Thursday, September 24, 2020

konsep pendidkan non formal

 

 

Pengertian konsep

Secara etimologis, kata konsep berasal dari bahasa latin “conceptum” yang berarti sesuatu yang  bisa dipahami. Arti konsep lainnya adalah serangkaian pernyataan, ide atau gagasan yang saling berkaitan dengan berbagai kejadian atau peristiwa yang menjadi petunjuk atau dasar dalam melakukan penelitian dalam merencanakan sesuatu yang akan dikerjakan.

Konsep atau anggitan artinya susunan, kata konsep punya arti adalah abstrak yang tersusun secara rapi dari pendahuluan, konten dan akhir sebagai tujuan, dan juga konsep sebagai entitas mental yang bersifat universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan antara fakta dan data yang akan diangkat kedalam suatu konsep. Jadi, Konsep merupakan gambaran abstrak dari sebuah ide atau mental, yang dinyatakan dalam sebuah kata atau simbol.

Pengertian Abstrak menurut terminologi adalah merupakan ringkasan dari keseluruhan isi dokumen yang disajikan secara singkat dan akurat. Dalam abstrak biasanya sudah terkandung inti murni dari pembahasan yang ada dalam dokumen. Tidak ada penambahan tafsiran, opini, dan interpretasi lain dalam penulisan abstrak.

Contoh;

1.Abstrak biasa ditemukan pada karya ilmiah.

Pada umumnya, abstrak ditampilkan pada awal bagian sebelum masuk ke bab pertama sebuah karya ilmiah atau karya tulis. Tujuan penulisan abstrak adalah untuk menggambarkan keseluruhan isi konsep dari sebuah gagasan yang ada dalam tulisan.

2.Laporan keuangan suatu perusahaan

pada umumnya juga memiliki abstrak pada bagian awal dokumen. Abstrak laporan keuangan ini berisi ringkasan kinerja dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu serta strategi-strategi yang sudah dilakukan.

Sekarang timbul suatu pertanyaan, mengapa kata konsep disebut abstrak?, berikut ini penjelasannya, kalimat yang ada dalam konsep telah menghilangkan perbedaan dari segala sesuatu yang ada dalam eksistensi atau keberadaanya, memperlakukan yang sebenarnya ada, seolah–olah mereka identik dan universal dimana konsep dapat diterapkan secara merata pada setiap eksistensinya.

Sebagai  contoh, kata nama buah dan kata keselamatan, dua kata yang berbeda dalam arti bahasa dan arti istilanya apabila dihubungkan dengan pembentukan sebuah konsep, maka akan berbeda dalam  implementasi pengertiannya.

Nama “buah” bisa dijadikan konsep yang konkrit karena nama buah ini di tarik dari hasil observasi  terhadap  benda dari buah-buahan  tertentu  seperti  buah jeruk,  nanas, rambutan  yang  memiliki  ciri-ciri  yang  sama  yaitu  bentuknya bundar,  baunya harum bila sudah matang, mengandung segar rasanya, keluar dan tergantung dipohon sebagai hasil perubahan dari asal bunga menjadi buah .

Adapun kata “keselamatan”merupakan konsep yang abstrak karena di bentuk dari rangkaian peristiwa yang berkaitan dan menunjukan  ciri-ciri  perbuatan  yang  bisa nyaman dan selamat sampai tujuan seperti  mengemudikan kendaraan agar selamat dengan  harus hati-hati,  conth lain menggunakan  perkakakas  apakah harus itu benda tajam atau tabung  pemadam  api  untuk  mengatasi  kemungkinan  terjadinya kebakaran diperlakukan  dengan  benar.

Pengertian  lebih  luas  ialah menurut Turner (1985)   mengemukakan pembentukan    konsep    sebagai    berikut:    Konsep itu   di    bentuk    dengan menghubungkan  berbagai  fakta,  benda,  atau  peristiwa  yang  memiliki kesamaan  ciri  yang  kemudian  di  beri  nama  tersendiri. 

 

Sifat Abstrak

Abstrak bersifat informatif dan indikatif, maksudnya adalah data atau informasi yang ada didalam abstrak berdasarkan data dan fakta yang ada dan segala indikasinya.  tidak di sarankan untuk mencantumkan informasi yang tidak ada data dan faktanya yang benar kedalam abstrak secara singkat, jika diambil kesimpulan maka abstrak memiliki sifat :

1. Jelas

2. Tepat

3. Ringkas

4. Objektif

5. Berdiri Sendiri

 

Jenis-jenis Abstrak

1.Abstrak Informatif.

Abstrak yang menyajikan informasi keseluruhan dengan ringkas dan didukung dengan data-data secara lengkap. Singkat kata, Abstrak informatif merupakan ringkasan mini atas keseluruhan informasi dalam sebuah karya ilmiah.

2.Abstrak Indikatif.

