Tuesday, December 29, 2020

Memetakan lintasan siswa yang bermasalah

 

 

Pemetaan siswa yang bermasalah

Kata Pemetaan ini, untuk menambah kakayaan pikiran dapat diartikan baik secara sempit, yang menurut arti bahasa yang bisa diartikan “gambaran”, maupun yang lebih luas dapat diartikan memberikan gambaran pikiran dengan memaksimalkan metode pengungkapan secara simultan. Peran metode disini dari kata pemetaan adalah dijelaskan dan diuraikan berdasarkan ilmiah sehingga Kata Pemetaan akan dapat difahami tergantung pada pemikiran seseorang sesuai dengan maksud dari para penggunanya.

Selanjutnya kata pemetaan yang kaitanya dengan pengungkapan masalah yang sering dialami oleh siswa yang sedang dalam proses pendidikan mengalami gangguan kiranya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi siswa, mulai dari faktor pribadi, social, belajar dan karir.

Membahas  beberapa faktor tersebut, masalah yang paling sering di alami siswa pada umumnya berdasarkan yang terjadi dan telah dialami oleh para guru Bimbingan dan Konseling di waktu yang lalu, yaitu dengan cara memetakan melalui lintasan masalah siswa, yaitu tentang;

A. Pribadi

Faktor pribadi merupakan faktor internal yang ada dalam dirinya sendiri, maksudnya disini adalah hal-hal yang disebabkan atau yang dapat mempengaruhi pribadi siswa itu sendiri, dan di sini ada tiga masalah pribadi yang banyak terdapat pada siswa khususnya setingkat SLTA:

1.  Punya keinginan atau cita-cita yang kurang sesuai dengan kemampuan.

Kebanyakan siswa memang mempunyai cita-cita atau keinginan yang tinggi, hal ini disebabkan mungkin karena mereka masih dalam masa transisi, daya khayal dari masa anak-anak masih sering terbawa sehingga siswa sering menginginkan sesuatu secara berlebihan, namun pada akhirnya mereka sadar bahwa terkadang apa yang mereka inginkan tidak semuanya bisa di penuhi, untuk hal ini mereka harus bisa mengenal yang namanya idealis.

Apakah yang dimaksud dengan idealis? Idealis artinya orang yang bercita cita tinggi. Anak anak muda penuh idealis artinya cita citanya itu sesuai dengan jalan hidupnya yang pada akhirnya menjadi sempurna, pada umumya kaum muda mempunyai sifat idealis yang tinggi, artinya selalu mencari sesuatu yang ideal sesuai dengan cita citanya. Mereka memiliki banyak keinginan yang bisa dituangkan dalam ide dan gagasan yang menurut anggapanya itu bagus untuk diwujudkan. Misalnya pada masa pandemik ini guru dalam pembelajarannya bisa menggunakan metode ceramah virtual yang dapat disampaikan di grup chat WA, Classroom, maupun zoom, atau lainya yang disenangi anak muda sekarang.

2. Merasa rendah diri

Pengertian rendah diri adalah perasaan menganggap terlalu rendah pada dirinya sendiri. Orang yang menganggap diri sendiri terlalu rendah dikatakan rendah diri. Orang yang rendah diri berarti menganggap diri sendiri tidak mempunyai kemampuan yang berarti. Seperti dikatakan oleh Adler bahwa rasa rendah diri berarti perasaan kurang berharga yang timbul karena ketidakmampuan psikologis atau social maupun karena keadaan jasmani yang kurang sempurna ( Sumadi Suryabrata, 1984: 220 ).

Rasa rendah diri adalah sebuah kondisi psychologis yang berasal dari pengalaman masa kecil dan diwujudkan dalam kehidupan dewasa jika kondisi ini tidak cepat diatasi sejak awal mereka yang menderita rasa rendah diri secara terus menerus merendah diri sendiri, dan sangat sensitive, perasaan ini bisa di alami semua orang namun  ada beberapa orang yang bisa menanggapinya tapi ada juga yang terpuruk dalam perasaan rendah diri ini. Misalnya kurang cerdas, wajah yang kurang cantik dan cakep.

