmu pengetahuan adalah bagian dari kebudayaan.Ilmu pengetahuan dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling bergantung dan saling mempengaruhi. Pada satu pihak pengembangan ilmu pengetahuan dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaannya, sedangkan di pihak lain pengembangan ilmu pengetahuan mempengaruhi jalannya kebudayaan.

    – Edward Tylor

    Kultur atau peradaban adalah komplesitas menyeluruh yang terdiri dari pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan, dan berbagai kapabilitas lainnya serta kebiasaan apa saja yang diperoleh seseorang manusia sebagai bagian dari sebuah masyarakat.
    – Ahmad Sobirin (2002: 51)

    Budaya ialah semua yang berkaitan dengan berbagai macam hasil karya manusia mulai dari ilmu pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan, dan berbagai bentuk kapabilitas manusia lainnya termasuk didalamnya organisasi dalam perngertian yang luas (masyarakat) maupun organisasi dalam pengertian yang lebih mikro (perusahaan misalnya).

    Selanjutnya B. Malinoski dalam M.Munandar Soelaeman (1987: 13) menentukan unsur-unsur kebudayaan dalam tujuh unsur universal, yakni:

    Bahasa
    Sistem teknologi
    Sistem mata pencaharian
    Organisasi sosial
    Sistem pengetahuan
    Religi
    Kesenian
    Ilmu pengetahuan dapat memberi dampak positif dan negatif, etika menjadi ketentuan yang mutlak dan akan menjadi dukungan yang baik. Perubahan kebudayaan berakibat pada perubahan etika, sebab etika merupakan penilaian terhadap kebudayaan.

    Etika keilmuan merupakan etika normatif yang merumuskan prinsip-prinsip etis yng dapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Etika mempunyai nilai kebenaran yang harus selalu disesuaikan dengan kebudayaan karena sifatnya tidak absolut dan mempunyai standar moral yang berbeda-beda, tergantung budaya yang berlaku dimana kita tinggal dan kehidupan sosial apa yang kita jalani.

    Para ilmuan yang jujur dan patuh pada norma-norma keilmuan saja belum cukup, melainkan harus dilapisi oleh moral dan akhlaq, baik moral umum yang dianut oleh masyarakat atau bangsanya (moral dan etika pancasila bagi bangsa Indonesia) maupun moral religi yang dianutnya.

    ReplyDelete

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...