Wednesday, September 23, 2020

Kapita Selekta pendidikan tentang PAI sebagai disiplin Ilmu

 

 Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu.

 

A.Pengertian pendidikan Islam

Dari sisi  etimologi atau bahasa, arti dari pengertian bahasa ini adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam berkomunikasi bersama orang lainnya dengan menggunakan ucapan, misalnya mengeluarkan kata, tanda isyarat misalnya menunjukan gerakan-gerakan tubuh.

Jadi, dengan mengikuti pengertian dari sisi  etimologi atau bahasa, kata pendidikan dapat diartikan perbuatan, arti kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu “Education”, dimana dari bahasa latinnya yaitu “Eductum. Dengan artian kata “E  yaitu, sebuah proses perkembangan dari dalam keluar kemudian kata “Duco” dengan artian yang sedang berkembang.

Secara terminologi, pengertian istilah ini adalah gabungan kata menjadi satu kalimat yang digunakan seorang ahli dalam konteks tertentu dengan menjelaskan satu maksud dengan menerangkan sesuai sudut pandagnya .

Jadi, bila kata pendidikan menurut terminologi atau istilah ini adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekayaan ilmu yang dimiliki masing-masing individu. Ada juga yang berpendapat, seperti yang ada dalam Kamus Bahasa Indonesia, bahwa kata pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Apabila disimak lebih jauh lagi Pendidikan ini adalah penuangan proses kemampuan serta keahlian diri yang terus  menerus berkembang secara individual. Hal ini dapat diambil kesimpulan uraian tersebut diatas, bahwa penuangan pengetahuan sepanjang alat inderanya berfungsi akan terus selalu ada dan tidak akan pernah hilang, seperti yang dijelaskan dalam arti pendidikan.

 Ada beberapa para ahli yang memiliki definisi tersendiri dari pengertian mengenai kata pendidikan. Dengan landasan serta pemikiran yang berkaitan dengan sisi pendidikan tertentu. Dibawah inilah  beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, yang bisa dijadikan sebagai referensi pendukung dalam menunjang pengetahuan:

1.Menurut Ki Hajar Dewantara

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti, pikiran, tubuh anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

2.Martinus J Marimba

Mengemukakan pengertian pendidikan sebagai sarana membantu atau menolong setiap orang agar dapat melaksanakan hidupnya dengan baik. Selain itu juga dapat menentukan tujuan hidup sesuai yang dibutuhkan dan menjadi pribadi yang mandiri. Salah satu upaya mendidik serta mambantu meningkatkan taraf berpikir menuju kedewasaan.

3.Thompson

Pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh G. Thompson, yaitu, sebagai pengaruh kuat terjadinya perubahan pada setiap jati diri manusia. Kemudian yang menghasilkan pemikiran-pemikiran serta penalaran setiap manusia yang berbeda. Dengan hal itulah pendidikan dapat berjalan dan ilmu pengetahuan dapat berkembang dan meluas.

4.Jhon Dewey

Pengertian pendidikan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan menurut Jhon Dewey, yaitu, suatu proses yang membersamai pengembangan, peningkatan serta pertumbuhan yang terus menerus. Tanpa harus adanya tujuan akhir belakang. Dimaknai dari hal ini yaitu memang pada hakikatnya dunia pendidikan tidak akan pernah habis dari dunia.

Jadi, arti pokok dari definisi diatas adalah bahwa ada proses pendidikan yang  mengandung arti pengarahan ke arah tujuan tertentu.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah  mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.

 

B.Pengertian Ilmu

Ada banyak pengertian tentang ilmu misalnya, ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang mempunyai metode tertentu yang bersifat ilmiah. Ada juga yang mengatakan bahwa ilmu adalah suatu uraian yang tersusun dengan lengkap tentang salah satu dari kebenaran. Sedangkan menurut Ahmad tafsir ilmu adalah pengetahuan yang logis dan empiris. Selanjutnya kata   ilmu   dalam   bahasa   Indonesia  biasanya  merupakan  terjemahan dari kata science.  Ilmu  dalam  arti  science  seharusnya   diterjemahkan dengan  sains   saja. Maksudnya   agar   orang-orang   yang   mengerti  bahasa  Arab  tidak  bingung  membedakan  kata  ilmu  (sain)  dengan  kata al-ilm yang berarti knowledge

Ada pendapat lain yang perlu di perhatikan dan perlu dikaji mengenai kata "ilmu" akan terus digunakan dalam konteks pengertian yang luas, sedangkan kata "sains" digunakan untuk pengertian yang khusus, contoh sains dengan percobaan yang sederhana yaitu menanak air setelah mendidih pasti akan keluar uap.