Abstrak yang menyajikan inti dari pembahasan masalah dalam tulisan. Abstrak ini ditulis untuk kepentingan pembaca dalam mencari informasi dalam tulisan.  

 

Pendidikan  non  formal 

Pendidikan  non  formal  yang  diselenggarakan  oleh  masyarakat  untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap cakupannya sangat luas, maka kegiatan tersebut perlu adanya landasan hokum yang bisa menjamin    keberadaan    kegiatan    tersebut.       

Maka    ditetapkan    satuan pendidikan sejenis  (UU No. 2003 pasal 26 ayat 4). Jenis-jenis  kegiatan  yang  termasuk  dalam  satuan  pendidikan  yang sejenis  (lainnya)  menurut  PP  No.  37  Tahun  1991  tentang  Pendidikan  Non Formal  adalah  pra  sekolah  (Kelompok  bermain,  Penitipan  Anak),  balai latihan  dan  penyuluhan,  kepramukaan,  padepokan  pencak  silat,  sanggar kesenian, bengkel/teater, lembaga komunikasi edukatif melalui media massa(cetak  dan  elektronik)  dan  majlis  ta`lim  (dalam  UU  No.  20  Tahun  2003 berdiri sendiri menjadi satuan Pendidikan Non Formal)

 

Ciri-ciri  pendidikan  nonformal  :

a.Pendidikan berlangsung dalam lingkungan masyarakat

b.Guru adalah fasilitator yang diperlukan.

c.Tidak adanya pembatasan usia.

d.Materi pelajaran praktis disesuaikan dengan kebutuhan pragmatis.e.Waktu pendidikan singkat dan padat materi.

e.Memiliki manajemen yang terpadu dan terarah.

f.Pembelajaran  bertujuan  membekali  peserta  dengan  keterampilan khusus untuk persiapan diri dalam dunia kerja.

 

Satuan Pendidikan Non Formal

Pada tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, nama Direktorat DISKLUSEPA diganti menjadi Direktorat PNFP  (Pendidikan Nn Formal dan Pemuda).  Berdasarkan  UU  tersebut  jalur,  jenis,  dan  satuan  PNF  mengalami perubahan  guna  disesuaikan  dengan  tuntutan  masyarkat  tentang  pendidikan.

Satuan pendidikan non formal:

a.Lembaga kursus

Kursus   adalah   satuan   pendidikan   non   formal   yang   terdidri   atas sekumpulan warga masyarakat yang memberikan pengetahuan, keterampilan,   dan   sikap   mental   tertentu   bagi   warga   belajar.   Kursus diselenggarakan   bagi   warga   belajar   yang   memerlukan   bekal   untuk mengembangkan  diri,  bekerja  mencari  nafkah,  melanjutkan  ke  tingkat  atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

b.Lembaga pelatihan

c.Kelompok belajar

Kelompok  belajar  adalah  satuan  pendidikan  non  formal    yangterdiri atas sekumpulan warga masyarakat yang saling membelajarkan pengalaman dan  kemampuan  dalam  rangka  meningkatkan  mutu  dan  taraf  kehidupan. Napitupulu   menjelaskan   perkataan   kejar   di   samping   mengandung   arti harfiah  yakni  mengejar  ketinggalan-ketinggalan,  juga  sebagai  dua  akronim 16 Ishak Abdulhak, hal dari  belajar  dan  bekerja  serta  kelompok  belajar.  Kedua  pengertian  tersebut disimpulkan  bahwa  program  kejar  dijalankan  untuk  mengejar  ketinggalan, bersifat belejar dan bekerja, menggunakan wadah kelompok belajar.

Program kejar diklasifikasikan menjadi dua yakni:

1.Kelompok  Belajar  Fungsional  (termasuk  didalam  kelompok  ini adalah:  Keaksaraan  fungsional,  Kelompok  Belajar  Usaha  (KBU), Kelompok    Pemuda    Produktif    Pedesaan    (KPPP),    Kelompok Pemberdayaan    Swadaya  Masyarakat  (KPSM),  dan  Kelompok Pemuda Produktif Mandiri (KPPM)

2.Kelompok  Beajar  Kesetaraan  (  Kejar  Paket  A  setara  SD,  Kejar Paket B setara dengan setara SLTP, Kelompok Belajar Paket C

d.Pusat Kegiatan  Belajar Masyarakat (PKBM)

