Wednesday, September 30, 2020

Bimbingan dan konseling tentangTeknik Umum Konseling

 

 

Teknik Umum Konseling

Menurut Ahmad Sudrajat           

Teknik umum merupakan teknik konseling yang lazim digunakan dalam tahapan-tahapan konseling dan merupakan teknik dasar konseling yang harus dikuasai oleh Guru BP. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa jenis teknik umum, diantaranya:

 

A.Attending

 

Kata Attending, artinya;

-     Menghadiri

-     Mengikuti

-     Mengurus

-     Pergi

-     Melayani

-     merawat

 

Attending adalah bagaimana seorang guru BP atau Guru BP menyiapkan diri (keluar dari sifat asli yang ada pada dirinya menjadi seorang yang bijak), bersikap (menjadi seorang yang cinta kepada sesamanya atau sesama makhluknya), berperilaku (perilaku ini mengikutu keadaan mental, tergantung otak dalam mengedalikan ototnya), menjadi seorang pendengar (diam sejenak mendengar keluhan yang terjadi pada dirinya sambil mencari cara bagaimana seorang guru BP memberikan  jawabanya yang tepat), memberikan perhatian kepada siswa sehingga siswa merasa aman, nyaman, diperhatikan oleh guru BP.

Attending bisa juga meliputi : menyiapkan tempat, menyiapkan siswa, menyiapkan diri i sebagai seorang guru BP atau Guru BP, mengikuti secara personal, mengamati dan mendengarkan.

Persiapan

 

1.Attending : Menata tempat

- Cukup luas

- Terang / cukup cahaya

- Tenang, tak terganggu lalu lalang

- Ada dekorasi, warna teduh tidak mencolok atau menakutkan siswa

- Kursi menyamping, tanpa meja

- Jika ada meja, diusahakan tidak mengganggu keeratan hubungan (proxemics).

 

2.Attending : Menyiapkan siswa

Kesediaan siswa  untuk terlibat dalam pembicaraan, sangat ditentukan oleh kesan pertama tentang guru BP. Menyiapkan konseli meliputi :

- Menyapa secara ramah.

- Menjelaskan tujuan relasi (hubungan konseling).

- Memberikan informasi tentang hal - hal yang diperlukan siswa, selama mendapatkan bantuan.

- Siswa menyatakan kesiapan untuk membantu.

- Mengungkap alasan siswa akan perlunya bantuan.

 

3.Attending : guru BP menyiapkan diri

Bukan hanya siswa yang disiapkan, melainkan Guru BP pun perlu menyiapkan diri sebelum konseling mulai. Persiapan meliputi :

Keluar  dari sifat asli seorang yang ada pada dirinya menjadi seorang yang bijak

Menenangkan diri agar tidak tegang atau merasa “tidak enak”

Mempelajari kembali tujuan pertemuan dengan konseli

Mempelajari informasi awal tentang konseli, dari catatan yang ada atau sumber-sumber lain. (Jangan sampai ada kesan pada konseli bahwa Guru BP tidak tahu sama sekali tentang konseli karena memberikan kesan ketidaksunguhan Guru BP).

 

4.Attending secara personal : Guru BP menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh kepada konseli, sehingga konseli terundang untuk memberikan respon yang wajar. Attending ini dinyatakan dalam perilaku Guru BP sbb :

Menghadapkan badan kepada konseli dengan sedikit agak membungkuk.

Posisi tangan berada dipangkuan secara rileks.

Mata menatap konseli (eye contact)

Dengan cara ini, Guru BP dapat mengamati konseli sepenuhnya.

 

5.Attending : Keterampilan Mengamati

Guru BP dapat memahami konseli dengan mengamati profilnya. Karena itu, keterampilan mengamati sangat penting bagi Guru BP. Spektrum pengamatan :

Observasi fisik : untuk mengetahui energi fisik siswa. Misal : bobot badan, postur tubuh, kerapihan, kebersihan.

Observasi emosional : untuk mengetahui perasaan siswa, dari mimik muka, tindak-tanduk, nada suara.

Observasi intelektual : untuk mengetahui kesiapan siswa untuk terlibat dalam proses konseling. Misal dari ekspresi muka, tindak-tanduk, respons verbal dan nonverbal.

Perlu diperhatikan !

