Thursday, May 7, 2020

Psikologi Belajar



    Kalender Akademik sampai dengan tanggal 16 Mei 2020 dibulan Romadon ini kuliah harus tetap berjalan walaupun covid-19 masih belum tahu kapan akan berakhir, maka untuk memenuhi pertemuan ke 7 dalam kuliah hari ini akan membahas tentang;


Belajar 


Prolog;
    Kali ini, akan membahas tentang belajar yang ada korelasinya dengan psikologi  pendidikan, tapi sebelumnya ada pernyataan yang selama ini terlihat, bahwa belajar itu selalu diidentikan dengan kegiatan interaksi resmi pada satu lembaga dengan komunikasi dua arah, sementara ada dalam sebuah hadist bahwa belajar itu adalah kewajiban bagi individu seorang muslim, hadist itu menggambarkan belajar pada komunikasi interaksi sosial, maka timbul pertanyaan;
  • Sebenarnya apasih  belajar itu?
  • Apakah belajar itu hanya berpikir saja, atau
  • belajar itu hanya membaca buku saja?
  • belajar itu setiap menemukan sesuatu yang baru?

Kalau mengikuti pendapat Thursan Hakim: belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Pendapat tersebut apabila diamati dengan seksama ada erat kaitanya dengan penyelenggaraan pendidikan sebagaimana bisa dilihat dalam bentuk kelembagaan, lalu kalau begitu;


Apakah arti belajar yang sesungguhnya?



 Nih! Katanya, pada hakikatnya belajar itu terus berlangsung sepanjang hidup manusia selagi ada didunia atau dalam bahasa populernya disebut life-long education
Berbicara tentang hakikat belajar sebenarnya bahwa manusia hidup selalu dihadapkan pada sesuatu yang baru dikenal dan dialaminya untuk dibaca, diteliti dan dianalisa tentang seberapa jauh tingkat manfaatnya.
Belajar yang ada dalam suatu kegiatan pendidikan pasti akan berpikir pada pendidikan formal, non formal maupun informal. Namun ada hal lain dalam menjalani belajar ini, apakah haruskah belajar itu selalu ada ditempat pendidikan?

Kemudian menurut pendapat penulis dari uraian singkat diatas terdapat perbedaan antara  kata belajar  dan pendidikan, bagaimana menurut pendapatmu apakah benar ada perbedaan dari sudut etimologi dan terminologi. 

Psikologi Belajar


Psikologi belajar adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip perilaku manusia dalam penerapannya untuk belajar dan pembelajaran. Dengan kata lain, psikologi belajar memberi kontribusi bagi guru ketika ia menjalankan tugas mengajar di dalam kelas sehingga tampak pada kinerjanya ketika mengajar dengan mempertimbangkan prinsip psikologis siswa. Sementara untuk siswa aktivitas seperti intelegensi, berpikir dan motivasi dapat diamati oleh guru, kemudian apa korelasinya dengan sudut pandang psikologi bahwa manusia itu belajar terus sepanjang hidup?.

   Kemudian menurut seorang ahli Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag dalam bukunya Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999, Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. 
Pada pendapat tersebut, memberikan gambaran pengertian bahwa belajar itu terhubung dengan jiwa raga agar terjadi proses perubahan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan muncul pada diri sesorang berupa tindakan dan aktivitas manusia seperti tertawa, bekerja dan berjalan, kemudian bagaimana hasil interaksinya dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Keadaan jiwa yang bisa membuat seseorang bisa lebih mudah berfikir dan juga berpendapat itu dibutuhkan suatu reaksi dari sebuah reaksi lingkungan. Reaksi lingkungan apa yang kalian ketahui ? 
 
Catatan;
Mahasiswa yang ikut membahas dalam kuliah ini dengan memberikan pendapat pada kolom komentar menjadi bukti hadir ikut kuliah  hari ini.