Pusat   kegiatan   belajar   masyarakat   menurut   Sutaryat   merupakan tempat  belajar  yang  bentuk  dari,  oleh  dan  untuk  masyarakat,  dalam  rangka meningkatkan  pengetahuan,  keterampilan,  sikap,  hobi,  dan  bakat  warga masyarakat,  yang  bertitik  tolak  dari  kebermaknaan  dan  kebermanfaatan program  bagi  warga  belajar  dengan  menggali  dan  memanfaatkan  potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di lingkungannya. Program   pembelajaran   yang   dilaksanakan   di   PKBM   digali   dari kebutuhan   nyata   yang   dirasakan   warga   masyarakat,   dikaitkan   dengan potensi   lingkungan   dan   kemungkinan   pemasaran   hasil   belajar.   Dalam kegiatan  pembelajaran  keterampilan  fungsional  terintegrasi  dengan  seluruh program  belajar,  waktu  belajar  disesuaikan  dengan  kesiapan  warga  belajar. Program   yang   dilaksanakan   dan   kembangkan   di   PKMB   tidak   hanya program  yang  disponsori  oleh  instansi  pendidikan  non  formal  tetapi  juga program  dari  instansi  lain  (seperti  pertanian,  kesehatan,  perindustrian  dan lain-lain).Program-program  yang  dilaksanakan  PKMB selalu dikaitkan dengan upaya  meningkatkan  taraf  hidup.  Program-program  yang  dimaksud  adalah pendidikan  anak  usia  dini,  pendidikan  keaksaraan,  pendidikan  kesetaraan, pendidikan    kecakapan    hidup,    pendidikan    kepemudaan,    pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan lansia dan lainnya.

e.Majlis Ta`lim

Majlis  ta`lim  adalah  suatu  pendiidkan  non  formal  yang  dilaksanakan oleh    masyarakat    dengan    tujuan    meningkatkan    pengetahuan,    dan keterampilan   serta   perubahan   sikap   hidup   terutama   yang   berhubungan dengan  agama  islam  yang  dilaksanakan  secara  apik  dan  rapi.  Kegiatan-kegiatan  yang  termasuk  dalam  masjlis  ta`lim  adalah  kelompok  yasinan, kelompok  pengajian,  taman  pengajian  Al-Qur`an,  pengajian  kitab  kuning, salafiah dan lain-lain.

f. Satuan pendidikan sejenis

Pendidikan  non  formal  yang  diselenggarakan  oleh  masyarakat  untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap cakupannya sangat luas, maka kegiatan tersebut perlu adanya landasan hokum yang bisa menjamin    keberadaan    kegiatan    tersebut.  Maka    ditetapkan    satuan pendidikan sejenis  (UU No. 2003 pasal 26 ayat 4).

Jenis-jenis  kegiatan  yang  termasuk  dalam  satuan  pendidikan  yang sejenis  (lainnya)  menurut  PP  No.  37  Tahun  1991  tentang  Pendidikan  Non Formal  adalah  pra  sekolah  (Kelompok  bermain,  Penitipan  Anak),  balai latihan  dan  penyuluhan,  kepramukaan,  padepokan  pencak  silat,  sanggar kesenian, bengkel/teater, lembaga komunikasi edukatif melalui media massa(cetak  dan  elektronik)  dan  majlis  ta`lim  (dalam  UU  No.  20  Tahun  2003 berdiri sendiri menjadi satuan Pendidikan Non Formal

Peran non  formal

Masalah    pendidikan    dalam    pendidikan    sekolah,    menyebabkan pendidikan  non  formal mengambil  peran  untuk  membantu  sekolah   dan masyarakat  dalam  mengurangi  masalah  tersebut.

Sudjana  mengemukakan peran pendidikan  non  formal adalah  sebagai    “pelengkap,  penambah,  dan pengganti" dengan penjabaran sebagai berikut:

a.Sebagai pelengkap pendidikan sekolah

Pendidikan   non   formal berfungsi   untuk   melengkapi   kemampuan peserta  didik  dengan  jalan  memberikan  pengalaman  belajar  yang  tidak diperoleh   dalam   pendidikan   sekolah.

Pendidikan   non   formal sebagai pelengkap  ini  dirasakan  perlu  oleh  masyarakat  untuk  memenuhi  kebutuhan belajar  masyarakat  dan  mendekatkan  fungsi  pendidikan  sekolah  dengan kenyataan   yang   ada  di  masyarakat.  Oleh  karena  itu  program-program pendididkan  non  formalpada  umumnya  dikaitkan  dengan  lapangan  kerja dan  dunia  usaha  seperti  latihan  keterampilan  kayu,  tembok,  las,  pertanian, makanan, dan lain-lain.  

b.Sebagai penambah pendidikan sekolah

Pendidikan   non   formalsebagai   penambah   pendidikan   sekolah bertujuan untuk  menyediakan  kesempatan  belajar  kepada:   

1.Peserta  didik yang  ingin  memperdalam  materi  pelajaran  tertentu  yang  diperoleh  selama mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan sekolah.

2.Alumni suatu    jenjang    pendidikan    sekolah    dan    masih    memerlukan    layanan pendidikan  untuk  memperluas  materi  pelajaran  yang  telah  diperoleh. 

