Iis Niawati
Semester IV STAI
Yaperi 2019
Taksonomi
Bloom Dalam Pendidikan
A. Pengertian Taksonomi Bloom
Taksonomi adalah klasifikasi pengelompokan sesuai tinkatan. Dimulai dari
tingkatan mudah ke tingkatan yang rumit atau dari tingkatan rendah ke tingkatan
yang tinggi.
Dalam bidang pendidikan taksonomi di sebut Taksonomi Bloom yang dibuat
untuk tujuan pendidikan. Taksonomi bloom pertama di cetuskan oleh Benjamin. S.
Bloom pada tahun 1956 yang telah lama mengembangkan taksonomi ini dan kata
bloom tersebut berasal dari nama belakang Benjamin. S. Bloom. Secara
teoritis taksonomi bloom dibagi menjadi kedalam tiga domain, yaitu :
1. Cognitive
Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
Dalam cognitive domain
dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu :
♦ C1
(Pengetahuan/Knowledge)
Pada jenjang ini
menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah dipelajari,
seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan
urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi. Tingkatan
atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi
tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan
berdasarkan dengan hapalan saja.
♦ C2
(Pemahaman/Comprehension)
Pada jenjang ini, pemahaman
diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi tertentu yang dipelajari.
Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu :
1. Translasi (kemampuan
mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)
2. Interpretasi (kemampuan
menjelaskan materi)
3. Ekstrapolasi (kemampuan
memperluas arti).
Di jenjang ini,
peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan dengan
memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.
♦ C3
(Penerapan/Application)
Pada jenjang ini,
aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata,
dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya
secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan
konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan
sebelumnya.
♦ C4 (Analisis/Analysis)
Pada jenjang ini,
dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan menguraikan suatu materi
menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :
1. Analisis
elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
2. Analisis
hubungan ( identifikasi hubungan)
3. Analisis
pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi)
Di jenjang ini,
peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian
menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta menemukan hubungan
sebab akibat.
♦ C5 (Sintesis/Synthesis)
Pada jenjang ini,
sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan
elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat
berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan
seperangkat hubungan abstrak.
Di jenjang ini,
peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan
memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.
♦ C6
(Evaluasi/Evaluation)
Pada jenjang ini,
evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan
tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai
suatu ide, kreasi, cara atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk
mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta
cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis. Menurut Bloom paling tidak ada
2 jenis evaluasi yaitu :
1. Evaluasi
berdasarkan bukti internal
2. Evaluasi
berdasarkan bukti eksternal
Di jenjang ini,
peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya melakukan pembuatan
keputusan dan kebijakan.
2. Affective
Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,
apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
2. Ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu :
♦ Receiving/Attending/Penerimaan
Kategori ini merupakan
tingkat afektif yang terendah yang meliputi penerimaan masalah, situasi,
gejala, nilai dan keyakinan secara pasif.Penerimaan adalah semacam kepekaan
dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri
peserta didik. Hal ini dapat dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika
mendengarkan penjelasan pendidik dengan seksama dimana mereka bersedia menerima
nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka danmereka memiliki kemauan untuk menggabungkan
diri atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu.
♦ Responding/Menanggapi
Kategori ini berkenaan
dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Atau dapat pula dikatakan
bahwa menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif
untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan
menyerahkan laporan tugas tepat pada waktunya.
♦ Valuing/Penilaian
Kategori ini berkenaan
dengan memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau
stimulus tertentu. Peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan
akan tetapi berkemampuan pula untuk menilai fenomena itu baik atau buruk. Hal
ini dapat dicontohkan dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar
serta bertanggungjawab terhadap segala hal selama proses pembelajaran.
♦ Organization/Organisasi/Mengelola
Kategori ini meliputi
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan
prioritas nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan
menimbang akibat positif dan negatif dari suatu kemajuan sains terhadap
kehidupan manusia.
♦ Characterization/Karakteristik
Kategori ini berkenaan
dengan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisais nilai
menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan
bersedianya mengubah pendapat jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Kategori yang termasuk
dalam ranah ini adalah:
♦ Meniru
Kategori meniru ini
merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh yang diamatinya
walaupun belum dimengerti makna ataupun hakikatnya dari keterampilan itu.
♦ Memanipulasi
Kategori ini merupakan
kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta memilih apa yang diperlukan dari
apa yang diajarkan.
♦ Pengalamiahan
Kategori ini merupakan
suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan dijadikan sebagai
contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih
meyakinkan.
♦ Artikulasi
Kategori ini merupakan
suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih
kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif.
B. Hasil Revisi Taksonomi Bloom
Pada tahun 1994, salah
seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran
kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman.
Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi
Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Revisi tersebut
meliputi:
a. Perubahan kata kunci dari
kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi.
b. Perubahan hampir terjadi
pada semua level hierarkhis, namun urutan level masih sama yaitu dari urutan
terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6 (Utari,
2016).
Perubahan- perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dimensi proses kognitif
a. Mengingat (C1)
Kategori Mengingat adalah
mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang seorang siswa.
