Thursday, November 19, 2020

Desain Program dan Kebutuhan Metode Pelaksanaan PLS

 

Desain Program dan Kebutuhan Metode Pelaksanaan PLS

Secara umum pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para tenaga calon ahli atau para personil untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan mereka terutama dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan kepemimpinan atau managerial yang diperlukan dalam pencapaian tujuan organisasi.

 

Desain Program

Pengertian desain adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan yang mana titik beratnya dilakukan dengan melihat segala sesuatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri, namun sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya saling terkait. Disisi lain, desain juga diartikan sebagai perencanaan dalam pembuatan sebuah objek, sistem, komponen atau struktur.

Secara umum, definisi desain adalah bentuk rumusan dari proses pemikiran pertimbangan dan perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar. Namun disisi lain desain juga dapat didefinisikan secara khusus, dimana desain adalah sesuatu yang berkaitan dengan kegunaan atau fungsi benda dan ketetapan pemilihan bahan serta memperhatikan segi keindahan.

Kata “desain” adalah kata baru yang indonesiakan dari bahasa inggris: design. Sebetulnya kata “rancang” atau “merancang” adalah terjemahan yang dapat digunakan. Namun dalam perkembangannya kata “desain” menggeser makna kata “rancang” karena kata tersebut tidak dapat mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan dan pamor profesi atau kompetensi Desainer ( Sachari, 2000).

Melalui kajian etimologi, diketahui bahwa Design berasal dari bahasa latin yaitu: designare yang berarti: membuat, membentuk, menandai, menunjuk. Pengertian Design sendiri dalam Kamus Oxford adalah Rencana atau gambar yang dibuat untuk memperlihatkan tampilan dan fungsi dari bangunan, pakaian, atau objek lainnya sebelum benar-benar dibuat. Selain itu, oxford juga mencantumkan opsi definisi lain untuk desain, yaitu: “corak dekoratif”.

Sementara itu ketika kata desigen diserap dan  diterjemahkan yang digunakan dalam Bahasa Indonesia, berdasarkan KBBI makna Design menjadi:

1.kerangka bentuk; rancangan,

Agar pelaksanaan perencanaan program pendidikan luar Sekolah dengan bentuk kewirausahaan berjalan dengan baik maka  perlu  ditempuh  langkah-langkah  sebagai  berikut:

a.Menyiapkan ruangan  kegiatan pembelajaran sebaik mungkin sehingga calon warga belajar dapat mengikuti wawancara dengan baik;

b.Menyediakan pengeras  suara,  terutama  jika  warga  belajar  melimpah  jumlahnya;

c.Penyaji perlu   berlatih   terlebih   dahulu   agar   lebih   meyakinkan   dan   enak   diikuti,

d.Mempersiapkan atraksi-atraksi selingan dengan permainan, teka-teki, musik dan sebagainya,

e.Mengendalikan  penggunaan  waktu  agar  tidak  terlalu  lama,  dan  disesuiakan  dengan  suasana kegiatan  dan  warga  belajar,  dan

f.Jika  memang  harus  meminta  bantuan  dari  narasumber  ahli, maka harus diperoleh jaminan bahwa narasumber benar-benar ahli dan dipastikan kehadirannya.

2.Motif; pola; corak.

Motif  adalah  dorongan  yang  sudah  terikat  pada  suatu  tujuan.  Motif   menunjuk   hubungan   sistematik   antara   suatu   respon   dengan   keadaan  dorongan  tertentu.  Motif  yang  ada  pada  diri  seseorang  akan  mewujudkan   suatu   perilaku   yang   diarahkan   pada   tujuan   mencapai   sasaran kepuasan.

Motif datangnya dari faktor internal yang membangun, membimbing dan mengintegrasikan perilaku seseorang. Motif juga bisa timbul dari hasil pembelajaran, sehingga Motif juga bisa didasarkan pada emosi yang tidak terlihat dari perilaku yang diperagakan.

Dengan munculnya motif tertentu pada diri seseorang yang disebabkan oleh adanya kebutuhan yang ada dalam dirinya sendiri. Jika situasinya sangat penting dan emosional bagi seseorang, mungkin ada beberapa alasan.

Ternyata, desain itu sendiri yang tadinya dari benda kemudian terbentuk sebuah gambar yang dihasilkannya sendiri, bahkan sebelum terbentuknya sebuah gambar, dalam proses desain juga itu ada bayangan yang akan dihasilkan oleh desain itu berupa gambar atau pola atau corak.

Desain bukan hanya benda melainkan suatu kegiatanpun bisa dilakukan dengan membuat desain. Maka sebetulnya kegiatan apapun yang akan dikerjakan bisa atau dapat dihasilkan oleh desain.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian desain adalah perencanaan dan perancangan untuk membuat suatu benda, kegiatan baik dari segi tampilan maupun fungsinya. Desain juga dapat berarti benda atau gambar atau grafis hasil dari kegiatan desain itu sendiri.

Program

Definisi umum dari program adalah kumpulan instruksi, rencana kegiatan, pedoman, acara ataupun daftar yang berurutan. Program nantinya memiliki beragam pengertian tergantung di aspek mana istilah tersebut dipakai.

    Sukrisno, Program itu merupakan ekspresi, kata, atau pernyataan yang dirangkai dan disusun menjadi satu kesatuan prosedur, yang berupa urutan langkah-langkah, untuk dapat menyelesaikan masalah yang diberikan dengan memakai bahasa pemrograman sehigga bisa dieksekusi oleh komputer.

Apabila merujuk pada KBBI, terdapat dua definisi yang tercantum.

Pertama adalah program sebagai suatu rancangan dari asas dan usaha. Penggunaannya bisa dalam ranah perekonomian, ketatanegaraan dan masih banyak lagi.

Definisi yang kedua khusus tersebut diatas untuk bidang komputer. Misalnya kata program yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa program merupakan perintah yang diberikan kepada komputer agar menjalankan fungsi dan tugas yang spesifik.

Intinya, setiap program dibuat dengan menerapkan susunan yang berurutan. Program sebagai perangkat lunak terdiri dari urutan yang sistematis yang diterjemahkan oleh komputer.

Kebutuhan Metode Pelaksanaan PLS

Ada delapan program Pendidikan Luar Sekolah yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam pengetahuan dan keterampilan, yaitu:

- Program Kesetaraan

- Program Keaksaraan

- Program Kepemudaan

- Program Pemberdayaan Perempuan

- Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

- Program Pendidikan Berkelanjutan

- Program Life Skill Education

- Program Kursus dan Pelatihan

 

Program Kesetaraan, Pendidikan Kesetaraan adalah salah satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal yang meliputi kelompok belajar (kejar) Program Paket A setara SD/MI, Program Paket B setara SMP/MTs, dan Program Paket C setara SMA/MA yang dapat diselenggarakan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat (PKBM), atau satuan sejenis lainnya.

Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan mengganti.

 Apa Itu Pendidikan Kesetaraan

Pendidikan Kesetaraan Merupakan pendidikan nonformal yang mencakup program Paket A,B,C dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional peserta didik.