3.  Merasa malas

Kata malas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti 1. tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu, dan, 2. segan; tidak suka; tidak bernafsu.

Dengan kata lain, malas mengindikasikan bahwa orang yang memperoleh “gelar mager”, malas demikian itu tidak memiliki kemauan untuk terus berkembang di masa mendatang.

Malas adalah kondisi ketika seseorang menghindari pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan dengan potensi dan energi yang dimiliki. Orang malas, cenderung untuk tidak serius dan konsisten dalam menjalani kehidupan. Hampir semua kegiatan yang dilakukan tidak datang dari dalam hatinya. Tidak ada passion dari dalam diri atas segala aktivitas yang digeluti, sehingga jarang menuai keberhasilan.

Sebenarnya apa itu malas? Malas adalah orang yang bekerja di bidang yang tidak disukai tanpa pernah sungguh-sungguh berusaha untuk melakukan pekerjaan yang dicintai. Dia pergi berkerja tetapi hatinya tersiksa. Dia melakukan pekerjaannya dengan terpaksa.

Mengapa orang ini disebut malas? Karena, dia tidak mau menemukan dan melakukan dengan sungguh-sungguh apa yang bisa membuat hidupnya bahagia. Dia malas mencari tahu apa kelebihan dirinya. Dia malas melakukan sesuatu yang bisa membuat hidupnya nikmat. Dia lebih senang hidupnya dikendalikan oleh lingkungannya. Mereka itulah sesungguhnya pemalas sejati.

Misalnya mengubah malas beribadah, ada sebuah cara yang dapat dilakukan seorang manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT salah satunya dengan menjalankan ibadah shalat fardhu. Untuk itu, perlu adanya pembiasaan dini kepada anak agar menjalankan ibadah shalat fardhu dengan tertib dari kesadaran mereka sendiri bukan dari perintah orang lain.

Dengan adanya kegiatan shalat dhuhur berjama’ah yang ada di madrasah, mempunyai manfaat sebagai upaya untuk membiasakan siswa MI dalam menjalankan ibadah shalat fardhu. Hal di atas sangatlah penting mengingat pembiasaan itu sebaiknya diberikan kepada anak sejak kecil karena pada saat itu mereka mempunyai ingatan yang sangat kuat.

Untuk memaparkan manfaat pembiasaan kegiatan shalat dhuhur berjama  sebagai upaya madrasah untuk membiasakan siswa MI dalam menjalankan ibadah shalat fardhu, maka guru BP merumuskan masalah sebagai berikut:

(1) Bagaimana kebiasaan siswa MI dalam menjalankan ibadah shalat fardhu?

(2) Apa faktor pendorong dan penghambat siswa MI dalam menjalankan ibadah shalat fardhu?

(3) Apa manfaat pembiasaan kegiatan shalat dhuhur berjamaah bagi siswa MI?

B. Sosial

Kata “sosial” berasal dari bahasa Latin “socius” yang artinya sekutu, kawan, teman. Istilah tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia dalam masyarakat, misalnya sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap orang lain yang disebut dengan jiwa sosial. Sehingga pengertian sosial dapat didefinisikan sebagai rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber dari budaya masyarakat dan dipakai sebagai acuan dalam interaksi antar manusia dalam suatu komunitas.

Dalam pandangan Karl Marx , manusia secara intrinsik, tentu dan menurut definisi makhluk sosial adalah “makhluk yang suka berteman”, manusia tidak akan dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan mereka selain melalui kerjasama sosial dan asosiasi.

Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.

Ketergantungan anak manusia dengan orang lain sudah terlihat sejak dalam kandungan. Sejalan dengan perkembangannya, seorang anak membutuhkan orang lain tidak saja untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, namun juga untuk mengembangkan diri dan kepribadiannya, bahkan mungkin intelektualnya.

Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk harus menguasai keterampilan-keterampilan sosial dan mampu untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya.

Berikut ini ada beberapa masalah sosial siswa

1.  Punya kawan yang perilakunya kurang baik. (berkelakuan buruk)

Terkadang anak berlaku buruk bukan karena kemauan sendiri, tetapi dia tidak tahu apa dampaknya yan akan menimpa kepada dirinya dan juga kepada orang lain. Oleh karena itu mereka harus dibuat untuk mengintropeksi dirinya, dengan melihat keadaan mereka pada saat berperilaku buruk, dengan melihat keadaan dirinya dan mendapat pelatihan dari orangtuanya.

Dengan cara mengintropeksi diri anak akan mudah berubah dengan sangat cepat, tanpa harus diperintah atau dibentak oleh orang tuanya. Menjadi orang tua akan bebas dari stres jika mengubah perilaku buruk tanpa harus melakukan upaya yang begitu besar, karena dia akan menghipnotis dirinya sendiri.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk cara ini. Salah satunya dengan memberikan pemahaman jika berlaku buruk bukan saja akan merugikan orang lain tapi juga dirinya sendiri. Berikan pemahaman jika berbuat tidak baik maka justru akan merugikan dirinya sendiri karena akan dijauhi oleh teman-temannya.

Lantas bagaimana jika anak tetap enggak mau nurut dan tetap saja berlaku buruk? Sebagai orangtua Anda yang harus pegang kendali. Bila anak masih tetap tidak mau berubah dan malah mengamuk jangan sampai ngalah, apalagi si anak mengatakan memilih untuk bersikeras dengan kebiasaannya. Kalau sekali saja anak diberi keleluasaan, ia akan menggunakan cara yang sama berulang kali. Ada baiknya juga tetapkan hukuman jika si anak tetap membandel seperti misalnya jika ia tetap berlaku buruk maka hukumannya adalah potong uang jajan selama seminggu, dan sebagainya. Jangan pernah mengalah atau kasihan jika itu memang untuk mendidik si anak hanya karena si anak merengek atau mengamuk. Dengan sikap keras yang kita miliki, si anak pun akan memperhatikan apakah dengan cara seperti itu akan mendapat yang diinginkannya. Nantinya si anak akan sadar dengan menggunakan cara seperti itu, dirinya tidak akan mendapatkan apapun.

2.  Merasa malu berbicara didepan orang banyak.

Berdasarkan pengalaman empris di lapangan diketahui bahwa kemampuan berbicara siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal ini diketahui pada saat siswa menyampaikan pesan informasi yang bersumber dari media dengan bahasa yang runtut, baik, dan benar.

Isi pembicaraan yang disampaikan oleh siswa tersebut kurang jelas. Siswa berbicara tersendat-sendat sehingga isi pembicaraan menjadi tidak jelas. Ada pula di antara siswa yang tidak mau berbicara di depan kelas. Selain itu, pada saat guru bertanya kepada seluruh siswa, umumnya siswa lama sekali untuk menjawab pertanyaan guru. Beberapa orang siswa ada yang  tidak mau menjawab pertanyaan guru karena takut jawabannya itu salah. Apalagi untuk berbicara di depan kelas, para siswa belum menunjukkan keberanian.

Dari latar belakang di atas perlu dicari alternatif lain sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal ini mengingat pentingnya pengajaran berbicara sebagai salah satu usaha meningkatkan kemampuan berbahasa lisan di tingkat sekolah menengah pertama, penulis menggunakan teknik pengajaran berbicara yaitu teknik cerita berantai. Dipilihnya teknik cerita berantai ini karena mampu mengajak siswa untuk berbicara. Dengan teknik ini, siswa termotivasi untuk berbicara di depan kelas. Siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Di samping itu, diharapkan pula agar siswa mempunyai keberanian dalam berkomunikasi.

