Thursday, June 11, 2020

Peranan Guru

Kuliah Bagi Bahasiswa Smt VI
  1. Baca dan fahami artikel bahan kuliah dibawah ini hingga di mengerti dengan benar, kemudian beri tanggapan dengan teori dan referensi pendapat yang lain,
  2. Dari 18  peranan guru mana yang paling cocok dengan karakter kalian sebagai praktisi pengajar di lembaga pendidikan tempat tugas mengajar

Peranan Guru

A. Ulasan Kata Peranan

Kata Peranan berasal dari kata peran, istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain sandiwara atau film, tukang ngelawak pada permainan mak yong, Permainan mak yong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum internasional. Di zaman dulu, pertunjukan mak yong diadakan orang desa di pematang sawah selesai panen padi

Kata peran sering dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang, dimana kata peran dikaitkan dengan apa yang dimainkan oleh seorang aktor dalam suatu drama. Kata ‘peran’ atau dalam bahasa Inggrisrole” diambil dari kata dramaturgy atau seni teater.  Kata ‘peran’ atau ‘role’ dalam kamus Oxford Dictionary diartikan: “Actor’s part; one’s task orang fuction, yang berarti aktor.

Peran dalam proses belajar mengajar terkadang bisa menjadi unsur yang ditujukan kepada peserta didik dan pendidik yang masing-masing pihak melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan tujuannya masing-masing. Peserta didik mempunyai tugas belajar yang mempunyai peran sebagai pelajar untuk mengumpulkan pengetahuan, penanaman konsep. penanan kecekatan dan pembentukan sikap dan perbuatan. Sedangkan Pendidik memberikan pengarahan dan motivasi untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang; Memberi fasilitas, media, pengalaman belajar yang memadai; Membantu mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri.

Disamping itu Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan;

1.Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan.

2.Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak.

3.Pendidik adalah orang yang mengajar dan membantu siswa dalam memecahkan masalah pendidikannya.

4.Sedangkan menurut kajian Islam, menurut  Imam al-Ghazali guru sebagai pendidik adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, segala potensi yang ada pada peserta didik. Serta membersihkan hati peserta didik agar bisa dekat dan berhubungan dengan Allah SWT.

Selanjutnya Kata dari Peranan adalah memiliki arti perilaku yang diharapkan dari seseorang  yang mempunyai suatu status. Setiap orang mungkin mempunyai sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban dan peran adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut (Horton, 1999:118). 

Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.

Maka dari sisi psikologinya bahwa Peranan guru itu adalah menujukan suatu konsep perilaku yang melekat pada dirinya tentang apa yang dapat dilaksanakan oleh individunya untuk masyarakat dan lembaga sebagai organisasi. Peranan guru juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi struktur sosial dimasyarakat.

 B. Peranan Guru

Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997).

Guru mempunyai tugas mendidik dan memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk mencapai kedewasan. Mengajar memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk menguasai bahan ajar. Membimbing dan memberikan fasilitas kepada peserta didik dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi sehingga mencapai kemandirian. 

Guru senantiasa berusaha menciptakan interaksi edukatif dan perlakuan manusiawi dalam proses belajar mengajar, hal ini dimaksudkan untuk dapat tercapainya tujuan proses personal yaitu peserta didik dan guru, dan dipengaruhi oleh faktor lain misalnya bahan, alat, media,  situasi dan kondisi lingkungan saat proses belajar berlangsung.

Guru di sekolah berperan dengan memberikan fasilitas berupa pemberian bantuan psikologis yang diberikan guru kepada peserta didik dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangan siswa yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri, dan bersikap serta bertindak sesuai dengan tuntunan dan tuntutan serta keadaan lingkungan sekolah, dan masyarakat.

Fungsi guru di sekolah adalah pemahaman indiividu penyesuaian, penyaluran, dan pengadaptasian. Dan sifat layanannya meliputi pencegahan, penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan. 

Dengan memperhatikan sifat dan fungsi peran guru tersebut, maka guru dapat melakukan tugasnya secara tepat sesuai dengan apa yang harus dilakukan berdasarkan situasi dan kondisi karakteristik peserta didik, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan harapan. Di samping itu, guru dapat menempatkan diri dan memilih metode mengajar yang tepat untuk dipergunakan.