Pendidikan kesetaraan merupakan salah satu contoh yang saat ini banyak dikenal oleh masyarakat sebagai program PLS yang berperan sebagai alternatif pengganti pendidikan formal menjadi Kelompok Belajar (Kejar) Paket A sebagai pengganti SD/MI, Paket B sebagai pengganti SMP/MTS, dan Paket C sebagai pengganti Pendidikan Sekolah Menengah Atas. Lulusan Kejar Paket C sama dengan lulusan SLTA dan diterima untuk mengikuti Seleksi Masuk Perguruan Tinggi.

Maksud Alternatif ini adalah istilah yang digunakan untuk menyampaikan gagasan 'berhasil secara bergantian'. Ini mempunyai pengertian bahwa berarti hanya  satu mengikuti yang lain secara berurutan waktu atau tempat. Di sisi lain kata 'pengganti' harus dipahami dalam arti 'pengganti'. Ini adalah salah satu perbedaan utama antara kedua kata tersebut.

Sangat menarik untuk dicatat bahwa kata 'bergantian' juga berarti 'bergantian pertama dan yang lain'. Di sisi lain kata 'pengganti' berarti ' menggantikan yang lain'.

Dengan demikian kata 'pengganti' bersifat timbal balik dalam penggunaan dan pengertian. Di sisi lain kata 'pengganti' tidak digunakan dalam arti timbal balik. Ini juga merupakan perbedaan penting antara kedua kata tersebut.

Beberapa contoh alternatif terbaik adalah angka ganjil dari angka, angka genap, setiap hari dalam seminggu dan sejenisnya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kata 'bergantian' memberikan arti 'setiap orang lain' atau 'setiap objek, benda atau pernyataan kedua'.

Jadi Fungsi PLS sebagai pengganti pendidikan formal disebut sebagai substitusi yang diimplementasikan menjadi bentuk program kesetaraan ini dari pendapat Elih Sudiapermana dalam Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2004.

Pendidikan kesetaraan dalam PLS sampai saat ini masih setingkat pendidikan dasar dan menengah, yaitu tingkat SD/MI, SMP/M.Ts, dan SMA/MA. Kelompok Belajar yang disingkat Kejar yang berarti pula mengejar karena ketinggalan melaksanakan pembelajaran dengan cara yang fleksibel (Oong Komar, 2004 : 219) sebagai berikut :

a.Belajar sendiri dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya sendiri.

b.Saling belajar antara warga belajar yang belum mengetahuan dengan yang sudah mengetahui.

c.Belajar bersama dengan tutor.

d.Kursus bidang pengetahuan dan keterampilan.

e.Magang dengan cara ikut belajar, bekerja dan berusaha dibidang tertentu kepada orang yang sudah mahir dibidangnya.

Setiap peserta didik yang lulus ujian kesetaraan Paket A, Paket B atau PaketC mempunyai hak eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA untuk dapat mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi. Status kelulusan Paket C mempunyai hak eligibilitas yang sama dengan lulusan pendidikan formal dalam memasuki lapangan kerja.

Program Paket A.

Program Paket A adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformal setara SD/MI bagi siapapun yang terkendala ke pendidikan formal atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan. Pemegang ijazah Program Paket A memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SD/MI.

Program Paket B

Program Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan  nonformal setara SMP/MTs bagi siapapun yang terkendala ke pendidikan formal atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan dasar. Pemegang ijazah Program Paket B memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SMP/MTs.

Program Paket C

Program Paket C adalah program pendidikan menengah pada jalur pendidikan  nonformal setara SMA/MA bagi siapapun yang terkendala ke pendidikan formal atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan menengah. Pemegang ijazah Program Paket C memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SMA/MA.

Sasaran Pendidikan Kesetaraan

Program pendidikan kesetaraan memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan pendidikan formal (SD, SMP, dan SMA), selain waktu dan tempatnya yang fleksibel, program pendidikan kesetaraan memiliki sasaran yang berbeda dengan pendidikan formal. Secara umum, sasaran dari program-program pendidikan nonformal adalah :

Penduduk tiga tahun di atas usia SD/MI ( 13-15) Paket A dan tiga tahun di atas usia SMP/MTS ( 16 -18 ) Paket B

Penduduk usia sekolah yang tergabung dengan komunitas e-lerning, sekolah rumah,  sekolah alternatif, komunitas berfotensi khusus seperti pemusik, atlet, pelukis dll

Penduduk usia sekolah yang terkendala masuk jalur formal karena:

a.Ekonomi terbatas

b.Waktu terbatas

c.Geografis ( etnik minoritas, suku terasing)

d.Keyakinan seperti Ponpes

e.Bermasalah, (sosial, hukum)

f. Penduduk usia 15-44 yang belum tuntas wajar Dikas 9 tahun

g.Penduduk usia SMA/MA berminat mengikuti program Paket C

h.  Penduduk di atas usia 18 tahun yang berminat mengikuti Program Paket C karena berbagai alasan.

Proses belajar mengajar pendidikan kesetaraan dapat dilakukan di berbagai lokasi yang memiliki standar sarana pendukung meliputi :lahan dan bangunan, buku tek pelajaran, buku perpustakaan, alat peraga, media pembelajaran.

Standar Pengelolaan

Standar pengelolaan pendidikan kesetaraan merupakan standar minimal meliputi: perencanaan program, penyusunan Kurikulum, kegiatan pembelajaran, pengelolaan sarana prasarana, penilaian hasil belajar dan pengawasan. Pengelolaan pendidikan menerapkan, manajemen berbasis satuan pendidikan dengan ciri; kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas.

Standar Pembiayaan

Biaya inverstasi

Biaya oprasional

Biaya personal

Standar Penilaian pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh pendidik

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah

Karakteristik Pendidikan Luar Sekolah

Untuk memahami pendidikan luar sekolah, diperlukan pemahaman terhadap ciri-ciri yang dimiliki oleh pendidikan luar sekolah. Agar mudah mengetahui ciri PLS, maka berikut ini disajikan ciri umum PLS :

a.Peserta didiknya heterogen.

Dalam PLS terdapat peserta didik yang disebut dengan warga belajar (WB) dengan nama yang bervariasi, misalnya: warga belajar, audience, peserta pelatihan, dan sebagainya. Dari segi umur mereka heterogen; artinya dalam program PLS umur mereka berbeda-beda tapi dapat bersatu bersama mengikuti suatu program PLS yang sama. Misalnya dalam satu kelas program pelatihan komputer, pesertanya (WB) nya dapat bervariasi usianya, anak usia 15 tahun, usia 20 atau usia berapa saja dapat berkumpul dalam satu kelas mengikuti program pelatihan komputer.

b.Pendidik PLS tidak harus berpendidikan tinggi.

Pendidik PLS tersebut tutor, instruktur, pelatih, fasilitator, dan sebagainya tidak harus memiliki jenjang pendidikan formal yang tinggi. Syarat pendidik yang dipersyaratakan adalah memiliki keahlikan tertentu yang dapat ditularkan kepada peserta didik, dan bersedia berperan sebagai pendidik PLS. Tutor atau instruktur dalam PLS dalam PLS dapat diperankan oleh teman sebaya dari WB yang berasal dari masyarakat setempat, dengan syarat memiliki kemampuan dan kesediaan.

c.Tempat belajar fleksibel.