Penjelasan lebih luas 
tentang
Psikologi Belajar

1.     Belajar
Pada hakikatnya pendidikan itu akan terus berlangsung sepanjang hidup manusia atau dalam bahasa populernya disebut life-long education baik untuk pendidikan formal, non formal maupun informal, namun demikian ada hal lain dalam menjalani pendidikan ini harus selalu berhadapan dengan belajar,  menurut pendapat penulis terdapat perbedaan antara menjalani pendidikan dan belajar terus dijalani oleh manusia sepanjang hidup.
Pendidikan berarti memberikan bimbingan atau pertolongan tentang pengalaman yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada orang lain agar ia menjadi dewasa. Pendidikan menunjukan bahwa pengalaman yang sudah pernah dialami oleh orang dewasa ini dalalm sepanjang hidupnya kemudian disampaikan kepada orang lain bisa dalam bentuk lisan maupun lewat tulisan. Penyampaian dalam bentuk Lisan ini berarti terjadi komunikasi aktif dua arah secara langsung berhadapan bertemu dalam satu pertemuan maupun baik menggunakan alat komunikasi.  
Maka pendidikan menjadi persoalan psikologis yang bersangkutan bila  pendidikan diartikan secara luas. Oleh sebab itu, pendidikan perlu tenaga pendidik yang dibekali dengan aneka ragam pengetahuan psikologis yang sesuai dengan tuntutan zaman, kemajuan sains dan teknologi.
Tantangan pendidik dalam pendidikan adalah menyiapkan peserta didik untuk hidup dalam lingkungan yang bukan semata-mata dalam lingkungan saat ini. Bagaimana menyiapkan seseorang untuk hidup dalam lingkungan yang sebagian besar belum dikenal akibat dari perubahan- perubahan yang sering terjadi akhir-akhir ini.
Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman hidup yang dihadapinya.
Belajar bagi orang yang mengerti adalah menemukan sesuatu yang dihadapi untuk dipelajari, diteliti, diamati dan bahkan dihayati untuk menjadi modal kehidupan, sehingga belajar hendaknya menjadi prioritas guna memecahkan masalah yang ditemukan. Lebih- lebih belajar itu adalah untuk melihat ke masa depan, yakni belajar untuk mengantisipasi realitas. Belajar Ini menjadi makin penting bagi anak dan remaja yang hidup dalam era globalisasi yang menuntut keterbukaan dan kelenturan dalam pemikiran, serta kemampuan memecahkan masalah- masalah non-rutin secara kreatif dan kritis. Juga berarti, dibutuhkannya keterampilan- keterampilan tertentu yang menyiapkan peserta didik untuk dapat bersaing pada tingkat nasional dan internasional dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, pendidikan nilai dan humaniora.
Menurut James O. Whittaker dalam Djamarah (1999), Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Menurut Djamarah, Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kognitif (Pengetahuan)
  kognitif adalah  yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam  kognitif.   kognitif  memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Afektif (sikap)
Afektif adalah  yang berkaitan dengan sikap dan nilai.  Afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1. Receiving atau attending ( menerima atau memperhatikan)
2. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3. Valuing (menilai atau menghargai)
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan  suatu nilai atau komplek nilai)
Psikomotor (tindakan)
Arti kata psikomotorik berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses mental dan psikologi.
Psikomotorik adalah domain atau daerah, wilayah, ranah yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang. Keterampilan yang akan berkembang jika sering dipraktekkan ini dapat diukur berdasarkan jarak, kecepatan, teknik dan cara pelaksanaan. Dalam aspek psikomotorik terdapat tujuh kategori mulai dari yang terendah hingga tertinggi:
·      Peniruan 
Kategori ini terjadi ketika anak bisa mengartikan rangsangan atau sensor menjadi suatu gerakan motorik. Anak dapat mengamati suatu gerakan kemudian mulai melakukan respons dengan yang diamati berupa gerakan meniru, bentuk peniruan belum spesifik dan tidak sempurna.
·      Kesiapan
Kesiapan anak untuk bergerak meliputi aspek mental, fisik, dan emosional. Pada tingkatan ini, anak menampilkan sesuatu hal menurut petunjuk yang diberikan, dan tidak hanya meniru. Anak juga menampilkan gerakan pilihan yang dikuasainya melalui proses latihan dan menentukan responsnya terhadap situasi tertentu.
·      Respon Terpimpin 
Merupakan tahap awal dalam proses pembelajaran gerakan kompleks yang meliputi imitasi, juga proses gerakan percobaan. Keberhasilan dalam penampilan dicapai melalui latihan yang terus menerus.
·      Mekanisme
Merupakan tahap menengah dalam mempelajari suatu kemampuan yang kompleks. Pada tahap ini respon yang dipelajari sudah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan bisa dilakukan dengan keyakinan serta ketepatan tertentu.
·      Respon Tampak Kompleks
Ini tahap gerakan motorik yang terampil yang melibatkan pola gerakan kompleks. Kecakapan gerakan diindikasikan dari penampilan yang akurat dan terkoordinasi tinggi, namun dengan tenaga yang minimal. Penilaian termasuk gerakan yang mantap tanpa keraguan dan otomatis.
·      Adaptasi
Pada tahap ini, penguasaan motorik sudah memasuki bagian dimana anak dapat memodifikasi dan menyesuaikan keterampilannya hingga dapat berkembang dalam berbagai situasi berbeda.
·      Penciptaan 
Yaitu menciptakan berbagai modifikasi dan pola gerakan baru untuk menyesuaikan dengan tuntutan suatu situasi. Proses belajar menghasilkan hal atau gerakan baru dengan menekankan pada kreativitas berdasarkan kemampuan yang telah berkembang pesat.
Psikomotor merupakan  yang berkaitan dengan hasil belajar berupa keterampilan (skill), tahu kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar, psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dengan memahami sesuatu, hasil belajar afektif akan tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku. 
Leighbody (1968) berpendapat bahwa untuk menilai hasil belajar psikomotor mencakup:
  1. kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja,
  2. kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan,
  3. kecepatan mengerjakan tugas,
  4. kemampuan membaca gambar dan atau simbol,
  5. keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.
Jadi psikomotor adalah sangat erat sekali berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya praktek ibadah, lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui:
  1. pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung,
  2. sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
  3. beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
Jadi, belajar adalah proses serangkaian kegiatan untuk berusaha memperoleh pengetahuan dan dapat menimbulkan perubahan dalam tingkah laku, kepandaian, dan lain-lain yang berasal dari pengalaman orang seorang yang berhubungan dengan kognitif, afektif, dan psikomotor