Adapun peranan guru dalam mendidik adalah sebagai berikut :

1. Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah juga bisa disebut sebagai pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

Sekarang Peranan guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan dan pembinaan serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.

 

2.  Guru Sebagai Pengajar

Kata Pengajar berasal dari kata ajar yang memiliki pengertian, Pengajar adalah menyampaikan atau memberikan atau mentransfer ilmu pengetahuan  kepada siswa atau murid. Pengajar hanya memberikan pengajaran yang enekankan pada aspek pengetahuan, sehingga ketika siswa telah mengerti dan memahami materi pelajaran yang diajarkan maka pengajaran bisa dikatakan berhasil. Bagi seorang pengajar tidak begitu risau dengan sikap dan perilaku siswa-siswanya, karena hal tersebut bukanlah merupakan tanggung jawabnya. Seorang pengajar tidak mempersoalkan tentang tingkah lakunya, apakah tingkah laku mereka patut ditiru oleh siswa atau tidak. Mereka bisa melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan sebagai seorang panutan.

Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.

 

3.  Guru Sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan pendekatan terhadap siswa, bukan saja melalui pendekatan instruksional, akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi dalam proses belajar mengajar berlangsung. Pendekatan pribadi semacam ini akan secara langsung mengenal dan memahami mudrid-muridnya secara lebih mendalam, sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat. Dalam keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor utama, guru memegang berbagai jenis peran yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, bimbingan merupakan suatu upaya untuk membantu para siswa dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.

Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut :

a.Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.

b.Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.

c.Guru  harus memaknai kegiatan belajar.

d.Guru harus melaksanakan penilaian.

 

4. Guru Sebagai Pelatih

Pelatih adalah orang yang profesional dalam bidang tertentu dan bertugas untuk membentuk seseorang menjadi memiliki ketrampilan yang sama dengan apa yang menjadi bidangnya tersebut dan agar anak-anak yang dilatihnya bisa meraih prestasi.

Melatih adalah lebih ditekankan pada tujuan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan anak atau peserta didik.

Dalam proses pendidikan dan pembelajaran seorang guru memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.

Guru sebagai pelatih  dalam hal ini yaitu guru mempunyai skill khususnya dalam keterampilan untuk menjadi seorang guru yang professional. Pelaksanaan peran ini menuntut keterampilan tertentu seperti:

1.     Terampil dalam menyiapkan bahan pelajaran.

2.     Terampil menyusun satuan pelajaran.

3.      Terampil menyampaikan ilmu pada murid.

4.     Terampil menggairahkan semangat belajar murid.

5.     Terampil memilih dan menggunakan alat peraga pendidikan.

6.     Terampil melakukan penilain hasil belajar murid.

7.     Terampil menggunakan bahasa yang baik dan benar.

8.     Terampil mengatur disiplin kelas, dan berbagai keterampilan lainnya.

 

5. Guru Sebagai Penasehat

Dalam hidup ini setiap  orang tentu punya persoalan sendiri yang dihadapi, tidak ada yang dapat dipungkiri bahwa persoalan itu akan terus  ada hingga akhir hayat.  Begitu pula halnya dengan persoalan-persoalan yang dialami oleh peserta didik.  Seperti seringkali peserta didik mengalami kesulitan-kesulitan, seperti kesulitan dalam hal belajar, kesulitan untuk memecahkan masalah pribadi, kesulitan masalah sosial, kesulitan dalam mengambil keputusan, kesulitan untuk menemukan jati diri dan sebagainya. 

Kesulitan tentu akan mempengaruhi proses pembelajaran dalam menetukan arah yang ingin dicapai dalam hidupnya. Untuk itu sangat dibutuhkan adanya seorang guru menjadi pendamping yang bertindak sebagai konsultan yang siap membantu dan memberikan nasihat pada peserta didik, yang mengalami kesulitan sebagaimana tersebut diatas.

Maka seorang guru sebagai pendamping sangat berperan dalam perkembangan dan kemajuan peserta didik untuk mencapai tujuan hidupnya secara optimal.  Dalam menyikapi persoalan  ini guru sebagai penasihat dalam menghadapi peserta didik,  berperan penting dalam mengatasi persoalan yang  dihadapi.  Dalam arti peran guru sebagai penasihat sangat dibutuhkan apabila ketika di sekolah tidak ada guru Pembimbingan dan Konseling.