Tempat belajar PLS tidak harus menetap dalam ruangan khusus. Kegiatan PLS dapat dilangsungkan di sembarang tempat asalkan sesuai dengan kondisi peserta didik dan memenuhi persyaratan kesehatan, misalnya di rumah penduduk, di balai desa, di musholla, di ruang kelas, dan sebagainya. Bahkan tempat belajar PLS dapat berpindah-pindah secara bergilir di rumah WB sesuai dengan kehendak peserta didik.

Bahan ajar/ materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lebih bersifat praktis.

PLS memberikan layanan pendidikan dengan materi ajar sesuai dengan kebutuhan warga belajar, baik berupa pengetahuan maupun ketrampilan. Pengetahuan dan ketrampilan yang disajikan oleh program PLS selalu dikaitkan dengan kebutuhan praktis warga masyarakat

d.Waktu pendidikan berjangka pendek.

Program PLS bersifat jangka pendek, karena warga masyarakat menghendaki segera memanfaatkan hasilnya. Dengan waktu yang tidak lama, misalnya 3 sampai 4 bulan atau bahkan 1 sampai 2 bulan suatu program PLS dapat diselesaikan. Misalnya pelatihan pembukuan sederhana bagi para pedagang kaki lima. Mungkin program semacam ini cukup dilaksanakan dalam waktu 1 bulan pedagang kaki lima sebagai peserta pelatihan sudah dapat memanfaatkan hasil pelatihan yang diikutinya.

e.Hasil belajar bersifat fungsional.

Program PLS memberikan hasil pendidikan berupa pengetahuan atau ketrampilan yang fungsional. Maksudnya warga belajar yang mengikuti program PLS akan memperoleh hasil pendidikan berupa pengetahuan atau ketrampilan yang bermanfaat langsung bagi kehidupan sehari-hari. Pengetahuan atau ketrampilan yang didapat warga belajar dari keikut sertaannya dalam program PLS dapat dimanfaatkan langsung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Program belajar tidak harus berjenjang.

Program PLS dapat dilaksanakan secara berjenjang dapat pula tidak berjenjang. Maksudnya ada program PLS yang bersifat berjenjang atau bertingkat, misalnya kursus bahasa inggris tingkat dasar, tingkat menengah dan tingkat tinggi. Disamping itu ada pula program PLS yang bersifat tidak berjenjang, misalnya pelatihan pembuatan kue bagi ibu-ibu rumah tangga.

Kegiatan belajar sedikit teori banyak praktek.

Program PLS umumnya banyak dilaksanakan dalam bentuk praktek atau latihan ketrampilan. Karenyanya kegiatan warga belajar lebih banyak belajar atau belajar ketrampilan dan sedikit belajar teori. Namun demikian tidak menutup kemungkinan belajar teori lebih dan praktek sedikit atau bahkan tanpa praktek, karena memang tujuan dari program yang dilaksanakan bersifat informatif teoritik.

Kurikulum fleksibel.

Kurikulum dalam PLS tidak harus baku atau tetap, tetapi bersifat luwes dan dapat berubah sesuai dengan kesepakatan warga belajar. Misalnya jadwal dan materi ajar yang semula sudah ditetapkan, ternyata dalam perjalanan warga belajar menghendaki perubahan; maka perubahan dapat dilaksanakan.

Sistem pendidikan tidak harus formal/resmi.

Sistem pendidikan terutama sistem pembelajaran dalam PLS tidak harus menggunakan sistem disiplin ketat, tetapi disiplin longgar. Namun tetap memperhatikan kualitas dan hasil pembelajaran yang diharapkan. Misalnya warga belajar tidak harus menggunakan pakaian seragam.

 

Metode Pembelajaran

Sebagai bagaian dari Ilmu pendidikan PLS juga menggunakan metode pembelajaran sebagaimana metode yang di gunakan oleh pendidikan. Metode Pembelajaran atau dahulu sering di sebut metode mengajar dalam pendidikan pada umumnya di gunakan oleh guru di pendidikan sekolah. Dengan beberapa modifikasi, metode pembelajaran PLS dapat di pilih dari beberapa metode berikut ini.

1.Ceramah Tanya Jawab.

Metode ceramah sering di gunakan di sekolah formal, dengan di selingi satu sampai tiga kali pertanyaan dari guru, atau bahkan tanpa pertanyaan atau tidak diselingi tanya jawab.

Untuk progam PLS, ceramah adalah menjadi model pendidikan sekolah seperti itu kurang tepat, yang lebih tepat adalah sedikit ceramah dan banyak tanya jawab, artinya ceramah dapat di pergunakan untuk memulai dan pada awal pembelajaran; kemudian di teruskan dengan tanya jawab.

Instruktur atau tutor memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan, dan di teruskan dengan pertanyaan dari instruktur atau tutor kepada peserta.

Tanya jawab lebih menarik jika di kembangkan kepada seluruh peserta, maksudnya adalah pertanyaan dari peserta dimintakan jawaban kepada peserta yang lain, Jika ternyata peserta lain tidak ada yang bersedia menjawab atau ada jawaban peserta tetapi salah, maka instruktur atau tutor meneruskan jawaban yang benar. 

2.Presentasi Multi Media.

Metode presentasi biasanya disebut sebagai teknik presentasi, penggunaan presentasi yang baik untuk PLS hendaknya dilaksanakan dengan menggunakan media sama halnya dengan penyajian materi dengan metode ceramah.

3.Diskusi.

Metode diskusi dapat dipilih sebagai metode dalam pembelajaran PLS, jika peserta (WB) memiliki kesiapan untuk berdiskusi, tidak tepat memaksakan menggunakan diskusi untuk pembelajaran anak-anak atau remaja yang tidak memiliki kemampuan dan kesiapan untuk berdiskusi. Disamping itu diskusi hanya tepat untuk pembelajran orang dewasa yang sedang mengkaji materi pengetahuan dan nilai atau sikap.

Diskusi cocok digunakan dalam pembelajaran yang peserta (WB) nya tidak terlalu banyak. Diskusi tidak tepat untuk pembelajaran yang peserta (WB) nya banyak (kelas besar). Diskusi tidak tepat untuk pembelajaran dalam bidang psikomotorik atau ketrampilan.

4.Demonstrasi/Peragaan.

Metode demonstrasi lebih tepat digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan perilaku dan atau pemahaman suatu proses. Penggunaan metode demonstrasi memerlukan keahlian instruktur/tutor.

5.Permainan atau Game.

Metode permainan seringkali dianggap tidak tepat untuk pembelajaran, karena permainan dianggap bermain yang tidak memiliki unsur belajar, namun pendapat yang demikian itu, saat ini sudah mulai bergeser dan berganti dengan pendapat bahwa belajar yang efektif adalah belajar yang menyenangkan, tidak mustahil dengan menggunakan metode permainan.

Metode permainan memang lebih tepat untuk pembelajaran PLS bagi anak-anak, terutama pada Kelompok Bermain (KB) atau Play Group dan atau tempat Penitipan Anak (TPA). Karena memang dunia anak adalah dunia bermain. Bahkan kebutuhan anak-anak adalah bermain.