Knowledge bisa diperoleh dengan berbagai cara, termasuk dengan akal sehat, contoh knowledge misalnya menggunakan informasi pendidikan tahun yang lalu untuk memahami perilaku siswa dalam belajar dan membuat keputusan mata pelajaran mana saja yang akan ditingkatkan cara belajarnya dan mata pelajaran yang mana yang perlu dikurangi atau ditambah untuk penggunaan waktunya.

sedangkan science diambil dari kata latin “scientia” secara harfiah yang diartikan sebagai pengetahuan dan berkonotasi atau mengikuti perasaan bahwa menemukan sesuatu ilmu yang diperoleh lewat metode ilmiah yang ketat.

Metode ilmiah adalah suatu cara sistematis yang digunakan para ilmuwan dalam memecahkan atau mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian. Penelitian sendiri merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.

Sistematis, yang artinya unsur-unsur yang terdapat dalam metode ilmiah harus tersusun dalam urutan yang logis; Konsisten, artinya terdapat kesesuaian diantaranya unsur-unsurnya. Misalnya tujuan harus sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan; serta Operasional, yang berarti metode ilmiah dapat menjelaskan bagaimana penelitian tersebut dilakukan.

 

Tahapan Metode Ilmiah

Terdapat lima langkah dasar atau tahapan dalam penulisan metode ilmiah. Dimulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan dan analisis data, menarik kesimpulan hingga mengomunikasikan hasil penelitian.

1. Merumuskan Masalah

Masalah itu biasa diartikan tidak ada kesesuaian antara harapan dengan kenyataan, maka untuk mengetahui masalah perlu diidentifikasi terhadap obyek penelitian yang akan dipilih, kemudian setelah diketahui masalah perlu dirumuskan.

Perumusan ini penting, karena akan dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Untuk membuat judul ilmiah yang selengkapnya akan diuraikan dalam tulisan karya ilmiah.

Masalah penelitian biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau dalam bentuk kalimat tanya:

- Apa,

- bagaimana,

- mengapa,

-  berapa?

Dan tidak menutup kemungkinan pada masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang memberikan gambaran tentang metode, prosedur dan cara yang digunakan.

Contoh:

- Apakah  mahasiswa yang tinggi nilai masuknya juga tinggi IP belajarnya?

- Bagaimanakah hubungan antara IQ dengan prestasi belajar di perguruan tinggi?

- Mengapa mata pelajaran PAI bisa mempengaruhi siswa dalam perilaku dan sikap.?

- Seberapa jauh peraktek ibadah bisa dilakukan?

Masalah berupa pertanyaan tersebut diatas harus dijawab dengan melakukan sebuah penelitian secara ilmiah melalui sebuah hipotesa.

 

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah melakukan perumusan masalah, tahapan berikutnya yang harus dilakukan adalah mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk sebuah penelitian. Ini bisa dilakukan dengan cara observasi terhadap obyek penelitian maupun studi literatur seperti jurnal ilmiah, atau penelitian-penelitian lain yang sudah ada sebelumnya.

 

3. Menyusun Hipotesis

Pada tahapan berikutnya, setelah melakukan observasi dan mendapatkan data, maka yang harus dilakukan adalah membuat hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian peneliti yang lain.

 

4. Melakukan Percobaan

Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban sementara yang telah dibuat ditahapan sebelumnya melalui instrumen penelitian baik lewat tes maupun nontes, maka kemudian harus dilakukan melakukan percobaan hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan lewat percobaan dengan sangat teliti diharapkan mendapatkan data yang benar dan akurat.

5. Menganalisis Data

Di tahapan ini, data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian lalu dicatat dan diolah ke dalam bentuk diagram sehingga mudah untuk dianalisis.

