Tuesday, April 9, 2019

Tugas Psikologi Pendidikan





Iis Niawati
Semester IV STAI Yaperi 2019

Taksonomi Bloom Dalam Pendidikan
A.  Pengertian Taksonomi Bloom
Taksonomi adalah klasifikasi pengelompokan sesuai tinkatan. Dimulai dari tingkatan mudah ke tingkatan yang rumit atau dari tingkatan rendah ke tingkatan yang tinggi.
Dalam bidang pendidikan taksonomi di sebut Taksonomi Bloom yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi bloom pertama di cetuskan oleh Benjamin. S. Bloom pada tahun 1956 yang telah lama mengembangkan taksonomi ini dan kata bloom tersebut berasal dari nama belakang Benjamin. S. Bloom.  Secara teoritis taksonomi bloom dibagi menjadi kedalam tiga domain, yaitu :
1.   Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
Dalam cognitive domain dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu :
   C1 (Pengetahuan/Knowledge)
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi.  Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja.
   C2 (Pemahaman/Comprehension)
Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu :
1.   Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)
2.   Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
3.   Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.
   C3 (Penerapan/Application)
Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.
   C4 (Analisis/Analysis)
Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :
1.    Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
2.    Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
3.    Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi)
Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat.
   C5 (Sintesis/Synthesis)
Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak.
Di jenjang ini, peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.
    C6 (Evaluasi/Evaluation)
Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis. Menurut Bloom paling tidak ada 2 jenis evaluasi yaitu :
1. Evaluasi berdasarkan bukti internal
2. Evaluasi berdasarkan bukti eksternal
Di jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya melakukan pembuatan keputusan dan kebijakan.
2.  Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minatsikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

2. Ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu :
  Receiving/Attending/Penerimaan
Kategori ini merupakan tingkat afektif yang terendah yang meliputi penerimaan masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan secara pasif.Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik. Hal ini dapat dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan penjelasan pendidik dengan seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka danmereka memiliki kemauan untuk menggabungkan diri atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu.
  Responding/Menanggapi
Kategori ini berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Atau dapat pula dikatakan bahwa menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan menyerahkan laporan tugas tepat pada waktunya.
  Valuing/Penilaian
Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. Peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan akan tetapi berkemampuan pula untuk menilai fenomena itu baik atau buruk. Hal ini dapat dicontohkan dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar serta bertanggungjawab terhadap segala hal selama proses pembelajaran.
  Organization/Organisasi/Mengelola
Kategori ini meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan menimbang akibat positif dan negatif dari suatu kemajuan sains terhadap kehidupan manusia.
  Characterization/Karakteristik
Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisais nilai menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan bersedianya mengubah pendapat jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya.
3.    Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah:
  Meniru
Kategori meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh yang diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun hakikatnya dari keterampilan itu.
  Memanipulasi
Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta memilih apa yang diperlukan dari apa yang diajarkan.
  Pengalamiahan
Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan dijadikan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan.
  Artikulasi
Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif.
B. Hasil Revisi Taksonomi Bloom
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Revisi tersebut meliputi:
a.     Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi.
b.     Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6 (Utari, 2016).
Perubahan- perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dimensi proses kognitif
a. Mengingat (C1)
Kategori Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang seorang siswa. Dua proses kognitif yang berkaitan dengan kategori ini adalah menyadari atau recoqnizing dan mengingat kembali atau recalling. Jenis pengetahuan yang relevan dengan kategori ini adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif, serta kombinasi-kombinasi yang mungkin dari beberapa pengetahuan ini (Anderson, & Kratwhol; 2001).
b. Memahami (C2)
Seorang peserta didik dikatakan memahami jika mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran baik dalam bentuk lisan, tertulis dan grafik (gambar) yang disampaikan melalui pengajaran, penyajian dalam buku, maupun penyajian melalui layar komputer. Peserta didik dapat memahami jika mereka menghubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari dengan pengetahuan yang sebelumnya telah mereka miliki. Lebih tepatnya, pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari itu di padukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada. Lantaran konsep–konsep di otak seumpama blok–blok bangunan yang di dalamnya berisi skema–skema dan kerangka–kerangka kognitif. maka pengetahuan konseptual (conceptual knowledge) merupakan dasar dari proses memahami. Proses-proses kognitif yang termasuk dalam kategori Memahami meliputi proses menginterpretasikan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menduga, membandingkan, dan menjelaskan (Anderson, et al. 2001).
c.    Mengaplikasikan (C3)

d. Menganalisis (C4)
Yang termasuk dalam kategori menganalisis adalah proses mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian -bagian tersebut dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi tersebut secara keseluruhan. Kategori proses menganalisis ini mencakup proses-proses membedakan (differentiating), mengorganisasi (organizing), dan menghubungkan (attribute). (Anderson, et al. 2001).
d.   Mengevaluasi (C5)
Kategori mengevaluasi diartikan sebagai tindakan membuat suatu penilaian (judgement) yang didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, dan konsistensi. Kriteria–kriteria ini ditentukan sendiri oleh siswa. Standar yang bisa digunakan bisa berupa standar kuantitatif maupun standar kualitatif. Standar-standar tersebut kemudian diterapkan pada kriteria-kriteria yang dipilih tadi. Kategori mengevaluasi mencakup sejumlah proses kognitif, yaitu memeriksa (checking), dan mengkritik (critiquing). Proses memeriksa atau checking merupakan proses membuat penilaian terhadap suatu kriteria internal, sementara proses mengkritik atau critiquing merupakan proses membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria-kriteria eksternal (Anderson, et al. 2001).
f.  Mencipta (C6)
Proses menyusun sejumlah elemen tertentu menjadi satu kesatuan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan pengajaran yang termasuk kedalam kategori mencipta ini adalah mengajarkan pada para siswa agar mampu membuat suatu produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang belum pernah ada atau tidak pernah diprediksi sebelumnya. Proses-proses kognitif yang termasuk kedalam kategori ini biasanya juga dikoordinasikan dengan pengalaman belajar yang sudah dimiliki oleh para siswa sebelumnya. Meskipun kategori menciptakan ini mengharuskan adanya suatu pola pikir kreatif dari pihak siswa, pola pikir kreatif tersebut tidak sepenuhnya terbebas dari tuntutan-tuntutan atau batasan-batasan yang telah ditentukan dalam suatu pengajaran pelajaran atau batasan-batasan yang terjadi dalam situasi tertentu (Anderson, et al. 2001).
Dimensi Pengetahuan
1. Pengetahuan faktual
Pengetahuan faktual adalah pengetahuan tentang elemen – elemen dasar yang harus diketahui siswa untuk mempelajari satu disiplin ilmu atau untuk menyelesaikan masalah–masalah dalam disiplin ilmu tersebut (Anderson, et al. 2001).Pengetahuan faktual terdiri atas 2 jenis pengetahuan tentang terminologi dan pengetahuan tentang detail–detail dan elemen–elemen yang spesifik. Pengetahuan tentang terminologi meliputi pengetahuan tentang label dan simbol verbal dan nonverbal. Pengetahuan tentang detail–detail dan elemen–elemen yang spesifik merupakan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan semacamnya.
2. Pengetahuan konseptual
Hubungan–hubungan antar elemen dalam sebuah struktur besar yang memungkinkan elemen–elemennya berfungsi secara bersama–sama (Anderson, et al. 2001: 41).Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, prinsip dan generalisasi serta pengetahuan tentang teori, model, dan struktur (Anderson, et al. 2001: 71).
3. Pengetahuan prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara “melakukan sesuatu” (Anderson, et al. 2001: 77).  Menurut Alexander, Schallert, & Hare, 1991; Anderson, 1993; dejong & Ferguson – Hessler, 1996; Dochy & Alexander, (1995) dalam Anderson, et al. (2001: 77), pengetahuan ini mencakup tentang keterampilan, algoritma, teknik, dan metode, yang semuanya di sebut sebagai prosedur (Ramalisa, et al. 2014: 30). Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang urutan kaidah-kaidah, prosedur-prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan soal-soal matematika.
Salah satu ciri pengetahuan prosedural adalah adanya urutan langkah yang akan ditempuh yaitu sesudah suatu langkah akan diikuti langkah berikutnya. Pemahaman konsep yang tidak didukung oleh pengetahuan prosedural akan mengakibatkan siswa mempunyai intuisi yang baik tentang suatu konsep tetapi tidak mampu menyelesaikan suatu masalah ( Matunisma, 2012).
4. Pengetahuan metakognisi
Pengetahuan metakognisi adalah pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran akan, serta pengetahuan tentang, kognisi diri–sendiri (Anderson, et al. 2001: 82).Metakognisi merupakan istilah yang diperkenalkan Flavell tahun 1976. Flavell, (Murni, 2010) menyatakan bahwa metakognisi merupakan kesadaran seseorang tentang proses kognitifnya dan kemandiriannya untuk mencapai tujuan tertentu.