Di banyak tempat guru tidak hanya berperan sebagai penasihat bagi peserta didiknya. Akan tetapi, guru juga dianggap sebagai seorang yang serba bisa dalam memecahkan berbagai persoalan dan masalah, terutama yang berhubungan dengan masalah pendidikan.

Dan masih ada banyak lagi, peran guru yang dapat kita ketahu bersama yakni: sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasihat, pembaharu, model dan teladan, sebagai pribadi sejati, sebagai peneliti, pendorong kreatifitas, sebagai pekerja rutin, sebagai  aktor dan masih banyak lagi, yang tidk dapat disebutkan disini,

Seorang guru sebagai prbadi yang memiliki nilai moral, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual yang tinggi. Guru yang selalu bertutur kata kasar, tidak menghargai peserta didiknya serta terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang pendidik, menunjukkan bahwa guru tersebut memiliki nilai moral yang kurang bagus, dan guru tersebut tidak pantas menjadi seorang pendidik yang baik.

Oleh karena itu, seorang guru harus memahami betul masalah-masalah pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, dalam menghadapi perserta didik. Dengan demikian seorang guru akan dinilai oleh para perserta didik sebagai tokoh panutan,  sebagai seorang penasihat untuk diteladani dalam hidupnya. Inilah harapan kita bersama sebagai generasi penerus bangsa dalam memajukan,  kemajuan dalam  bidang pendidikan sebagai wujud pengadian kita pada bangsa dan negara.

Ada yang mengatakan Di ujung Rotan ada di dalam penjara,  namun yang sebenarnya diujung rotan ada emas dan berlian. Itulah sosok seorang guru dalam pengabdian sebagai penasihat, pengajar namun tanpa tanda jasa.

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.

 

6. Guru Sebagai Inovator atau Pembaharu

Secara umum banyak sekali tugas seorang guru yang harus dilakukan dalam melaksanakan tugasnya disekolah. Namun peranan yang paling pokok menjadi seorang guru menurut Zanti arbi dalam Wordpress.com adalah mendidik, mengajar dan melatih.

Mendidik artinya adalah memberikan kepada anak agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang seoptimal mungkin. Karena tugas guru selain menyampaikan ilmu pengetahuan, juga membantu anak dalam membentuk perkembangan seluruh aspek kepribadian agar menjadi manusia yang tumbuh secara dewasa.

Mengajar berarti memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) pada diri anak agar dapat menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi.

Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada proses merencanakan, melaksanakan dan menilai hasilnya.

Supaya tugas seorang guru seperti mendidik, mengajar bisa diterapkan dan dilaksanakan dengan optimal, sebagai seorang guru harus bersikap terbuka dan peka dengan perubahan (inovasi). Ada beberapa tahapan yang dilakukan guru dalam inovasi pendidikan.

a.   Invention atau pembaharuan adalah menemukan atau menciptakan hal-hal baru yang bisa menunjang pendidikan untuk lebih baik. Dalam hal ini seorang guru harus mencari masalah-masalah apa yang menjadi kendala siswa-siwi dalam memahami materi yang disampaiakan. Setelah itu seorang guru harus merumuskan masalah yang sudah ditemukan dan menganalisisnya lebih tajam.

b.   Development atau pengembangan adalah sarana alternative dalam memecahkan masalah, seprti melakukan percobaan dan penelitian terhadap metode-metode pengajaran. Apakah metode yang digunakan itu bisa membantu siswa lebih mudah dalam memahami atau tidak?.

c.    Diffusion atau penyebaran diamana arti asalnya adalah pergerakan bersih zat dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah, diffusion dalam pendidikan yaitu mencakup penyebaran ide-ide jika pembaharuan atau inovasi yang ditemukan telah terbukti memberikan dampak positif dalam kemajuan pendidikan. Dalam inovasi pendidikan seorang guru dituntut agar selalu mencoba, mengubah, mengembangkan dan meningkatkan gaya mengajarnya supaya melahirkan model pengajaran yang sesuai dan pas dengan peserta didik.

Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.

 

7. Guru Sebagai Model dan Teladan

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

8. Guru Sebagai Pribadi

Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani.  Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.

9. Guru Sebagai Peneliti

Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum diketahui untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan, yakni penelitian.

10. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.

 

11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan

Dunia ini panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada pesarta didiknya. Mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.

 

12. Guru Sebagai Pekerja Rutin

Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.