Dua proses kognitif yang berkaitan dengan kategori ini adalah menyadari atau
recoqnizing dan mengingat kembali atau recalling. Jenis pengetahuan yang
relevan dengan kategori ini adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif, serta kombinasi-kombinasi
yang mungkin dari beberapa pengetahuan ini (Anderson, & Kratwhol; 2001).
b. Memahami (C2)
b. Memahami (C2)
Seorang peserta didik
dikatakan memahami jika mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan
pembelajaran baik dalam bentuk lisan, tertulis dan grafik (gambar) yang
disampaikan melalui pengajaran, penyajian dalam buku, maupun penyajian melalui
layar komputer. Peserta didik dapat memahami jika mereka menghubungkan
pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari dengan pengetahuan yang sebelumnya
telah mereka miliki. Lebih tepatnya, pengetahuan baru yang sedang mereka
pelajari itu di padukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang
telah ada. Lantaran konsep–konsep di otak seumpama blok–blok bangunan yang di
dalamnya berisi skema–skema dan kerangka–kerangka kognitif. maka pengetahuan
konseptual (conceptual knowledge) merupakan dasar dari proses memahami.
Proses-proses kognitif yang termasuk dalam kategori Memahami meliputi proses
menginterpretasikan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menduga,
membandingkan, dan menjelaskan (Anderson, et al. 2001).
c. Mengaplikasikan (C3)
d. Menganalisis (C4)
Yang termasuk dalam
kategori menganalisis adalah proses mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian -bagian tersebut dan hubungan
antara bagian-bagian tersebut dengan materi tersebut secara keseluruhan.
Kategori proses menganalisis ini mencakup proses-proses membedakan
(differentiating), mengorganisasi (organizing), dan menghubungkan (attribute).
(Anderson, et al. 2001).
d.
Mengevaluasi (C5)
Kategori mengevaluasi
diartikan sebagai tindakan membuat suatu penilaian (judgement) yang didasarkan
pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria yang paling sering digunakan
adalah kualitas, efektivitas, dan konsistensi. Kriteria–kriteria ini ditentukan
sendiri oleh siswa. Standar yang bisa digunakan bisa berupa standar kuantitatif
maupun standar kualitatif. Standar-standar tersebut kemudian diterapkan pada
kriteria-kriteria yang dipilih tadi. Kategori mengevaluasi mencakup sejumlah
proses kognitif, yaitu memeriksa (checking), dan mengkritik (critiquing).
Proses memeriksa atau checking merupakan proses membuat penilaian terhadap
suatu kriteria internal, sementara proses mengkritik atau critiquing merupakan
proses membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria-kriteria eksternal
(Anderson, et al. 2001).
f. Mencipta (C6)
Proses menyusun sejumlah
elemen tertentu menjadi satu kesatuan yang koheren atau fungsional.
Tujuan-tujuan pengajaran yang termasuk kedalam kategori mencipta ini adalah
mengajarkan pada para siswa agar mampu membuat suatu produk baru dengan
mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang
belum pernah ada atau tidak pernah diprediksi sebelumnya. Proses-proses kognitif
yang termasuk kedalam kategori ini biasanya juga dikoordinasikan dengan
pengalaman belajar yang sudah dimiliki oleh para siswa sebelumnya. Meskipun
kategori menciptakan ini mengharuskan adanya suatu pola pikir kreatif dari
pihak siswa, pola pikir kreatif tersebut tidak sepenuhnya terbebas dari
tuntutan-tuntutan atau batasan-batasan yang telah ditentukan dalam suatu
pengajaran pelajaran atau batasan-batasan yang terjadi dalam situasi tertentu
(Anderson, et al. 2001).
Dimensi Pengetahuan
1. Pengetahuan faktual
Pengetahuan faktual
adalah pengetahuan tentang elemen – elemen dasar yang harus diketahui siswa
untuk mempelajari satu disiplin ilmu atau untuk menyelesaikan masalah–masalah
dalam disiplin ilmu tersebut (Anderson, et al. 2001).Pengetahuan faktual terdiri
atas 2 jenis pengetahuan tentang terminologi dan pengetahuan tentang
detail–detail dan elemen–elemen yang spesifik. Pengetahuan tentang terminologi
meliputi pengetahuan tentang label dan simbol verbal dan nonverbal. Pengetahuan
tentang detail–detail dan elemen–elemen yang spesifik merupakan pengetahuan
tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan semacamnya.
2. Pengetahuan konseptual
Hubungan–hubungan antar
elemen dalam sebuah struktur besar yang memungkinkan elemen–elemennya berfungsi
secara bersama–sama (Anderson, et al. 2001: 41).Pengetahuan konseptual mencakup
pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, prinsip dan generalisasi serta
pengetahuan tentang teori, model, dan struktur (Anderson, et al. 2001: 71).
3. Pengetahuan prosedural
Pengetahuan prosedural
adalah pengetahuan tentang cara “melakukan sesuatu” (Anderson, et al. 2001:
77). Menurut Alexander, Schallert, & Hare, 1991; Anderson, 1993;
dejong & Ferguson – Hessler, 1996; Dochy & Alexander, (1995) dalam
Anderson, et al. (2001: 77), pengetahuan ini mencakup tentang keterampilan,
algoritma, teknik, dan metode, yang semuanya di sebut sebagai prosedur
(Ramalisa, et al. 2014: 30). Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan
tentang urutan kaidah-kaidah, prosedur-prosedur yang digunakan untuk
menyelesaikan soal-soal matematika.
Salah satu ciri
pengetahuan prosedural adalah adanya urutan langkah yang akan ditempuh yaitu
sesudah suatu langkah akan diikuti langkah berikutnya. Pemahaman konsep yang
tidak didukung oleh pengetahuan prosedural akan mengakibatkan siswa mempunyai
intuisi yang baik tentang suatu konsep tetapi tidak mampu menyelesaikan suatu
masalah ( Matunisma, 2012).