Psikologi Belajar
Psikologi belajar adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip perilaku manusia dalam penerapannya bagi belajar dan pembelajaran. Dengan kata lain, psikologi belajar memberi kontribusi bagi guru ketika ia menjalankan tugas mengajar di dalam kelas sehingga tampak pada kinerjanya ketika mengajar dengan mempertimbangkan prinsip psikologis murid.
Sebelum mengambil kesimpulan tentang pengertian “Psikologi Belajar”, ada baiknya dipelajari dari beberapa pengertian yang telah dirumuskan oleh para ahli tentang “Psikologi Pendidikan” sebagai berikut: (Mahfud)
·       Lister D. Crow and Alice Crow, Ph. dalam bukunya “Educational Psychology” menyatakan bahwa psikologi pendidikan ialah Ilmu pengetahuan praktis yang berusaha untuk menerangkan belajar sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan secara ilmiah dan fakta-fakta sekitar tingkah laku manusia.
·      W.S. Winkel dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar” menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah salah satu cabang dari psikologi praktis yang mempelajari prasarat-prasarat (fakta- fakta) bagi belajar di sekolah berbagai jenis belajar dan fase-fase dalam semua proses belajar. Dalam hal ini, kajian psikologi pendidikan sama dengan psikologi belajar.
·      James Draver, dalam “Kamus Psikologi”. Psikologi Pendidikan (Educational Psychology); adalah cabang dari psikologi terapan (applied psychology) yang berkenaan dengan penerapan asas-asas dan penemuan psikologis problema pendidikan ke dalam bidang pendidikan.
·      H. Carl Witherington, dalam bukunya “Educational Psychology”. Psikologi Pendidikan; adalah suatu studi tentang prosesproses yang terjadi dalam pendidikan.
Belajar dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya.
Aktivitas di sini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik, menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotorik). (2002: 2)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi belajar adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari, menganalisis prinsip-prinsip perilaku manusia dalam proses belajar dan pembelajaran.
Psikologi belajar secara umum mempunyai ruang lingkup bahasan tersendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu lain. Psikologi belajar juga mempunyai ruang lingkup yang khas, yang berbeda dengan cabang psikologi lainnya. Psikologi sebagai ilmu, disamping mempelajari ilmu pengetahuan secara teoritis juga memaparkan kajian yang berisifat praktis.

Metode Belajar
Metode merupakan sarana penting lahirnya suatu teori. Metode bisa mempengaruhi kualitas ilmiah atau tidaknya ilmu pengetahuan. Seperti ilmu-ilmu lain, psikologi belajar juga menggunakan metode tertentu untuk melahirkan teori.
Beberapa literatur psikologi menuliskan bahwa metode yang digunakan dalam psikologi belajar tersebut adalah :
1.   Metode introspeksi
Introspeksi artinya melihat ke dalam (intro = ke dalam dan speksi <spectare> = melihat). Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat-lihat atau menyelidiki keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi dalam dirinya sendiri. Prinsipnya bahwa 'tentang diri saya hanya saya yang lebih tahu'.
 Metode instrospeksi merupakan metode penelitian dengan cara melakukan pengamatan kedalam diri sendiri self observation, yaitu dengan melihat keadaan mental pada waktu tertentu.
Metode ini dipakai dan dikembangakan dalam disiplin psikologi oleh kelompok Strukturalis (dipelopori Wundt). Mereka mendefinisikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang pengalaman-pengalaman sadar individu.
Menurut mereka introspeksi dapat dipakai untuk mengetahui proses mental yang sedang berlangsung pada diri seseorang, seperti bagaimana pikiran, perasaan, motif-motif yang ada pada dirinya pada waktu tertentu. Disini individu mengamat proses mental, menganalisi dan kemudian melaporkan perasaan yang ada dalam dirinya.
Contoh : ketika saya sudah belajar dengan rajin saat ada ujian, tetapi kenapa nilai saya selalu jelek, padahal saya sudah berusaha untuk memahami materi ujian tersebut, disitu saya dapat menggunakan metode introspeksi untuk memecahkan masalah apa yang terdapat dalam diri saya. Atau ketika saya sedang presentasi materi didepan kelas, kenapa saya selalu gugup padahal saya telah mempelajari materinya, disitu juga saya dapat menggunakan metode introspeksi tersebut.       

2.   Metode ekstropeksi
Ekstropeksi artinya melihat keluar (ekstro; keluar dan speksi <spectare> = melihat).  Dan sebagai metode, ekstropeksi mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala yang ditunjukkannya.
Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstrospeksi subjek penyelidikan bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapakan adanya sifat yang subjektif dalam penyelidikan itu. Namun metode ekstrospeksi sebenarnya juga berdasarkan atas metode introspeksi. Orang akan dapat mengatakan atau menyimpulkan yang terjadi pada orang lain, juga berdasarkan atas keadaan dirinya sendiri. Dengan demikian kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi juga akan terdapat pada metode ekstrospeksi.
3.   Questionare
Questionare dibacanya Kuesioner atau sering pula disebut angket merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penyelidikan tersebut.
Dengan angket, orang akan dapat memperoleh fakta baru sebagai bahan untuk dijadikan opini (opinions). Pertanyaan dalam angket  bergantung kepada maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Pada garis besarnya angket terdiri dari dua bagian yang besar, yaitu:
  • Bagian yang mengandung data identitas
  • Bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang ingin memperoleh jawaban.
Bagian yang mengandung data identitas yaitu merupakan bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap data identitas dari orang yang dikenai angket.
Tetapi kadang-kadang ada angket yang tidak menggunakan nama, sekalipun identitas yang lain diungkap. Ini yang disebut angket anonym. Ada beberapa macam bentuk atau jenis pertanyaan yang sekaligus memberikan bentuk atau jenis angket, yaitu:
  1. Pertanyaan yang tertutup (closed questions),
Yaitu bentuk pertanyaan bagi orang yang dikenai angket (responden), responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut.
  1. Pertanyaan yang terbuka (open questions),
Yaitu bentuk pertanyaan yang responden masih diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan jawaban.
  1. Pertanyaan yang terbuka dan tertutup,
Yaitu merupakan campuran dari kedua macam pertanyaan tersebut di atas.
Jika angket dilihat dari cara orang memberikan informasi, angket dapat dibedakan dua jenis, yaitu:
a.   Angket langsung,
Yaitu angket yang diberikan kepada subjek yang dikenai, tanpa menggunakan perantara. Jadi penyelidik langsung mendapatkan bahan dari sumber pertama (first resource).
b.   Angket tidak langsung,
Yaitu angket yang menggunakan perantara dalam menjawab. Jawaban-jawaban tidak langsung didapatkan dari sumber pertama tetapi melalui perantara.