Dalam mengamati siswa perlu diperhatikan : apakah ucapannya sesuai dengan tingkah laku dan mimik mukanya, atau terdapat “inkongruensi” antara ucapan dan perbuatan / mimik.

 

Contoh :

Siswa berkata : “Saya bahagia”.

Tetapi mukanya kusam sambil menundukkan kepala.

ada Inkongruensis atau ketidaksesuaian antara ekspresi wajah dengan kenyataan menunjukkan siswa ada dalam situasi “gawat” dan merupakan pertanda bahwa ada sesuatu yang “tidak beres” pada dirinya sehingga ia tidak jujur.

 

6.Attending : Mendengarkan

Dengan mendengarkan apa yang dikatakan konseli, Guru BP dapat memahami konseli lebih dalam. Mendengar dalam konseling bukan hanya menankap isinya, melainkan memperhatikan:

Ucapan / kata-katanya : untuk mengetahui isi / pesannya.

Nada / tekanan suaranya : untuk memahami perasaannya.

Cara berbicaranya, apakah tegas atau lemah lembut : untuk mengetahui energi dan suasana hatinya.

 

Praktek Pelaksanaan Attending

 

1.Perilaku Attending

 

Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri siswa yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik dapat :

a.Meningkatkan harga diri siswa.

b.Menciptakan suasana yang aman

c.Mempermudah ekspresi perasaan siswa dengan bebas.

 

Contoh perilaku attending yang baik :

  Kepala : melakukan anggukan jika setuju

 Ekspresi wajah: tenang, ceria, senyum

 Posisi tubuh : agak condong ke arah siswa, jarak antara Guru BP dengan siswa agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.

 Tangan: variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan untuk menekankan ucapan.

  Mendengarkan : aktif penuh perhatian, menunggu ucapan siswa hingga selesai, diam (menanti saat kesempatan bereaksi), perhatian terarah pada lawan bicara.

 Contoh perilaku attending yang tidak baik :

   Kepala   : kaku

  Muka    : kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan, tidak melihat saat siswa sedang bicara, mata melotot.

  Posisi tubuh  : tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan siswa menjauh, duduk kurang akrab dan berpaling.

                                                  Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam untuk memberi kesempatan siswa berfikir dan berbicara.

    Perhatian : terpecah, mudah buyar oleh gangguan luar.

 

2.Empati

 

Empati ialah kemampuan Guru BP untuk merasakan apa yang dirasakan siswa, merasa dan berfikir bersama siswa dan bukan untuk atau tentang siswa. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending, tanpa perilaku attending mustahil terbentuk empati.

Terdapat dua macam empati, yaitu :

Empati primer, yaitu bentuk empati yang hanya berusaha memahami perasaan, pikiran dan keinginan siswa, dengan tujuan agar siswa dapat terlibat dan terbuka.Contoh ungkapan empati primer :” Saya dapat merasakan bagaimana perasaan Anda”. ” Saya dapat memahami pikiran Anda”.” Saya mengerti keinginan Anda”.

Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman Guru BP terhadap perasaan, pikiran keinginan serta pengalaman siswa lebih mendalam dan menyentuh siswa karena Guru BP ikut dengan perasaan tersebut. Keikutan Guru BP tersebut membuat siswa tersentuh dan terbuka untuk mengemukakan isi hati yang terdalam, berupa perasaan, pikiran, pengalaman termasuk penderitaannya.

Contoh ungkapan empati tingkat tinggi : Saya dapat merasakan apa yang Anda rasakan, dan saya ikut terluka dengan pengalaman Anda itu”.

 

3.Refleksi

 

Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada siswa tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya. Terdapat tiga jenis refleksi, yaitu :

Refleksi perasaan, yaitu keterampilan atau teknik untuk dapat memantulkan perasaan siswa sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal siswa. Contoh : ” Tampaknya yang Anda katakan adalah ….”

Refleksi pikiran, yaitu teknik untuk memantulkan ide, pikiran, dan pendapat siswa sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal siswa.Contoh : ” Tampaknya yang Anda katakan…”

Refleksi pengalaman, yaitu teknik untuk memantulkan pengalaman-pengalaman siswa sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal siswa. Contoh : ” Tampaknya yang Anda katakan suatu…”

 

4.Eksplorasi

 

Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman siswa. Hal ini penting dilakukan karena banyak siswa menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memungkinkan siswa untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam. Seperti halnya pada teknik refleksi, terdapat tiga jenis dalam teknik eksplorasi, yaitu :

Eksplorasi perasaan, yaitu teknik untuk dapat menggali perasaan siswa yang tersimpan. Contoh :” Bisakah Anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan ….”