Kata kerja Taksonomi Cognitive Domain
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBRpCqKGPsqPpWwAN_AkC7aGi_G75IE19w1yDU2bs3xkdUyFKhh7yKP0kVua7b6JG9X7ESCBF981cbZUnWvXpPzxdRzVN3NCWv9m6-dFxq8MfzYKhw5WXJhJ2zf2D4pJM6K9eFcakui-F2/s1600/1.png































Kata Kerja Taksonomi Afective Domain
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiibEIZOe39KVKzM-jZEhSks5dOhyphenhyphenh60CO2g2BndNqIKP2VMAtgt0vNZPmcnG87M4t9SpqTHSol__TrQVUVRwruW0MqR2cw6Slja62ElnR_qhGDJC3TaJZbg-td77hTSjsgQoVys5ZCRE5a/s1600/2.png
















Kata Kerja Taksonomi Psykomotor Domain
https://tse4.mm.bing.net/th?id=OIP.EDEv6tEfbv_huEBDV_tiIQHaC5&pid=15.1&P=0&w=466&h=183











contoh :
Siswa SMP mempelajari materi klasifikasi makhluk hidup pada pelajaran IPA. Dalam ranah koognitif siswa bisa menjelaskan pengertian klasifikasi makhluk hidup, tatacara mengklasifikasikan makhluk hidup, tujuan klasifikasi pada makhluk hidup, dan manfaat dari klasifikasi mkhluk hidup.
Ranah afektif selama pembelajaran siswa dapat melakukan pengamatan dengan penuh tanggung jawab dan ketelitian kemudian membuat laporan pengamatan secara jujur.

Dan  ranah psikomotor siswa dapat mengamati lingkungan sekitar dan mengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya yang dimiliki.



Tugas
Nama : Ima Rahmawati
Semester : IV
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Uraian Taksonomi Bloom dalam Tkat Fajar Baitullah” 
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.
Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom
dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kognitif
Tujuan kognitif adalah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam kognitif. Dalam kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi.
Contohnya :
Pengetahuan (Knowledge) : memberikan istilah yang dapat di pahami anak Tk
sesuai Tema bulanan yang sudah di tentukan. Pemahaman (Comprehension): translasi mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain, membuat kertas origami dari bentuk asli menjadi berbagai bentuk yang bagus, anak Tk membuat Es Cream, Kupu-Kupu dan dll dari kertas origami.
Afektif
Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan sikap. diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.
Contohnya :
-     Penerimaan (Receiving) : Anak Tk selalu mengingat nama seseorang yang baru dikenal nya.
-     Responsive (Responding) : Anak Tk berpartisipasi dalam mengikuti dan memperhatikan guru yg sedang menerangkan di kelas. Namun sebagian ada yang tidak memperhatikan malah memilih bermain.
-     Karakterisasi (characterization) : Anak Tk selalu Menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja sendiri, dan ketika di suruh maju ke depan menyebutkan Sesuatu yang di perintahkan Guru nya seperti angka, buah-buahan, hewan dan dll.

Psikomotorik
Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Peniruan, Manipulasi, Ketetapan, Artikulasi, Pengalamiahan.
Contohnya :
   Anak Tk selalau meniru kebiasan orang tua murid dari Sifat keperibadian sampai di bawa ke dalam kelas : iseng dengan teman nya yang lagi diam memperhatikan guru.
  Anak Tk Manipulasi gambar tanman bunga menjadi berwarna dan indah dipandang.
  Ketetapan respon Anak Tk kepada guru ketika ada sesuatu yang baru dilihat nya majalah Baru, Gambar baru, mereka selalu berebut ingin melihat dan memegang.
  Artikulasi membuat Rangkaian atau Urutan angka dari yang terkecil hingga yang terbesar, dan mencapai yang diharapkan.
  Pengalamiahan tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik, terdapat pada keseharian Anak Tk di kelas selalu Hiper Aktif, dan selalu menanyakan yang tidak diketahui nya.



·       Nama : Hani Hanifah
Semester 4
STAI YAPERI
Pelajaran Psikologi Pendidikan

Pengertian Taksonomi Bloom dan Pengategoriannya
1. Pengertian Taksonomi Bloom
Taksonomi, menurut kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti “klasifikasi bidang ilmu; kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek”. Taksonomi Bloom sendiri adalah taksonomi dalam bidang kependidikan yang dicetuskan oleh Benjamin S. Bloom. Taksonomi ini bertujuan untuk mengklasifikasikan materi atau tujuan dari pendidikan. Misalnya tujuan pendidikan antara peserta didik di SMA, SMK, antara SD dengan SMP seperti itu.
Secara garis besar, tujuan pendidikan dibagi dalam 3 domain yang masing-masing domain mempunyai sub-tujuan sendiri-sendiri. 3 domain dalam tujuan pendidikan tersebut adalah:
1.1.  Domain Kognitif
Domain kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir
DOMAIN PEMBELAJARAN KOGNITIF (Taksonomi Bloom)
Dalam merancang sistem pemblejaran, pembelajaran tersebut harus memperhatikan domain-domain yang ada pada tujuan pembelajaran tersebut. Menurut pendapat Benjamin S. Bloom dkk ada 3 domain yang terdapat pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu :
-        Kognitif, yaitu domain proses beripikir
-        Afektif, yaitu domain sikap atau perilaku
-        Psikomotor, yaitu domain keterampilan
Disini akan dijelaskan bagimana domain proses berpikir atau kognitif menurut Taksonomi Bllom. Berikut adalah tingkatan atau jenjang berdasarkan kata kerja yang ada
1.2.  Domain Afektif
Domain afektif menekankan pada aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap, apresiasi dan adaptasi
Domain afektif ini memiliki tingkat jenjangan yaitu sebagai berikut:
PENGENALAN
Jenjang ini adalah awal untuk memberikan pengenalan kepada siswa, dalam memberikan pengenalan dibutuhkan role model sebagai contoh pada domain afektif ini. Contoh: mengenalkan kebersihan sebagiam dari iman dan mengadakan kegiatan piket membersihkan kelas setiap harinya.
PEMBERIAN RESPON
Jenjang ini adalah lanjutan dari pegenalan tersebut dimana melalui role model sebagai contoh siswa mulai mengimplementasikan. Contoh: siswa membersihkan kelas sesuai jadwal piket yang ditentukan
PENGHARGAAN NILAI
Jenjang ini adalah dimana pemberian peghargaan atau apresiasi agar siswa terpacu dala mengimplementasikan contoh yang diberikan. Contoh: adanya tambahan nilai untuk kelompok piket yang membersihkan kelas yang paling bersih. Dengan begitu siswa akan terpacu berlomba-lomba dalam mebersihkan kelas
PENGORGANISASISAN
Jenjang ini adalah mengorganisasikan contoh tersbut dimana-mana. Dengan begitu siswa dapat mengimplementasikan contoh tersebut dimanapun. Contoh: siswa membersihkan rumahnya
PENGALAMAN
Jenjang ini adalah dimana contoh yang dilakukan akan menjadi pengalaman. Proses yang telah dilakukan tersebut sudah terinternalisasi ke dalam dirinya atau sudah menjadi kebiasaan. Contoh : jika siswa melihat sampah atau kotor ia akan dengan inisiatif langsung memberishkannya.
Perbuatan afektif apa yang telah terinternalisasi dalam diri anda?
1.   Membersihkan rumah di setiap pagi hari dan sore hari
2.   Mencuci piring setelah makan atau melihat piring kotor berserakan
3.   Mematikan penggunaan listrik jika sudah tidak digunakan
4.   Membantu orang tua berjualan

perhatikan domain-domain yang ada pada tujuan pembelajaran tersebut. Menurut pendapat Benjamin S. Bloom dkk ada 3 domain yang terdapat pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu :
-         Kognitif, yaitu domain proses beripikir
-        Afektif, yaitu domain sikap atau perilaku
-        Psikomotor, yaitu domain keterampilan