 

13. Guru Sebagai Pemindah Kemah

Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi peserta didiknya.

 

14. Guru Sebagai Pembawa Cerita

Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya dan berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.

 

15. Guru Sebagai Aktor

Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang actor berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha meningkatkan minat para pendengar.

 

16. Guru Sebagai Emansipator

Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insane dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.


17. Guru Sebagai Evaluator

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif.

 

18. Guru Sebagai Pengawet

Salah satu tugas guru adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun di masa depan. Sarana pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu adalah kurikulum. Guru juga harus mempunyai sikap positif terhadap apa yang akan diawetkan.

 

19. Guru Sebagai Kulminator

Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.

Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.

 

Catatan;

Kuliah kali ini adalah sebagai pertemuan untuk mengisi absen hadir yang ke 9

Tuesday, June 9, 2020

Teknik Pembelajaran



Teknik Pembelajaran

Memilih metode pembelajaran yang tepat untuk salah satu mata pelajaran sangat penting sekali, metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan-tahapan tertentu, karena tercapainya tujuan mengajar itu tergantung kepada penetapan digunakan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh seorang guru untuk dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.


A.   Tehnik

 Kata dasar Teknik adalah suatu prosedur logis yang dapat diterima dengan rasional untuk merancang suatu rangkaian dari komponen yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk memfungsikan suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Edward M. Anthony mendefinisikan tehnik dalam pembelajaran adalah suatu cara sebagai strategi yang digunakan oleh guru untuk mencapai hasil yang maksimum pada waktu mengajar dibagian pelajaran tertentu.

Teknik pembelajaran menurut T. Raka Joni dalam Abimanyu, 2008, menunjuk kepada ragam khas penerapan sesuatu metode dengan latar tertentu, seperti kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dan sebagainya. Sementara Sanjaya (2010) lebih realistis dengan mengartikan bahwa teknik pembelajaran adalah sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

Jadi Teknik ini memiliki arti yang lebih luas karena  cara yang digunakanya bersifat implementatif, langsung dipraktikan dalam realitas pembelajaran di kelas. Teknik pembelajaran adalah serangkaian cara, upaya dan siasat yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar secara optimal kepada para siswa.

Jadi sangat mungkin metode yang digunakan bisa sama dengan tehnik, tetapi teknik yang dipergunakan itu akan berbeda, karena implementatifnya tergantung pada individu seorang guru itu sendiri sehingga akan menghasilkan output pembelajaran yang tidak sama, misalnya metode beroreantasi pada tahapan mengajar sehingga siswa dapat menyebutkan sesuatu yang harus diketahui, sedangkan tehnik beroreantasi pada implementatif praktek dari komponen yang diajarkan itu bisa nyambung.

Untuk melaksakan proses pembelajaran yang baik dan maksimal, seorang guru wajib memahami pengertian dan macam-macam teknik pembelajaran terbaru secara benar dan lengkap.


1. Teknik Ceramah

Teknik ceramah ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa, karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif.

Teknik ceramah dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran. ceramah dikatakan efektif bila guru dapat membimbing anak-anak untumemasuki situasi yang memberikan pengalaman yang dapat menimbulkan kegiatan belajar  pada anak itu. Guru secara terus menerus membimbing anak untuk berpartisipasi secara aktif dan tekun mengikuti pengajaran secara sukarela. Oleh karena itu pengalaman belajar yang diberikan oleh guru dalam kegiatan mengajar harus relevan dengan kehidupan yang ada kesinambungan dengan pengalaman yang lalu maupun pengalaman yang akan datang.

Ceramah merupakan salah satu teknik mengajar yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Teknik ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan teknik inisifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik.

Teknik ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu teknik ini boleh dikatakan sebagai teknik pengajaran tradisional karena sejak dulu teknik ini digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

 

2. Teknik Diskusi.

 Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, terjadi tukar menukar pengalaman, informasi, menyelesaikan masalah, dapat juga terjadi semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar.


3. Teknik Tanya Jawab

 

Tehnik tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk  pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru baik secara lisan atau tertulis.

Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang dihayati. Melalui dengan tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut.


