- Baca dan fahami artikel bahan kuliah dibawah ini hingga di mengerti dengan benar, kemudian beri tanggapan dengan teori dan referensi pendapat yang lain,
- Dari 18 peranan guru mana yang paling cocok dengan karakter kalian sebagai praktisi pengajar di lembaga pendidikan tempat tugas mengajar
Kata Peranan berasal dari kata peran, istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain sandiwara atau film, tukang ngelawak pada permainan mak yong, Permainan mak yong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum internasional. Di zaman dulu, pertunjukan mak yong diadakan orang desa di pematang sawah selesai panen padi.
Kata peran sering dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang, dimana kata peran dikaitkan dengan apa yang dimainkan oleh seorang aktor dalam suatu drama. Kata ‘peran’ atau dalam bahasa Inggris “role” diambil dari kata dramaturgy atau seni teater. Kata ‘peran’ atau ‘role’ dalam kamus Oxford Dictionary diartikan: “Actor’s part; one’s task orang fuction, yang berarti aktor.
Peran dalam proses belajar mengajar terkadang bisa menjadi unsur yang ditujukan kepada peserta didik dan pendidik yang masing-masing pihak melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan tujuannya masing-masing. Peserta didik mempunyai tugas belajar yang mempunyai peran sebagai pelajar untuk mengumpulkan pengetahuan, penanaman konsep. penanan kecekatan dan pembentukan sikap dan perbuatan. Sedangkan Pendidik memberikan pengarahan dan motivasi untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang; Memberi fasilitas, media, pengalaman belajar yang memadai; Membantu mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri.
Disamping itu Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan;
1.Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan.
2.Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak.
3.Pendidik adalah orang yang mengajar dan membantu siswa dalam memecahkan masalah pendidikannya.
4.Sedangkan menurut kajian Islam, menurut Imam al-Ghazali guru sebagai pendidik adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, segala potensi yang ada pada peserta didik. Serta membersihkan hati peserta didik agar bisa dekat dan berhubungan dengan Allah SWT.
Selanjutnya Kata dari Peranan adalah memiliki arti perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status. Setiap orang mungkin mempunyai sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban dan peran adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut (Horton, 1999:118).
Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Maka dari sisi psikologinya bahwa Peranan guru itu adalah menujukan suatu konsep perilaku yang melekat pada dirinya tentang apa yang dapat dilaksanakan oleh individunya untuk masyarakat dan lembaga sebagai organisasi. Peranan guru juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi struktur sosial dimasyarakat.
B. Peranan Guru
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997).
Guru mempunyai tugas mendidik dan memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk mencapai kedewasan. Mengajar memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk menguasai bahan ajar. Membimbing dan memberikan fasilitas kepada peserta didik dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi sehingga mencapai kemandirian.
Guru senantiasa berusaha menciptakan interaksi edukatif dan perlakuan manusiawi dalam proses belajar mengajar, hal ini dimaksudkan untuk dapat tercapainya tujuan proses personal yaitu peserta didik dan guru, dan dipengaruhi oleh faktor lain misalnya bahan, alat, media, situasi dan kondisi lingkungan saat proses belajar berlangsung.
Guru di sekolah berperan dengan memberikan fasilitas berupa pemberian bantuan psikologis yang diberikan guru kepada peserta didik dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangan siswa yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri, dan bersikap serta bertindak sesuai dengan tuntunan dan tuntutan serta keadaan lingkungan sekolah, dan masyarakat.
Fungsi guru di sekolah adalah pemahaman indiividu penyesuaian, penyaluran, dan pengadaptasian. Dan sifat layanannya meliputi pencegahan, penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan.
Dengan memperhatikan sifat dan fungsi peran guru tersebut, maka guru dapat melakukan tugasnya secara tepat sesuai dengan apa yang harus dilakukan berdasarkan situasi dan kondisi karakteristik peserta didik, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan harapan. Di samping itu, guru dapat menempatkan diri dan memilih metode mengajar yang tepat untuk dipergunakan.