Contoh Analisa Diagram

 


 

6. Membuat Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat berdasarkan hasil percobaan, tanpa adanya pengaruh pendapat pribadi. Kesimpulan merupakan jawaban sebenarnya dari hopitesis yang pernah diajukan.

 

7. Mengomunikasikan Hasil Penelitian

 Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan mempublikasikan hasil penelitian kepada orang lain dalam bentuk laporan tertulis atau melalui forum diskusi dan seminar.

 

 C.Prinsip Pendidikan Islam sebagai Ilmu


 Penjelasan diatas tentang pengertian tentang pendidikan dan juga pengertian ilmu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip-prinsip pendidikan islam sebagai ilmu antara lain :

1.Memiliki objek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan Islam. Obyek materialnya adalah seuatu yang dipelajari manusia dan siswa sedangkan obyek formalnya adalah cara pandang atau cara berpikir terhadap obyek material yang dipelajari sebagai usaha atau proses pembentukan watak manusia menjadi insan kamil, dan implementasinya dalam bentuk ritualisasinya dengan cara beribadah, belajar dan beramal baik lainnya.

2.Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi, hipotesa, serta teori dalam lingkup kependidikan Islami yang bersumber ajaran Islam.

Wawasan adalah Sumbangan pemikiran terpenting bidang pendidikan dalam konteks ke-Islaman Indonesia saat ini memberikan solusi peningkatan mutu pembelajaran untuk para pendidik dan pemangku kebijakan pendidikan.

Pandangan Pendidikan islam menurut Prof. Achmadi dalam kiprahnya di dunia pendidikan berkehendak untuk mewujudkan pendidikan agama Islam yang lebih dari sekedar masalah ubudiyah dan fiqhiyah. Ia juga ingin mendudukkan pendidikan Islam yang bukan sekedar memenuhi aspek normatif, tetapi juga historis. Pendidikan agama Islam tidak hanya membahas tentang suatu ajaran, tetapi membahas pula peristiwa dengan memperlihatkan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa.

Asumsi dalam kajian pendidikan islam, yaitu membahas tentang hakikat yang ada. Untuk mengolah pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan (sains) perlu dilakukan penelitian dan eksperimen menggunakan metode ilmiah.

Hipotesis Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel akibat. Misalnya siswa setelah diberi pelajaran ilmu fiqih dia akan mengerjakan ibadah sesuai kaidah Syar'i

3.Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam beserta sistem pendekatan yang seirama dengan corak keislaman yang kultur.

Metode analisis di dalam memahami pendidikan Islam, sangat diperlukan metode untuk  memahami pengertian dari pendidikan Islam. Karena di dalam pengertian itu terkandung beberapa indikator esensial tentang  pendidikan.

Dasar metode pendidikan Islam:

a. Penalaran

Penalaran ini memiliki maksud  yakni  Kegiatan     berpikir  berdasarkan  pola-pola   pikir tertentu,   menurut  logika  tertentu  yang bertujuan  untuk  menghasilkan sebuah  pengetahuan. Misalnya    ilmu usul fiqih

b. Logika

Logika (Cara  Penarikan  Kesimpulan), merupakan Ciri-ciri  kedua  yakni  logika  atau  cara  penarikan  kesimpulan. Logika didefinisikan  atau dijelaskan  oleh  William S.S  yakni  pengkajian  untuk  berpikir  secara  shahih atau valid. misalnya ilmu hadis

4.Memiliki struktur keilmuan yang sistematis, mengandung totalitas dari komponen–komponen yang saling mengembangkan satu sama lain yang menunjukkan kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat.

Agama merupakan sebuah sistem yang mengatur keimanan atau kepercayaan dan peribadahan terhadap Tuhan serta kaidah yang berkaitan dengan lingkungan dan pergaulan manusia. Dalam struktur ilmu pendidikan islam, agama adalah sumber dari segala-galanya, disini ditekankan bahwa semua ilmu yang dipelajari merujuk pada agama. Ilmu yang dipelajari dalam pendidikan islam harus sesuai dan memuat kaidah-kaidah agama. Intinya, pendidikan islam yang dapat dikatakan sebagai ilmu haruslah dapat diuji secara logis dan sekaligus empiris. Bila kurang satu saja tidak logis atau tidak empiris maka dia bukan ilmu pendidikan Islam.