3.Mereka    yang    putus    sekolah    dan    memerlukan    pengetahuan    serta keterampilan  yang  berkaitan  dengan  lapangan  pekerjaan  atau  penampilan diri dalam masyarakat.

c. Sebagai pengganti pendidikan sekolah

Pendidikan   non   formalsebagai   pengganti    pendidikan   sekolah meyediakan  kesempatan  belajar  bagi  anak-anak  atau  orang  dewasa  yang karena  berbagai  alasan  tidak  memperoleh  kesempatan  untuk  memasuki satuan  pendidikan  sekolah. 

Kegiatan  belajar mengajar  bertujuan  untuk memberikan    kemampuan    dasar    membaca,    menulis,    berhitung    dan pengetahuan  praktis  dan  sederhana  yang  berhubungan  dengan  kehidupan sehari-hari seperti pemeliharaan kesehatan lingkungan dan pemukiman, gizi keluarga, cara bercocok tanam, dan jenis-jenis keterampilan lainnya.

Wednesday, September 23, 2020

Kapita Selekta pendidikan tentang PAI sebagai disiplin Ilmu

 

 Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu.

 

A.Pengertian pendidikan Islam

Dari sisi  etimologi atau bahasa, arti dari pengertian bahasa ini adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam berkomunikasi bersama orang lainnya dengan menggunakan ucapan, misalnya mengeluarkan kata, tanda isyarat misalnya menunjukan gerakan-gerakan tubuh.

Jadi, dengan mengikuti pengertian dari sisi  etimologi atau bahasa, kata pendidikan dapat diartikan perbuatan, arti kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu “Education”, dimana dari bahasa latinnya yaitu “Eductum. Dengan artian kata “E  yaitu, sebuah proses perkembangan dari dalam keluar kemudian kata “Duco” dengan artian yang sedang berkembang.

Secara terminologi, pengertian istilah ini adalah gabungan kata menjadi satu kalimat yang digunakan seorang ahli dalam konteks tertentu dengan menjelaskan satu maksud dengan menerangkan sesuai sudut pandagnya .

Jadi, bila kata pendidikan menurut terminologi atau istilah ini adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekayaan ilmu yang dimiliki masing-masing individu. Ada juga yang berpendapat, seperti yang ada dalam Kamus Bahasa Indonesia, bahwa kata pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Apabila disimak lebih jauh lagi Pendidikan ini adalah penuangan proses kemampuan serta keahlian diri yang terus  menerus berkembang secara individual. Hal ini dapat diambil kesimpulan uraian tersebut diatas, bahwa penuangan pengetahuan sepanjang alat inderanya berfungsi akan terus selalu ada dan tidak akan pernah hilang, seperti yang dijelaskan dalam arti pendidikan.

 Ada beberapa para ahli yang memiliki definisi tersendiri dari pengertian mengenai kata pendidikan. Dengan landasan serta pemikiran yang berkaitan dengan sisi pendidikan tertentu. Dibawah inilah  beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, yang bisa dijadikan sebagai referensi pendukung dalam menunjang pengetahuan:

1.Menurut Ki Hajar Dewantara

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti, pikiran, tubuh anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

2.Martinus J Marimba

Mengemukakan pengertian pendidikan sebagai sarana membantu atau menolong setiap orang agar dapat melaksanakan hidupnya dengan baik. Selain itu juga dapat menentukan tujuan hidup sesuai yang dibutuhkan dan menjadi pribadi yang mandiri. Salah satu upaya mendidik serta mambantu meningkatkan taraf berpikir menuju kedewasaan.

3.Thompson

Pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh G. Thompson, yaitu, sebagai pengaruh kuat terjadinya perubahan pada setiap jati diri manusia. Kemudian yang menghasilkan pemikiran-pemikiran serta penalaran setiap manusia yang berbeda. Dengan hal itulah pendidikan dapat berjalan dan ilmu pengetahuan dapat berkembang dan meluas.

4.Jhon Dewey

Pengertian pendidikan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan menurut Jhon Dewey, yaitu, suatu proses yang membersamai pengembangan, peningkatan serta pertumbuhan yang terus menerus. Tanpa harus adanya tujuan akhir belakang. Dimaknai dari hal ini yaitu memang pada hakikatnya dunia pendidikan tidak akan pernah habis dari dunia.

Jadi, arti pokok dari definisi diatas adalah bahwa ada proses pendidikan yang  mengandung arti pengarahan ke arah tujuan tertentu.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah  mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.

 

B.Pengertian Ilmu

Ada banyak pengertian tentang ilmu misalnya, ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang mempunyai metode tertentu yang bersifat ilmiah. Ada juga yang mengatakan bahwa ilmu adalah suatu uraian yang tersusun dengan lengkap tentang salah satu dari kebenaran. Sedangkan menurut Ahmad tafsir ilmu adalah pengetahuan yang logis dan empiris. Selanjutnya kata   ilmu   dalam   bahasa   Indonesia  biasanya  merupakan  terjemahan dari kata science.  Ilmu  dalam  arti  science  seharusnya   diterjemahkan dengan  sains   saja. Maksudnya   agar   orang-orang   yang   mengerti  bahasa  Arab  tidak  bingung  membedakan  kata  ilmu  (sain)  dengan  kata al-ilm yang berarti knowledge

Ada pendapat lain yang perlu di perhatikan dan perlu dikaji mengenai kata "ilmu" akan terus digunakan dalam konteks pengertian yang luas, sedangkan kata "sains" digunakan untuk pengertian yang khusus, contoh sains dengan percobaan yang sederhana yaitu menanak air setelah mendidih pasti akan keluar uap.