4. Pengetahuan metakognisi
Pengetahuan metakognisi
adalah pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran akan, serta
pengetahuan tentang, kognisi diri–sendiri (Anderson, et al. 2001:
82).Metakognisi merupakan istilah yang diperkenalkan Flavell tahun 1976.
Flavell, (Murni, 2010) menyatakan bahwa metakognisi merupakan kesadaran
seseorang tentang proses kognitifnya dan kemandiriannya untuk mencapai tujuan
tertentu.
Kata kerja Taksonomi
Cognitive Domain

Kata Kerja Taksonomi
Afective Domain

Kata Kerja Taksonomi
Psykomotor Domain

contoh :
Siswa SMP mempelajari
materi klasifikasi makhluk hidup pada pelajaran IPA. Dalam ranah koognitif
siswa bisa menjelaskan pengertian klasifikasi makhluk hidup, tatacara
mengklasifikasikan makhluk hidup, tujuan klasifikasi pada makhluk hidup, dan
manfaat dari klasifikasi mkhluk hidup.
Ranah afektif selama pembelajaran siswa dapat
melakukan pengamatan dengan penuh tanggung jawab dan ketelitian kemudian
membuat laporan pengamatan secara jujur.
Dan ranah psikomotor siswa dapat mengamati
lingkungan sekitar dan mengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya
yang dimiliki.
Tugas
Nama : Ima Rahmawati
Semester : IV
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
“ Uraian Taksonomi Bloom dalam Tkat Fajar Baitullah”
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani
yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi
Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah
ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang
pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan
berpikir dalam proses pembelajaran.
Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang
mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.
Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus
dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh
Bloom
dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual
(intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kognitif
Tujuan kognitif adalah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah
termasuk dalam kognitif. Dalam kognitif itu terdapat enam jenjang proses
berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi.
Contohnya :
Pengetahuan (Knowledge) : memberikan istilah yang
dapat di pahami anak Tk
sesuai Tema bulanan yang sudah di tentukan. Pemahaman
(Comprehension): translasi mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain, membuat
kertas origami dari bentuk asli menjadi berbagai bentuk yang bagus, anak Tk
membuat Es Cream, Kupu-Kupu dan dll dari kertas origami.
Afektif
Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan
emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan
sikap. diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling
kompleks.
Contohnya :
- Penerimaan (Receiving) : Anak Tk selalu mengingat
nama seseorang yang baru dikenal nya.
- Responsive (Responding) : Anak Tk berpartisipasi
dalam mengikuti dan memperhatikan guru yg sedang menerangkan di kelas. Namun
sebagian ada yang tidak memperhatikan malah memilih bermain.
- Karakterisasi (characterization) : Anak Tk selalu
Menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja sendiri, dan ketika di suruh maju
ke depan menyebutkan Sesuatu yang di perintahkan Guru nya seperti angka,
buah-buahan, hewan dan dll.
Psikomotorik
Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani,
keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika
sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan,
ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Peniruan, Manipulasi, Ketetapan,
Artikulasi, Pengalamiahan.
Contohnya :
- Anak Tk selalau meniru
kebiasan orang tua murid dari Sifat keperibadian sampai di bawa ke dalam kelas
: iseng dengan teman nya yang lagi diam memperhatikan guru.
- Anak Tk Manipulasi gambar
tanman bunga menjadi berwarna dan indah dipandang.
- Ketetapan respon Anak Tk
kepada guru ketika ada sesuatu yang baru dilihat nya majalah Baru, Gambar baru,
mereka selalu berebut ingin melihat dan memegang.
- Artikulasi membuat Rangkaian
atau Urutan angka dari yang terkecil hingga yang terbesar, dan mencapai yang
diharapkan.
- Pengalamiahan tingkah laku
yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik, terdapat pada
keseharian Anak Tk di kelas selalu Hiper Aktif, dan selalu menanyakan yang
tidak diketahui nya.
· Nama : Hani
Hanifah
Semester 4
STAI YAPERI
Pelajaran Psikologi Pendidikan
Pengertian Taksonomi Bloom dan Pengategoriannya
1. Pengertian Taksonomi Bloom
Taksonomi, menurut kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti “klasifikasi
bidang ilmu; kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek”.
Taksonomi Bloom sendiri adalah taksonomi dalam bidang kependidikan yang
dicetuskan oleh Benjamin S. Bloom. Taksonomi ini bertujuan untuk
mengklasifikasikan materi atau tujuan dari pendidikan. Misalnya tujuan
pendidikan antara peserta didik di SMA, SMK, antara SD dengan SMP seperti itu.
Secara garis besar, tujuan pendidikan dibagi dalam 3 domain yang
masing-masing domain mempunyai sub-tujuan sendiri-sendiri. 3 domain dalam
tujuan pendidikan tersebut adalah:
1.1. Domain Kognitif
Domain kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual
seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir
DOMAIN PEMBELAJARAN KOGNITIF (Taksonomi Bloom)
Dalam merancang sistem pemblejaran, pembelajaran tersebut harus
memperhatikan domain-domain yang ada pada tujuan pembelajaran tersebut. Menurut
pendapat Benjamin S. Bloom dkk ada 3 domain yang terdapat pada tujuan
pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu :
-
Kognitif, yaitu domain proses beripikir
-
Afektif, yaitu domain sikap atau perilaku
-
Psikomotor, yaitu domain keterampilan
Disini akan
dijelaskan bagimana domain proses berpikir atau kognitif menurut Taksonomi
Bllom. Berikut adalah tingkatan atau jenjang berdasarkan kata kerja yang ada
1.2. Domain Afektif
Domain afektif menekankan pada aspek perasaan dan emosi seperti minat,
sikap, apresiasi dan adaptasi
Domain
afektif ini memiliki tingkat jenjangan yaitu sebagai berikut:
PENGENALAN
Jenjang ini adalah awal untuk memberikan pengenalan kepada siswa, dalam
memberikan pengenalan dibutuhkan role model sebagai contoh pada domain afektif
ini. Contoh: mengenalkan kebersihan sebagiam dari iman dan mengadakan kegiatan
piket membersihkan kelas setiap harinya.