Eksplorasi pikiran, yaitu teknik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat siswa. Contoh : ” Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide Anda tentang sekolah sambil bekerja”.

Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan atau teknik untuk menggali pengalaman-pengalaman siswa. Contoh :” Saya terkesan dengan pengalaman yang kamu lalui Namun saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap pendidikan mu”

 

5. Menangkap Pesan (Paraphrasing)

 

Menangkap Pesan (Paraphrasing) adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau initi ungkapan siswa dengan teliti mendengarkan pesan utama siswa, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana, biasanya ditandai dengan kalimat awal : adakah atau nampaknya, dan mengamati respons siswa terhadap Guru BP.

Tujuan paraphrasing adalah :

(1)untuk mengatakan kembali kepada siswa bahwa Guru BP bersama dia dan berusaha untuk memahami apa yang dikatakan siswa;

(2)mengendapkan apa yang dikemukakan siswa dalam bentuk ringkasan ;

(3)memberi arah wawancara konseling; dan

(4)pengecekan kembali persepsi Guru BP tentang apa yang dikemukakan siswa.

Contoh dialog :

Siswa : ” Itu suatu pekerjaan yang baik, akan tetapi saya tidak mengambilnya. Saya tidak tahu mengapa demikian ? ”

Guru BP : ” Tampaknya Anda masih ragu.”

 

6.Pertanyaan Terbuka (Opened Question)

 

Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswa agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat digunakan teknik pertanyaan terbuka (opened question). Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakan kata tanya mengapa atau apa sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan siswa, jika dia tidak tahu alasan atau sebab-sebabnya. Oleh karenanya, lebih baik gunakan kata tanya apakah, bagaimana, adakah, dapatkah.

Contoh : ” Apakah Anda merasa ada sesuatu yang ingin kita bicarakan? 

 

7.Pertanyaan Tertutup (Closed Question)

 

Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup, yang harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan kata-kata singkat. Tujuan pertanyaan tertutup untuk :

(1) mengumpulkan informasi;

(2) menjernihkan atau memperjelas sesuatu; dan

(3)menghentikan pembicaraan siswa yang melantur atau menyimpang jauh.

Contoh dialog :

Siswa : ”Saya berusaha meningkatkan prestasi dengan mengikuti belajar kelompok yang selama ini belum pernah saya lakukan”.

Guru BP: ”Biasanya Anda menempati peringkat berapa ? ”.

Siswa     : ” Empat ”

Guru BP  ; ” Sekarang berapa ? ”

Siswa     : ” Sebelas ”

 

8.Dorongan minimal (Minimal Encouragement)

 

Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan siswa. Misalnya dengan menggunakan ungkapan : oh…, ya…., lalu…, terus….dan…

Tujuan dorongan minimal agar siswa terus berbicara dan dapat mengarah agar pembicaraan mencapai tujuan. Dorongan ini diberikan pada saat siswa akan mengurangi atau menghentikan pembicaraannya dan pada saat siswa kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan atau pada saat Guru BP ragu atas pembicaraan siswa.

Contoh dialog :

Siswa : ” Saya putus asa… dan saya nyaris… ” (siswa menghentikan pembicaraan)

Guru BP : ” ya…”

Siswa    : ” nekad bunuh diri”

Guru BP : ” lalu…”

 

9.Interpretasi

 

Yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman siswa dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subyektif Guru BP, dengan tujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar siswa mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.

 

Contoh dialog :

Siswa : ” Saya pikir dengan berhenti sekolah dan memusatkan perhatian membantu orang tua merupakan bakti saya pada keluarga, karena adik-adik saya banyak dan amat membutuhkan biaya.”

 

Guru BP : ” Pendidikan tingkat MA pada masa sekarang adalah mutlak bagi semua warga negara. Terutama hidup di kota besar seperti Anda. Karena tantangan masa depan makin banyak, maka dibutuhkan manusia Indonesia yang berkualitas. Membantu orang tua memang harus, namun mungkin disayangkan jika orang seperti Anda yang tergolong akan meninggalkan MA”.