Knowledge bisa diperoleh dengan berbagai cara, termasuk dengan akal sehat, contoh knowledge misalnya menggunakan informasi pendidikan tahun yang lalu untuk memahami perilaku siswa dalam belajar dan membuat keputusan mata pelajaran mana saja yang akan ditingkatkan cara belajarnya dan mata pelajaran yang mana yang perlu dikurangi atau ditambah untuk penggunaan waktunya.

sedangkan science diambil dari kata latin “scientia” secara harfiah yang diartikan sebagai pengetahuan dan berkonotasi atau mengikuti perasaan bahwa menemukan sesuatu ilmu yang diperoleh lewat metode ilmiah yang ketat.

Metode ilmiah adalah suatu cara sistematis yang digunakan para ilmuwan dalam memecahkan atau mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian. Penelitian sendiri merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.

Sistematis, yang artinya unsur-unsur yang terdapat dalam metode ilmiah harus tersusun dalam urutan yang logis; Konsisten, artinya terdapat kesesuaian diantaranya unsur-unsurnya. Misalnya tujuan harus sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan; serta Operasional, yang berarti metode ilmiah dapat menjelaskan bagaimana penelitian tersebut dilakukan.

 

Tahapan Metode Ilmiah

Terdapat lima langkah dasar atau tahapan dalam penulisan metode ilmiah. Dimulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan dan analisis data, menarik kesimpulan hingga mengomunikasikan hasil penelitian.

1. Merumuskan Masalah

Masalah itu biasa diartikan tidak ada kesesuaian antara harapan dengan kenyataan, maka untuk mengetahui masalah perlu diidentifikasi terhadap obyek penelitian yang akan dipilih, kemudian setelah diketahui masalah perlu dirumuskan.

Perumusan ini penting, karena akan dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Untuk membuat judul ilmiah yang selengkapnya akan diuraikan dalam tulisan karya ilmiah.

Masalah penelitian biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau dalam bentuk kalimat tanya:

- Apa,

- bagaimana,

- mengapa,

-  berapa?

Dan tidak menutup kemungkinan pada masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang memberikan gambaran tentang metode, prosedur dan cara yang digunakan.

Contoh:

- Apakah  mahasiswa yang tinggi nilai masuknya juga tinggi IP belajarnya?

- Bagaimanakah hubungan antara IQ dengan prestasi belajar di perguruan tinggi?

- Mengapa mata pelajaran PAI bisa mempengaruhi siswa dalam perilaku dan sikap.?

- Seberapa jauh peraktek ibadah bisa dilakukan?

Masalah berupa pertanyaan tersebut diatas harus dijawab dengan melakukan sebuah penelitian secara ilmiah melalui sebuah hipotesa.

 

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah melakukan perumusan masalah, tahapan berikutnya yang harus dilakukan adalah mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk sebuah penelitian. Ini bisa dilakukan dengan cara observasi terhadap obyek penelitian maupun studi literatur seperti jurnal ilmiah, atau penelitian-penelitian lain yang sudah ada sebelumnya.

 

3. Menyusun Hipotesis

Pada tahapan berikutnya, setelah melakukan observasi dan mendapatkan data, maka yang harus dilakukan adalah membuat hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian peneliti yang lain.

 

4. Melakukan Percobaan

Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban sementara yang telah dibuat ditahapan sebelumnya melalui instrumen penelitian baik lewat tes maupun nontes, maka kemudian harus dilakukan melakukan percobaan hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan lewat percobaan dengan sangat teliti diharapkan mendapatkan data yang benar dan akurat.

5. Menganalisis Data

Di tahapan ini, data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian lalu dicatat dan diolah ke dalam bentuk diagram sehingga mudah untuk dianalisis.

Contoh Analisa Diagram

 


 

6. Membuat Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat berdasarkan hasil percobaan, tanpa adanya pengaruh pendapat pribadi. Kesimpulan merupakan jawaban sebenarnya dari hopitesis yang pernah diajukan.

 

7. Mengomunikasikan Hasil Penelitian

 Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan mempublikasikan hasil penelitian kepada orang lain dalam bentuk laporan tertulis atau melalui forum diskusi dan seminar.