PEMBERIAN
RESPON
Jenjang ini adalah lanjutan dari pegenalan tersebut dimana melalui role
model sebagai contoh siswa mulai mengimplementasikan. Contoh: siswa
membersihkan kelas sesuai jadwal piket yang ditentukan
PENGHARGAAN
NILAI
Jenjang ini adalah dimana pemberian peghargaan atau apresiasi agar siswa
terpacu dala mengimplementasikan contoh yang diberikan. Contoh: adanya tambahan
nilai untuk kelompok piket yang membersihkan kelas yang paling bersih. Dengan
begitu siswa akan terpacu berlomba-lomba dalam mebersihkan kelas
PENGORGANISASISAN
Jenjang ini adalah mengorganisasikan contoh tersbut dimana-mana. Dengan
begitu siswa dapat mengimplementasikan contoh tersebut dimanapun. Contoh: siswa
membersihkan rumahnya
PENGALAMAN
Jenjang ini adalah dimana contoh yang dilakukan akan menjadi pengalaman.
Proses yang telah dilakukan tersebut sudah terinternalisasi ke dalam dirinya
atau sudah menjadi kebiasaan. Contoh : jika siswa melihat sampah atau kotor ia
akan dengan inisiatif langsung memberishkannya.
Perbuatan afektif apa yang telah terinternalisasi dalam diri anda?
1. Membersihkan rumah di setiap pagi hari dan sore hari
2. Mencuci piring setelah makan atau melihat piring kotor
berserakan
3. Mematikan penggunaan listrik jika sudah tidak digunakan
4. Membantu orang tua berjualan
perhatikan
domain-domain yang ada pada tujuan pembelajaran tersebut. Menurut pendapat
Benjamin S. Bloom dkk ada 3 domain yang terdapat pada tujuan pembelajaran yang
harus dicapai oleh peserta didik yaitu :
-
Kognitif, yaitu domain proses
beripikir
-
Afektif, yaitu domain sikap atau perilaku
-
Psikomotor, yaitu domain keterampilan
Disini akan dijelaskan bagimana domain proses berpikir atau kognitif
menurut Taksonomi Bllom. Berikut adalah tingkatan atau jenjang berdasarkan kata
kerja yang ada
1.3. Domain Psikomotorik
Domain
psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan
motorik seperti menulis, mengetik, olahraga.
DOMAIN PEMBELAJARAN PSIKOMOTOR (Taksonomi Bloom)
Ranah psikomotorik adalah ranah yang menitikberatkan
kepada kemampuan fisik dan kerja otot ( Bloom 1979). Dalam pengembangannya pun
mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang
lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan
keterampilan. Yang tujuannya adalah untuk menghasilkan kompetensi pada diri
seseorang. hasil dari pembelajaran pada ranah psikomotor ini mengacu pada
kamampuan seseoang memberikan hasil pembelajaran melalui tingkah laku.
Menurut Taksonomi Bloom domain psikomotor terdapat
pada kata kerja operasional yaitu
Apa yang menyebabkan diri kita tidak bisa melukis diri
sendiri? Jawaban dikarenakan saya tidak bisa menggambar apalagi melukis karena
kita sulit melukisan diri kita secara visual karena ketika kita akan melukis
atau menggambar diperlukan objek yang diam. Jika kita akan melukis diri kita
tenntu akan sulit karena secara sekaligus kita menjadi objek dan pada saat yang
sama kita juga bergerak menjadi pelukis terebut.…
2. Sub-Kategori Domain Kognitif
Pada domain kognitif, terdapat sub-kategori sebanyak 6
sub-kategori yaitu:
2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah level pertama dari domain kognitif
ini. Pada level ini peserta didik hanya dituntut untuk mampu melakukan
recall saja. Contoh pada level ini adalah mengingat rumus, mengetahui
pengetahuan-pengetahuan dasar saja tanpa ada tuntutan untuk tahu bagaimana
menggunakan pengetahuan-pengetahuan tersebut.
2.2.
Pemahaman
Pada sub-kategori pemahaman, peserta didik telah dapat
mengerti atau memahami sesuatu yang telah diketahui. Misalkan peserta didik
telah tahu bahwa rumus arus listrik adalah tegangan dibagi dengan hambatan.
Pada level pemahaman, peserta didik dapat menjelaskan lebih rinci kenapa untuk
mencari arus itu harus dengan membagi tegangan pada hambatan.
2.3. Aplikasi
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan yang telah dipelajari pada sutasi yang berbeda. Misalkan peserta
didik telah mengetahui bahwa untuk mencari arus adalah dengan membagi tegangan
pada hambatan, maka pada level aplikasi ini peserta didik mampu untuk
mengaplikasikan pengetahuan ini ke dalam rancangan nyata.
2.4. Analisis
Pada level analisis, peserta didik mampu untuk merinci
atau menguraikan suatu bahan menjadi bagian yang lebih mendetail dan mampu
memahami bagian-bagian detail tersebut.