 

10.Mengarahkan (Directing)

 

Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan siswa melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh siswa untuk bermain peran dengan Guru BP atau menghayalkan sesuatu.

Siswa : ” Ayah saya sering marah-marah tanpa sebab. Saya tak dapat lagi menahan diri. Akhirnya terjadi pertengkaran sengit.”

Guru BP : ” Bisakah Anda mencobakan di depan saya, bagaimana sikap dan kata-kata ayah Anda jika memarahi Anda.”

 

11.Menyimpulkan Sementara (Summarizing)

Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas. Tujuan menyimpulkan sementara adalah untuk : (1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan; (2) menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap; (3) meningkatkan kualitas diskusi; (4) mempertajam fokus pada wawancara konseling.

 

Contoh :

” Setelah kita berdiskusi beberapa waktu alangkah baiknya jika simpulkan dulu agar semakin jelas hasil pembicaraan kita. Dari materi materi pembicaraan yang kita diskusikan, kita sudah sampai pada dua hal: pertama, tekad Anda untuk bekerja sambil kuliah makin jelas; kedua, namun masih ada hambatan yang akan hadapi, yaitu : sikap orang tua Anda yang menginginkan Anda segera menyelesaikan studi, dan waktu bekerja yang penuh sebagaimana tuntutan dari perusahaan yang akan Anda masuki.”

 

Sumber :

Sofyan S. Willis. 2004.Konseling Inpidual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta

H.M. Arifin. 2003. Teori-Teori Konseling Agama dan Umum. Jakarta. PT Golden Terayon Press.

Sugiharto.(2005. Pendekatan dalam Konseling (Makalah). Jakarta : PPPG

Thursday, September 24, 2020

konsep pendidkan non formal

 

 

Pengertian konsep

Secara etimologis, kata konsep berasal dari bahasa latin “conceptum” yang berarti sesuatu yang  bisa dipahami. Arti konsep lainnya adalah serangkaian pernyataan, ide atau gagasan yang saling berkaitan dengan berbagai kejadian atau peristiwa yang menjadi petunjuk atau dasar dalam melakukan penelitian dalam merencanakan sesuatu yang akan dikerjakan.

Konsep atau anggitan artinya susunan, kata konsep punya arti adalah abstrak yang tersusun secara rapi dari pendahuluan, konten dan akhir sebagai tujuan, dan juga konsep sebagai entitas mental yang bersifat universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan antara fakta dan data yang akan diangkat kedalam suatu konsep. Jadi, Konsep merupakan gambaran abstrak dari sebuah ide atau mental, yang dinyatakan dalam sebuah kata atau simbol.

Pengertian Abstrak menurut terminologi adalah merupakan ringkasan dari keseluruhan isi dokumen yang disajikan secara singkat dan akurat. Dalam abstrak biasanya sudah terkandung inti murni dari pembahasan yang ada dalam dokumen. Tidak ada penambahan tafsiran, opini, dan interpretasi lain dalam penulisan abstrak.

Contoh;

1.Abstrak biasa ditemukan pada karya ilmiah.

Pada umumnya, abstrak ditampilkan pada awal bagian sebelum masuk ke bab pertama sebuah karya ilmiah atau karya tulis. Tujuan penulisan abstrak adalah untuk menggambarkan keseluruhan isi konsep dari sebuah gagasan yang ada dalam tulisan.

2.Laporan keuangan suatu perusahaan

pada umumnya juga memiliki abstrak pada bagian awal dokumen. Abstrak laporan keuangan ini berisi ringkasan kinerja dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu serta strategi-strategi yang sudah dilakukan.

Sekarang timbul suatu pertanyaan, mengapa kata konsep disebut abstrak?, berikut ini penjelasannya, kalimat yang ada dalam konsep telah menghilangkan perbedaan dari segala sesuatu yang ada dalam eksistensi atau keberadaanya, memperlakukan yang sebenarnya ada, seolah–olah mereka identik dan universal dimana konsep dapat diterapkan secara merata pada setiap eksistensinya.

Sebagai  contoh, kata nama buah dan kata keselamatan, dua kata yang berbeda dalam arti bahasa dan arti istilanya apabila dihubungkan dengan pembentukan sebuah konsep, maka akan berbeda dalam  implementasi pengertiannya.