Intinya, pendidikan islam yang dapat dikatakan sebagai ilmu haruslah dapat diuji secara logis dan sekaligus empiris. Bila kurang satu saja tidak logis atau tidak empiris maka dia bukan ilmu pendidikan Islam.

Jika pendidikan Islam tersebut hanya dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan tidak dapat dibuktikan secara empiris, maka dia bukan termasuk ilmu (sains) tapi termasuk filsafat. Sedangkan jika pendidikan tersebut bukan diperoleh dari indra seperti sains, bukanlah pada akal, seperti filsafat tapi dengan cara merasakan, mempercayai begitu saja, maka ia termasuk pengetahuan mistik.

Pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada ajaran Islam yang dibawa oleh Rosululloh SAW. Ajaran tersebut dirumuskan dalam Al-Qur’an dan al- hadits dan juga akal. Tapi ketiganya harus berurutan. Al-Qur’an lebih dahulu bila tidak ada atau tidak jelas maka harus dicari dalam al-hadits, dan jika tidak ada dalam al –hadits maka baru digunakan akal (pikiran), tetapi akal (pikiran) tersebut tidak boleh bertentangan dengan alqur’an dan al- hadits.

Jadi dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai ilmu adalah teknik yang harus dipertanggungjawabkan oleh teori sains (ilmu), teori sains dapat dipertanggungjawabkan oleh teori filsafat, dan teori filsafat harus dapat dipertanggungjawabkan oleh wahyu. Dengan demikian dapatlah disusun sistem pengetahuan yang tidak mungkin lepas kebenaran Tuhan.

Pendidikan Islam sebagai ilmu haruslah memiliki tiga data yang mendukung yaitu : 

  1.  Teori,
  2.  Penjelasan tentang teori itu.
  3.  Data yang mendukung penjelasan itu.

Teori

Kata ‘teori’ secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu theoria yang berarti melihat, theoros yang berarti pengamatan.

Pada dasarnya teori dirumuskan untuk memperjelas dan meramalkan fenomena yang ada atau gejala yang terlihat dari suatu gerakan benda atau tubuh dalam bentuk sikap dan perilaku yang timbul akibat dari suatu pengaruh yang lain.

Jadi, Teori adalah suatu cara berfikir manusia dalam berbagai bidang kehidupan yang tersusun berdasarkan pada suatu fakta-fakta yang ada dan yang saling berkaitan dan saling mendukung, sehingga menjadi suatu bentuk pemikiran yang dapat teruji dengan kebenarannya dalam segi praktik. 

Pengertian Pendidikan sendiri merupakan suatu proses memberikan pengetahuan atau ilmu pada manusia untuk mendewasakannya, agar mampu bertanggung jawab pada apa yang sudah menjadi kewajiban nya baik sebagai makhluk sosial atau individu. 

Jadi teori-teori Pendidikan jika di kaitkan dengan filsafat sangatlah berhubungan. Karena pada dasarnya teori itu sebagai pedoman pada suatu konsep yang umum atau sebagai teori yang dasar.

Karena Pada dasarnya teori Pendidikan islam adalah sebagai suatu cara berfikir manusia pada sistem Pendidikan yang fungsinya untuk menerapkan ajaran agama islam pada bidang Pendidikan tersebut. 

 

Dengan teori tersebut dapat memberikan pemikiran lebih dalam pada faktor spiritual, kebudayaan, ekonomi, sosial, atau politik negara dengan menempatkan Al Quran sebagai dasar acuannya.

 

Penjelasan tentang teori

 

Teori pendidikan Islam, menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya “ Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal.

Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. 


Prof. Mohammad Athiyah Abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam yang diuraikan dalam “ At Tarbiyah Al Islamiyah Wa Falsafatuha “ yaitu :

1.Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.

   Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.

2.Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. 

      Pendidikan Islam tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagamaan saja dan tidak hanya dari segi keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian kepada keduanya sekaligus.

3.Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai ilmu. 

       Dan juga agar menumbuhkan minat pada sains, sastra, kesenian, dalam berbagai jenisnya.