2.5. Sintesis
Sintesis adalah pemaduan antar pengetahuan-pengetahuan
yang terpecah-pecah menjadi satu kesatuan utuh. Misalkan ada pengetahuan A yang
di dalamnya terdiri pengetahuan B dan C. Pendidik memberikan informasi tentang
pengetahuan B dan C. Peserta didik memadukan sendiri pengetahuan B dan C
tersebut supaya peserta didik mengetahui sendiri bahwa pengetahuan B dan C
tersebut jika dipadukan menjadi pengetahuan A.
2.6. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, peserta didik mampu menentukan
pengetahuan mana yang akan digunakan pada situasi-situasi tertentu.
3. Sub-Kategori Domain Afektif
Untuk domain afektif, Bloom menyusun sub-kategori
domain afektif ini bersama dengan David Krathwol. Domain afektif seperti yang
dijelaskan pada poin 1.2, adalah domain yang menekankan pada aspek perasaan dan
emosi. Pada domain afektif ini terdapat 5 sub-kategori yaitu:
3.1. Penerimaan
Penerimaan adalah kepekaan peserta didik dalam
menerima rangsangan atau stimulus dari luar. Penerimaan juga dapat diartikan
sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau objek. Pada tahap ini,
peserta didik dibina agar peserta didik tersebut dapat menerima nilai-nilai
yang diberikan oleh pendidik. Nilai-nilai tersebut bisa berupa nilai-nilai
agama, nilai-nilai moral dan sejenisnya.
3.2. Tanggapan
Tanggapan ini mempunyai arti “adanya partisipasi
aktif” dari peserta didik. Kemampuan menanggapi adalah kemam
|
Siti halimatu ahmadiyah
Semester 4
Menguraikan pendapat serta contoh sederhana dalam
lingkungan Madrasah ibtidiyah (MI)
Menurut taksonomi blom
1. Kognitif ialah meliputi kemampuan menyatakan
kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan
berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam hal ini
menekan kan aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan
berpikir.
Pengetahuan mengenal dalam hal-hal sederhana seperti
mengenal huruf terlebih dahulu lalu dapat di mengerti apa yang di baca serta
dapat membedakan antara huruf vokal (huruf hidup) dan huruf konsonan (huruf
mati).
2. Affectif ialah berisi perilaku yang menekankan
aspek perasaan dan emosi seperti minat,sikap,apresiasi dan penyesuaian diri.
Dalam hal ini jelas setiap orang berbeda dalam memiliki sifat,minat maupun lain
nya. Contoh dalam hal sikap Dapat menerima pelajaran serta memberi reaksi
(respons) terhadap apa yang di sampaikan. Contoh dalam penyesuai diri, ada anak
yang pendiam tetapi jika bergabung dengan teman nya yang aktif dia mulai berani
dalam melakukan sesuatu tetapi akan mudah di atasi jika di beri bimbingan atau
diberitahukan untuk tidak melakukan hal tersebut, berbeda dengan anak yang
aktif tadi. Dalam hal ini mungkin masih perlu penyesuaian diri terhadap
lingkungan sekitar serta teman sebaya.
3. Psikomotor berisi perilaku yang menerapkan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,berenang, dan
mengoprasikan mesin. Dalam hal ini contoh sederhana seperti, anak mampu membuat
karya seni dengan teknik menempel (kolase) serta dapat menegetahui bahan &
alat apa saja yang di perlukan.
Siti Rohimah
Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani
yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang
berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar
atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom,
seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan
mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.
Sejarah taksonomi bloom bermula ketika
awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan
kawan-kawan mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun
di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya
meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Konferensi tersebut merupakan
lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948. Menurut Bloom, hapalan
sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan berpikir
(thinking behaviors). Masih banyak level lain yang lebih tinggi yang harus
dicapai agar proses pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten di
bidangnya. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart,
Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep
kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom.
Jadi, Taksonomi Bloom adalah
struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat
yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih
tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini,
tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan
intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Taksonomi Bloom mengalami dua kali
perubahan perubahan yaitu Taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom sendiri dan
Taksonomi yang telah direvisi oleh Andreson dan KartWohl. Untuk pembahasan
masing-masing dijelaskan sebagai berikut,
1. Ranah
Kognitif
Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang
menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah
kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah
sampai jenjang yang tertinggi yang meliputi 6 tingkatan antara lain :
1. Pengetahuan
(Knowledge)
Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan
sebagai kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari, misalnya: (a)
pengetahuan tentang istilah; (b) pengetahuan tentang fakta khusus; (c)
pengetahuan tentang konvensi; (d) pengetahuan tentang kecendrungan dan urutan;
(e) pengetahuan tentangklasifikasi dan kategori; (f) pengetahuan tentang kriteria;
dan (g) pengetahuan tentang metodologi. Contoh: menyatakan kebijakan.
2. Pemahaman (Comprehension)
Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman
diartikan sebagai kemampuan memahami materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a)
translasi (mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi
(menjelaskan atau merangkum materi);(c) ekstrapolasi (memperpanjang/memperluas
arti/memaknai data). Contoh : Menuliskan kembali atau merangkum
materi pelajaran
3. Penerapan (Application)
Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi
dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata
atau kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru.
Contoh: Menggunakan pedoman/ aturan dalam menghitung gaji pegawai.
4. Analisa (Analysis)
Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam
taksonomi Bloom tentang ranah (domain) kognitif. Analisis merupakan kemampuan
menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya. Kemampuan menganalisis dapat
berupa: (a) analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi); (b)
analisis hubungan (mengidentifikasi hubungan); (c) analisis pengorganisasian
prinsip (mengidentifikasi pengorganisasian/organisasi). Contoh:
Menganalisa penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan
keuangan dengan memisahkan komponen- komponennya.