Disini akan dijelaskan bagimana domain proses berpikir atau kognitif menurut Taksonomi Bllom. Berikut adalah tingkatan atau jenjang berdasarkan kata kerja yang ada

1.3.   Domain Psikomotorik

Domain psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti menulis, mengetik, olahraga.

DOMAIN PEMBELAJARAN PSIKOMOTOR (Taksonomi Bloom)

Ranah psikomotorik adalah ranah yang menitikberatkan kepada kemampuan fisik dan kerja otot ( Bloom 1979). Dalam pengembangannya pun mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan. Yang tujuannya adalah untuk menghasilkan kompetensi pada diri seseorang. hasil dari pembelajaran pada ranah psikomotor ini mengacu pada kamampuan seseoang memberikan hasil pembelajaran melalui tingkah laku.

Menurut Taksonomi Bloom domain psikomotor terdapat pada kata kerja operasional yaitu
Apa yang menyebabkan diri kita tidak bisa melukis diri sendiri? Jawaban dikarenakan saya tidak bisa menggambar apalagi melukis karena kita sulit melukisan diri kita secara visual karena ketika kita akan melukis atau menggambar diperlukan objek yang diam. Jika kita akan melukis diri kita tenntu akan sulit karena secara sekaligus kita menjadi objek dan pada saat yang sama kita juga bergerak menjadi pelukis terebut.…

2. Sub-Kategori Domain Kognitif


Pada domain kognitif, terdapat sub-kategori sebanyak 6 sub-kategori yaitu:
2.1.       Pengetahuan
Pengetahuan adalah level pertama dari domain kognitif ini. Pada level ini peserta didik hanya dituntut untuk mampu melakukan recall  saja. Contoh pada level ini adalah mengingat rumus, mengetahui pengetahuan-pengetahuan dasar saja tanpa ada tuntutan untuk tahu bagaimana menggunakan pengetahuan-pengetahuan tersebut.

 2.2.       Pemahaman
Pada sub-kategori pemahaman, peserta didik telah dapat mengerti atau memahami sesuatu yang telah diketahui. Misalkan peserta didik telah tahu bahwa rumus arus listrik adalah tegangan dibagi dengan hambatan. Pada level pemahaman, peserta didik dapat menjelaskan lebih rinci kenapa untuk mencari arus itu harus dengan membagi tegangan pada hambatan.
2.3.       Aplikasi
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari pada sutasi yang berbeda. Misalkan peserta didik telah mengetahui bahwa untuk mencari arus adalah dengan membagi tegangan pada hambatan, maka pada level aplikasi ini peserta didik mampu untuk mengaplikasikan pengetahuan ini ke dalam rancangan nyata.
2.4.       Analisis
Pada level analisis, peserta didik mampu untuk merinci atau menguraikan suatu bahan menjadi bagian yang lebih mendetail dan mampu memahami bagian-bagian detail tersebut.

2.5.       Sintesis
Sintesis adalah pemaduan antar pengetahuan-pengetahuan yang terpecah-pecah menjadi satu kesatuan utuh. Misalkan ada pengetahuan A yang di dalamnya terdiri pengetahuan B dan C. Pendidik memberikan informasi tentang pengetahuan B dan C. Peserta didik memadukan sendiri pengetahuan B dan C tersebut supaya peserta didik mengetahui sendiri bahwa pengetahuan B dan C tersebut jika dipadukan menjadi pengetahuan A.


2.6.       Evaluasi
Pada tahap evaluasi, peserta didik mampu menentukan pengetahuan mana yang akan digunakan pada situasi-situasi tertentu.

3. Sub-Kategori Domain Afektif
Untuk domain afektif, Bloom menyusun sub-kategori domain afektif ini bersama dengan David Krathwol. Domain afektif seperti yang dijelaskan pada poin 1.2, adalah domain yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi. Pada domain afektif ini terdapat 5 sub-kategori yaitu:
3.1.       Penerimaan
Penerimaan adalah kepekaan peserta didik dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar. Penerimaan juga dapat diartikan sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau objek. Pada tahap ini, peserta didik dibina agar peserta didik tersebut dapat menerima nilai-nilai yang diberikan oleh pendidik. Nilai-nilai tersebut bisa berupa nilai-nilai agama, nilai-nilai moral dan sejenisnya.
3.2.       Tanggapan
Tanggapan ini mempunyai arti “adanya partisipasi aktif” dari peserta didik. Kemampuan menanggapi adalah kemam


https://mail.google.com/mail/u/0/images/cleardot.gif




Siti halimatu ahmadiyah
Semester 4

Menguraikan pendapat serta contoh sederhana dalam lingkungan Madrasah ibtidiyah (MI)
Menurut taksonomi blom
1. Kognitif ialah meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam hal ini menekan kan aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir. 
Pengetahuan mengenal dalam hal-hal sederhana seperti mengenal huruf terlebih dahulu lalu dapat di mengerti apa yang di baca serta dapat membedakan antara huruf vokal (huruf hidup) dan huruf konsonan (huruf mati).


2. Affectif ialah berisi perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi seperti minat,sikap,apresiasi dan penyesuaian diri. Dalam hal ini jelas setiap orang berbeda dalam memiliki sifat,minat maupun lain nya. Contoh dalam hal sikap Dapat menerima pelajaran serta memberi reaksi (respons) terhadap apa yang di sampaikan. Contoh dalam penyesuai diri, ada anak yang pendiam tetapi jika bergabung dengan teman nya yang aktif dia mulai berani dalam melakukan sesuatu tetapi akan mudah di atasi jika di beri bimbingan atau diberitahukan untuk tidak melakukan hal tersebut, berbeda dengan anak yang aktif tadi. Dalam hal ini mungkin masih perlu penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar serta teman sebaya.

3. Psikomotor berisi perilaku yang menerapkan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,berenang, dan mengoprasikan mesin. Dalam hal ini contoh sederhana seperti, anak mampu membuat karya seni dengan teknik menempel (kolase) serta dapat menegetahui bahan & alat apa saja yang di perlukan.