Keuntungan metode angket antara lain:
a.       Metode angket merupakan metode yang praktis, dari jarak jauh metode ini dapat digunakan. Penyelidik tidak perlu langsung datang di tempat penyelidikan.
b.       Dalam waktu yang singkat dapat dikumpulkan data yang relative banyak. Disamping itu tenaga yang digunakan sedikit, sehingga dari segi ini merupakan metode yang hemat.
c.        Orang dapat menjawab leluasa, sehingga tidak dipengaruhi oleh orang-orang lain. Orang akan lebih terbuka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Tetapi disamping keuntungan-keuntungan tersebut di atas, angket juga mempunyai segi-segi kelemahan, antara lain:
a.   Oleh karena dengan angket penyelidik mungkin tidak dapat langsung berhadapan muka dengan yang diselidiki, maka apabila ada hal-hal yang kurang jelas, keterangan lebih lanjut sulit dapat diperoleh.
b.   Dalam angket pertanyaan-pertanyaan telah disusun demikian rupa, sehingga pertanyaan-pertanyaan tidak dapat diubah disesuaikan dengan situasinya.
c.    Biasanya angket yang telah dikeluarkan tidak semua dapat kembali. Hal ini harus diperhitungkan apabila mengadakan penyelidikan dengan menggunakan angket.
d.   Kesalahan dalam pelaksanaan (misalnya sugestif), kurang terangnya pertanyaan-pertanyaan, menyebabkan kurang validnya bahan yang diperoleh.
4.   Interviuw
Interviu merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Kalau pada angket pertanyaan-pertanyaan diberikan secara tertulis, maka pada interviu pertanyaan-pertanyaan diberikan secara lisan. Keuntungan-keuntungan pada metode interviu antara lain:
a.   Pada interviu hal-hal yang kurang jelas dapat diperjelas, sehingga orang dapat mengerti apa yang dimaksudkan. Keadaan ini tidak terdapat pada angket.
b.   Pada interviu penginterviu dapat menyesuaikan dengan keadaan yang diinterviu. Pada angket keadaan ini tidak mungkin.
c.    Dalam interviu adanya hubungan yang langsung (face to face) karena itu diharapkan dapat menimbulkan suasana hubungan yang baik, dan ini akan memberikan bantuan dalam mendapatkan bahan-bahan.
Sedangkan kelemahan-kelemahan antara lain:
a.   Penyelidikan dengan interviu kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga, sebab dengan interviu membutuhkan waktu yang lama.
b.   Pada interviu dibutuhkan keahlian, dan untuk memenuhi ini dibutuhkan waktu untukl mendapatkan didikan atau latihan yang khusus.
c.    Pada interviu apabila telah ada prasangka (prejudice) maka ini akan mempengaruhi interviu, sehingga hasilnya tidak objektif.

5.   Biografi
Metode ini merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang bersangkutan. Oleh karena itu biografi juga dapat merupakan sumber penyelidikan dalam lapangan psikologi.
Metode ini disamping mempunyai  keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu bahwa metode ini kadang-kadang bersifat subjektif, dalam arti menurut pandangan yang membuat biografi itu.