5. Sintesis (Synthesis)
Level kelima adalah sintesis yang dimaknai sebagai
kemampuan untuk memproduksi. Tingkatan kognitif kelima ini dapat berupa: (a)
memproduksi komunikasi yang unik; (b) memproduksi rencana atau
kegiatan yang utuh; dan (c) menghasilkan/memproduksi seperangkat hubungan
abstrak. Contoh: Menyusun kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan
materi dari beberapa sumber.
6. Evaluasi (Evaluation)
Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah
evaluasi. Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai
‘manfaat’ suatu benda/hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang
jelas. Paling tidak ada dua bentuk tingkat (level) evaluasi menurut Bloom,
yaitu: (a) penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan (2) evaluasi
berdasarkan bukti eksternal. Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa
dengan kunci jawaban.
2. Ranah Afektif
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait
dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi,
dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana
hingga yang paling kompleks.
1. Penerimaan
(Receiving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan
respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil
belajar terendah dalam domain afektif. Dankemampuan untuk menunjukkan atensi
dan penghargaan terhadap orang lain. Contoh: mendengar pendapat orang lain,
mengingat nama seseorang.
2. Responsive (Responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa
menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik. Kemampuan
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera
bereaksi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi
dalam diskusi kelas
3. Nilai yang dianut (Value)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita
menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi
seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”. Serta Kemampuan
menunjukkan nilai yang dianut untuk membedakan mana yang baik dan kurang baik
terhadap suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku.
Contoh: Mengusulkan kegiatanCorporate Social Responsibility sesuai dengan
nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan.
4. Organisasi (Organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang
berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal
dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang
tercermin dalam suatu filsafat hidup. Dan Kemampuan
membentuksystem nilai dan budaya organisasi dengan mengharmonisasikan
perbedaan nilai. Contoh: Menyepakati dan mentaati etika profesi, mengakui
perlunya keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab.
5. Karakterisasi (characterization)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang.
Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih
konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada
hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa.
DanKemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan
memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal dan social. Contoh: Menunjukkan
rasa percaya diri ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok
3. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan
koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini
dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut
kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori dalam
ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit.
1. Peniruan
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai
memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol
otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak
sempurna.
2. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti
pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu
penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut
petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
3. Ketetapan
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang
lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan
kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
4. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan
membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi
internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
5. Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling
sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara
rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain
psikomotorik.
Nama : Dina
Semester IVSTAI Yaperi Cibinong Bogor
Makna
pendidikan tidak terlepas dari situasi dan kondisi konkrit dalam masyarakat,
karena pendidikan selalu mempunyai watak yang dicerminkan oleh keadaan dan
sifat masyarakatnya. Keadaan dan sifat tiap masyarakat berbeda, sehingga tidak
mungkin ada pendidikan yang bersifat universal.
Pendidikan
senantiasa merupakan refleksi dari situasi obyektif dan sarat sejarah yangj
konkrit pada waktu itu. Pengertian pendidikan sendiri menunjukkan bahwa guna
terselenggaranya suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien perlu
adanya perencanaan secara maksimal. Potensi yang dimaksudkan meliputi wilayah
kognitif, afeksi, dan psikomotorik dengan berkembangnya potensi tersebut secara
maksimal diharapkan siswa memiliki kemampuan yang berguna untuk hidup secara
mandiridan berguna untuk masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Definisi
Taksonomi Bloom Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti
pengaturan dan nomos yang berarti ilmu pengetahuan. ^ Taksonomi adalah sistem
klasifikasi. ^Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari sesuatu atau
prinsip yang mendasari klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang
mempelajari tentang klasifikasi.
Taksonomi
merupakan suatu tipe sistem klasifikasi yang berdasarkan data penelitian ilmiah
mengenai hal-hal yang digolongkan-golongkan dalam sistematika itu. Konsep
Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom., seorang
psikolog bidang pendidikan beserta dengan kawan-kawannya. Pada tahun 1956,
terbitlah karya “Taxonomy of Educational Objective Cognitive Domain”, dan pada
tahu 1964 terbitlah karya “Taxonomy of Educataional Objectives, Affective
Domain”, dan karyaya yang berjudul “Handbook on Formative and Summatie Evaluation
of Student Learning” pada tahun 1971 serta karyanya yang lain “Developing
Talent in Young People” (1985).
Taksonomi
ini mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga domain
(ranah kawasan): kognitif, afektif, dan psikomotordan setiap ranah tersebut
dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.
Beberapa istilah lain yang juga meggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain
tersebut yang secara konvensional telah lama dikenal taksonomi tujuan
pendidikan yang terdiri atas aspek cipta, rasa, dan karsa.
Klasifikasi
Taksonomi Bloom Adapun taksonomi atau klasifikasi adalah sebagai berikut:
A.
Ranah Kognitif (cognitive domain)
Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang
mengutamakan ingatan dan pengungkapan kembali sesuatu yang telah di pelajari,
memecahkan persoalan, menyusun kembali materi-materiatau menggabungkan idea,
metode, atau prosedur yang pernah di pelajari. secara singkat kognitif
berhubungan dengan apa yang harus di ketahui, di mengerti, dan di interpresentasikan
siswa.