Nama “buah” bisa dijadikan konsep yang konkrit karena nama buah ini di tarik dari hasil observasi  terhadap  benda dari buah-buahan  tertentu  seperti  buah jeruk,  nanas, rambutan  yang  memiliki  ciri-ciri  yang  sama  yaitu  bentuknya bundar,  baunya harum bila sudah matang, mengandung segar rasanya, keluar dan tergantung dipohon sebagai hasil perubahan dari asal bunga menjadi buah .

Adapun kata “keselamatan”merupakan konsep yang abstrak karena di bentuk dari rangkaian peristiwa yang berkaitan dan menunjukan  ciri-ciri  perbuatan  yang  bisa nyaman dan selamat sampai tujuan seperti  mengemudikan kendaraan agar selamat dengan  harus hati-hati,  conth lain menggunakan  perkakakas  apakah harus itu benda tajam atau tabung  pemadam  api  untuk  mengatasi  kemungkinan  terjadinya kebakaran diperlakukan  dengan  benar.

Pengertian  lebih  luas  ialah menurut Turner (1985)   mengemukakan pembentukan    konsep    sebagai    berikut:    Konsep itu   di    bentuk    dengan menghubungkan  berbagai  fakta,  benda,  atau  peristiwa  yang  memiliki kesamaan  ciri  yang  kemudian  di  beri  nama  tersendiri. 

 

Sifat Abstrak

Abstrak bersifat informatif dan indikatif, maksudnya adalah data atau informasi yang ada didalam abstrak berdasarkan data dan fakta yang ada dan segala indikasinya.  tidak di sarankan untuk mencantumkan informasi yang tidak ada data dan faktanya yang benar kedalam abstrak secara singkat, jika diambil kesimpulan maka abstrak memiliki sifat :

1. Jelas

2. Tepat

3. Ringkas

4. Objektif

5. Berdiri Sendiri

 

Jenis-jenis Abstrak

1.Abstrak Informatif.

Abstrak yang menyajikan informasi keseluruhan dengan ringkas dan didukung dengan data-data secara lengkap. Singkat kata, Abstrak informatif merupakan ringkasan mini atas keseluruhan informasi dalam sebuah karya ilmiah.

2.Abstrak Indikatif.

Abstrak yang menyajikan inti dari pembahasan masalah dalam tulisan. Abstrak ini ditulis untuk kepentingan pembaca dalam mencari informasi dalam tulisan.  

 

Pendidikan  non  formal 

Pendidikan  non  formal  yang  diselenggarakan  oleh  masyarakat  untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap cakupannya sangat luas, maka kegiatan tersebut perlu adanya landasan hokum yang bisa menjamin    keberadaan    kegiatan    tersebut.       

Maka    ditetapkan    satuan pendidikan sejenis  (UU No. 2003 pasal 26 ayat 4). Jenis-jenis  kegiatan  yang  termasuk  dalam  satuan  pendidikan  yang sejenis  (lainnya)  menurut  PP  No.  37  Tahun  1991  tentang  Pendidikan  Non Formal  adalah  pra  sekolah  (Kelompok  bermain,  Penitipan  Anak),  balai latihan  dan  penyuluhan,  kepramukaan,  padepokan  pencak  silat,  sanggar kesenian, bengkel/teater, lembaga komunikasi edukatif melalui media massa(cetak  dan  elektronik)  dan  majlis  ta`lim  (dalam  UU  No.  20  Tahun  2003 berdiri sendiri menjadi satuan Pendidikan Non Formal)

 

Ciri-ciri  pendidikan  nonformal  :

a.Pendidikan berlangsung dalam lingkungan masyarakat

b.Guru adalah fasilitator yang diperlukan.

c.Tidak adanya pembatasan usia.

d.Materi pelajaran praktis disesuaikan dengan kebutuhan pragmatis.e.Waktu pendidikan singkat dan padat materi.

e.Memiliki manajemen yang terpadu dan terarah.

f.Pembelajaran  bertujuan  membekali  peserta  dengan  keterampilan khusus untuk persiapan diri dalam dunia kerja.