Siti Rohimah
Taksonomi Bloom

Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.
Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948. Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom.
  Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Taksonomi Bloom mengalami dua kali perubahan perubahan yaitu Taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom sendiri dan Taksonomi yang telah direvisi oleh Andreson dan KartWohl. Untuk pembahasan masing-masing dijelaskan sebagai berikut,
1.     Ranah Kognitif
Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi yang meliputi 6 tingkatan antara lain :
1.   Pengetahuan (Knowledge)
Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari, misalnya: (a) pengetahuan tentang istilah; (b) pengetahuan tentang fakta khusus; (c) pengetahuan tentang konvensi; (d) pengetahuan tentang kecendrungan dan urutan; (e) pengetahuan tentangklasifikasi dan kategori; (f) pengetahuan tentang kriteria; dan (g) pengetahuan tentang metodologi. Contoh: menyatakan kebijakan.
2. Pemahaman (Comprehension)
Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan memahami materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a) translasi (mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi (menjelaskan atau merangkum materi);(c) ekstrapolasi (memperpanjang/memperluas arti/memaknai data). Contoh : Menuliskan kembali atau merangkum materi pelajaran
3. Penerapan (Application)
Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata atau kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru. Contoh: Menggunakan pedoman/ aturan dalam menghitung gaji pegawai.
4. Analisa (Analysis)
Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom tentang ranah (domain) kognitif. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya. Kemampuan menganalisis dapat berupa: (a) analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi); (b) analisis hubungan (mengidentifikasi hubungan); (c) analisis pengorganisasian prinsip (mengidentifikasi pengorganisasian/organisasi). Contoh: Menganalisa penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan komponen- komponennya.
5. Sintesis (Synthesis)
Level kelima adalah sintesis yang dimaknai sebagai kemampuan untuk memproduksi. Tingkatan kognitif kelima ini dapat berupa: (a) memproduksi komunikasi yang unik; (b) memproduksi rencana atau kegiatan yang utuh; dan (c) menghasilkan/memproduksi seperangkat hubungan abstrak. Contoh: Menyusun kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber.
6. Evaluasi (Evaluation)
Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah evaluasi. Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai ‘manfaat’ suatu benda/hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Paling tidak ada dua bentuk tingkat (level) evaluasi menurut Bloom, yaitu: (a) penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan (2) evaluasi berdasarkan bukti eksternal. Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban.

2. Ranah Afektif
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.
1.   Penerimaan (Receiving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif. Dankemampuan untuk menunjukkan atensi dan penghargaan terhadap orang lain. Contoh: mendengar pendapat orang lain, mengingat nama seseorang.
2. Responsive (Responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik. Kemampuan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera bereaksi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi dalam diskusi kelas
3. Nilai yang dianut (Value)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”. Serta Kemampuan menunjukkan nilai yang dianut untuk membedakan mana yang baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku. Contoh: Mengusulkan kegiatanCorporate Social Responsibility sesuai dengan nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan.
4. Organisasi (Organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup. Dan Kemampuan membentuksystem nilai dan budaya organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh: Menyepakati dan mentaati etika profesi, mengakui perlunya keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab.
5. Karakterisasi (characterization)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. DanKemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal dan social. Contoh: Menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok
3. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit.
1.   Peniruan
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
2. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
3. Ketetapan
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
4. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
5. Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.



 
Nama :  Dina 
  Semester IVSTAI Yaperi Cibinong Bogor

 Makna pendidikan tidak terlepas dari situasi dan kondisi konkrit dalam masyarakat, karena pendidikan selalu mempunyai watak yang dicerminkan oleh keadaan dan sifat masyarakatnya. Keadaan dan sifat tiap masyarakat berbeda, sehingga tidak mungkin ada pendidikan yang bersifat universal.
Pendidikan senantiasa merupakan refleksi dari situasi obyektif dan sarat sejarah yangj konkrit pada waktu itu. Pengertian pendidikan sendiri menunjukkan bahwa guna terselenggaranya suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien perlu adanya perencanaan secara maksimal. Potensi yang dimaksudkan meliputi wilayah kognitif, afeksi, dan psikomotorik dengan berkembangnya potensi tersebut secara maksimal diharapkan siswa memiliki kemampuan yang berguna untuk hidup secara mandiridan berguna untuk masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Definisi Taksonomi Bloom Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan nomos yang berarti ilmu pengetahuan. ^ Taksonomi adalah sistem klasifikasi. ^Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi.
Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasi yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan-golongkan dalam sistematika itu. Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom., seorang psikolog bidang pendidikan beserta dengan kawan-kawannya. Pada tahun 1956, terbitlah karya “Taxonomy of Educational Objective Cognitive Domain”, dan pada tahu 1964 terbitlah karya “Taxonomy of Educataional Objectives, Affective Domain”, dan karyaya yang berjudul “Handbook on Formative and Summatie Evaluation of Student Learning” pada tahun 1971 serta karyanya yang lain “Developing Talent in Young People” (1985).
Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga domain (ranah kawasan): kognitif, afektif, dan psikomotordan setiap ranah tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya. Beberapa istilah lain yang juga meggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut yang secara konvensional telah lama dikenal taksonomi tujuan pendidikan yang terdiri atas aspek cipta, rasa, dan karsa.
Klasifikasi Taksonomi Bloom Adapun taksonomi atau klasifikasi adalah sebagai berikut:
A.   Ranah Kognitif (cognitive domain)
Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang mengutamakan ingatan dan pengungkapan kembali sesuatu yang telah di pelajari, memecahkan persoalan, menyusun kembali materi-materiatau menggabungkan idea, metode, atau prosedur yang pernah di pelajari. secara singkat kognitif berhubungan dengan apa yang harus di ketahui, di mengerti, dan di interpresentasikan siswa.
Kemampuan ini mengarahkan proses internal dalam memodifikasi proses berfikirnya sendiri . ia setingkat lebih tinggi daripada kemampuan intelektual . jika kemampuan intelektual berorientasi pada obyek / kejadian di lingkungannya sendiri seperti kalimat misalnya , maka strategi kognitif mempengaruhi mutu pemikiran seseorang, baik kreatifitas, kecepatan maupun kekritisan berfikirnya, dalam pembelajaran ranah kognitif , guru harus menghadapkan siswa pada persoalan baru yang belum pernah dihadapinya. Sehingga siswa menemukan cara yang baru untuk memecahkan masalah. Contohnya seperti mengerti rukun – rukun wudhu, syarat-syarat puasa , dan macam syahadat.
Bloom membagi ranah kognitif ke dalamenam tingkatan atau kategori, yaitu:
1)     Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya.contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalahpeserta didik dapat menghafal surat al-‘Humazah, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajarantentang ancaman bagi pencela,pengumpat ,dan mengumpulkan hartayang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
2)     Pemahaman (comprehension)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menangkap makna dan artitentang hal yang dipelajari. Adanya kemampuan dalam menguraikan isi pokok bacaan; mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain.Kemampuan ini setingkat lebihtinggi daripada kemampuan .Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentangAnacaman bagi para pencel, pengumpat, danpengumpul hartayang terkandung dalam surat al Humazahsecara lancar dan jelas.
3)   Penerapan (application)
Kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode untuk menghadapi suatu kasusatau problem yangkonkret atau nyata dan baru. kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur metode, rumus, teori dan sebagainya. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang dihadapi atau aplikasi suattu metode kerja pada pemecahan problem baru. Misalnya menggunakan prinsip. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan .Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang ancaman bagi pencela, pengumpat, dan pengumpul hartayang dilarangIslam dalam kehidupan.
4)  Analisis (analysis)
Di tingkat analisis, sesorang mampu memecahkan informasi yang kompleks menjadi bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi dengan informasi lain.Kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan . Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari ancaman bagi setiap orang yang mencela, pengumpat, dan pengumpul harta dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian darilaranganajaran Islam.
5)    Sintesis (synthesis)
Kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. 10 Bagian-bagiandihubungkan stu sama lain. Kemampuan mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam membuat suatu rencana penyusunan satuan pelajaran Misalnya: kemampuan menyusun suatu program kerja. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan.
6)    Evaluasi (evaluation) Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu materi pembelajaran, argumen yang berkenaan dengan sesuatu yang diketahui, dipahami, dilakukan, dianalisis dan dihasilkan. kemampuan untuk membentuk sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya kemampuan menilai hasil karangan.Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangantentang anacaman apa saja bagi setiap pencela, pengumpat, dan pengumpul harta sebagiamana telah dilarangoleh islam.
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut juntuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip.Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dankonsep dalam situasi yang baru.
Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab—akibat.Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.
B.   Ranah Afektif (affective domain)
Ranah afektif merupakan kemampuan yang mengutamakanperasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.Tujuan ini berhubungan dengan cara –cara bagaimana siswa harus merasakan sesuatu . Contohnya seperti halnya seorang guru PAI menjelaskan kepada peserta didik tentang bagaimana berakhlakul karimah, seperti menghargai orang lain, sikap husnudzon kepada sesama ,dan sifat terpuji lainnya yangmana penjelasan tersebut dapat di mengerti peserta didik dan dapat di amalkan kepada siswanya. Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya.
Ranah afektif terdiri dari lima ranah yang berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya.Pembagian ranah afektif ini disusun oleh Bloom bersama dengan David Krathwol, antara lain:
1)   Penerimaan (receiving)
Seseorang peka terhadap suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu,seperti penjelasan yang diberikan oleh guru. Mengacu kepada kemampuan untuk menunjukkan atensi atau penghargaan terhadap orang lain, Misalnya juga kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaanatau pendapat orang lain .dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan penjelasan pendidik dengan seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepadaa merekadan mereka memiliki kemuan untuk menggabungkan diri atau mengidentifikasi diri , peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib di tegakkan ,sifat malas dan tidak berdisiplin harus disingkirkan jauh –jauh.
2)   Partisipasi(responding)
Tingkatan yang mencakup kerelaan dan kesediaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.Hal ini dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan, meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Misalnya, mematuhi aturan dan berpartisipasi dalam suatukegiatan seperti diskusi kelas , peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau menggali lebih dalam lagi ajaran islam tentang menyayangi anak yatim.
3)   Penilaian atau Penentuan Sikap (valuing)
Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap,menerima, menolak atau mengabaikan. Misalnya menerima pendapat orang lain , mengusulkan kegiatan kelompokuntuk suatu materi pelajaran.
4)    Organisasi (organization)
Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalamkehidupan. Misalnya, menempatkan nilai padasuatu skala nilai dan dijadikan pedoman dalam bertindak secara bertanggungjawab.
5)   Pembentukan Pola Hidup (characterization by a value)
Kemampuan untuk menghayati nilai kehidupan, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya hidupnya. Kemampuan ini dinyatakan dalam pengaturan hidup diberbagai bidang, seperti mencurahkan waktu secukupnya pada tugas belajar atau bekerja. Misalnya juga kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang berdisiplin.
C.   Ranah Psikomotor (psychomotoric domain)
Ranah psikomotor kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor dengan pendidkan fisik dan atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis dengan tangan dan pengolahan kata juga membutuhkan gerakan.Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan jasmani.Contohnya seperti melakukan wudhu secara benar , melakukan shalat secara tertib, melakukan puasa, menolong orang yang kesusahan, serta membersihkan badan, rumah, dan pakaian dari najis.
Rincian dalam ranah ini tidak dibuat oleh Bloom, namun oleh ahli lain yang berdasarkan ranah yang dibuat oleh Bloom, antara lain:
1)     Persepsi (perception)
Kemampuan untuk menggunakan isyaratisyarat sensoris dalam memandu aktivitas motrik. Penggunaan alat indera sebagai rangsangan untuk menyeleksi isyarat menuju terjemahan. Contohnya , pemilihan warna.
2)     Kesiapan (set)
Kemampuan untuk menempatkan dirinyadalam memulai suatu gerakan. kesiapan fisikmental, dan emosional untuk melakukan gerakan. Contohnya ,Pendidik mencontohkan posisi atau cara melempar takrawdari awal kepada peserta didik .
3)     Gerakan terbimbing (guided response)
Kemampuan untukmelakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan. Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan cobacoba. Misalnya,Peserta didik disuruhuntuk membuat lingkaran di atas pola.
4)     Gerakan yang terbiasa (mechanical response)
Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan karena sudah dilatih secukupnya.membiasakan gerakangerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap. Misalnya, peserta didik melakukan lompat tinggi dengan tepat tepat jatuh diatas matras.
5)     Gerakan yang kompleks (complex response)
Kemampuan melakukan gerakan atauketerampilan yang terdiri dari banyak tahap dengan lancar, tepat dan efisien. gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks. Misalnya, pendidik menyuruh peserta didik taman kanak kanak untuk membongkar pasanghingga membentuk sebuah bentuk.
6)     Penyesuaian pola gerakan (adjusment)
Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan persyaratan khusus yang berlaku. Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi. Misalnya, pendidik membuat suatu lomba untuk peserta didik untuk keterampilan bertanding
7)     Kreativitas (creativity)
Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa atau inisiatif sendiri. Misalnya, pendidik membuat kreasi tari baruuntuk peserta didiknya .