4. Teknik Penugasan

Tehnik penugasan adalah merupakan suatu tehnik mengajar yang diterapkan dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut dengan Tehnik penugasan. Biasanya guru memberikan tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan Tehnik penugasan seperti halnya yang dikemukakan : Roestiyah dalam bukunya “Didaktik Metodik” yang mengatakan : “ Untuk pekerjaan rumah, guru menyuruh membaca dari buku dirumah, dua hari lagi memberikan pertanyaan dikelas. Tetapi dalam Tehnik penugasan guru menyuruh membaca. Juga juga menambah tugas (1), cari buku lain untuk membedakan (2), pelajari keadaan orangnya” (roestiyah, 1996 : 75 ). Dalam buku lainnya yang berjudul Startegi Belajar Mengajar  hal.132, Roestiyah mengatakan Tehnik penugasan memiliki tujuan agar siswa menghasilkan hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu menjadi lebih terintegrasi.

Dengan pengertian lain tugas ini jauh lebih luas dari pekerjaan rumah karena Tehnik penugasan diberikan dari guru kepada siswa untuk diselesaikan dan dipertanggung jawabkan. Siswa dapat menyelesaikan di sekolah, atau dirumah atau di tempat lain yang kiranya dapat menunjang penyelesaian tugas tersebut, baik secara individu atau kelompok.

Tujuannya untuk melatih atau menunjang terhadap materi yang diberikan dalam kegiatan intra kurikuler, juga melatih tanggung jawab akan tugas yang diberikan. Lingkup kegiatannya adalah tugas guru bidang studi di luar jam pelajaran tatap muka. Tugas ditetapkan batas waktunya, dikumpulkan, diperiksa, dinilai, dan dibahas tentang hasilnya.

 

 

5. Teknik Simulasi

Pengantar Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika. Eksperimen dengan model matematika dilakukan dengan solusi analiti atau menggunakan simulasi. Model simulasi merupakan alat yg cukup fleksibel untuk memecahkan masalah.

Teknik Simulasi Merupakan proses mendesain model dari suatu sistem nyata dan melakukan eksperimen dengan model tersebut untuk memahami perilaku sistem itu dan atau mengevaluasi berbagai strategi dalam opersi dari suatu sistem. Dalam pemodelan harus diperhatikan validitas model, yaitu bagaimana kemampuan model dapat mewakili dunia nyata.

Simulasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses peniruan. Simulasi adalah tiruan dari fasilitas atau proses dari suatu operasi, biasanya menggunakan komputer. Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya (state of affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau sistem yang abstrak tertentu. Teknik simulasi adalah teknik untuk merepresentasikan atau meniru kondisi real (suatu sistem nyata) dalam bentuk bilangan dan simbol (dengan memanfaatkan program komputer), sehingga menjadi mudah untuk dipelajari.

Menurut Prof. Olivier de Weck, Simulasi dari sebuah sistem adalah pengoperasian dari sebuah model suatu sistem. Sebuah Model dapat dikonfigurasi dan dilakukan percobaan, biasanya hal ini tidak mungkin terjadi. Karena mahalnya biaya dan tidak praktis untuk dilakukan dalam sistem yang diwakilinya.

Simulasi digunakan sebelum sebuah sistem dibangun, untuk mengurangi kemungkinan kegagalan, untuk menghilangkan kemacetan tak terduga, untuk mencegah under atau over- pemanfaatan sumber daya, dan untuk mengoptimalkan kinerja sistem.


6. Teknik Inquiry

Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan (Gulo, 2004:84).  Beberapa pendapat tentang Tehnik inkuiri, antara lain menurut Widja (1989:48) tehnik inkuiri adalah suatu Model yang menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip. 

Selanjutnya, Sumantri (1999:164) menyatakan bahwa tehnik inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Tehnik inkuiri adalah porses belajar yang memberi kesempatan pada siswa untuk menguji dan menafsirkan problem secara sistematika yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian (Nasution, 1992:128).

Lebih lanjut dikatakan Tehnik inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.

Model atau pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan salah satu bentuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach). Ciri utama yang dimiliki oleh pendekatan inkuiri yaitu menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (menempatkan siswa sebagai subjek belajar), seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief) serta mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental (Wina Sanjaya, 2009: 196-197).

Dalam modul pelatihan Kurikulum 2013, pembeajaran inkuiri dikelompokkan dalam tehnik. Pengertian Tehnik Inkuiri diartikan sebagai proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuaan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan peserta didik berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Tehnik inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.