6.   Metode klinis
Metode klinis umumnya digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang.
Penyesuaian yang salah dapat berbentuk perilaku anti social, gangguan emosional, gangguan belajar dan keterbelakangan dalam mata pelajaran di sekolah dapat dideteksi dengan metode ini.
Tujuan utama dari metode klinis adalah mempelajari kasus-kasus baik individu maupun kelompok, didalam usaha untuk mendeteksi dan mendiagnosa masalah-masalah khusus yang dihadapi pelajar, serta memberikan langkah-langkah terapi untuknya/pengobatannya agar subjek dapat kembali sehat penyesuaiannya.
Ø  Studi Kasus Klinis
Digunakan untuk menyelesaikan masalah disamping kesukaran belajar, gangguan emosiaonal, juga untuk masalah delinquency (kenakalan remaja).
Data yag diperoleh melalui studi kasus klinis, kemudian dianalisi dan diintepretasikan untuk menemukan sebab-sebab yang menimbulkan masalah tersebut.
Contoh : kasus penyimpangan atau kenalan pada remaja.
Ø  Studi Kasus Perkembangan
Digunakan untuk mengetahui bagaimana jalannya perkembangan dari satu aspek keaspek tertentu. Contohnya bagaimana perkembangan emosi anak umur 6-9 tahun sehingga kita dapat menentukan metode pengajaran matematika yang tidak menimbulkan terlalu banyak kecemasan.
§  Cara Longitudinal
Penelitian dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu pada subjek yang sama, pada contoh diatas kita mengamati anak tersebut dalam jangka waktu  3 tahun (dari usia 6 sampai 9 tahun).
Contoh : ketika saya meneliti perilaku anak dari si anak usia 1 tahun hingga dia berusia 3 tahun (meneliti secara berkelanjutan).
§ Cara Cross-Sectional
Penelitian dilakukan dengan cara memakai sampel-sampel yang mewakili usia anak yang ingin diteliti.
Contoh : ketika saya meneliti perilaku beberapa macam usia anak, misalnya terdapat anak usia 5,6,7,8 dalam satu kondisi dan saya memperbandingkan perilaku anak pada usia-usia tersebut.
7.   Metode eksperimen
Kelebihan metode eksperimen adalah dapat melakukan pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor atau variabel - variabel yang diperkirakan dapat “mencemari atau mengotori” hasil penelitian.
Metode ini merupakan suatu prosedur sistematik yang disebut sebagai experimental design (rancangan eksperimen).
Rancangan ini memiliki dua pengertian.
a.    Adanya langkah-langkah sistematik seperti dalam langkah-langkah penelitian ilmiah
·         Ada masalah (problem)
·         Kumpulkan konsep/teori yang sesuai problem
·         Alternatif jawaban/hipotesis
·         Diuji secara empirik dengan data lapangan
·         Kesimpulan dan generalisasi
b.   Suatu prosedur yang sesuai dengan subjek bagi kondisi-kondisi eksperimen yang ada serta pemilihan teknik statistic yang sesuai.
Contoh : Kelas A difasilitasi AC dikelasnya sedangkan kelas B tidak difasilitasi AC dikelasnya. Lalu apakah fasilitas yang terdapat pada kelas tersebut berpengaruh terhadap proses belajar siswa, pasti berbeda hasil eksperimen kelas A dan kelas B.


8.   Metode testing
Pada sebuah penelitian di dalam dunia pendidikan seringkali melibatkan metode tes. Pada metode ini diajukan berbagai pertanyaan yang telah dirancang untuk dijawab oleh peserta didik yang akan diamati kondisi psikologisnya. Tes dilakukan dengan kaidah-kaidah tertentu. Biasanya tes dimanfaatkan untuk keperluan praktis.

Manfaat Psikologi Belajar bagi Guru
Psikologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan teori-teorinya mulai diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Dunia industri atau perusahaan, pemgembangan sumber daya manusia, dunia klinis atau medi atau kedokteran, dunia pendidikan, parenting skill, pendampingan remaja, dunia olah raga, komunikasi, dakwah, public relation serta berbagai bidang kehidupan lainnya menerapkan ilmu-ilmu psikologi. Khusus dalam dunia pendidikan, terdapat psikologi pendidikan dan psikologi belajar.

Manfaat Mempelajari Psikologi Belajar
Psikologi belajar amat penting bagi setiap orang, akan sangat terasa betapa pentingnya pengetahuan tentang psikologi belajar itu, apabila seorang guru diserahi tanggung jawab sebagai pemimpin, baik pemimpin perkumpulan keagamaan, perkumpulan olah raga, kesenian, sekolah dan sebagainya.
Manfaat dan kegunaan psikologi belajar merupakan alat bantu bagi penyelenggara pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Psikologi belajar dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor, dan juga tenaga profesional kependidikan lainnya dalam mengelola proses pembelajaran.

Fungsi Psikologi Belajar dalam Pembelajaran
Menurut Gage & Berliner, psikologi belajar memiliki beberapa fungsi, yaitu untuk menjelaskan, memprediksikan, mengontrol fenomena (dalam kegiatan belajar mengajar), dan dalam pengertiannya sebagai ilmu terapan juga memiliki fungsi merekomendasikan.
Fungsi psikologi belajar menurut Gage dan Berliner, antara lain menjelaskan, memprediksikan, mengontrol fenomena (dalam kegiatan belajar mengajar), dan dalam pengertiannya sebagai ilmu terapan. Dengan demikian, psikologi belajar dapat membantu guru untuk memahami bagaimana individu belajar. Dengan mengetahui individu belajar, kita dapat memilih cara yang lebih efektif untuk membantu memberikan kemudahan, mempercepat, dan memperluas proses belajar individu.
Psikilogi belajar berfungsi memberikan pemahaman mengenai sifat dan keterkaitan berbagai aspek dalam belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini psikologi belajar mengkaji konsep mengenai aspek perilaku manusia yang terlibat dalam belajar dan pembelajaran, serta lingkungan yang terkait.
Sebagaimana dijelaskan bahwa perilaku siswa  atau siswi terkait dengan konsep-konsep tentang pengamatan dan aktivitas psikis (intelegensi, berpikir,motivasi), gaya belajar, individual defferencies, dan pola perkembangan individu. Sedangkan perilaku guru terkait dengan pengelolaan pembelajaran kelas, metode, pendekatan, dan model mengajar. Lebih lanjut, aspek lingkungan yang terkait dan berperan dalam aktivitas belajar-pembelajaran yakni lingkungan sosial dan instrumental.
Tujuan mempelajari psikologi belajar, antara lain;
1.   Untuk membantu para guru dan calon guru, agar menjadi lebih bijaksana dalam usahanya membimbing murid dalam proses belajar.
2.   Agar para guru dan calon guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan yang efisien dan efektif dengan jalan mempelajari, menganalisis tingkah laku murid dalam proses pendidikan untuk kemudian mengarahkan proses-proses pendidikan yang berlangsung guna meningkatkan ke arah yang lebih baik.