Menurut Tarigan (1990), “Penerapan teknik cerita berantai ini dimaksudkan untuk membangkitkan keberanian siswa dalam berbicara. Jika siswa telah menunjukkan keberanian, diharapkan kemampuan berbicaranya menjadi meningkat.”

Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang siswa yang menerima informasi dari guru, kemudian siswa tadi membisikkan informasi itu kepada teman lain, dan teman yang telah menerima bisikan meneruskannya kepada teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya. Pada akhir kegiatan akan dievaluasi, yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang benar atau salah. Siswa yang salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan informasi kepada orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa itu benar tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu, diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan teknik cerita berantai ini.

3. Merasa lebih senang menyendiri.

Menyendiri adalah gambaran dari kekurang mampuan seorang anak dalam pergaulannya dengan teman sebaya. Anak-anak ini memisahkan diri dari lingkungannya dan mempergunakan sebagian besar waktunya untuk diri sendiri. Pada umumnya anak yang sukar bergaul memiliki kendala yang erat kaitannya dengan masalah lain, misalnya masalah kesulitan dalam menyesuaikan diri di sekolah yang pada umumnya anak biasanya kurang mampu untuk bisa diajak bekerjasama dengan orang lain, kurang mampu tenggang rasa bila bermain serta bisa juga terjadi pada anak-anak yang memiliki perilaku agresif. Dan, apabila masalah ini tidak segera diatasi maka dapat mengembang menjadi perilaku yang menyimpang.

C. Belajar

Pada umumnya siswa sering mengalami susah belajar, dan berikut ada beberapa hal yang menyebabkan siswa itu sulit untuk belajar

1. Merasa kurang senang terhadap cara guru mengajar.

Beberapa faktor berikut bisa menjadi alasan siswa tidak suka kepada guru. kalau ada murid yang tidak suka pada kita sebagai guru. Jangan marah, apalagi memberi nilai di bawah rata-rata. Segeralah intropeksi diri.

a.    Penampilan yang kurang menarik.

Menjadi seorang guru akan lebih banyak berada di muka kelas. Kalau penampilan guru tersebut tidak menarik, lambat laun akan memicu kebosanan. Akibatnya siswa menolak untuk menerima kehadiran guru yang mereka anggap monoton tersebut.

b.    Cara mengajar yang kurang pas.

Kelas terdiri dari beragam siswa. Guru yang menerangkan pelajaran dengan lamban akan disenangi oleh murid yang memang kemampuannya terbatas. Namun, akan menjadi musuh bagi mereka yang bisa diajak belajar cepat. Begitu sebaliknya.

c.    Memberikan tugas yang tidak wajar, tidak masuk akal, dan menyusahkan siswa.

d.    Marah karena hal sepele.

e.    Mempermalukan siswa di depan siswa lainnya.

f.       Subjektif dalam memberikan nilai.

2.  Merasa kurang senang terhadap mata pelajaran tertentu.

Seorang guru yang baik adalah yang bisa mendesain materi pelajaran mudah dicerna dan dipahami siswa. Pembelajaran yang baik adalah yang bisa masuk ke otak kanan.

Materi pelajaran yang masuk ke memori otak kanan akan tersimpan lama dan tidak mudah hilang. Sebaliknya, materi pelajaran yang masuk ke memori otak kiri akan sulit dicerna dan dipahami siswa.

Lebih dari itu, materi pelajaran yang masuk ke otak kiri akan mudah hilang atau lupa. Dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya dituntut keaktifannya saja tapi juga kekreativitasannya, karena kreativitas dalam pembelajaran dapat menciptakan situasi yang baru, tidak monoton dan menarik sehingga siswa akan lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam pembelajaran matematika seringkali siswa merasa kesulitan dalam belajar, selain itu belajar siswa belum bermakna, sehingga pengertian siswa tentang konsep salah. Akibatnya prestasi siswa baik secara nasional maupun internasional belum menggembirakan.