7. Teknik Eksperimen

Eksperimen dapat didefenisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji sesuatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharafkan  dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba.


a.    Pengertian Tehnik Eksperimen

Metode eksperimen menurut Djamarah (2002) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.

Tehnik eksperimen (percobaan) adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati  masyarakat secara aman dan dalam pembelajaran melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan itu, (Sumantri, 1999:157).

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Tehnik eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang dipelajari, serta siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari proses yang dialaminya.

 

b.   Karakteristik  Tehnik Eksperimen

Terdapat beberapa karakteristik mengajar dalam menggunakan tehnik ekperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winataputra (Triadi, 2011), yaitu:

a.  Ada alat bantu yang digunakan

b.  Siswa aktif melakukan percobaan

c.  Guru membimbing

d.  Tempat dikondisikan

e.  Ada pedoman untuk siswa

f.   Ada topik yang dieksperimenkan

g.  Ada temuan-temuan.


Pengalaman belajar siswa dari penggunaan metode eksperimen :

a.     Mengamati sesuatu hal

b.     Menguji hipotesis

c.      Menemukan hasip percobaan

d.     Membuat kesimpulan

e.     Membangkitkan rasa ingin tahu siswa, dan

f.           Menerapkan konsep informasi dari ekperimen


8. Teknik Karyawisata

Tehnik karyawisata adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung pada objek yang akan dipelajari dan objek itu terdapat di luar kelas. Kata karyawisata berasal dari kata karya yang artinya kerja dan wisata berarti pergi. Dengan demikian, karyawisata berarti pergi bekerja atau bepergian ke suatu tempat untuk bekerja.

Hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata adalah para siswa akan mempelajari suatu objek di luar kelas.

Dengan demikian, apa yang disebut dengan karyawisata sebenarnya ialah mempelajari sesuatu. tehnik karyawisata sering pula disebut dengan nama ”field trip method” (metode study touratau metode study trip) yang sudah lazim disebut widya wisata (widya=ilmu). Sebenarnya, apapun nama yang diberikan pada metode ini yang penting adalah isi pengertian yang diberikan pada metode dengan nama seperti karyawisata ini.

 
9. Teknik Tutorial

 

Tutorial diartikan sebagai bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.Pemberian bantuan berarti membantu siswa dalam mempelajari materi modul. Petunjuk berarti memberikan julukan cara belajar secara efisien dan efektif. Arahan berarti mengarahkan para siswa untuk mencapai tujuan masing-masing modul. Motivasi berarti menggerakkan kegiatan para siswa dalam mempelajari modul, mengerjakan tugas-tugas, dan mengikuti penilaian. Bimbingan berarti membantu para siswa memecahkan masalah-masalah belajar.

Tutorial (tutoring) adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar.

Tutorial adalah salah satu cara pembelajaran kelompok kecil yang paling lazim dilaksanakan. Kelompok belajar adalah sejumlah orang (peserta) yang berinteraksi secara berhadap-hadapan.

Dengan tutorial atau belajar dalam kelompok kecil peserta mendapat kesempatan untuk lebih mengerti materi pembelajaran. Peserta dapat menganalisis aspek-aspek dari topik secara mendalam yang dalam kuliah (ceramah) hanya dapat diberikan secara umum. Tutorial memberi kesempatan pada peserta untuk lebih mengenal peserta yang lain dan dapat mengikuti cara berpikir mereka sehingga membantu mengembangkan cara pikirnya sendiri.

Tehnik tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan atau dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping tehnik yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, tehnik ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.


10. Teknik Problem Solving

Para guru yang akan mengajar selalu bertanya “Apakah problem solving ? “ Jika difahami oleh orang awam pasti bertanya tanya apa yang sebenarnya tentang problem solving itu. Secara umum jika orang memahami masalah atau problem punya arti sebagai kesenjangan antara kenyataan dan harapan, misalnya menurut tatatertib sekolah siswa hadir 15 menit sebelum belajar dimulai, tapi kenyataannya masih ada siswa yang terlambat, untuk memahami kata dari "problem " pada pembelajaran memiliki arti kata khusus. Kata "problem" terikat erat dengan suatu pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan problem solving.