 

 C.Prinsip Pendidikan Islam sebagai Ilmu


 Penjelasan diatas tentang pengertian tentang pendidikan dan juga pengertian ilmu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip-prinsip pendidikan islam sebagai ilmu antara lain :

1.Memiliki objek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan Islam. Obyek materialnya adalah seuatu yang dipelajari manusia dan siswa sedangkan obyek formalnya adalah cara pandang atau cara berpikir terhadap obyek material yang dipelajari sebagai usaha atau proses pembentukan watak manusia menjadi insan kamil, dan implementasinya dalam bentuk ritualisasinya dengan cara beribadah, belajar dan beramal baik lainnya.

2.Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi, hipotesa, serta teori dalam lingkup kependidikan Islami yang bersumber ajaran Islam.

Wawasan adalah Sumbangan pemikiran terpenting bidang pendidikan dalam konteks ke-Islaman Indonesia saat ini memberikan solusi peningkatan mutu pembelajaran untuk para pendidik dan pemangku kebijakan pendidikan.

Pandangan Pendidikan islam menurut Prof. Achmadi dalam kiprahnya di dunia pendidikan berkehendak untuk mewujudkan pendidikan agama Islam yang lebih dari sekedar masalah ubudiyah dan fiqhiyah. Ia juga ingin mendudukkan pendidikan Islam yang bukan sekedar memenuhi aspek normatif, tetapi juga historis. Pendidikan agama Islam tidak hanya membahas tentang suatu ajaran, tetapi membahas pula peristiwa dengan memperlihatkan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa.

Asumsi dalam kajian pendidikan islam, yaitu membahas tentang hakikat yang ada. Untuk mengolah pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan (sains) perlu dilakukan penelitian dan eksperimen menggunakan metode ilmiah.

Hipotesis Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel akibat. Misalnya siswa setelah diberi pelajaran ilmu fiqih dia akan mengerjakan ibadah sesuai kaidah Syar'i

3.Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam beserta sistem pendekatan yang seirama dengan corak keislaman yang kultur.

Metode analisis di dalam memahami pendidikan Islam, sangat diperlukan metode untuk  memahami pengertian dari pendidikan Islam. Karena di dalam pengertian itu terkandung beberapa indikator esensial tentang  pendidikan.

Dasar metode pendidikan Islam:

a. Penalaran

Penalaran ini memiliki maksud  yakni  Kegiatan     berpikir  berdasarkan  pola-pola   pikir tertentu,   menurut  logika  tertentu  yang bertujuan  untuk  menghasilkan sebuah  pengetahuan. Misalnya    ilmu usul fiqih

b. Logika

Logika (Cara  Penarikan  Kesimpulan), merupakan Ciri-ciri  kedua  yakni  logika  atau  cara  penarikan  kesimpulan. Logika didefinisikan  atau dijelaskan  oleh  William S.S  yakni  pengkajian  untuk  berpikir  secara  shahih atau valid. misalnya ilmu hadis

4.Memiliki struktur keilmuan yang sistematis, mengandung totalitas dari komponen–komponen yang saling mengembangkan satu sama lain yang menunjukkan kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat.

Agama merupakan sebuah sistem yang mengatur keimanan atau kepercayaan dan peribadahan terhadap Tuhan serta kaidah yang berkaitan dengan lingkungan dan pergaulan manusia. Dalam struktur ilmu pendidikan islam, agama adalah sumber dari segala-galanya, disini ditekankan bahwa semua ilmu yang dipelajari merujuk pada agama. Ilmu yang dipelajari dalam pendidikan islam harus sesuai dan memuat kaidah-kaidah agama. Intinya, pendidikan islam yang dapat dikatakan sebagai ilmu haruslah dapat diuji secara logis dan sekaligus empiris. Bila kurang satu saja tidak logis atau tidak empiris maka dia bukan ilmu pendidikan Islam.


Intinya, pendidikan islam yang dapat dikatakan sebagai ilmu haruslah dapat diuji secara logis dan sekaligus empiris. Bila kurang satu saja tidak logis atau tidak empiris maka dia bukan ilmu pendidikan Islam.

Jika pendidikan Islam tersebut hanya dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan tidak dapat dibuktikan secara empiris, maka dia bukan termasuk ilmu (sains) tapi termasuk filsafat. Sedangkan jika pendidikan tersebut bukan diperoleh dari indra seperti sains, bukanlah pada akal, seperti filsafat tapi dengan cara merasakan, mempercayai begitu saja, maka ia termasuk pengetahuan mistik.

Pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada ajaran Islam yang dibawa oleh Rosululloh SAW. Ajaran tersebut dirumuskan dalam Al-Qur’an dan al- hadits dan juga akal. Tapi ketiganya harus berurutan. Al-Qur’an lebih dahulu bila tidak ada atau tidak jelas maka harus dicari dalam al-hadits, dan jika tidak ada dalam al –hadits maka baru digunakan akal (pikiran), tetapi akal (pikiran) tersebut tidak boleh bertentangan dengan alqur’an dan al- hadits.