Sumber Bacaan
Gage, H. L, & Berliner, D. C. 1984. Educational Psychology. Chicago: Rand Mc Nally College Publishing Company.
Mangal, S.K.1998. General Psychology. New Dehli : Starling Publisher Private Limited
Shalahuddin, Mahfud. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya : Bina Ilmu
Posting Terkait:
  1. Pengertian Belajar, Ciri-ciri Belajar dan Prinsip Belajar
  2. Konsep Minat Belajar Menurut Beberapa Cendekiawan
  3. Aspek-Aspek Minat Belajar dan Indikator Minat Belajar
  4. Pengertian Sumber Belajar
  5. Pengertian Sumber Belajar Menurut Para Ahli Pendidikan









23 comments:

  1. Nama : Evi Tapiani
    Matkul : Psikologi Pendidikan
    Semester: VI (Enam)

    Tanggapan saya tentang apa itu belajar?
    - Belajar adalah proses menuntut ilmu atau mencari sesuatu yang baru yang belum kita ketahui supaya kita menjadi tahu dan terjadinya perubahan pada diri seseorang baik kualitas maupun kuantitasnya.
    Belajar bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang akan membawa perubahan terhadap dirinya baik sikap, sifat dan tingkah laku.

    ARTI BELAJAR YANG SESUNGGUHNYA?
    Pada dasarnya kita semua adalah belajar baik disadari maupun tidak.
    karena belajar itu adalah proses yang membawa kita kepada perubahan-perubahan baik secara kuantitas maupun kualitas seseorang.
    mulai seseorang dilahirkan sampai tua nanti, semuanya tidak lepas dari belajar.belajar menyusu kepada ibu, belajar ngomong, belajar jalan, dan lain sebagainya.semuanya bukti bahwa hidup seseorang itu tidak lepas dari belajar. sebagaimana hadits Rosulullah SAW " Tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat."

    PERBEDAAN BELAJAR DAN PENDIDIKAN
    dilihat dari tujuannya
    - belajar bertujuan untuk mencari ilmu pengetahuan dan keterampilan.

    - Pendidikan bertujuan untuk pembentukan budi pekerti, karakter dan watak seseorang.sehingga seseorang tahu dalam bersikap dan bertingkah laku terhadap orang lain.

    belajar merupakan bagian dari pendidikan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nama : Siti Rusmia sofyaningsih
      Semester : VI
      Maktul : Psikologi pendidikan

      Menurut saya Pengertian belajar sangat banyak sekali, akan tetapi semuanya menitikberatkan kepada perubahan. pengalaman hidup sehari-hari pun dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian seseorang.
      Jadi apakah Belajar itu harus selalu ditempat Pendidikan menurut saya tidak. Karena Pembelajaran tidak perlu selalu dilakukan di dalam kelas, tetapi bisa dilaksanakan di luar kelas, seperti di tempat-tempat terbuka tempat manusia bisa saling berinteraksi, tentu saja ini merupakan salah satu upaya terciptanya pembelajaran terhindar dari kejenuhan, kebosanan, dan persepsi belajar hanya di dalam kelas.

      Apa perbedaan antara Belajar dan pendidikan?
      Sebenarnya Pendidikan adalah suatu kata yang sangat sering kita dengar dari masa kita mengalami masa kecil sampai saat kita hidup pada usia berapapun. Pendidikan menjadi suatu kata yang paling mudah kita gunakan ketika dikaitkan dengan suatu bangunan yang bernama sekolah.akan tetapi pendidikan disini bisa juga di artikan bahwa pendidikan itu memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.”
      Setelah berbicara mengenai pendidikan,Pendidikan dan belajar adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.
      Apabila kita berbicara mengenai belajar, berarti membicarakan bagaimana tingkah laku itu berubah melalui pengalaman dan latihan.
      Untuk itu kita sebagai manusia yang masih di berikan Nafas. Kata belajar tidak akan pernah selesai. Sampai Akhirnya kita menutup mata. Karena setiap hari kita tidak pernah terlepas dari kata Belajar.

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Nama : Amih
    Smester : VI (enam)
    Pertemuan : 7

    Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang di lakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku baik dal bentuk pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang tekah di pelajari.

    Dan memang pada hakikatnya belajar itu harus terus berlangsung karna sesuai hadist nabi yang artinya " carilah ilmu dari buayan sampai ke liang lahat". Jadi kalo kita belum meninggal kita harus terus belajar dan belajar tidak mengenal waktu, usia, jenis kelamin, suku daerah dll.
    Belajar itu tidak mengenal tempat atau tidak harus di tempat pendidikan saja karena belajar bisa di mana saja maupun kapan saja selama itu bersifat positif dan menimbulakan tingkah laku menjadi baik bagi diri kita khususnya maka kita ambil pelajarannya..

    Belajar dan pendidikan mempunyai arti yang berbeda baik dari segi etimologi dan terminologi.

    1. Belajar
    Etimologi. => Belajar merupakan upaya perubahan tingkah laku.
    Terminologi =>Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang di lakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku baik dal bentuk pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang tekah di pelajari.

    2. Pendidikan
    Etimologi => belajar berasal dari bahasa latin educatum yang artinya proses memgembangkan kemampuan diri sendri dan kekuatan indivudu.
    Terminologi => pendididikan adalah suatu upaya mengemban pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan orang yang diwariskan ke generasi berikutnya melalui pengajaran, patihan, atau penelitian.