 

Satuan Pendidikan Non Formal

Pada tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, nama Direktorat DISKLUSEPA diganti menjadi Direktorat PNFP  (Pendidikan Nn Formal dan Pemuda).  Berdasarkan  UU  tersebut  jalur,  jenis,  dan  satuan  PNF  mengalami perubahan  guna  disesuaikan  dengan  tuntutan  masyarkat  tentang  pendidikan.

Satuan pendidikan non formal:

a.Lembaga kursus

Kursus   adalah   satuan   pendidikan   non   formal   yang   terdidri   atas sekumpulan warga masyarakat yang memberikan pengetahuan, keterampilan,   dan   sikap   mental   tertentu   bagi   warga   belajar.   Kursus diselenggarakan   bagi   warga   belajar   yang   memerlukan   bekal   untuk mengembangkan  diri,  bekerja  mencari  nafkah,  melanjutkan  ke  tingkat  atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

b.Lembaga pelatihan

c.Kelompok belajar

Kelompok  belajar  adalah  satuan  pendidikan  non  formal    yangterdiri atas sekumpulan warga masyarakat yang saling membelajarkan pengalaman dan  kemampuan  dalam  rangka  meningkatkan  mutu  dan  taraf  kehidupan. Napitupulu   menjelaskan   perkataan   kejar   di   samping   mengandung   arti harfiah  yakni  mengejar  ketinggalan-ketinggalan,  juga  sebagai  dua  akronim 16 Ishak Abdulhak, hal dari  belajar  dan  bekerja  serta  kelompok  belajar.  Kedua  pengertian  tersebut disimpulkan  bahwa  program  kejar  dijalankan  untuk  mengejar  ketinggalan, bersifat belejar dan bekerja, menggunakan wadah kelompok belajar.

Program kejar diklasifikasikan menjadi dua yakni:

1.Kelompok  Belajar  Fungsional  (termasuk  didalam  kelompok  ini adalah:  Keaksaraan  fungsional,  Kelompok  Belajar  Usaha  (KBU), Kelompok    Pemuda    Produktif    Pedesaan    (KPPP),    Kelompok Pemberdayaan    Swadaya  Masyarakat  (KPSM),  dan  Kelompok Pemuda Produktif Mandiri (KPPM)

2.Kelompok  Beajar  Kesetaraan  (  Kejar  Paket  A  setara  SD,  Kejar Paket B setara dengan setara SLTP, Kelompok Belajar Paket C

d.Pusat Kegiatan  Belajar Masyarakat (PKBM)

Pusat   kegiatan   belajar   masyarakat   menurut   Sutaryat   merupakan tempat  belajar  yang  bentuk  dari,  oleh  dan  untuk  masyarakat,  dalam  rangka meningkatkan  pengetahuan,  keterampilan,  sikap,  hobi,  dan  bakat  warga masyarakat,  yang  bertitik  tolak  dari  kebermaknaan  dan  kebermanfaatan program  bagi  warga  belajar  dengan  menggali  dan  memanfaatkan  potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di lingkungannya. Program   pembelajaran   yang   dilaksanakan   di   PKBM   digali   dari kebutuhan   nyata   yang   dirasakan   warga   masyarakat,   dikaitkan   dengan potensi   lingkungan   dan   kemungkinan   pemasaran   hasil   belajar.   Dalam kegiatan  pembelajaran  keterampilan  fungsional  terintegrasi  dengan  seluruh program  belajar,  waktu  belajar  disesuaikan  dengan  kesiapan  warga  belajar. Program   yang   dilaksanakan   dan   kembangkan   di   PKMB   tidak   hanya program  yang  disponsori  oleh  instansi  pendidikan  non  formal  tetapi  juga program  dari  instansi  lain  (seperti  pertanian,  kesehatan,  perindustrian  dan lain-lain).Program-program  yang  dilaksanakan  PKMB selalu dikaitkan dengan upaya  meningkatkan  taraf  hidup.  Program-program  yang  dimaksud  adalah pendidikan  anak  usia  dini,  pendidikan  keaksaraan,  pendidikan  kesetaraan, pendidikan    kecakapan    hidup,    pendidikan    kepemudaan,    pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan lansia dan lainnya.