Jadi dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai ilmu adalah teknik yang harus dipertanggungjawabkan oleh teori sains (ilmu), teori sains dapat dipertanggungjawabkan oleh teori filsafat, dan teori filsafat harus dapat dipertanggungjawabkan oleh wahyu. Dengan demikian dapatlah disusun sistem pengetahuan yang tidak mungkin lepas kebenaran Tuhan.

Pendidikan Islam sebagai ilmu haruslah memiliki tiga data yang mendukung yaitu : 

  1.  Teori,
  2.  Penjelasan tentang teori itu.
  3.  Data yang mendukung penjelasan itu.

Teori

Kata ‘teori’ secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu theoria yang berarti melihat, theoros yang berarti pengamatan.

Pada dasarnya teori dirumuskan untuk memperjelas dan meramalkan fenomena yang ada atau gejala yang terlihat dari suatu gerakan benda atau tubuh dalam bentuk sikap dan perilaku yang timbul akibat dari suatu pengaruh yang lain.

Jadi, Teori adalah suatu cara berfikir manusia dalam berbagai bidang kehidupan yang tersusun berdasarkan pada suatu fakta-fakta yang ada dan yang saling berkaitan dan saling mendukung, sehingga menjadi suatu bentuk pemikiran yang dapat teruji dengan kebenarannya dalam segi praktik. 

Pengertian Pendidikan sendiri merupakan suatu proses memberikan pengetahuan atau ilmu pada manusia untuk mendewasakannya, agar mampu bertanggung jawab pada apa yang sudah menjadi kewajiban nya baik sebagai makhluk sosial atau individu. 

Jadi teori-teori Pendidikan jika di kaitkan dengan filsafat sangatlah berhubungan. Karena pada dasarnya teori itu sebagai pedoman pada suatu konsep yang umum atau sebagai teori yang dasar.

Karena Pada dasarnya teori Pendidikan islam adalah sebagai suatu cara berfikir manusia pada sistem Pendidikan yang fungsinya untuk menerapkan ajaran agama islam pada bidang Pendidikan tersebut. 

 

Dengan teori tersebut dapat memberikan pemikiran lebih dalam pada faktor spiritual, kebudayaan, ekonomi, sosial, atau politik negara dengan menempatkan Al Quran sebagai dasar acuannya.

 

Penjelasan tentang teori

 

Teori pendidikan Islam, menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya “ Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal.

Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. 


Prof. Mohammad Athiyah Abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam yang diuraikan dalam “ At Tarbiyah Al Islamiyah Wa Falsafatuha “ yaitu :

1.Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.

   Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.

2.Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. 

      Pendidikan Islam tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagamaan saja dan tidak hanya dari segi keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian kepada keduanya sekaligus.

3.Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai ilmu. 

       Dan juga agar menumbuhkan minat pada sains, sastra, kesenian, dalam berbagai jenisnya.

4.Menyiapkan pelajar dari bidang profesional, teknis, dan usaha supaya ia dapat mengusai profesi tertentu, teknis tertentu dan usaha tertentu, supaya dapat ia mencari rezeki dalam hidup dengan mulia di samping memelihara dari segi kerohanian dan keagamaan.

5.Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan kegiatan untuk kemanfaatan. 

    Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak, atau spirituil semata, tetapi menaruh perhatian pada kegiatan kemanfaatan pada tujuan-tujuan, kurikulum, dan aktivitasnya.

Pada hakikatnya, pendidikan Islam adalah suatu proses yang berlangsung berkesinambungan,  maka tugas dan fungsi yang diemban oleh pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. 

Konsep pendidikan Islam ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh berkembang secara dinamis, mulai dari kandungan sampai hayatnya. 

Secara umum tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap sampai ketitik kemampuan optimal.

 

Data yang mendukung penjelasan 

Sementara fungsi pendidikan adalah menyediakan data, fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar.

Data adalah bukti yang ditemukan dari hasil penelitian yang dapat dijadikan dasar kajian atau pendapat”. Secara teknis, data lebih berkaitan dengan pengumpulannya secara empiris. 

Dengan demikian, data merupakan satuan terkecil yang diwujudkan dalam bentuk simbol angka, simbol huruf, atau simbol gambar yang menggambarkan nilai suatu variabel tertentu sesuai dengan kondisi data di lapangan.  

Simbol angka, huruf atau gambar sering disebut dengan data mentah atau besaran yang belum menunjukkan suatu ukuran terhadap suatu konsep atau gejala tertentu. 

Besaran data tersebut belum memiliki arti apa jika belum dilakukan pengolahan atau analisis lebih lanjut dalam bentuk informasi atau indikator pendidikan.  

Pendapat lain menyatakan bahwa “Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi”.  

Selain itu, menurut Webster’s New World Dictionary. “Data adalah sesuatu yang diketahui dan dianggap”. Apabila istilah “fakta dan angka” dalam definisi yang kedua digabungkan dengan definisi ketiga menurut Webster’s maka kedua definisi tersebut dapat menghasilkan suatu pengertian “baru” sebagai berikut. “Data adalah segala fakta dan angka yang diketahui atau yang dianggap”. Pengertian baru ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan definisi di atas tetapi hanya sebagai usaha untuk menggali secara lebih mendalam pengertian data.