Menurut pendapat Mu’Qodin ( 2002 ) mengatakan bahwa problem solving adalah merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

Masalah diartikan sebagaimana dijelaskan diatas adalah kesenjangan antara suatu yang diharapkan dengan suatu kenyataan. Masalah pada hakikatnya tidak pernah berdiri sendiri atau terisolasi dengan faktor-faktor lainnya. Masalah selalu berkonstelasi dengan faktor lainnya, sehingga menjadi latar belakang suatu masalah yang selanjutnya disebut problim solving.

Problem solving adalah sebuah mindset yang membawa seseorang berpikir positif untuk mencari jalan keluar dari permasalahan. Dengan memiliki kemampuan tersebut, akan dikenal sebagai orang yang selalu punya ide dan gagasan dalam menghadapi masalah.

Problem soving dalam pembelajaran menjadi sebuah tehnik dalam implementasi dari metode dalam suatu pembelajaran yang mengarah keranah seorang guru untuk berfikir pada waktu mengajar, Problem soving ini juga sangat relevan dengan kehidupan dan juga merangsang kemampuan berfikir  seorang siswa.

jadi dapat simpulkan bahwa pembelajaran problem solving adalah suatu tehnik atau cara penyajian pembelajaran dengan cara siswa dihadapkan  pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual ataupun secara berkelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pengalaman atau keteram pilan yang dimiliki sebelumnya.


B.   Gaya

Sedangkan arti dari kata dasar gaya adalah menunjukan tentang kesanggupan seseorang untuk berbuat terhadap suatu yang akan dikerjakan, bila di kaitkan dengan arti kata gaya dalam mengajar, maka maksud gaya dalam mengajar disini adalah bagaimana mengaktualisasikan pada waktu seorang guru mengajar dengan menunjukan inovasi dari sifat kebiasaan seorang guru dalam mengajar dikelas.

Gaya mengajar ini menjadi sifat individual yang dilakukan atau dilaksanakan ketika menjadi seorang guru dalam kelas, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

Karena setiap gaya mengajar guru itu berbeda maka dibutuhkan pada waktu mengajar  dapat menarik perhatian siswa untuk menerima bahan ajar, gaya mengajar harus mampu membuat para guru bila muncul dihadapan peserta didik sebagai manusia yang “unik”, unik disini artinya bahwa guru memberikan dalam tampilan gaja mengajarnya harus punya perbedaan dengan yang lain, bahkan mungkin punya kekhususan sebagai ciri tersendiri.

Gaya mengajar memberikan dan mengaktualisasikan cara untuk menghubungkan antara bahan ajar dengan peserta didik walaupun misalnya ditemukan pada mata pelajaran yang dianggap membosankan. Hal ini menjadikan guru itu memelihara gaya pada waktu mengajar dengan efektif, maksudnya individu dari uniknya seorang guru tidak hanya membawa kepribadian dan gaya kedalam kelas saja melainkan menciptakan suatu lingkungan yang dikelola dengan baik dan siswa terlibat dan belajar. Selain itu dapat dikatakan guru dengan tampilan gaya itu adalah guru yang memiliki tampilan menarik dalam berbagai hal. Sedangkan guru yang tidak punya gaya sebagai ciri khasnya adalah guru yang tidak memiliki tampilan atau kurang terampil, kurang menarik dalam bergaya.

 

C.   Tehnik Pembelajaran

Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu tehnik secara spesifik. Misalkan, penggunaan tehnik ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan tehnik ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

Demikian pula, dengan penggunaan tehnik diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor tehnik yang sama.

Misalnya, penggunaan tehnik ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

 Sementara tehnik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang guru dalam mengajar sama-sama menggunakan tehnik ceramah, maka ada perbedaan, mungkin akan berbeda dalam taktik yang digunakannya, dalam penyajiannya untuk dua orang tersebut, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.

Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun dalam metode berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu untuk mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik.

Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas. lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian, Teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut, dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran, dari suatu pendekatan dapat diterapkan teknik pembelajaran yang berbeda-beda pula.

 Tugasnya;

  1. Baca dengan teliti dan Fahami maksud dari artikel tentang tehnik pembelajaran tersebut diatas
  2. Buatkan contoh cara mengajar dari salah satu tehnik pembelajaran diatas bila kalian diberi tugas mengajar untuk matapelajaran Bahasa Indonesia:

Catatan:

Membuat contoh mengajar dengan model tehnik pembelajaran untuk matapelajaran Bahasa Indonesia pada kolom komentar menjadi bukti kehadiran pertemuan kuliah ke 12

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...