4.Menyiapkan pelajar dari bidang profesional, teknis, dan usaha supaya ia dapat mengusai profesi tertentu, teknis tertentu dan usaha tertentu, supaya dapat ia mencari rezeki dalam hidup dengan mulia di samping memelihara dari segi kerohanian dan keagamaan.

5.Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan kegiatan untuk kemanfaatan. 

    Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak, atau spirituil semata, tetapi menaruh perhatian pada kegiatan kemanfaatan pada tujuan-tujuan, kurikulum, dan aktivitasnya.

Pada hakikatnya, pendidikan Islam adalah suatu proses yang berlangsung berkesinambungan,  maka tugas dan fungsi yang diemban oleh pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. 

Konsep pendidikan Islam ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh berkembang secara dinamis, mulai dari kandungan sampai hayatnya. 

Secara umum tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap sampai ketitik kemampuan optimal.

 

Data yang mendukung penjelasan 

Sementara fungsi pendidikan adalah menyediakan data, fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar.

Data adalah bukti yang ditemukan dari hasil penelitian yang dapat dijadikan dasar kajian atau pendapat”. Secara teknis, data lebih berkaitan dengan pengumpulannya secara empiris. 

Dengan demikian, data merupakan satuan terkecil yang diwujudkan dalam bentuk simbol angka, simbol huruf, atau simbol gambar yang menggambarkan nilai suatu variabel tertentu sesuai dengan kondisi data di lapangan.  

Simbol angka, huruf atau gambar sering disebut dengan data mentah atau besaran yang belum menunjukkan suatu ukuran terhadap suatu konsep atau gejala tertentu. 

Besaran data tersebut belum memiliki arti apa jika belum dilakukan pengolahan atau analisis lebih lanjut dalam bentuk informasi atau indikator pendidikan.  

Pendapat lain menyatakan bahwa “Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi”.  

Selain itu, menurut Webster’s New World Dictionary. “Data adalah sesuatu yang diketahui dan dianggap”. Apabila istilah “fakta dan angka” dalam definisi yang kedua digabungkan dengan definisi ketiga menurut Webster’s maka kedua definisi tersebut dapat menghasilkan suatu pengertian “baru” sebagai berikut. “Data adalah segala fakta dan angka yang diketahui atau yang dianggap”. Pengertian baru ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan definisi di atas tetapi hanya sebagai usaha untuk menggali secara lebih mendalam pengertian data.

Secara garis besarnya pendidikan islam mencakup tiga aspek, yaitu:

1.Seperangkat teknik pembelajaran atau cara untuk memberikan yang berkaitan dengan;

   a. pengetahuan, 

   b. keterampilan dan 

   c. tingkah laku.

2.Seperangkat teori 

  Teori itu mengandung maksud  untuk menjelaskan sumber pendidikan islam dengan membenarkan penggunaan teknik dan cara-cara tersebut agar lebih mudah dilakukan bagi orang yang awam. misalnya tentang hukum syara tentang sholat, zakat, wudhu dan muamalah lainya.

  3.Seperangkat nilai, 

Pengertian  nilai dalam pendidikan Islam, dapat  dipahami sebagai standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan dan dipertahankan, oleh karena itu Nilai punya pengaruh pada aktivitas sehari-hari.   

Nilai lebih mudah bila diartikan sebagai gagasan atau cita-cita dan sebagai tujuan yang dijelmakan serta dinyatakan dalam ilmu pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku, yang dipandang baik dan indah pada kehidupan seseorang. Hanya dengan melihat nilai saja akan mampu mengenal karakter orang lain.Pengertian  nilai dalam pendidikan Islam, dapat dipahami bahwa nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, efisiensi yang mengikat manusia yang sepatutnya harus dijalankan dan dipertahankan dalam aktivitas kehidupan sehari hari.

Sedangkan pendidikan Islam merupakan usaha sadar dalam menyempurnakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang agar mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam, serta menjadikannya jalan hidup, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi manusia yang sejahtera dan bahagia di dunia maupun di akhirat.

Kehidupan manusia tidak lepas dari yang namanya nilai, dan nilai itu selanjutnya bisa diinstitusionalkan atau dilembagakan, bahwa nilai yang terbaik hasil yang diterima melalui proses transformasi pendidikan.