Nama.     : Herlin Triana
Semester : IV

RANAH KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR
 A.  RANAH KOGNITIF
Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah.Ranah kognitif mencakup kegiatan mental (otak).
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:
 Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge):
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat al-‘Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
• Pemahaman (comprehension) :
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-‘Ashar secara lancar dan jelas.
 Penerapan (application):
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
 Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
• Analisis (analysis) : Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
 Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
 •  Sintesis (syntesis) : Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. 
Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) : Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
 Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudharat atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa kwdisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang waji dilaksanakan dalam sehari-hari.
B. RANAH AFEKTIF
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
• Receiving atau attending (= menerima atua memperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
Contoh hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya: peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh.
• Responding (= menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara.
Contoh hasil belajar ranah afektif responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau menggeli lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
·     Valuing (menilai=menghargai).
Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding.
Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-temukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum.
Contoh nilai efektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.
• Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera di Al-Quran menyangkut disiplinan, baik kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengan kehidupan masyarakat.
 C. RANAH PSIKOMOTORI
 Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
wujud nyata dari hasil psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif afektif itu adalah;
(1)  peserta didik bertanya kepada guru pendidikan agama Islam tentang contoh-contoh kedisiplinan yang telah ditunjukkan oleh Rosulullah SAW, para sahabat, para ulama dan lain-lain;
(2)  peseta didik mencari dan membaca buku-buku, majalah-majalah atau brosur-brosur, surat kabar dan lain-lain yang membahas tentang kedisiplinan;
(3) peserta didik dapat memberikan penejelasan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah, atau kepada adik-adiknya di rumah atau kepada anggota masyarakat lainnya, tentang kedisiplinan diterapkan, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat;
(4) peserta didik menganjurkan kepada teman-teman sekolah atau adik-adiknya, agar berlaku disiplin baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat;
(5) peserta didik dapat memberikan contoh-contoh kedisiplinan di sekolah, seperti datang ke sekolah sebelum pelajaran di mulai, tertib dalam mengenakan seragam sekolah, tertib dan tenag dalam mengikuti pelajaran, di siplin dalam mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh sekolah, dan lain-lain;
(6) peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di rumah, seperti disiplin dalam belajar, disiplin dalam mennjalannkan ibadah shalat, ibadah puasa, di siplin dalam menjaga kebersihan rumah, pekarangan, saluran air, dan lain-lain;
(7) peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, seperti menaati rambu-rambu lalu lintas, tidak kebut-kebutan, dengan suka rela mau antri waktu membeli karcis, dan lain-lain, dan
(8) peserta didik mengamalkan dengan konsekuen kedisiplinan dalam belajar, kedisiplinan dalam beribadah, kedisiplinan dalam menaati peraturan lalu lintas, dan sebagainya.
Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik,kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar.
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik.






Nama.     : Herlin Triana
Semester : IV

RANAH KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR
A. RANAH KOGNITIF
Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah.Ranah kognitif mencakup kegiatan mental (otak).
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:
  Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge):
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat al-‘Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
  Pemahaman (comprehension) :
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-‘Ashar secara lancar dan jelas.
• Penerapan (application): Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
 Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
  Analisis (analysis) :
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
 Sintesis (syntesis) : Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. 
·     Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) : Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudharat atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa kwdisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang waji dilaksanakan dalam sehari-hari.
B. RANAH AFEKTIF
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
• Receiving atau attending (= menerima atua memperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
Contah hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya: peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh.
 Responding (= menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”.
    Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara.
Contoh hasil belajar ranah afektif responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau menggeli lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
·     Valuing (menilai=menghargai).
Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding.
Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
·     Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-temukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum.
Contoh nilai efektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.
• Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera di Al-Quran menyangkut disiplinan, baik kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengan kehidupan masyarakat.