Oleh karena itulah metode pembelajaran bagi anak lebih tepat dengan metode bermain, Namun demikian tidak menutup kemungkinan metode bermain digunakan untuk pembelajaran bagi pemuda dan orang dewasa. Dengan alasan bahwa bermain sebenarnya bukan hanya dibutuhkan oleh anak-anak. Pemuda dan orang dewasapun memerlukan bermain terutama untuk rekreasi.

6.Simulasi.

Simulasi adalah peniruan kehidupan nyata dalam skala kecil, simulasi sebagai metode pembelajaran meliputi metode role playing (bermain peran), ciri khas simulasi adalah mencontoh atau meniru kehidupan riel, dengan berpura-pura. Contoh sederhana simulasi adalah penugasan kepada anak-anak Kelompok Bermain untuk berpakaian seperti orang dewasa yang disenanginya pada saat Karnaval Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI. Misalnya berpakaian seperti dokter, seperti tentara, dan sebagainya.

 

Strategi Pembelajaran

Beberapa istilah yang berkaitan dengan strategi adalah metode dan pendekatan. Metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Pendekatan (approach) adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Sedangkan strategi adalah perencanaan untuk mencapai sesuatu. Strategi sering diartikan sebagai “a plan of operation achieving something sedangkan metode adalah a way in achieving somethingyaitu strategi diartikan sebuah rencana operasi mencapai sesuatu sedangkan metode adalah cara untuk mencapai sesuatu.

Pada umumnya dalam pembelajaran dikenal ada dua pendekatan yaitu: “Teacher centered approachyaitu pendekatan yang berpusat pada guru yang kemudian menurunkan strategi pembelajaran deduktif yaitu metode belajar dan mengajar yang dimulai dari hal-hal yang bersifat umum, kemudian ditarik kesimpulan pada yang khusus dan pembelajaran ekspositori yaitu isinya memaparkan, menerangkan, menjelaskan suatu topik yang berupa informasi dengan urut, jelas dan detail dan bertujuan untuk memberikan informasi sejelas – jelasnya kepada para peserta didik.

    Student centered approach “ yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang kemudian menurunkan strategi pembelajaran discovery yaitu penemuan,  pembelajaran penemuan (discovery learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi ketika siswa tidak disajikan informasi secara langsung tetapi siswa dituntut untuk mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi tersebut secara mandiri. Siswa dilatih untuk terbiasa menjadi seorang yang saintis (ilmuan). Mereka tidak hanya sebagai konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan sebagai pelaku dari pencipta ilmu pengetahuan. dan

inkuiri yaitu Inkuiri atau penemuan adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan dan sebagainya (Oemar Hamalik, 2001:219). Penemuan yang dilakukan tentu saja bukan penemuan yang sesungguhnya, sebab apa yang ditemukan itu sebenarnya sudah ditemukan orang lain. Jadi penemuan disins adalah penemuan pura-pura atau penemuan siswa yang bersangkutan saja. serta

Strategi pembelajaran induktif, Model  pembelajaran  induktif  dipelopori  oleh  Taba  (Joyce  & Weil;    2002:127),    model    yang    didesain    untuk    meningkatkan kemampuan  berpikir. 

Taba  (Joyce  dkk,  2002)  membangun  model  ini dengan pendekatan yang didasarkan atas tiga asumsi, yaitu:

  1. Proses berpikir dapat dipelajari. Mengajar seperti yang digunakan oleh  Taba  berarti  membantu  siswa  mengembangkan  kemampuan berpikir induktif melalui latihan (practice).
  2. Proses  berpikir  adalah  suatu  transaksi  aktif  antara  individu  dan data.  Ini    berarti  bahwa  siswa  menyampaikan  sejumlah  data  dari beberapa  domain  pelajaran.  Siswa  menyususn  data  ke dalam sistem  konseptual,  menghubungkan  poin-poin  data  dengan  data yang  lain,  membuat   generalisasi  dari  hubungan   yang mereka temukan, dan membuat kesimpulan dengan hipotesis, meramalkan dan menjelaskan fenomena.
  3. Mengembangkan   proses   berpikir   dengan   urutan   yang   “sah menurut    aturan”.    Postulat    Taba    bahwa    untuk    menguasai keterampilan berpikir tertentu, pertama seseorang harus menguasai satu  keterampilan  tertentu  sebelumnya,  dan  urutan  ini  tidak  bisa dibalik.  Pembelajaran  matematika  secara  induktif  dimulai  dari  contoh-contoh  untuk  memahami  suatu  konsep.  Jotce  dkk  (2000)  membagi  tiga fase    strategi    pembelajaran    induktif    yaitu:    pembelajaran    konsep, interpretasi  data  dan  aplikasi  prinsip.  Pembentukan  konsep  merupakan proses    berpikir    yang    kompleks    yang    mencakup    membandingkan, menganalisa  dan  mengklasifikasikan  dan  penalaran  induktif  serta  hasil dari sebuah pemahaman (Gerhard, 1971:154)

Strategi pembelajaran termasuk untuk pendidikan luar sekolah secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa segi sebagai berikut:

1.Dari segi peranan pendidik dan peserta didik.

Dari segi peranan pendidik dan pesrta didik strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu: “Teacher oriented” merupakan strategi pembelajaran yang berfokus pada pendidik (guru) maksudnya ditentukan oleh pendidik/guru.

Student oriented merupakan strategi pembelajaran yang berfokus pada peserta didik (siswa/warga belajar) maksudnya seluruh aktivitas pembelajaran diarahkan untuk kepentingan peserta didik (siswa/warga belajar).

2.Dari segi sistem pembelajaran

Dari segi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:

Content oriented” yaitu strategi pembelajaran yang berorientasi pada materi pelajaran/ajar/bahan ajar/pembelajaran, maksudnya adalah pelaksanaan pembelajaran selalu berpedoman pada isi atau materi pelajaran/bahan ajar yang sudah ditentukan sebelumnya.

Process oriented” yaitu pembelajaran yang berorientasi pada proses pembelajaran maksudnya seluruh aktivitas pembelajaran ditekankan pada proses pembelajaran bukan pada yang lain.

    Effect oriented” yaitu strategi pembelajaran yang berorientasi pada tujuan pembelajaran maksudnya adalah seluruh aktivitas pembelajaran selalu berpedoman pada tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

    Out put oriented” yaitu strategi pembelajaran yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai dalam pembelajaran maksudnya adalah seluruh aktivitas pembelajaran baik oleh peserta didik maupun oleh pendidik selalu diarahkan pada pencapaian target atau tujuan yang sudah ditetapkan dengan mengabaikan proses, tujuan maupun yang lainnya.

3.Dari segi cara penyajian dan cara pengolahan materi pembelajaran.

Dari segi ini strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulannya. Materi/bahan pelajaran dikaji secara abstrak terlebih dahulu kemudian secara perlahan-lahan menuju kepada hal-hal yang konkrit.

Strategi pembelajaran induktif adalah pengkajian dimulai dari materi yang bersifat konkrit. Strategi ini sering disebut dengan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.

Lebih khusus Wina Sanjaya (2008) mengelompokkan jenis-jenis strategi pembelajaran menjadi dua jenis strategi utama yaitu: Strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning.

Strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau group individual learning. Secara terinci jenis-jenis strategi pembelajaran tersebut diuraikan sebagai berikut:

a.    Strategi eksposition

Adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik (gurua atau istruktur) dengan menyajikan materi/bahan ajar dalam bentuk bahan jadi kepada peserta didik (siswa atau warga belajar) dan peserta didik dituntut untuk menguasai materi/bahan tersebut. Peserta didik tinggal menerima apa adanya materi/bahan dari pendidik.

b.Strategi expository

Adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik (guru atau instruktur) dengan cara menyampaikan informasi kepada peserta didik (siswa atau warga belajar) dan peserta didik tinggal menerima semua informasi dari pendidik tanpa harus mempersoalkan atau mencarinya.

c.Strategi direct istruction

Adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik (guru atau instruktur) dengan cara memberikan materi ajar/bahan ajar secara langsung kepada peserta didik (siswa atau warga belajar) dan peserta didik dituntut untuk menguasaianya secara penuh.

d.Strategi discovery

Adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik (guru atau instruktur) dengan cara menugaskan kepada peserta didik (siswa atau warga belajar) untuk mencarii dan menemukan materi/bahan ajar dengan berbagai aktivitas belajar. Misalnya mengkaji bahan pustaka mengadakan observasi terhadap objek tertentu dan sejenisnya. Pendidik (guru atau istruktur berperan sebagai fasilitator atau mediator yang melaksanakan pembimbingan terhadap aktivitas belajar peserta didik. Stategi discovery ini disebut pula sebagai indirect atau strategi pembelajaran tidak langsung.

 

 

10 comments:

  1. Nama : Amih
    Smester : VII
    Matkul : PLS
    JUDUL : Program Kepemudaan

    Program kepemudaan adalah program pembinaan yang mengedepankan keseimbangan antara IPTEK dan IMTAQ.

    Program kepemudaan yang sudah kita kenal adalah "Karang Taruna"
    Karang Taruna merupakan sebuah organisasi kepemudaan tumbuh rasa tanggung jawab dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Kampung setempat.

    Bidang yang sebaiknya dipersiapkan untuk membantu meningkatkan potensi itu dirancang sebaik mungkin melalui program kerja karang taruna agar sesuai dengan tujuan yang dimaksud.

    Sebagaimana sebuah lembaga atau organisasi yang berada di Kampung, tentu karang taruna “Satria Muda” juga memiliki program kerja selama masa kepemimpinan 3 tahun sesuai dengan AD/ART.
    Program program tersebut antara lain :
    Bidang Pendidikan Dan Pelatihan

    1.Bidang Pendidikan
    Memfasilitasi pendampingan pendidikan bagi warga dengan sumber referensi dari internet yang disediakan oleh Kampung
    Memberikan Fasilitas Siswa Yang berprestasi berupa pemberdayaan di Kampung sebagai tutor sebaya
    Memberikan kemudahan Bagi pengurus dan Anggota Karang Taruna Untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan bidangnya masing-masing

    2. Bidang Pelatihan Dan Penyuluhan
    a. Menyelenggarakan Pelatihan Ketrampilan Komputer
    b. Menyelenggarakan Pelatihan Ketrampilan Pertanian dan Peternakan
    c. Menyelenggarakan Pelatihan
    d.Ketrampilan Teknisi Roda Dua dan empat
    e. Menyelenggarakan Pelatihan
    f. Ketrampilan Tata Boga

    3. Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial
    a. Menyelenggarakan Sunnatan Massal
    b. Membantu Masyarakat Dalam Bidang kesehatan
    c. Membatu masyarakat dalam masalah sosial
    d. Melaksanakan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat

    4. Bidang Pengabdian Masyarakat
    a. Melaksnakan Gotong Royong Untuk Kebersihan lingkungan Desa
    b. Melaksanakan Kegiatan kebersihan lingkungan

    5. Bidang Keuangan
    a.Pembentukan Koperasi Pemuda Karang Taruna

    6. KewiraUsahaan
    a. Membuat Home Industri Ekonomi Digital
    b. Membuat Usaha Kerajinan Tangan
    c. Pembentukan Kelompok Taruna Tani
    Membuka usaha : Pertanian; Perkebunan; Perikanan; Peternakan.

    7.Bidang Kerohanian Dan Pembinaan Mental
    a. Pembentukan Pengajian pemuda Karang Taruna
    b. Peringatan Hari Besar Islam ( PHBI)
    c. Peringatan Hari Besar Nasional ( PHBN)
    d. Meyamarakkan Bulan Suci Ramadhan

    8. Bidang Olahraga
    a. Pembentukan Grup Olahraga : Sepak bola; Bola voli; Badminton; Tenis meja
    b. Mengadakan Turnamen Olahraga pada Harlah (Hari Lahir) Karang Taruna Pada Tanggal 01 Januari setiap Tahun
    Turnamen Olahraga HUT RI

    9.Bidang Lingkungan Hidup
    a. Melaksanakan Kebersihan Lingkungan
    b. Mengadakan perlombaan kebersihan antar Dusun
    c. Melaksanakan penghijauan
    d. Membuat Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
    e. Melaksanakan Jum’at Bersih 1 kali dalam 1 Bulan

    ReplyDelete
  2. Nama : Siti Rodiah
    Semester : VII
    Matkul : MPLS
    STAI YAPERI CIBINONG

    PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

    Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu, Sudah bukan informasi baru, mengenai 3 tahun pertama anak adalah usia emas baginya untuk menyerap informasi sebanyak-banyaknya. Berdasar pengetahuan ini pun makin banyak didengungkan mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini.

    Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan anak. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan,, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spititual.

    Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini di sesuaikan dengan tahap tahap perkembangan yang di lalui oleh anak usia dini.

    Pendidikan anak usia dini (PAUD) yakni jenjang usia 0 – 6 tahun, Pada masa itu tentu saja peran ayah tak kalah pentingnya, terutama dalam proses pembangunan kepribadian (character building).

    Periode emas bagi perkembangan anak adalah dimaksudkan untuk memperoleh proses pendidikan, dan periode ini adalah tahun-tahun yang sangat berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannnya sebagai stimulus terhadap perkembangan kepribadian , psikomotor, kognitif maupun sosialnya.

    Berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun.

    Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewatkan berarti habislah peluangnya.

    Untuk itu pendidikan anak usia dini seharusnya memberikan rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat adalah sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

    Pada lembaga pendidikan anak usia dini, kini sudah mengajarkan anak tentang dasar-dasar dalam cara belajar. Di usianya yang masih sangat dini tersebut, anak akan diperkenalkan terlebih dahulu pada sebuah fondasi. Mereka akan mengetahui semuanya sedikit demi sedikit melalui apa yang mereka lihat dan pelajari.
    Dengan mereka bermain akan diajarkan bagaimana cara yang tepat dalam bersosialisasi, mengatur waktu dan yang terpenting bisa menguasai 1-3 bahasa.
    Pendidikan anak usia dini yang orang tua berikan bagi anak merupakan suatu persiapan kematangan anak dalam menghadapi masa demi masa untuk perkembangannya di masa yang akan datang. Saat ini telah banyak berbagai sekolah taman kanak-kanak memberikan pendidikan yang baik dan berkualitas demi mengembangkan kemampuan dan bakat dalam diri anak tersebut. Oleh karena itu, diperlukan usaha dan orangtua dalam mengajar dan mendidik anak terutama dalam membaca. Mengajar anak membaca tidak harus melihat berapa usia yang tepat untuk mengajarkannya. Yang terpenting disini adalah Anda berusaha memberikan yang terbaik dalam pendidikannya kelak.