e.Majlis Ta`lim

Majlis  ta`lim  adalah  suatu  pendiidkan  non  formal  yang  dilaksanakan oleh    masyarakat    dengan    tujuan    meningkatkan    pengetahuan,    dan keterampilan   serta   perubahan   sikap   hidup   terutama   yang   berhubungan dengan  agama  islam  yang  dilaksanakan  secara  apik  dan  rapi.  Kegiatan-kegiatan  yang  termasuk  dalam  masjlis  ta`lim  adalah  kelompok  yasinan, kelompok  pengajian,  taman  pengajian  Al-Qur`an,  pengajian  kitab  kuning, salafiah dan lain-lain.

f. Satuan pendidikan sejenis

Pendidikan  non  formal  yang  diselenggarakan  oleh  masyarakat  untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap cakupannya sangat luas, maka kegiatan tersebut perlu adanya landasan hokum yang bisa menjamin    keberadaan    kegiatan    tersebut.  Maka    ditetapkan    satuan pendidikan sejenis  (UU No. 2003 pasal 26 ayat 4).

Jenis-jenis  kegiatan  yang  termasuk  dalam  satuan  pendidikan  yang sejenis  (lainnya)  menurut  PP  No.  37  Tahun  1991  tentang  Pendidikan  Non Formal  adalah  pra  sekolah  (Kelompok  bermain,  Penitipan  Anak),  balai latihan  dan  penyuluhan,  kepramukaan,  padepokan  pencak  silat,  sanggar kesenian, bengkel/teater, lembaga komunikasi edukatif melalui media massa(cetak  dan  elektronik)  dan  majlis  ta`lim  (dalam  UU  No.  20  Tahun  2003 berdiri sendiri menjadi satuan Pendidikan Non Formal

Peran non  formal

Masalah    pendidikan    dalam    pendidikan    sekolah,    menyebabkan pendidikan  non  formal mengambil  peran  untuk  membantu  sekolah   dan masyarakat  dalam  mengurangi  masalah  tersebut.

Sudjana  mengemukakan peran pendidikan  non  formal adalah  sebagai    “pelengkap,  penambah,  dan pengganti" dengan penjabaran sebagai berikut:

a.Sebagai pelengkap pendidikan sekolah

Pendidikan   non   formal berfungsi   untuk   melengkapi   kemampuan peserta  didik  dengan  jalan  memberikan  pengalaman  belajar  yang  tidak diperoleh   dalam   pendidikan   sekolah.

Pendidikan   non   formal sebagai pelengkap  ini  dirasakan  perlu  oleh  masyarakat  untuk  memenuhi  kebutuhan belajar  masyarakat  dan  mendekatkan  fungsi  pendidikan  sekolah  dengan kenyataan   yang   ada  di  masyarakat.  Oleh  karena  itu  program-program pendididkan  non  formalpada  umumnya  dikaitkan  dengan  lapangan  kerja dan  dunia  usaha  seperti  latihan  keterampilan  kayu,  tembok,  las,  pertanian, makanan, dan lain-lain.  

b.Sebagai penambah pendidikan sekolah

Pendidikan   non   formalsebagai   penambah   pendidikan   sekolah bertujuan untuk  menyediakan  kesempatan  belajar  kepada:   

1.Peserta  didik yang  ingin  memperdalam  materi  pelajaran  tertentu  yang  diperoleh  selama mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan sekolah.

2.Alumni suatu    jenjang    pendidikan    sekolah    dan    masih    memerlukan    layanan pendidikan  untuk  memperluas  materi  pelajaran  yang  telah  diperoleh. 

3.Mereka    yang    putus    sekolah    dan    memerlukan    pengetahuan    serta keterampilan  yang  berkaitan  dengan  lapangan  pekerjaan  atau  penampilan diri dalam masyarakat.

c. Sebagai pengganti pendidikan sekolah

Pendidikan   non   formalsebagai   pengganti    pendidikan   sekolah meyediakan  kesempatan  belajar  bagi  anak-anak  atau  orang  dewasa  yang karena  berbagai  alasan  tidak  memperoleh  kesempatan  untuk  memasuki satuan  pendidikan  sekolah. 

Kegiatan  belajar mengajar  bertujuan  untuk memberikan    kemampuan    dasar    membaca,    menulis,    berhitung    dan pengetahuan  praktis  dan  sederhana  yang  berhubungan  dengan  kehidupan sehari-hari seperti pemeliharaan kesehatan lingkungan dan pemukiman, gizi keluarga, cara bercocok tanam, dan jenis-jenis keterampilan lainnya.

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...