 C. RANAH PSIKOMOTORI
 Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
wujud nyata dari hasil psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif afektif itu adalah;
(1) peserta didik bertanya kepada guru pendidikan agama Islam tentang contoh-contoh kedisiplinan yang telah ditunjukkan oleh Rosulullah SAW, para sahabat, para ulama dan lain-lain;
(2) peseta didik mencari dan membaca buku-buku, majalah-majalah atau brosur-brosur, surat kabar dan lain-lain yang membahas tentang kedisiplinan;
(3) peserta didik dapat memberikan penejelasan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah, atau kepada adik-adiknya di rumah atau kepada anggota masyarakat lainnya, tentang kedisiplinan diterapkan, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat;
(4) peserta didik menganjurkan kepada teman-teman sekolah atau adik-adiknya, agar berlaku disiplin baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat;
(5) peserta didik dapat memberikan contoh-contoh kedisiplinan di sekolah, seperti datang ke sekolah sebelum pelajaran di mulai, tertib dalam mengenakan seragam sekolah, tertib dan tenag dalam mengikuti pelajaran, di siplin dalam mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh sekolah, dan lain-lain;
(6) peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di rumah, seperti disiplin dalam belajar, disiplin dalam mennjalannkan ibadah shalat, ibadah puasa, di siplin dalam menjaga kebersihan rumah, pekarangan, saluran air, dan lain-lain;
(7) peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, seperti menaati rambu-rambu lalu lintas, tidak kebut-kebutan, dengan suka rela mau antri waktu membeli karcis, dan lain-lain, dan
(8) peserta didik mengamalkan dengan konsekuen kedisiplinan dalam belajar, kedisiplinan dalam beribadah, kedisiplinan dalam menaati peraturan lalu lintas, dan sebagainya.
Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik,kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar.
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik.





TUGAS PSIKOLOG PENDIDIKAN
NAMA             : SITI RODIAH
SEMESTER    : IV

PENJELASAN TAKSONOMI BLOOM DAN CONTOHNYA
Taksonomi adalah sistem klasifikasi.Taksonomi merupakan tipe sistem klasifikasi yang berdasarkan data penelitianilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan dalam sistematika itu.
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.usun
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
·      Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
·      Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
·       Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hierarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks.
Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
Domain Kognitif
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)
·      Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk.
·     Pemahaman (Comprehension)
Berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan dengan mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai, memberi deskripsi, dan menyatakan gagasan utama
·       Terjemahan
·       Pemaknaan
·       Ekstrapolasi
Pertanyaan seperti: Membandingkan manfaat mengkonsumsi apel dan jeruk terhadap kesehatan
·       Aplikasi (Application)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.
·      Analisis (Analysis)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
·       Sintesis (Synthesis)
Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesis akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
·       Evaluasi (Evaluation)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb.
Domain Afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
·       Penerimaan (Receiving/Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
·       Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
·       Penghargaan (Valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
·       Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex)
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.
Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh Dave pada tahun 1970 berdasarkan domain yang dibuat Bloom.
·       Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indra untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
·       Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
·       Respon Terpimpin (Guided Response)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
·       Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.
·       Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
·       Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
·       Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi atau permasalahan tertentu.
contoh penerapan taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran matematika di kelas dengan Aspek Bilangan :
Untuk jenjang pendidikan / kelas IV sekolah dasar semester 1
a.  Mengingat
Buatlah daftar jenis makanan dan minuman yang dapat kamu beli dengan harga Rp 500, Rp 5.000, dan Rp 20.000.
b.  Memahami
Jelaskan besaran uang rupiah yang dapat digunakan untuk membayar barang-barang tersebut.
c.  Menerapkan
Hitunglah kembalian yang kamu terima jika uangmu Rp 1.000, Rp 10.000 atau Rp 20.000 untuk makanan/minuman yang kamu beli. 
d.  Menganalisa
Tentukan dan catat operasi hitung apa yang kamu gunakan untuk menghitung kembalian tersebut.
e.  Mengevaluasi
Kriteria apa yang kamu gunakan untuk mengetahui apakah jawabanmu benar atau salah?
f.   Menciptakan
Buatlah daftar pesanan makanan yang terdiri dari 3 macam makanan yang harganya mendekati atau seharga Rp 2.500, Rp 7.500 dan Rp 25.000. Hitung harga total pesananmu ! jika kamu diberikan uang sebesar Rp 50.000, hitung uang kembaliannya!













https://mail.google.com/mail/u/0/images/cleardot.gif
Nama:Iis Syafitri Al-Fadilah
Semester: 4
Mata Kuliah: psikologi pendidikan
Pengertian Taksonomi Bloom dan Pengategoriannya
1. Pengertian Taksonomi Bloom
Taksonomi, menurut kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti “klasifikasi bidang ilmu; kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek”. Taksonomi Bloom sendiri adalah taksonomi dalam bidang kependidikan yang dicetuskan oleh Benjamin S. Bloom. Taksonomi ini bertujuan untuk mengklasifikasikan materi atau tujuan dari pendidikan. Misalnya tujuan pendidikan antara peserta didik di SMA, SMK, antara SD dengan SMP seperti itu.
Secara garis besar, tujuan pendidikan dibagi dalam 3 domain yang masing-masing domain mempunyai sub-tujuan sendiri-sendiri. 3 domain dalam tujuan pendidikan tersebut adalah:
A.  Domain Kognitif
Domain kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir
DOMAIN PEMBELAJARAN KOGNITIF (Taksonomi Bloom)
Dalam merancang sistem pemblejaran, pembelajaran tersebut harus memperhatikan domain-domain yang ada pada tujuan pembelajaran tersebut. Menurut pendapat Benjamin S. Bloom dkk ada 3 domain yang terdapat pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu :
-        Kognitif, yaitu domain proses beripikir -Afektif, yaitu domain sikap atau perilaku
-        Psikomotor, yaitu domain keterampilan
Disini akan dijelaskan bagimana domain proses berpikir atau kognitif menurut Taksonomi Bllom. Berikut adalah tingkatan atau jenjang berdasarkan kata kerja yang ada
B.  Domain Afektif
Domain afektif menekankan pada aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap, apresiasi dan adaptasi
Domain afektif ini memiliki tingkat jenjangan yaitu sebagai berikut:
PENGENALAN
Jenjang ini adalah awal untuk memberikan pengenalan kepada siswa, dalam memberikan pengenalan dibutuhkan role model sebagai contoh pada domain afektif ini. Contoh: mengenalkan kebersihan sebagiam dari iman dan mengadakan kegiatan piket membersihkan kelas setiap harinya.