Secara garis besarnya pendidikan islam mencakup tiga aspek, yaitu:

1.Seperangkat teknik pembelajaran atau cara untuk memberikan yang berkaitan dengan;

   a. pengetahuan, 

   b. keterampilan dan 

   c. tingkah laku.

2.Seperangkat teori 

  Teori itu mengandung maksud  untuk menjelaskan sumber pendidikan islam dengan membenarkan penggunaan teknik dan cara-cara tersebut agar lebih mudah dilakukan bagi orang yang awam. misalnya tentang hukum syara tentang sholat, zakat, wudhu dan muamalah lainya.

  3.Seperangkat nilai, 

Pengertian  nilai dalam pendidikan Islam, dapat  dipahami sebagai standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan dan dipertahankan, oleh karena itu Nilai punya pengaruh pada aktivitas sehari-hari.   

Nilai lebih mudah bila diartikan sebagai gagasan atau cita-cita dan sebagai tujuan yang dijelmakan serta dinyatakan dalam ilmu pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku, yang dipandang baik dan indah pada kehidupan seseorang. Hanya dengan melihat nilai saja akan mampu mengenal karakter orang lain.Pengertian  nilai dalam pendidikan Islam, dapat dipahami bahwa nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, efisiensi yang mengikat manusia yang sepatutnya harus dijalankan dan dipertahankan dalam aktivitas kehidupan sehari hari.

Sedangkan pendidikan Islam merupakan usaha sadar dalam menyempurnakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang agar mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam, serta menjadikannya jalan hidup, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi manusia yang sejahtera dan bahagia di dunia maupun di akhirat.

Kehidupan manusia tidak lepas dari yang namanya nilai, dan nilai itu selanjutnya bisa diinstitusionalkan atau dilembagakan, bahwa nilai yang terbaik hasil yang diterima melalui proses transformasi pendidikan.

Menururut pemikiran pendidikan islam   Muhaimin dan Abdul Mujib, bahwa pendidikan adalah proses transformasi dan pengembangan nilai. Maka setiap aspek pendidikan Islam mengandung beberapa unsur pokok yang mengarah kepada pemahaman dan pengalaman doktrin Islam secara menyeluruh.

Adapun pokok-pokok yang harus diperhatikan oleh pendidikan Islam mencakup: proses pembiasaan terhadap nilai dan proses rekonstruksi nilai serta proses penyesuaian terhadap nilai.

Lebih dari itu fungsi pendidikan Islam adalah pewaris dan pengembang nilai-nilai dienul Islam serta memenuhi aspirasi masyarakat dan kebutuhan tenaga disemua tingkat dan bidang pembangunan bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Nilai pendidikan Islam perlu ditanamkan pada anak sejak kecil agar mengetahui nilai-nilai agama dalam kehidupannya.

Ada dua kategori nilai dalam Islam, yang pertama adalah nilai yang bersifat normatif seperti nilai-nilai dalam Islam yang berhubungan dengan baik dan buruk, benar dan salah, diridhoi dan dikutuk Allah. Sedangkan yang kedua adalah nilai yang bersifat operatif, seperti nilai dalam Islam yang menjadi prinsip standarisasi perilaku manusia yaitu Wajib, Sunnah, Mubbah, Makruh dan Haram.

Kelima standarisasi tersebut bisa berlaku pada situasi dan kondisi normal. Namun, ketika manusia dalam kondisi darurat (terpaksa) maka pemberlakuan tersebut dapat berubah. Misalnya saja ketika seseorang melaksanakan ibadah puasa wajib pada bulan ramadhan, tanpa diduga seseorang tersebut mengalami sakit yang mana harus membatalkan puasanya. Maka orang tersebut diperbolehkan membatalkan puasanya dan harus mengganti puasa yang dibatalkan di hari yang lain.

Dalam proses kependidikan, kaum idealis menginginkan agar pendidikan jangan hanya merupakan masalah mengembangkan atau menumbuhkan, melainkan harus digerakkan ke arah tujuan yaitu suatu tujuan di mana nilai telah direalisasikan kedalam bentuk yang kekal dan terbatas.

   Jadi dapat dipahami bahwa nilai-nilai pendidikan Islam adalah standar atau ukuran tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, dan efisiensi yang sesuai dengan ajaran Islam yang sepatutnya dijalankan serta dipertahankan baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat. 
  Dasar dan tujuan filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam atau tepatnya tujuan Islam itu sendiri. Dari kedua sumber ini kemudian timbul pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah keislaman dalam berbagai aspek, termasuk filsafat pendidikan. 
   Tidaklah tercapai kesempurnaan manusia tanpa memadukan antara agama dan ilmu pengetahuan. 
   Dengan demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenarannya.

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...