Kemampuan ini mengarahkan proses internal dalam
memodifikasi proses berfikirnya sendiri . ia setingkat lebih tinggi daripada
kemampuan intelektual . jika kemampuan intelektual berorientasi pada obyek /
kejadian di lingkungannya sendiri seperti kalimat misalnya , maka strategi
kognitif mempengaruhi mutu pemikiran seseorang, baik kreatifitas, kecepatan
maupun kekritisan berfikirnya, dalam pembelajaran ranah kognitif , guru harus
menghadapkan siswa pada persoalan baru yang belum pernah dihadapinya. Sehingga
siswa menemukan cara yang baru untuk memecahkan masalah. Contohnya
seperti mengerti rukun – rukun wudhu, syarat-syarat puasa , dan macam syahadat.
Bloom membagi ranah kognitif ke dalamenam tingkatan
atau kategori, yaitu:
1)
Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan
disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada
saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali
(recognition). Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi,
fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan
sebagainya.contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalahpeserta
didik dapat menghafal surat al-‘Humazah, menerjemahkan dan menuliskannya secara
baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajarantentang ancaman bagi
pencela,pengumpat ,dan mengumpulkan hartayang diberikan oleh guru Pendidikan
Agama Islam di sekolah.
2)
Pemahaman (comprehension)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menangkap makna dan
artitentang hal yang dipelajari. Adanya kemampuan dalam menguraikan isi pokok
bacaan; mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk
lain.Kemampuan ini setingkat lebihtinggi daripada kemampuan .Salah satu contoh
hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik
atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentangAnacaman
bagi para pencel, pengumpat, danpengumpul hartayang terkandung dalam surat al
Humazahsecara lancar dan jelas.
3) Penerapan
(application)
Kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode untuk menghadapi suatu
kasusatau problem yangkonkret atau nyata dan baru. kemampuan untuk menerapkan
gagasan, prosedur metode, rumus, teori dan sebagainya. Adanya kemampuan
dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang dihadapi atau
aplikasi suattu metode kerja pada pemecahan problem baru. Misalnya menggunakan
prinsip. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan .Salah satu contoh
hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu
memikirkan tentang ancaman bagi pencela, pengumpat, dan pengumpul hartayang
dilarangIslam dalam kehidupan.
4) Analisis
(analysis)
Di tingkat analisis, sesorang mampu memecahkan informasi yang kompleks
menjadi bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi dengan informasi
lain.Kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga
struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Kemampuan
ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan . Contoh: Peserta didik dapat
merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari ancaman bagi
setiap orang yang mencela, pengumpat, dan pengumpul harta dalam kehidupan
sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian darilaranganajaran
Islam.
5) Sintesis
(synthesis)
Kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. 10
Bagian-bagiandihubungkan stu sama lain. Kemampuan mengenali data atau informasi
yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Adanya kemampuan
ini dinyatakan dalam membuat suatu rencana penyusunan satuan pelajaran
Misalnya: kemampuan menyusun suatu program kerja. Kemampuan ini setingkat lebih
tinggi daripada kemampuan.
6) Evaluasi (evaluation) Kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap suatu materi pembelajaran, argumen yang berkenaan dengan
sesuatu yang diketahui, dipahami, dilakukan, dianalisis dan dihasilkan.
kemampuan untuk membentuk sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan
pertanggungjawaban pendapat berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya kemampuan
menilai hasil karangan.Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis
ini adalah: peserta didik dapat menulis karangantentang anacaman apa saja bagi
setiap pencela, pengumpat, dan pengumpul harta sebagiamana telah dilarangoleh
islam.
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan
hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut juntuk menyatakan
masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip.Pada
tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dankonsep
dalam situasi yang baru.
Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk untuk menguraikan
informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat
serta menemukan hubungan sebab—akibat.Pada tingkat sintesis, peserta didik
dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya
sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik
mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang
termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.
B.
Ranah Afektif (affective domain)
Ranah afektif merupakan kemampuan yang
mengutamakanperasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan
penalaran.Tujuan ini berhubungan dengan cara –cara bagaimana siswa harus
merasakan sesuatu . Contohnya seperti halnya seorang guru PAI menjelaskan
kepada peserta didik tentang bagaimana berakhlakul karimah, seperti menghargai
orang lain, sikap husnudzon kepada sesama ,dan sifat terpuji lainnya yangmana
penjelasan tersebut dapat di mengerti peserta didik dan dapat di amalkan kepada
siswanya. Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional,
seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya.
Ranah afektif terdiri dari lima ranah yang berhubungan
dengan respons emosional terhadap tugas. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan
tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya
terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti
mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak
mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa
hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya.Pembagian ranah
afektif ini disusun oleh Bloom bersama dengan David Krathwol, antara lain:
1)
Penerimaan (receiving)
Seseorang peka terhadap suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan
rangsangan itu,seperti penjelasan yang diberikan oleh guru. Mengacu kepada
kemampuan untuk menunjukkan atensi atau penghargaan terhadap orang lain,
Misalnya juga kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaanatau pendapat orang
lain .dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan penjelasan
pendidik dengan seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang
diajarkan kepadaa merekadan mereka memiliki kemuan untuk menggabungkan diri
atau mengidentifikasi diri , peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib di
tegakkan ,sifat malas dan tidak berdisiplin harus disingkirkan jauh –jauh.
2)
Partisipasi(responding)
Tingkatan yang mencakup kerelaan dan kesediaan untuk memperhatikan secara
aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.Hal ini dinyatakan dalam
memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan, meliputi
persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Misalnya,
mematuhi aturan dan berpartisipasi dalam suatukegiatan seperti diskusi kelas ,
peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau menggali lebih
dalam lagi ajaran islam tentang menyayangi anak yatim.