PEMBERIAN RESPON
Jenjang ini adalah lanjutan dari pegenalan tersebut dimana melalui role model sebagai contoh siswa mulai mengimplementasikan. Contoh: siswa membersihkan kelas sesuai jadwal piket yang ditentukan
PENGHARGAAN NILAI
Jenjang ini adalah dimana pemberian peghargaan atau apresiasi agar siswa terpacu dala mengimplementasikan contoh yang diberikan. Contoh: adanya tambahan nilai untuk kelompok piket yang membersihkan kelas yang paling bersih. Dengan begitu siswa akan terpacu berlomba-lomba dalam mebersihkan kelas
PENGORGANISASISAN
Jenjang ini adalah mengorganisasikan contoh tersbut dimana-mana. Dengan begitu siswa dapat mengimplementasikan contoh tersebut dimanapun. Contoh: siswa membersihkan rumahnya
PENGALAMAN
Jenjang ini adalah dimana contoh yang dilakukan akan menjadi pengalaman. Proses yang telah dilakukan tersebut sudah terinternalisasi ke dalam dirinya atau sudah menjadi kebiasaan. Contoh : jika siswa melihat sampah atau kotor ia akan dengan inisiatif langsung memberishkannya.
Perbuatan afektif apa yang telah terinternalisasi dalam diri anda?
1.   Membersihkan rumah di setiap pagi hari dan sore hari
2.   Mencuci piring setelah makan atau melihat piring kotor berserakan
3.   Mematikan penggunaan listrik jika sudah tidak digunakan
4.   Membantu orang tua berjualan
Memperhatikan domain-domain yang ada pada tujuan pembelajaran tersebut. Menurut pendapat Benjamin S. Bloom dkk ada 3 domain yang terdapat pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu :
-      Kognitif, yaitu domain proses beripikir
-      Afektif, yaitu domain sikap atau perilaku
-      Psikomotor, yaitu domain keterampilan
Disini akan dijelaskan bagimana domain proses berpikir atau kognitif menurut Taksonomi Bllom. Berikut adalah tingkatan atau jenjang berdasarkan kata kerja yang ada
C.  Domain Psikomotorik
Domain psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti menulis, mengetik, olahraga.
DOMAIN PEMBELAJARAN PSIKOMOTOR (Taksonomi Bloom)
Ranah psikomotorik adalah ranah yang menitikberatkan kepada kemampuan fisik dan kerja otot ( Bloom 1979). Dalam pengembangannya pun mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan. Yang tujuannya adalah untuk menghasilkan kompetensi pada diri seseorang. hasil dari pembelajaran pada ranah psikomotor ini mengacu pada kamampuan seseoang memberikan hasil pembelajaran melalui tingkah laku.
Menurut Taksonomi Bloom domain psikomotor terdapat pada kata kerja operasional yaitu, Apa yang menyebabkan diri kita tidak bisa melukis diri sendiri? Jawaban dikarenakan saya tidak bisa menggambar apalagi melukis karena kita sulit melukisan diri kita secara visual karena ketika kita akan melukis atau menggambar diperlukan objek yang diam. Jika kita akan melukis diri kita tenntu akan sulit karena secara sekaligus kita menjadi objek dan pada saat yang sama kita juga bergerak menjadi pelukis terebut.…

Pada domain kognitif, terdapat sub-kategori sebanyak 6 sub-kategori yaitu:
A.  Pengetahuan
Pengetahuan adalah level pertama dari domain kognitif ini. Pada level ini peserta didik hanya dituntut untuk mampu melakukan recall  saja. Contoh pada level ini adalah mengingat rumus, mengetahui pengetahuan-pengetahuan dasar saja tanpa ada tuntutan untuk tahu bagaimana menggunakan pengetahuan-pengetahuan tersebut.
 B. Pemahaman
Pada sub-kategori pemahaman, peserta didik telah dapat mengerti atau memahami sesuatu yang telah diketahui. Misalkan peserta didik telah tahu bahwa rumus arus listrik adalah tegangan dibagi dengan hambatan. Pada level pemahaman, peserta didik dapat menjelaskan lebih rinci kenapa untuk mencari arus itu harus dengan membagi tegangan pada hambatan.

C.  Aplikasi
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari pada sutasi yang berbeda. Misalkan peserta didik telah mengetahui bahwa untuk mencari arus adalah dengan membagi tegangan pada hambatan, maka pada level aplikasi ini peserta didik mampu untuk mengaplikasikan pengetahuan ini ke dalam rancangan nyata.
D.    Analisis
Pada level analisis, peserta didik mampu untuk merinci atau menguraikan suatu bahan menjadi bagian yang lebih mendetail dan mampu memahami bagian-bagian detail tersebut.
E.    Sintesis
Sintesis adalah pemaduan antar pengetahuan-pengetahuan yang terpecah-pecah menjadi satu kesatuan utuh. Misalkan ada pengetahuan A yang di dalamnya terdiri pengetahuan B dan C. Pendidik memberikan informasi tentang pengetahuan B dan C. Peserta didik memadukan sendiri pengetahuan B dan C tersebut supaya peserta didik mengetahui sendiri bahwa pengetahuan B dan C tersebut jika dipadukan menjadi pengetahuan A.
F.  Evaluasi
Pada tahap evaluasi, peserta didik mampu menentukan pengetahuan mana yang akan digunakan pada situasi-situasi tertentu.
Untuk domain afektif, Bloom menyusun sub-kategori domain afektif ini bersama dengan David Krathwol. Domain afektif seperti yang dijelaskan pada poin 1.2, adalah domain yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi. Pada domain afektif ini terdapat 5 sub-kategori yaitu:
A.   Penerimaan
Penerimaan adalah kepekaan peserta didik dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar. Penerimaan juga dapat diartikan sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau objek. Pada tahap ini, peserta didik dibina agar peserta didik tersebut dapat menerima nilai-nilai yang diberikan oleh pendidik. Nilai-nilai tersebut bisa berupa nilai-nilai agama, nilai-nilai moral dan sejenisnya.
B.  Tanggapan
Tanggapan ini mempunyai arti “adanya partisipasi aktif” dari peserta didik.



Nama : Siti Rusmia
Semester : IV



TAKSONOMI BLOOM

A.     Pengertian Taksonomi Bloom  adalah merujuk pada taksonomi yang di buat untuk tujuan pendidikan. Pada tahun 1956 benjamin bloom dengan kolaborator Max Englehart, Edward Furst, Walter Hill, dan David Krathwohl menerbitkan kerangka kerja untuk mengkategorikan tujuan pendidikan: Taksonomi Tujuan Pendidikan. Dikenal sebagai Taksonomi Bloom, kerangka ini telah diterapkan oleh generasi guru K-12 dan instruktur perguruan tinggi dalam pengajaran mereka.
Kerangka kerja yang diuraikan oleh Bloom dan kolaboratornya terdiri dari enam kategori utama: 
Pengetahuan “melibatkan perekaman ingatan akan hal spesifik dan universal, metode dan proses, atau mengingat pola, struktur, atau pengaturan.”
Komprehensi “mengacu pada jenis pemahaman atau penyimpulan sedemikian rupa sehingga individu tahu apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat menggunakan materi atau ide yang dikomunikasikan tanpa harus menghubungkannya dengan materi lain atau melihat implikasi sepenuhnya.”
Aplikasi mengacu pada “penggunaan abstraksi dalam situasi tertentu dan konkret.”
Analisis merepresentasikan “pemecahan komunikasi ke dalam elemen-elemen penyusunnya atau bagian-bagian sedemikian rupa sehingga hierarki ide-ide relatif dibuat jelas dan / atau hubungan-hubungan antara ide-ide yang diungkapkan dibuat eksplisit.”
Sintesis adalah “menyusun elemen dan bagian dari poin empat sehingga membentuk keseluruhan.”
Evaluasi merupakan “penilaian tentang nilai material dan metode (atau proses 1-5) untuk tujuan tertentu.                Seperti yang disampaikan oleh Ibu Retno Utari, Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK dalam tulisannya “Taksonomi Bloom, Apa dan bagaimana menggunakannya?”, disampaikan bahwa Pembuatan kurikulum yang terdiri dari Term of Reference [TOR], Garis Besar Program Pembelajaran [GBPP] maupun Satuan Acara Pembelajaran [SAP] dapat dikatakan pekerjaan rutin widyaiswara.   Biasanya taksonomi bloom ini timbul masalah ketika mencari kesepakatan mengenai pemilihan taksonomi bloom. Kadang pemilihan kata kerja untuk menyatakan tujuan program, kompetensi dasar maupun indikator pencapaian , jadi yang dirasakan kurang pas dengan apa yang dimaksud oleh penyusun.  Jadi di harus kan sebagai seorang guru mempelajari kembali tentang Taksonomi Bloom adalah sebuah keharusan. Karena Guru yang mempunyai tugas utama dan rutin dilaksanakan setiap hari adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.   Membuat perencanaan sebelum melaksanakan tugas utama sebagai seorang adalah salah satu ciri guru profesional yang baik. Rancangan pelaksanaan tugas ini pada kalangan guru disebut dengan istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam hal menyusun RPP inilah salah satu kemampuan guru yang dibutuhkan adalah memahami Taksonomi Bloom. Karena pentingnya memahami Taksonomi Bloom ini, jadi sebagai seorang guru ada baiknya kita coba belajar . Karena pasti di setiap lembaga sekolah itu harus mempunyai RPP dan silabus setiap kelasnya. Karena hal itulah yang akan menunjang dakam proses pembelajaran agar kita tidak bingung hal apa yg harus kita sampaikan sebagai pendidik ke peserta . Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi  yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Di bawah ini akan di jelaskan satu persatu pengertiannya,     
1.    Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir.                                                                               
2.      Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap.                 
3.      Ranah Psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik / kemampuan fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin.                 
       Sebenarnya di Indonesia pun, kita memiliki tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan doktrinnya Cipta, Rasa dan Karsa atau Penalaran, Penghayatan, dan Pengamalan. Cipta dapat diidentikkan dengan ranah kognitif , rasa dengan ranah afektif dan karsa dengan ranah psikomotorik. Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. 
> Ranah Kognitif
Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu: 
[1] knowledge [pengetahuan],
[2] comprehension [pemahaman atau persepsi],
[3] application [penerapan],
[4] analysis [penguraian atau penjabaran],
[5] synthesis [pemaduan], dan
[6] evaluation [penilaian].  
> Ranah Afektif
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.
> Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Keterampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit.
● Bagaimana Cara Menggunakan Taksonomi Bloom?
Dalam kaitannya dengan tugas guru, pengajar atau widyaiswara dalam menyusun kurikulum, pemilihan kata kerja kunci yang tepat memegang peranan penting dalam menjelaskan tujuan program diklat, kompetensi dasar dan indikator pencapaian agar konsep materi tersampaikan secara effektif.