Menururut pemikiran pendidikan islam   Muhaimin dan Abdul Mujib, bahwa pendidikan adalah proses transformasi dan pengembangan nilai. Maka setiap aspek pendidikan Islam mengandung beberapa unsur pokok yang mengarah kepada pemahaman dan pengalaman doktrin Islam secara menyeluruh.

Adapun pokok-pokok yang harus diperhatikan oleh pendidikan Islam mencakup: proses pembiasaan terhadap nilai dan proses rekonstruksi nilai serta proses penyesuaian terhadap nilai.

Lebih dari itu fungsi pendidikan Islam adalah pewaris dan pengembang nilai-nilai dienul Islam serta memenuhi aspirasi masyarakat dan kebutuhan tenaga disemua tingkat dan bidang pembangunan bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Nilai pendidikan Islam perlu ditanamkan pada anak sejak kecil agar mengetahui nilai-nilai agama dalam kehidupannya.

Ada dua kategori nilai dalam Islam, yang pertama adalah nilai yang bersifat normatif seperti nilai-nilai dalam Islam yang berhubungan dengan baik dan buruk, benar dan salah, diridhoi dan dikutuk Allah. Sedangkan yang kedua adalah nilai yang bersifat operatif, seperti nilai dalam Islam yang menjadi prinsip standarisasi perilaku manusia yaitu Wajib, Sunnah, Mubbah, Makruh dan Haram.

Kelima standarisasi tersebut bisa berlaku pada situasi dan kondisi normal. Namun, ketika manusia dalam kondisi darurat (terpaksa) maka pemberlakuan tersebut dapat berubah. Misalnya saja ketika seseorang melaksanakan ibadah puasa wajib pada bulan ramadhan, tanpa diduga seseorang tersebut mengalami sakit yang mana harus membatalkan puasanya. Maka orang tersebut diperbolehkan membatalkan puasanya dan harus mengganti puasa yang dibatalkan di hari yang lain.

Dalam proses kependidikan, kaum idealis menginginkan agar pendidikan jangan hanya merupakan masalah mengembangkan atau menumbuhkan, melainkan harus digerakkan ke arah tujuan yaitu suatu tujuan di mana nilai telah direalisasikan kedalam bentuk yang kekal dan terbatas.

   Jadi dapat dipahami bahwa nilai-nilai pendidikan Islam adalah standar atau ukuran tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, dan efisiensi yang sesuai dengan ajaran Islam yang sepatutnya dijalankan serta dipertahankan baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat. 
  Dasar dan tujuan filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam atau tepatnya tujuan Islam itu sendiri. Dari kedua sumber ini kemudian timbul pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah keislaman dalam berbagai aspek, termasuk filsafat pendidikan. 
   Tidaklah tercapai kesempurnaan manusia tanpa memadukan antara agama dan ilmu pengetahuan. 
   Dengan demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenarannya.

11 comments:

  1. Evi Tapiani
    Semester VII
    Kapita selekta pendidikan

    Pendidikan adalah usaha untuk memajukan pertumbuhan anak baik dari Budi pekerti dan pikirannya yang berupa sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan pertumbuhan anak dan kehidupannya pada saat itu.

    ReplyDelete
  2. Evi Tapiani
    Semester VII
    Kapita selekta pendidikan

    Pendidikan adalah usaha untuk memajukan pertumbuhan anak baik dari Budi pekerti dan pikirannya yang berupa sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan pertumbuhan anak dan kehidupannya pada saat itu.
    Pendidikan akan terus berlaku dan tertanam pada diri anak berdasarkan seiringnya waktu dan perubahan zaman.
    Sebagai seorang pendidik, harus bisa menyesuaikan pendidikan nya dengan kondisi dan situasi pada dunia anak saat itu.
    Pendidikan akan terus berlaku sepanjang hidupnya sampai akhir hayat nanti.
    Sebagaimana hadits Rasulullah Saw.
    " Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat."
    Dana anak-anak ibaratkan kertas putih yang belum ter isi tinta yang harus kita arahkan, dampingi,dan kasih petunjuk untuk mengisi kehidupan nyasupaya lebih baik lagi dari sebelumnya.