    ReplyDelete
  3. Nama : Dina
    Matkul : PLS
    Semester: VII

    " Program Pendidikan berkelanjutan"
    Program Pendidikan berkelanjutan merupakan pendidikan instruksional non gelar yang memberikan kepada pesertanya suatu bekal ilmu dan keahlian yang diperlukan dalam bidangnya, berdurasi satu semester, dengan sistem paket yang bertujuan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi untuk membantu orang mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membuat keputusan demi keuntungan diri mereka sendiri dan orang lain, sekarang dan di masa depan, dan untuk bertindak berdasarkan keputusan tersebut.

    Di Indonesia, pendidikan berkelanjutan banyak dilakukan oleh lembaga pemerintah dan swasta. Sebagai ilustrasi, semua departemen dan lembaga non departemen telah banyak melakukan pelatihan, penataran, dan lokakarya untuk meningkatkan kemampuan staf dan pegawai. Perusahaan-perusahaan melaksanakan latihan peningkatan kemampuan kerja. Organisasi sosial, seperti lembaga swadaya masyarakat, menyediakan berbagai program penataran dan latihan bagi anggota masyarakat yang telah memiliki pekerjaan, lapangan usaha, atau untuk memasuki lapangan kerja atau dengan membuka sekolah paket A, B, dan C bagi mereka yang membutuhkan . Seperti diantaranya :
    1. Program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) yang diharapkan setelah mengikuti Program BIPA adalah peserta mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia baik ragam formal maupun informal.
    2. Program Sertifikat Administrasi Pemerintahan Desa bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap dari administrator pemerintahan desa untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional pada tingkat desa dengan dilandasi kepribadian dan etika pegawai negeri sipil sesuai dengan standar kompetensi instansi pemerintah desa ,
    3. Program Sertifikat Ketatausahaan Sekolah yang diperuntukkan bagi para tenaga administrasi sekolah yang telah bertugas, namun belum memiliki cukup kemampuan dan keterampilan ataupun wawasan yang sesuai dengan ketatausahaan sekolah .
    4. Program Sertifikat Statistika bagi Aparatur Pemerintahan Desa bertujuan membekali Aparatur Pemerintahan Desa dalam mengantisipasi perubahan yang terjadi di segala lini pemerintahan bersamaan dengan kemajuan teknologi informasi saat ini maupun saat yang akan datang.
    5. Program Sertifikat Bahasa Inggris. Program ini ditujukan bagi masyarakat umum yang ingin meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris serta sumber daya kependidikan pada Sekolah Bertaraf Internasional atau Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
    6. Program Sertifikat Pengolahan Pangan . Program ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu mengolah hingga mengemas bahan baku pangan menjadi produk pangan serta menumbuhkan jiwa wirausaha .
    7. Program Sertifikat Terakreditasi Keahlian Perencanaan Dan Pembiayaan Pendidikan yang bertujuan menyajikan konsep, prinsip, dan prosedur perencanaan dan pembiayaan pendidikan.

    Dalam perkembangan selanjutnya, khusus pada Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan berkelanjutan ini menjadi wadah bagi para lulusan Kelompok Belajar Paket A dan Paket B untuk melakukan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan belajarnya dalam upaya memperoleh atau meningkatkan kemampuan untuk hidup mandiri.

    ReplyDelete
  4. Nama :Hani Hanifah

    Matkul :PLS

    Semester : VII

    PROGRAM KURSUS DAN PELATIHAN

    *Kursus adalah lembaga pelatihan yg termasuk non formal (tidak disekolah) .
    -Ciri-ciri kursus:
    a. Isi dan tujuan pendidikannya selalu berorientsi pada hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat
    b. Warga beajar usianya tidak dibatasi
    c. Program belajar isi pendidikan berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan fungsional, profesi yang dibutuhkan, untuk memenuhi kebutuhan pasar dan untuk persiapan memasuki masa depan
    d. Tenaga pendidik, sarana/fasilitas disesuaikan dengan jenis dan tingkat kursus
    e. Hasil belajar langsung dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
    f. Memiliki kurikulum sesuai dengan program belajar yang dibutuhkan.
    *Pelatihan adalah Proses melatih atau sebelum terjun kedunia kerja untuk mengambil tindakan tertentu di gambarkan oleh tempat kerja dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kegiatan keterampilan seseorang.
    Program kursus dan pelatihan
    Kursus dan pelatihan adalah seseorang belajar untuk kebutuhan sebelum terjun ke dunia pekerjaan di kasih pengetahuan maupun keterampilan untuk memperbaiki prestasi disebelumnya.
    Program kursus dan pelatihan untuk baby sister contohnya kita di kasih tahu bagaimana menjaga anak bayi dari yg usia 3 bulan ataupun lebih karena menjaga anak bayi tidak semudah yang dibayangkan , kadang dia menangis karena meminta sesuatu atau yg lain kita sebagai baby sister karena kursus dari yg cara memberi makan kepada anak bayi, memandikan sampai menidurkannya pun di kasih tahu sampai, tidak sampai sini sebelum kita terjun benar-benar menjadi baby sister kita di kasih keterampilan jadi tidak hanya pengetahuan ya, jadi kita mempraktekkannya sudah sampai mana yg sudah di pelajari saat kursus, setelah kita bisa mempraktekkan nya kita bisa terjun kedunia baby sister atau pekerjaan yg kita tekuni.