    Korelasi sudut pandang psikologi dan belajar terus sepanjang hidup adalah
    Perubahan tingkah laku dari hasil belajar sepanjang hidup. Dan psikologi dan belajar harus selaras jika psikologi kita terganggu tidak akan menimbulkan efek belajar.

    Hasil interkasi belajar terhadap aspek kognitif afektif dan psikomotik adalah menghasilkan perubahan tingkah laku setelah mengikuti kegiatan beljar dan perubahan seperti
    Kognitif => kemampuan pemahaman analisis evaluasi dll
    Afentif. => Penerimaan , penilaian dan karakteriksasi
    Psikomotik => kesiapan dan kreativitas.

    Reaksi lingkungan supaya kita lebih mudah berpikir yaitu lingkungan yang selalu menerima pemikiran kita dan selalu melakukan perubahan menuju lebih baik.

    ReplyDelete
  4. Nama ABDUL MAJID
    Mata kuliah : psikologi pendidikan
    Semester : 6 (enam)

    Menurut majid belajar yaitu suatu perilaku merubah sikap, perbuatan,seorang dalam kehidupan nya,dari arah yang buruk ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, belajar pun bisa di lakukan di mna saja dan jenis apa pun yg terpenting sifatnya baru, karena dengan adanya suatu yang baru tidak semua orang langsung paham dan mengerti makanya harus ada yang namanya belajar dari hal yang baru tersebut.


    Dengan intinya belajar bisa terjadi bila ada pembelajaran dan hal yang belum di ketahui, dipelajari, oleh seseorang.

    ReplyDelete
  5. Nama: Herlin Triana
    Mata kuliah :Psikologi Pendidikan
    Semester: VI(Enam)

    Tanggapan saya tentang apa itu belajar:
    Psikologi belajar adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip perilaku manusia dalam penerapannya bagi belajar dan pembelajaran.
    Belajar dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Aktivitas di sini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik, menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotorik).Inti dari belajar adalah perubahan.Kita dikatakan telah belajar jika telah menghasilkan perubahan dalam diri kita.
    Arti belajar sesungguhnya
    Inti dari belajar adalah perubahan.Kita benar-benar dikatakan telah belajar jika telah menghasilkan perlu ahan dalam diri kita.
    Perbedaan belajar dan pendidikan
    -Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam prilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. 
    -Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

    ReplyDelete
  6. Nama: Siti Rohimah
    Semester : VI (enam)
    Pertemuan : 7

    Belajar juga didefinisikan sebagai sebuah proses perubahan di dalam keperibadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan-kemampuan yang lain.
    Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

    Perbedaan pendidikan dan pembelajaran:
    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

    belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

    ReplyDelete
  7. Nama : Dina
    Semester : VI (Enam)
    Matkul : Psikologi pendidikan
    STAI YAPERI Cibinong - Bogor
    ^•^
    1. Secara etimologi , Pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan yang setiap harinya akan terus bertambah dan berkembang yang akan dirasakan oleh setiap individu. Sedangkan secara terminologi Pendidikan adalah suatu proses atau tahapan dalam pembentukan etika maupun tata laku seorang individu melalui suatu pengajaran atau pelatihan . Pendidikan dikaitkan dengan ‘lembaga’, bukan ‘institusi’.
    ^ Secara psikologis, “ Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku secara permanen sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”, belajar dapat terjadi karena adanya proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya dan belajar juga dihasilkan melalui kegiatan-kegiatan meniru hal-hal yang diamati dari lingkungan , karena meniru adalah pekerjaan yang sangat efektif sehingga seseorang memperoleh pengetahuan sebagai akibat dari usaha-usaha individualnya yang timbul akibat praktek, pengalaman dan latihan, bukan secara kebetulan seseorang itu belajar .
    ^ Belajar erat kaitannya dengan psikologi. Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani, sejak dari masa bayi, kanak-kanak dan seterusnya sampai dewasa dan masa tuã. Makin besar anak itu makin berkembang pula jiwanya. Dengan melalui tahap-tahap tertentu dan akhimya anak itu mencapai kedewasaan baik dari segi kejiwaan maupun dari segi jasmani.

    Dalam perkembangan jiwa dan jasmani tersebut, manusia perlu belajar. Masa belajar itu bertingkat-tingkat, sejalan dengan fase fase perkembangannya , sejak masa kanak-kanak sampai masa tua. Dan sini dapat dipahami bahwa belajar merupakan kebutuhan sebagai bekal untuk menempuh kehidupan disepanjang hayatnya.

    ^ Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, ide, gagasan pokok yang berlangsung dalam diri individu, dalam konsep ini belajar tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal. Pembelajaran sepanjang hayat meliputi pola formal dan informal. Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Konsep belajar sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan (continuing learning). Dengan terus menerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah lanjut usia. Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan merasa disaingi oleh generasi muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini, dan dapat memberikan sumbangan keahlian yang mereka miliki bagi kehidupan di lingkungannya. Belajar sepanjang hayat memiliki tujuan menciptakan belajar untuk hidup (learning to be) dan membentuk masyarakat belajar (learning society). 
    Reaksi Lingkungan oleh setiap warga masyarakat khususnya non formal tidak terbatas hanya untuk mengetahui atau belajar sesuatu (learning how to learn), tidak pula belajar hanya untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan (learning how to solve problems). Kegiatan belajar yang mereka lakukan terarah untuk kepentingan dan kemajuan kehidupannya (learning how to be), belajar untuk melakukan sesuatu (learning how to do), dan belajar untuk hidup bersama (learning how to live together).