    ReplyDelete
  3. Iis niawati
    Semester VII
    STAI Yaperi


    "Martinus J Marimba Mengemukakan pengertian pendidikan sebagai sarana membantu atau menolong setiap orang agar dapat melaksanakan hidupnya dengan baik. Selain itu juga dapat menentukan tujuan hidup sesuai yang dibutuhkan dan menjadi pribadi yang mandiri. Salah satu upaya mendidik serta mambantu meningkatkan taraf berpikir menuju kedewasaan".
    Dari pengertian di atas dapat di jelaskan bahwa pendidikan tidak hanya mengenai apa yang seseorang dapatkan di bangku sekolah atau tempat tertentu tetapi pendidikan juga dapat membantu mengarahkan tujuan hidup serta menata masa depan seseorang agar menjadi lebih baik.
    Selain dari itu pendidikan juga sebagai sarana membantu seseorang dalam mengembangkan minat untuk kemajuan masa depan, sarana ini di mulai dari perangkat pembelajaran di sekolah misalnya kurikulum sebagai langkah awal untuk mencari jalan minat seseorang tentang kemajuan di masa depan.
    Tetapi inti dari segala pengertian adalah pendidikan merupakan hal yg dapat merubah seseorang yg bisa di dapat dimana saja dan tanpa batasan.

    ReplyDelete
  4. Nama : Amih
    Smester : VII
    matkul : kapita selekta pendidikan

    menurut thompson pendidikan sebagai pengaruh kuat terjadinya perubahan pada setiap jati diri manusia. Kemudian yang menghasilkan pemikiran-pemikiran serta penalaran setiap manusia yang berbeda. Dengan hal itulah pendidikan dapat berjalan dan ilmu pengetahuan dapat berkembang dan meluas.

    penjelasan:

    dari pengertian yang di kemukakan oleh G. thompson bisa di jelaskan bahwa pendidikan akan mewujudkan manusia yang utuh dan mandiri serta menjadi manusia yang mulia dan bermanfaat bagi lingkungannya.

    pengaruh kuat yang di maksut yaitu ketika seorang pendidik yang mendidik siswanya dari yang awalnya nakal, tidak menurut menjadi anak yang disiplin dan patuh terhadap aturan. sehingga dari proses ini mempengaruhi perubaan pada setiap jati diri siswa.

    kemudian dari pengaruh kuat yang menjadikan perubahan pada jati diri manusia akan menghasilkan pemikiran dan penalaran yang berbeda pada masing masing contohnya perubahan sikap yang sudah dijalankan di sebuah lembaga akan mereka aplikasikan pada kehidupan sehari hari dan akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik bagi dirinya dan menadi contoh juga bagi orang lain..

    ReplyDelete
  5. Nama : siti rusmia
    Maktul : Kapita selekta pedidikan

    Menurut dari pandangan KI hajar dewantara.
    Bahwa segala daya dan upaya untuk memajukan bertumbuhan budi pekerti,pikiran, dan tumbuh anak.
    Agar agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.
    Dari uraian di atas, makna kata pendidikan jauh lebih luas dari pada pengajaran. Karena pendidikan di dalamnya mencakup manusia seutuhnya, baik itu pendidikan moral dan budi pekerti. Maka, pendidikan di sini menyangkut jiwa dan raga setiap individu untuk semakin dewasa dan mandiri. Pendidikan di sini termasuk lahir dan batin serta pendidikan harus melibatkan pertimbangan kemanusiaan dan selaras dengan nilai-nilai hakiki yang ada dalam diri peserta didik.

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. Pengertian pendidikan menurut Jhon Dewey : adalah
    " suatu proses yang membersamai pengembangan, peningkatan serta penumbuhan terus menerus" maksudnya adalah manusia itu akan terus tumbuh dan berkembang sesuai kehidupannya secara optimal. Selama manusia itu mau berusaha dan terus berpikir untuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, skill, pelatihan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar.
    Maksud makna "Tanpa harus adanya tujuan akhir belakang. Dimaknai dari hal ini yaitu memang pada hakikatnya dunia pendidikan tidak akan pernah habis dari dunia." Dan penjelasan ini kembali kepada pendidikan sepanjang hayat yang mana pendidikan ini akan terus berjalan dimulai dari awal kita dilahirkan sampai akhir hayat, disaat itulah manusia akan mencari dan terus belajar, bukan hanya di sekolah tetapi di lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarganya tanpa ada batasan faktor usia.. karena mencari ilmu itu dimana saja, kapan saja dan kepada siapa saja..