Adapun peranan guru dalam mendidik adalah sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah juga bisa disebut sebagai pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Sekarang Peranan guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan dan pembinaan serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
2. Guru Sebagai Pengajar
Kata Pengajar berasal dari kata ajar yang memiliki pengertian, Pengajar adalah menyampaikan atau memberikan atau mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa atau murid. Pengajar hanya memberikan pengajaran yang enekankan pada aspek pengetahuan, sehingga ketika siswa telah mengerti dan memahami materi pelajaran yang diajarkan maka pengajaran bisa dikatakan berhasil. Bagi seorang pengajar tidak begitu risau dengan sikap dan perilaku siswa-siswanya, karena hal tersebut bukanlah merupakan tanggung jawabnya. Seorang pengajar tidak mempersoalkan tentang tingkah lakunya, apakah tingkah laku mereka patut ditiru oleh siswa atau tidak. Mereka bisa melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan sebagai seorang panutan.
Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan pendekatan terhadap siswa, bukan saja melalui pendekatan instruksional, akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi dalam proses belajar mengajar berlangsung. Pendekatan pribadi semacam ini akan secara langsung mengenal dan memahami mudrid-muridnya secara lebih mendalam, sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat. Dalam keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor utama, guru memegang berbagai jenis peran yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, bimbingan merupakan suatu upaya untuk membantu para siswa dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut :
a.Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.
b.Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
c.Guru harus memaknai kegiatan belajar.
d.Guru harus melaksanakan penilaian.
4. Guru Sebagai Pelatih
Pelatih adalah orang yang profesional dalam bidang tertentu dan bertugas untuk membentuk seseorang menjadi memiliki ketrampilan yang sama dengan apa yang menjadi bidangnya tersebut dan agar anak-anak yang dilatihnya bisa meraih prestasi.
Melatih adalah lebih ditekankan pada tujuan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan anak atau peserta didik.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran seorang guru memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.
Guru sebagai pelatih dalam hal ini yaitu guru mempunyai skill khususnya dalam keterampilan untuk menjadi seorang guru yang professional. Pelaksanaan peran ini menuntut keterampilan tertentu seperti:
1. Terampil dalam menyiapkan bahan pelajaran.
2. Terampil menyusun satuan pelajaran.
3. Terampil menyampaikan ilmu pada murid.
4. Terampil menggairahkan semangat belajar murid.
5. Terampil memilih dan menggunakan alat peraga pendidikan.
6. Terampil melakukan penilain hasil belajar murid.
7. Terampil menggunakan bahasa yang baik dan benar.
8. Terampil mengatur disiplin kelas, dan berbagai keterampilan lainnya.
5. Guru Sebagai Penasehat
Dalam hidup ini setiap orang tentu punya persoalan sendiri yang dihadapi, tidak ada yang dapat dipungkiri bahwa persoalan itu akan terus ada hingga akhir hayat. Begitu pula halnya dengan persoalan-persoalan yang dialami oleh peserta didik. Seperti seringkali peserta didik mengalami kesulitan-kesulitan, seperti kesulitan dalam hal belajar, kesulitan untuk memecahkan masalah pribadi, kesulitan masalah sosial, kesulitan dalam mengambil keputusan, kesulitan untuk menemukan jati diri dan sebagainya.
Kesulitan tentu akan mempengaruhi proses pembelajaran dalam menetukan arah yang ingin dicapai dalam hidupnya. Untuk itu sangat dibutuhkan adanya seorang guru menjadi pendamping yang bertindak sebagai konsultan yang siap membantu dan memberikan nasihat pada peserta didik, yang mengalami kesulitan sebagaimana tersebut diatas.
Maka seorang guru sebagai pendamping sangat berperan dalam perkembangan dan kemajuan peserta didik untuk mencapai tujuan hidupnya secara optimal. Dalam menyikapi persoalan ini guru sebagai penasihat dalam menghadapi peserta didik, berperan penting dalam mengatasi persoalan yang dihadapi. Dalam arti peran guru sebagai penasihat sangat dibutuhkan apabila ketika di sekolah tidak ada guru Pembimbingan dan Konseling.
Di banyak tempat guru tidak hanya berperan sebagai penasihat bagi peserta didiknya. Akan tetapi, guru juga dianggap sebagai seorang yang serba bisa dalam memecahkan berbagai persoalan dan masalah, terutama yang berhubungan dengan masalah pendidikan.