3)
Penilaian atau Penentuan Sikap (valuing)
Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri
sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap,menerima, menolak atau
mengabaikan. Misalnya menerima pendapat orang lain , mengusulkan kegiatan
kelompokuntuk suatu materi pelajaran.
4)
Organisasi (organization)
Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan
dalamkehidupan. Misalnya, menempatkan nilai padasuatu skala nilai dan dijadikan
pedoman dalam bertindak secara bertanggungjawab.
5)
Pembentukan Pola Hidup (characterization by a value)
Kemampuan untuk menghayati nilai kehidupan, sehingga menjadi milik pribadi
(internalisasi) menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya
sendiri. Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya sehingga
menjadi karakteristik gaya hidupnya. Kemampuan ini dinyatakan dalam pengaturan
hidup diberbagai bidang, seperti mencurahkan waktu secukupnya pada tugas
belajar atau bekerja. Misalnya juga kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan
tindakan yang berdisiplin.
C.
Ranah Psikomotor (psychomotoric domain)
Ranah psikomotor kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor dengan
pendidkan fisik dan atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis dengan
tangan dan pengolahan kata juga membutuhkan gerakan.Ranah psikomotor merupakan
ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah
ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,
melukis, menari, memukul, dan sebagainya.Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang
berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan jasmani.Contohnya seperti melakukan
wudhu secara benar , melakukan shalat secara tertib, melakukan puasa, menolong
orang yang kesusahan, serta membersihkan badan, rumah, dan pakaian dari najis.
Rincian dalam ranah ini tidak dibuat oleh Bloom, namun oleh ahli lain yang
berdasarkan ranah yang dibuat oleh Bloom, antara lain:
1)
Persepsi (perception)
Kemampuan untuk menggunakan isyaratisyarat sensoris dalam memandu aktivitas
motrik. Penggunaan alat indera sebagai rangsangan untuk menyeleksi isyarat
menuju terjemahan. Contohnya , pemilihan warna.
2)
Kesiapan (set)
Kemampuan untuk menempatkan dirinyadalam memulai suatu gerakan. kesiapan
fisikmental, dan emosional untuk melakukan gerakan. Contohnya ,Pendidik
mencontohkan posisi atau cara melempar takrawdari awal kepada peserta didik .
3)
Gerakan terbimbing (guided response)
Kemampuan untukmelakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan.
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya
imitasi dan gerakan cobacoba. Misalnya,Peserta didik disuruhuntuk membuat
lingkaran di atas pola.
4)
Gerakan yang terbiasa (mechanical response)
Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan
karena sudah dilatih secukupnya.membiasakan gerakangerakan yang telah
dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap. Misalnya, peserta didik
melakukan lompat tinggi dengan tepat tepat jatuh diatas matras.
5)
Gerakan yang kompleks (complex response)
Kemampuan melakukan gerakan atauketerampilan yang terdiri dari banyak tahap
dengan lancar, tepat dan efisien. gerakan motoris yang terampil yang di
dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks. Misalnya, pendidik
menyuruh peserta didik taman kanak kanak untuk membongkar pasanghingga
membentuk sebuah bentuk.
6)
Penyesuaian pola gerakan (adjusment)
Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan
persyaratan khusus yang berlaku. Keterampilan yang sudah berkembang sehingga
dapat disesuaikan dalam berbagai situasi. Misalnya, pendidik membuat suatu
lomba untuk peserta didik untuk keterampilan bertanding
7)
Kreativitas (creativity)
permisi ya
ReplyDeletemau numpang promosi bo kelinci99
menyediakan 18 live game dan 4 pasaran togel ya bos
untuk Diskon 2D: 29%, 3D: 59%, dan 4D: 66%
Hadiah 4D x 3000, 3D x 400, 2D x 70, 2D Depan&Tengah x 65
pelayanan yang cepat dan ramah
untuk cashback kami berikan sebesar 5% untuk permainan live casino ya bos
silahkan kunjungi WWWoKELINCIPOKER99oME
WA : +85581511017
Halloo semua kini DEWALOTTO menghadirkan permainan yang lengkap hanya dengan modal 20rb saja kita sudah bisa menikmati beragam permainan seperti :
ReplyDelete*TOGEL ONLINE dengan 8 pasaran resmi ( Singaporepools, Sydneypools, Hongkongpools, Tokyo4d, Koreanlotto, Omanpools, Shanghailotto, dan Malay4d )
* Permainan Bola Liga, Champions dan lain2 dengan 2 permainan ( M-Sports dan United Gaming )
* LIVE CASINO ONLINE menyediakan Baccarat, Roullete, SIC BO, DRAGON TIGER dan masih banyak lagi..
* SLOT GAMES menyediakan ( TEMBAK IKAN, BOLA TANGKAS, BATU GONCANG, NUMBER GAME dan masih banyak lagi
* SABUNG AYAM menyediakan 3 pilihan games didalam nya
dan masih banyak lagi game2 lain nya hanya dengan 1 userid saja dan modal 20ribu rupiah saja
anda bisa mencoba peruntungan dengan bermain bersama kami disini .
yukk silahkan bergabung dan coba bermain dengan modal kecil dan menangkan hadiah besar nya
silahkan di add WA kami +855 69312579 dengan cs kami siaga 24 jam melayanin keluhan anda semua
jika kesulitan silahkan hubungin kami melalui WA atau LIVE CHAT
Kepuasaan anda dalam bermain adalah perioritas kami salam DEWALOTTO semua bisa jadi DEWA...