Rendahnya prestasi disebabkan oleh faktor siswa yaitu mengalami masalah secara komprehensip atau secara parsial. Sedangkan guru yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran  seringkali belum mampu menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara bermakna, serta penyampaiannya juga terkesan  monoton tanpa memperhatikan potensi dan kreativitas siswa sehingga siswa merasa bosan karena siswa hanya dianggap sebagai botol kosong yang siap diisi dengan materi pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika guru harus menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan disesuaikan dengan kondisi siswa sehingga siswa lebih memahami materi yang disampaikan dan siswa lebih berkesan dengan pembelajaran yang telah disampaikan serta siswa akan lebih mengingat dan tidak mudah melupakan hal- hal yang dipelajarinya.

3.  Merasa kurang betah belajar, karena sikap para guru mengajar.

Hal ini kurang lebih hampir sama denga penjelasan Merasa kurang senang terhadap cara guru mengajar, Penampilan yang kurang menarik, Cara mengajar yang kurang pas. Memberikan tugas yang tidak wajar, tidak masuk akal, dan menyusahkan siswa. Adalah faktor yang menjadi penyebap siswa merasa kurang betah belajar, karena siakap para guru mengajar

D. Karir

Karier adalah sebuah kata dari bahasa Belanda, carriere, yang artinya adalah perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Kata ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan tertentu.

Untuk perencanaan karir itu sendiri adalah proses dimana seseorang dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan karir mereka. Perencanaan karir ini memungkinkan setiap orang untuk mengevaluasi keterampilan dan minat mereka sehingga mereka dapat mempertimbangkan karir yang mereka pilih, memilih karier alternatif, menetapkan tujuan karir, dan sebagainya.

Tapi untuk Berikut ada beberapa masalah mengenai perencanaan pengembangan karir dari siswa.

1.      Masih kurang memahami keterampilan apa yang harus siswa kuasai untuk pekerjaan yang siswa akan masuki.

2.      Masih belum memiliki pilihan yang pasti tentang pekerjaan yang akan siswa masuki.

3.      Belum memilki wawasan tentang prospek lapangan kerja di masa depan.

Pada sub tahap eksplorasi umumnya remaja mulai menerapkan pilihan-pilihan yang dipikirkan pada tahap tentatif akhir. Mereka menimbang-nimbang beberapa kemungkinan pekerjaan yang mereka anggap sesuai dengan bakat, minat, serta nilai-nilai mereka, namun mereka belum berani mengambil keputusan tentang pekerjaan mana yang paling tepat.

Dalam hal ini termasuk di dalamnya masalah memilih sekolah lanjutan yang sekiranya sejalan dengan karier yang akan mereka tekuni. Pada sub tahap berikutnya, yakni tahap kristalisasi, remaja mulai merasa mantap dengan pekerjaan pada karier tertentu. Berkat pergaulan yang lebih luas dan kesadaran diri yang lebih mendalam, serta pengetahuan akan dunia kerja yang lebih luas, maka remaja makin terarah pada karier tertentu meskipun belum mengambil keputusan final. Akhirnya, pada sub tahap spesifikasi remaja sudah mampu mengambil keputusan yang jelas tentang karier yang akan dipilihnya.

Dalam buku edisi revisinya Ginzberg dkk (1972) menegaskan bahwa proses pilihan karier itu terjadi sepanjang hidup manusia, artinya bahwa suatu ketika dimungkinkan orang berubah pikiran. Hal ini berarti bahwa pilihan karier tidaklah terjadi sekali saja dalam hidup manusia. Di samping itu Ginzberg juga menyadari bahwa faktor peluang/kesempatan memegang peranan yang amat penting. Meskipun seorang remaja sudah menentukan pilihan kariernya berdasar minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, tetapi kalau peluang/kesempatan untuk bekerja pada bidang itu tertutup karena "tidak ada lowongan", maka karier yang dicita-citakan akhirnya tidak bisa terwujud.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...