Kata kerja kunci tersebut merupakan acuan bagi instruktur dalam menentukan kedalaman penyampaikan materi, apakah cukup memahami saja, mendemonstrasikan, menilai, dan sebagainya.

Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:
Tentukan tujuan pembelajaran
Tentukan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai apakah peningkatan knowledge, skills atau attitude. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan karakteristik mata diklat [pelajaran], dan peserta didik
Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi pembelajaran.
Ranah kognitif : Tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada tingkatan Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, Menilai, Membuat.
Ranah Psikomotorik : Kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk Persepi, Kesiapan, Reaksi yang diarahkan, Reaksi natural [mekanisme], Adaptasi, Reaksi yang kompleks Kreativitas.
Ranah Afektif: Kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk penerimaan, Responsif, Nilai yang dianut [Nilai diri], Organisasi dan Karakterisasi.
Gunakan kata kerja kunci yang sesuai, untuk menjelaskan instruksi kedalaman materi, baik pada tujuan program diklat [pelajaran], kompetensi dasar dan indikator pencapaian.
Sebagai tambahan, untuk penerapan taksonomi bloom dalam ranah kognitif, dapat ditentukan pula media pembelajaran yang sesuai dengan mengacu pada Bloom’s Cognitive Wheel. Pilihan media pembelajaran ini dapat dilihat pada lingkaran terluar yang berwarna hijau
Perbedaan taksonomi bloom yang lama dan yang telah direvis
Taksonomi Bloom dalam klasifikasi aspek kognitif mengalami revisi dari Taksonomi Bloom versi lama ke Taksonomi Bloom versi baru. Klasifikasi Bloom dalam aspek kognitif versi lama memiliki 6 level mulai dari C1 sampai level C6 yaitu pengetahuan, kepahaman, penerapan, penguraian, pemaduan, dan penilaian. Dalam versi lama ini, sistem Klasifikasi Bloom memiliki satu dimensi yaitu dimensi proses kognitif. Versi baru dalam Klasifikasi Bloom tentang aspek kognitif memiliki dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan kognitif. Dimensi pengetahuan kognitif ini memiliki memiliki 4 kategori yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Namun kedua dimensi dalam Taksonomi Bloom versi baru ini belum dipadukan. Pada Taksonomi Bloom versi baru , dimensi proses kognitif juga dibagi menjadi 6 level. Keenam level ini mengalami beberapa revisi . Tabel berikut ini menggambarkan perbedaan keenam level proses kognitif antara Klasifikasi Bloom versi lama dengan Klasifikasi Bloom versi baru.
Level
Klasifikasi Bloom versi lama
Klasifikasi Bloom versi revisi
C1
Pengetahuan
Mengingat
C2
Pemahaman
Memahami
C3
Penerapan
Menerapkan
C4
Analisis
Menganalisis
C5
Sintesis
Mengevaluasi
C6
Evaluasi
Mencipta
Dari tabel di atas, terlihat perbedaan antara keenam level Taksonomi Bloom versi lama dengan Taksonomi Bloom versi baru. Perbedaan terletak pada level C1 yang pada versi lama adalah Pengetahuan menjadi Mengingat. Pada level C2, Kepahaman dipertegas menjadi Memahami. Pada level C3, Penerapan dirubah sebutkan menjadi Menerapkan , demikian pula level C4 mengalami perubahan dari Analisis menjadi Menganalisis. Perubahan yang paling mendasar ada pada level C5 dan C6. Penilaian pada versi lama menempati level C6 , sementara pada versi baru Penilaian menempati level C5. Pemaduan ( Sintesis ) pada versi lama dihilangkan dan pada level baru berubah menjadi Create ( Mencipta ).




























2 comments:

  1. permisi ya
    mau numpang promosi bo kelinci99
    menyediakan 18 live game dan 4 pasaran togel ya bos
    untuk Diskon 2D: 29%, 3D: 59%, dan 4D: 66%
    Hadiah 4D x 3000, 3D x 400, 2D x 70, 2D Depan&Tengah x 65
    pelayanan yang cepat dan ramah
    untuk cashback kami berikan sebesar 5% untuk permainan live casino ya bos
    silahkan kunjungi WWWoKELINCIPOKER99oME
    WA : +85581511017

    ReplyDelete
  2. Halloo semua kini DEWALOTTO menghadirkan permainan yang lengkap hanya dengan modal 20rb saja kita sudah bisa menikmati beragam permainan seperti :

    *TOGEL ONLINE dengan 8 pasaran resmi ( Singaporepools, Sydneypools, Hongkongpools, Tokyo4d, Koreanlotto, Omanpools, Shanghailotto, dan Malay4d )
    * Permainan Bola Liga, Champions dan lain2 dengan 2 permainan ( M-Sports dan United Gaming )
    * LIVE CASINO ONLINE menyediakan Baccarat, Roullete, SIC BO, DRAGON TIGER dan masih banyak lagi..
    * SLOT GAMES menyediakan ( TEMBAK IKAN, BOLA TANGKAS, BATU GONCANG, NUMBER GAME dan masih banyak lagi
    * SABUNG AYAM menyediakan 3 pilihan games didalam nya
    dan masih banyak lagi game2 lain nya hanya dengan 1 userid saja dan modal 20ribu rupiah saja
    anda bisa mencoba peruntungan dengan bermain bersama kami disini .
    yukk silahkan bergabung dan coba bermain dengan modal kecil dan menangkan hadiah besar nya
    silahkan di add WA kami +855 69312579 dengan cs kami siaga 24 jam melayanin keluhan anda semua
    jika kesulitan silahkan hubungin kami melalui WA atau LIVE CHAT
    Kepuasaan anda dalam bermain adalah perioritas kami salam DEWALOTTO semua bisa jadi DEWA...

    ReplyDelete

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...