    ReplyDelete
  5. Nama : Evi Tapiani
    Semester : VII
    Matkul : PLS
    Program Pendidikan Keaksaraan Merupakan Salah Satu Jaminan Pendidikan Guna Menuntaskan Problem Buta Aksara, dan merupakan program khusus yang berisikan pengembangan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
    Faktor-faktor penyebab buta aksara,
    1.faktor ekonomi yaitu pendidikan keaksaraan diberikan kepada masyarakat khususnya yang berekonomi lemah, sebab salah satu faktor penghambat pendidikan adalah perekonomian. Tingkat ekonomi masyarakat yang lemah sering dijadikan alasan terhadap minat Pendidikan.
    2.faktor geografis yaitu daerah atau lingkungan juga menjadi faktor penghambat pendidikan dan menyebabkan asing dengan dunia pendidikan. Lingkungan yang strategis dan berdekatan dengan kota, akan terlengkapi sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan, sehingga tingkat buta aksara sangatlah minim. Berbeda dengan daerah di luar peradaban, yang asing dengan sekolah , minimnya ketersediaan buku, pendidik, sarana dan prasarana lain sehingga mereka tidak mengenal pendidikan apalagi membaca dan menulis.
    3.Adat Istiadat atau Budaya yang mengikat yaitu semisal orang Kanekes yang menekankan adat istiadat tradisional mereka. Orang Kanekes tidak mengenal sekolah, karena pendidikan formal di daerah tersebut dianggap bertentangan dengan adat istiadat mereka. Setiap ada pembangunan sekolah dan fasilitas-fasilitas pendidikan lain di tolak, akibatnya mayoritas orang Kanekes tidak dapat membaca dan menulis. [1]
    Dari adanya faktor yang menyebabkan peningkatan penyandang buta aksara tersebut, sehingga diadakan program “Pendidikan Keaksaraan”.
    Pendidikan keaksaraan merupakan salah satu dari 7 ranah atau bentuk pelayanan PLS (Pendidikan Luar Sekolah) untuk menjamin pemerataan pendidikan bagi masyarakat Indonesia khususnya daerah tertinggal dan pedalaman. Pendidikan keaksaraan tersebut dilakukan oleh banyak kalangan, bisa berbentuk komunitas dan berbentuk pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh pemerintah. Oleh karena itu, salah satu contoh program pengabdian pendidik untuk mengatasi pemerataan pendidikan adalah program SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) sebagai terobosan yang diberikan oleh pemerintah untuk mengatasi pemerataan pendidikan dengan memberikan pendidik-pendidik yang memiliki kompetensi untuk mengatasi ketertinggalan di bidang pendidikan, terutama untuk baca tulis dan berhitung.
    Penyediaan tenaga pendidik tidak sembarangan, harus melalui prosedur yang ada. Tidak hanya pendidik yang pandai tentang ilmu pengetahuan namun juga etika dan moral yang akan mengajarkan mereka tentang pendidikan secara umum ( membaca, menulis, berhitung, menganalisis dan lain-lain) beserta etika moral sesuai dengan moral Pancasila.
    Kemudian bagi masyarakat pedalaman, sebagai warga Negara yang baik, tidak seharusnya kita bersifat tertutup dan mengabaikan informasi yang akan memberikan dampak positif, selain kita harus melestarikan dan toleransi dengan kebudayaan dan adat istiadat masing-masing, kita harus menerima usulan untuk mengembangkan pendidikan karena kesuksesan seseorang tidak lepas dari pendidikan. Sehingga akan melahirkan generasi-generasi yang melek aksara, mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan pendidikan.

    ReplyDelete
  6. Nama :Ani fitriani
    Semester : VII

    6.program of education sepanjang masa
    Program sepanjang masa yaitu terkait dengan pembelajaran sepanjang masa, Pendidikan Sepanjang masa adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa proses pendidikan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh usia.
    Pendidikan sepanjang masa sama dengan Pendidikan Seumur Hidup . Penerapan Pendidikan Sepanjang Hayat dapat dilakukan pada lingkungan rumah tangga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Melalui prosesnya Pendidikan Sepanjang Hayat ini, manusia mampu meningkatkan kualitas kehidupannya secara berkesinambungan, mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang baru serta mampu mengikuti perkembangan masyarakat dan budaya untuk menghadapi tantangan masa depan dan mengubahnya menjadi peluang. Program sepanjang masa Salah satunya melalui program pendidikan keaksaraan yaitu seperti bentuk pelatihan keterampilan . Keterampilan yang wajib dipelajari sepanjang hidup.
    *Belajar sepanjang hayat adalah belajar seumur hidup yang merupakan kebutuhan manusia dalam usaha mengembangkan diri sepanjang hayat.
    *Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan atau dengan segala apapun itu.
    Contoh dengan belajar sepanjang hayat seperti:
    1• Masyarakat belajar adalah pembelajaran yang dilakukan kepada masyarakat dalam bentuk kelompok atau kerjasama.
    2• Program mewujudkan masyarakat belajar adalah pengembangan keahlian.
    3• Upaya untuk mewujudkan Masyarakat Belajar dengan baik. Dan intinya beljar sepanjang hayat adalah tentang belajar sepanjang hayat diharapkan akan mengubah pandangan masyarakat bahwa pendidikan bukan hanya belajar di sekolah formal saja, melainkan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, misalnya di lingkungan keluarga dan masyarakat. Untuk mendukung konsep ini tentang pembelajaran sepanjang hayat, dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan pemerintah. sehingga konsep pendidikan sepanjang hayat dapat terealisasikan dengan

    ReplyDelete
  7. Nama:Iis Syafitri Al-fadilah
    Matkul: MPLS

    Materi : pemberdayaan perempuan

    #Pemberdayaan Perempuan
    Pemberdayaan perempuan adalah suatu proses kesadaran dan pembentukan kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan pembuatan keputusan yang lebih besar dan tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki .

    #Tujuan Pemberdayaan Perempuan
    Tujuan pemberdayaan perempuan adalah untuk membangun kesadaran perempuan tentang kesetaraan gender agar mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, sehingga perempuan dapat mandiri dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan.
    #Strategi Pemberdayaan Perempuan
    -Membongkar mitos kaum perempuan sebagai pelengkap dalam rumah tangga.
    -Memberi beragam ketrampilan bagi kaum perempuan
    -Memberikan kesempatan seluas-luasnya terhadap kaum perempuan untuk bisa mengikuti atau menempuh pendidikan seluas mungkin.
    [18/12 14.31] iissyafitri6: #langkah-langkah dalam pemberdayaan perempuan adalah sebagai berikut:
    a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri
    b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan
    c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian
    #Program-program Pemberdayaan Perempuan

    -Penguatan organisasi kelompok perempuan di segala tingkat mulai dari kampung hingga nasional. Seperti misalnya PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)
    Seperti: posyandu ,perkumpulan koperasi maupun yayasan sosial. Penguatan kelembagaan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan lembaga agar dapat berperan aktif sebagai perencana, pelaksana, maupun pengontrol.

    -Peningkatan fungsi dan peran organisasi perempuan dalam pemasaran sosial program-program pemberdayaan. Hal ini penting mengingat selama ini program pemberdayaan yang ada, kurang disosialisasikan dan kurang melibatkan peran masyarakat.

    -Pelibatan kelompok perempuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring semua program pembangunan yang ada. Keterlibatan perempuan meliputi program pembangunan fisik, penguatan ekonomi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

    -Peningkatan kemampuan kepemimpinan perempuan, agar mempunyai posisi tawar yang setara serta memiliki akses dan peluang untuk terlibat dalam pembangunan.

    -Peningkatan kemampuan anggota kelompok perempuan dalam bidang usaha (skala industri kecil/rumah tangga hingga skala industri besar) dengan berbagai keterampilan yang menunjang seperti kemampuan produksi, kemampuan manajemen usaha serta kemampuan untuk mengakses kredit dan pemasaran yang lebih luas.
    Seperti :kursus menjahit

    ReplyDelete
  8. Nama : Siti Rohimah
    Matkul : Pendidikan Luar Sekolah

    Pendidikan Keaksaraan adalah pendidikan yang diberikan kepada masyarakat yang asing dengan dunia pendidikan untuk mengenalkan mereka pada ilmu pengetahuan yang luas terutama kemampuan baca tulis dan berhitung. Tidak hanya itu, pendidikan keaksaraan juga mengajarkan pada masyarakat untuk menganalisa dan memanfaatkan potensi yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.