    ReplyDelete
  8. Nama : siti rohimah
    Matkul: kapita selekta pendidikan


    Menurut Jhon Dewey
    Pengertian pendidikan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan menurut Jhon Dewey, yaitu, suatu proses yang membersamai pengembangan, peningkatan serta pertumbuhan yang terus menerus. Tanpa harus adanya tujuan akhir belakang. Dimaknai dari hal ini yaitu memang pada hakikatnya dunia pendidikan tidak akan pernah habis dari dunia.
    Menurut uraian diatas saya berpendapat bahawa pendidikan itu tidak ada akhirnya, dari kita dalam buaian sampai akhir hayat. Pendidikan akan terus berkembang dalam pertumbukan kita, meskipun sudah lulus dari sekolah tpi pendidikan tidak hanya ada dalam sekolah saja di kehidupa sehari-sehari pun kita bisa mendapatkan pendidikan. Ada pun pribahasa " Kejarlah ilmu sampai negri cina" itu menerangkan bahwa ilmu atau pendidikan selalu ada dimana saja, kapan saja.

    ReplyDelete
  9. Nama :ani Fitriani
    Semester :VII ( tujuh )
    Pelajaran:kapita selekta pendidikan

    Pendidikan menurut Jhon Dewey yaitu
    pendidikan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan menurut Jhon Dewey, yaitu, suatu proses yang memberamai pengembangan, peningkatan serta pertumbuhan yang terus menerus. Tanpa harus adanya tujuan akhir belakang. Dimaknai dari hal ini yaitu memang pada hakikatnya dunia pendidikan tidak akan pernah habis dari dunia.
    Dan Secara umum pendidikan juga yaitu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan yang dilakukan suatu individu dari satu generasi ke generasi lainnya. Proses pembelajaran ini melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian.
    Jadi, arti dasar dari definisi diatas adalah bahwa ada proses pendidikan yang  mengandung arti pengarahan ke arah tujuan tertentu.

    ReplyDelete
  10. Nama : Bambang hermawan
    Semester :VII
    pendidikan menurut terminologi atau istilah ini adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekayaan ilmu yang dimiliki masing-masing individu. Ada juga yang berpendapat, seperti yang ada dalam Kamus Bahasa Indonesia, bahwa kata pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

    Apabila disimak lebih jauh lagi Pendidikan ini adalah penuangan proses kemampuan serta keahlian diri yang terus menerus berkembang secara individual. Hal ini dapat diambil kesimpulan uraian tersebut diatas, bahwa penuangan pengetahuan sepanjang alat inderanya berfungsi akan terus selalu ada dan tidak akan pernah hilang, seperti yang dijelaskan dalam arti pendidikan.
    Thompson

    Pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh G. Thompson, yaitu , sebagai pengaruh kuat perubahan perubahan pada setiap jati diri manusia. Kemudian yang menghasilkan pemikiran-pemikiran serta penalaran setiap manusia yang berbeda. Dengan hal berkembang pendidikan dapat berjalan dan ilmu pengetahuan dapat berkembang dan meluas.

    ReplyDelete
  11. Herlin Triana
    Semester VII
    Matkul Kapita Selekta Pendidikan

    Martinus J Marimba

    Mengemukakan pengertian pendidikansebagai sarana membantu atau menolong setiap orang agar dapat melaksanakan hidupnya dengan baik. Selain itu juga dapat menentukan tujuan hidup sesuai yang dibutuhkan dan menjadi pribadi yang mandiri. Salah satu upaya mendidik serta mambantu meningkatkan taraf berpikir menuju kedewasaan.
    Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memberikan bimbingan atau pertolongan dalam mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak untuk mencapai kedewasaanya serta mencapai tujuan agar anak mampu melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri.Juga untuk menyadarkan bahwa dirinya itu sebagai makhluk yang dikaruniai kelebihan di bandingkan dengan makhluk lainnya.

    ReplyDelete

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...