Dan masih ada banyak lagi, peran guru yang dapat kita ketahu bersama yakni: sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasihat, pembaharu, model dan teladan, sebagai pribadi sejati, sebagai peneliti, pendorong kreatifitas, sebagai pekerja rutin, sebagai aktor dan masih banyak lagi, yang tidk dapat disebutkan disini,
Seorang guru sebagai prbadi yang memiliki nilai moral, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual yang tinggi. Guru yang selalu bertutur kata kasar, tidak menghargai peserta didiknya serta terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang pendidik, menunjukkan bahwa guru tersebut memiliki nilai moral yang kurang bagus, dan guru tersebut tidak pantas menjadi seorang pendidik yang baik.
Oleh karena itu, seorang guru harus memahami betul masalah-masalah pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, dalam menghadapi perserta didik. Dengan demikian seorang guru akan dinilai oleh para perserta didik sebagai tokoh panutan, sebagai seorang penasihat untuk diteladani dalam hidupnya. Inilah harapan kita bersama sebagai generasi penerus bangsa dalam memajukan, kemajuan dalam bidang pendidikan sebagai wujud pengadian kita pada bangsa dan negara.
Ada yang mengatakan Di ujung Rotan ada di dalam penjara, namun yang sebenarnya diujung rotan ada emas dan berlian. Itulah sosok seorang guru dalam pengabdian sebagai penasihat, pengajar namun tanpa tanda jasa.
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
6. Guru Sebagai Inovator atau Pembaharu
Secara umum banyak sekali tugas seorang guru yang harus dilakukan dalam melaksanakan tugasnya disekolah. Namun peranan yang paling pokok menjadi seorang guru menurut Zanti arbi dalam Wordpress.com adalah mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik artinya adalah memberikan kepada anak agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang seoptimal mungkin. Karena tugas guru selain menyampaikan ilmu pengetahuan, juga membantu anak dalam membentuk perkembangan seluruh aspek kepribadian agar menjadi manusia yang tumbuh secara dewasa.
Mengajar berarti memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) pada diri anak agar dapat menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi.
Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada proses merencanakan, melaksanakan dan menilai hasilnya.
Supaya tugas seorang guru seperti mendidik, mengajar bisa diterapkan dan dilaksanakan dengan optimal, sebagai seorang guru harus bersikap terbuka dan peka dengan perubahan (inovasi). Ada beberapa tahapan yang dilakukan guru dalam inovasi pendidikan.
a. Invention atau pembaharuan adalah menemukan atau menciptakan hal-hal baru yang bisa menunjang pendidikan untuk lebih baik. Dalam hal ini seorang guru harus mencari masalah-masalah apa yang menjadi kendala siswa-siwi dalam memahami materi yang disampaiakan. Setelah itu seorang guru harus merumuskan masalah yang sudah ditemukan dan menganalisisnya lebih tajam.
b. Development atau pengembangan adalah sarana alternative dalam memecahkan masalah, seprti melakukan percobaan dan penelitian terhadap metode-metode pengajaran. Apakah metode yang digunakan itu bisa membantu siswa lebih mudah dalam memahami atau tidak?.
c. Diffusion atau penyebaran diamana arti asalnya adalah pergerakan bersih zat dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah, diffusion dalam pendidikan yaitu mencakup penyebaran ide-ide jika pembaharuan atau inovasi yang ditemukan telah terbukti memberikan dampak positif dalam kemajuan pendidikan. Dalam inovasi pendidikan seorang guru dituntut agar selalu mencoba, mengubah, mengembangkan dan meningkatkan gaya mengajarnya supaya melahirkan model pengajaran yang sesuai dan pas dengan peserta didik.
Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.
7. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
8. Guru Sebagai Pribadi
Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.
9. Guru Sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum diketahui untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan, yakni penelitian.
10. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.
11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
Dunia ini panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada pesarta didiknya. Mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.
12. Guru Sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.
13. Guru Sebagai Pemindah Kemah
Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi peserta didiknya.
14. Guru Sebagai Pembawa Cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya dan berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.
15. Guru Sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang actor berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha meningkatkan minat para pendengar.
16. Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insane dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.
17. Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif.
18. Guru Sebagai Pengawet
Salah satu tugas guru adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun di masa depan. Sarana pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu adalah kurikulum. Guru juga harus mempunyai sikap positif terhadap apa yang akan diawetkan.
19. Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.
Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.
Catatan;
Kuliah kali ini adalah sebagai pertemuan untuk mengisi absen hadir yang ke 9