    Pendidikan keaksaraan merupakan salah satu dari 7 ranah atau bentuk pelayanan PLS (Pendidikan Luar Sekolah) untuk menjamin pemerataan pendidikan bagi masyarakat Indonesia khususnya daerah tertinggal dan pedalaman. Pendidikan keaksaraan tersebut dilakukan oleh banyak kalangan, bisa berbentuk komunitas dan berbentuk pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh pemerintah. Oleh karena itu, salah satu contoh program pengabdian pendidik untuk mengatasi pemerataan pendidikan adalah program SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) sebagai terobosan yang diberikan oleh pemerintah untuk mengatasi pemerataan pendidikan dengan memberikan pendidik-pendidik yang memiliki kompetensi untuk mengatasi ketertinggalan di bidang pendidikan, terutama untuk baca tulis dan berhitung.

    Pengelolaan atau pengaturan pembelajaran keaksaraan fungsional pada dasarnya ada dua macam yaitu: pengelolaan edukatif, merupakan kegiatan penataan persiapan, pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan penilaian, dan pengelolaan administratif. Sedangkan prinsip pengelolaan pembelajaraan keaksaraan fungsional adalah:
    a. menyeluruh terhadap aspek pengelolaan edukatif dan administratif
    b. memiliki nilai yang berarti
    c. Konsisten dan berkesinambungan
    d. dilaksanakan secara partisipatif; dan
    e. menumbuhkan sikap inisiatif dan kreatif untuk mempercepat pencapaian tujuan akhir pembelajaran.

    Ada tiga proses pengelolaan pembelajaran keaksaraan fungsional sebagai berikut :
    1. Persiapan Pembelajaran
    a. Identifikasi kemampuan awal keaksaraan calon peserta didik, sekaligus menjaring kebutuhan belajar dan potensi pendukungnya.
    b. Mengelompokan calon peserta didik
    c. Mengelompokan kebutuhan belajar apa yang paling dibutuhnkan berdasarkan potensi yang ada
    d. Penyusunan program belajar.

    2. Pelaksanaan Pembelajaran
    Langkah pembelajaran
    a. Pelajari kembali SAP yang telah disusun
    b. Mengabsen peserta didik
    c. Pembelajaran dilakukan tahap demi tahap
    d. Mencatat perkembangan calistung peserta didik
    e. Melakukan penilaian setiap akhir pembelajaran.

    3. Administrasi Pembelajaran
    Administrasi pembelajaran meliputi administrasi yang mendukung proses belajar mengajar dan kegiatan program pendukung keaksaraan fungsional yaitu : Administras Peserta didik, daftar kecakapan awalnya, perkembangan diisi setiap pertemuan
    catatan harian, dan buku kamus peseta didik.
    Administrasi tutor, matrik gagasan pembelajaran, program pembelajaran seluruh topik, kesepakatan pembelajaran, satuan acara pembelajaran, absensi, dan buku penilaian hasil belajar peseta didik.
    Administrasi lainnya, hasil karya peserta didik seperti korang dinding, poster abjad, dan lain-lain.

    4. Penilaian hasil pembelajaran
    Penilaian adalah upaya seksama untuk mengumpulkan, menyusun dan mengolah fakta, data dan informasi untuk menyimpulkan harga, nilai, kegunaan, dan kinerja mengenai sesuatu. Penilaian standar kompetensi bagi peserta didik meliputi dua bentuk penilaian, yaitu:
    1. tes, bentuk tes adalah need assessment, tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif; dan
    2. nontes, penilaian nontes berupa penilaian sikap dan kemampuan motorik, maka penilaiannya dilakukan dengan pengamatan.

    ReplyDelete
  9. Iis niawati
    Semester VII

    PENDIDIKAN BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL EDUCATION)

    》 Pengertian
    Pendidikan kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praktis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan. Pendidikan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek pengembangan diri, yang materinya menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan hidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan agar peserta didik mengenal dan memiliki bekal dalam menjalankan kehidupan dikemudian hari. Isi dan bahan pelajaran tersebut menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi sehingga secara struktur tidak berdiri sendiri.

    》Konsep
    Menurut konsepnya, kecakapan hidup dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
    1. Kecakapan hidup generik (generic life skill/GLS),
    2. Kecakapan hidup spesifik (specific life skill/SLS).
    Masing-masing jenis kecakapan itu dapat dibagi menjadi sub kecakapan. Kecakapan hidup generik terdiri atas kecakapan personal (personal skill), dan kecakapan sosial (social skill). Kecakapan personal mencakup kecakapan dalam memahami diri (self awareness skill) dan kecakapan berpikir (thinking skill). Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sekaligus sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi lingkungannya. Kecapakan berpikir mencakup antara lain kecakapan mengenali dan menemukan informasi, mengolah, dan mengambil keputusan, serta memecahkan masalah secara kreatif. Sedangkan dalam kecakapan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerjasama (collaboration skill).

    Kecakapan hidup spesifik adalah kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu. Kecakapan ini terdiri dari kecakapan akademik (academic skill) atau kecakapan intelektual, dan kecakapan vokasional (vocational skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual. Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Kecakapan vokasional terbagi atas kecakapan vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill).

    Pendidikan berorientasi kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga negara. Apabila hal ini dapat dicapai, maka ketergantungan terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan, yang berakibat pada meningkatnya angka pengangguran, dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara bertahap.

    》 Prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup sebagai berikut :
    1.Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku
    2.Tidak mengubah kurikulum yang berlaku
    Pembelajaran menggunakan prinsip empat pilar, yaitu: belajar untuk tahu, belajar menjadi diri sendiri, belajar untuk melakukan, dan belajar untuk mencapai kehidupan bersama
    3.Belajar konstekstual (mengkaitkan dengan kehidupan nyata) dengan menggunakan potensi lingkungan sekitar sebagai wahana pendidikan
    4.Mengarah kepada tercapainya hidup sehat dan berkualitas, memperluas wawasan dan pengetahuan, dan memiliki akses untuk memenuhi standar hidup secara layak.

    ReplyDelete
  10. Nama : Siti Rusmia Sofyaningsih
    Semester : VII

    *Program Kursus dan Pelatihan*
    Dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, agar mempunyai kepribadian professional.
    Kursus adalah lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan non formal. Kursus merupakan suatu kegiatan belajar-mengajar seperti halnya sekolah. Perbedaannya adalah bahwa kursus biasanya diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari satu keterampilan tertentu, Peserta Kursus yang telah mengikuti kursus dengan baik dapat memperoleh sertifikat atau surat keterangan.
    Oleh karena itu, Tujuan kursus dan pelatihan yaitu diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan,sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, atau melanjutkan pendidikan kepada masyarakat yang mebutuhkan.
    Lembaga Kursus dan Pelatihan dilakukan satu pola penjaminan mutu yang mengacu kepada sistem penjaminan mutu pendidikan nasional yang termuat dalam Undang Undangl Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. meliputi :
    1.Evaluasi
    2.Akreditasi
    3. Sertifikasi
    Evaluasi dan Akreditasi dilakukan terhadap satuan pendidikannya dalam hal ini adalah lembaga kursus dan pelatihannya, untuk sertifikasi dilakukan kepada SDM nya, meliputi: Pengelola, Pendidik, dan peserta didiknya. Evaluasi dilakukan oleh pemerintah berupa evaluasi kinerja, akreditasi untuk mengukur kelayakan suatu lembaga tersebut dan sertifikasi dilakukan oleh Lembaga Sertifikikasi Kompetensi yang di bentuk oleh asosiasi profesi dan ditetapkan oleh pemerintah.

    ReplyDelete

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...