    ReplyDelete
  8. Nama : Hani Hanifah
    Mata kuliah :Psikologi Pendidikan
    Semester: VI(Enam)

    Psikologi belajar adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip perilaku manusia dalam penerapannya untuk belajar dan pembelajaran. Dengan kata lain, psikologi belajar memberi kontribusi bagi guru ketika ia menjalankan tugas mengajar di dalam kelas sehingga tampak pada kinerjanya ketika mengajar dengan mempertimbangkan prinsip psikologis siswa.
    Menurut saya seseorang akan berubah tingkah laku dan sikap bila terus mempelajari pelajaran tersebut, atau karena seorang anak tersebut melihat temannya patuh dengan guru dia meniru dan membiasakan diri tahapan tersebut tidak langsung sehari patuh karena seseorang anak yang tadi nya sering bercanda ataupun mengobrol dia akan diam dengan sendiri bila kita sendiri sebagai pengajar tegas dan mendisiplinkan mungkin tidak semua anak akan langsung patuh tapi mencoba tahapan untuk seseorang untuk berubah itu bisa terjadi sewaktu-waktu untuk berkepanjangan.

    ReplyDelete
  9. Nama : siti maspupah
    Semester : Vl
    Matkul: psikologi pendidikan

    Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
    Pendidikan sendiri berasal dari kata ‘didik’ v, mendidik, yang dapat diartikan ‘memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran’. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang / kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan, cara mendidik (KBBI, 1988). Dalam bahasa Latin, kata ‘pendidikan’ diartikan menjadi ‘educare’ yang berasal dari sebuah kata ‘e-ducare’ yang berarti ‘menggiring ke luar’. Jadi educare dapat diartikan sebagai usaha pemuliaan, ‘pemuliaan manusia’ atau ‘pembentukan manusia
    pendidikan adalah suatu usaha atau proses yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar,yang didalamnya memiliki unsur-unsur penunjang seperti pendidik, yang dididik, tujuan, metode dan fasilitas-fasilitas, sehingga semuanya akan bermuara kepada suatu nilai yang dianggap mempunyai kebaikan dalam melakukan hidup bermasyarakat.
    Mengajar merupakan kegiatan teknis keseharian seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis. Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak semua pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat tipis, namun secara sederhana dapat dikatakan ‘mengajar yang baik adalah mendidik’. Dengan kata lain, mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan.

    Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik.

    Mengajar, bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Sedangkan mendidik, bobotnya adalah pembentukan sikap mental atau kepribadian peserta didik. Dengan kata lain, mengajar lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan tertentu, sedangkan mendidik lebih ditekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilai-nilai

    ReplyDelete
  10. Nama :ani fitriani
    Pelajaran:psikologi pendidikan
    Semester :VI (enam )

    1.Belajar itu tentang suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu ilmu pengetahuan yg ingin dia mengetahuinya.

    2.belajar yang sesungguhnya yaitu di mulai sejak kecil dari tk,sd,smp,sma, sampai perguguruan tinggi .dari situlah sedikit demi sedikit kita menjadi tau mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Menutut ilmu dengan cara belajar tidak akan ada habisnya sampai akhir hayat. Jika kita ingin lebih mengetahui pengetahuan yg lebih luas.
    Serta kita kita bisa mengetahui pengetahuan di lingkungan masayarakat.

    3.belajar yaitu proses menuntut ilmu.untuk memperoleh suatu pengetahuan,keterampilan yang luas .maka dari itu jika kita sering belajar maka akan menjadi pandai ,ilmu kita akan bertambah akan mempunyai pengetahuan yg lebih tinggi.

    Pendidikanpun agak sedikit sama dengan belajar . Pendidikan Yaitu pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak
    Sedangkan pendidukan  adalah proses mendidik yang melibatkan penerapan suatu nilai-nilai.

    ReplyDelete
  11. Nama : Siti Rusmia sofyaningsih
    Semester : VI
    Maktul : Psikologi pendidikan

    Menurut saya Pengertian belajar sangat banyak sekali, akan tetapi semuanya menitikberatkan kepada perubahan. pengalaman hidup sehari-hari pun dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian seseorang.
    Jadi apakah Belajar itu harus selalu ditempat Pendidikan menurut saya tidak. Karena Pembelajaran tidak perlu selalu dilakukan di dalam kelas, tetapi bisa dilaksanakan di luar kelas, seperti di tempat-tempat terbuka tempat manusia bisa saling berinteraksi, tentu saja ini merupakan salah satu upaya terciptanya pembelajaran terhindar dari kejenuhan, kebosanan, dan persepsi belajar hanya di dalam kelas.

    Apa perbedaan antara Belajar dan pendidikan?
    Sebenarnya Pendidikan adalah suatu kata yang sangat sering kita dengar dari masa kita mengalami masa kecil sampai saat kita hidup pada usia berapapun. Pendidikan menjadi suatu kata yang paling mudah kita gunakan ketika dikaitkan dengan suatu bangunan yang bernama sekolah.akan tetapi pendidikan disini bisa juga di artikan bahwa pendidikan itu memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.”
    Setelah berbicara mengenai pendidikan,Pendidikan dan belajar adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.Apabila kita berbicara mengenai belajar, berarti membicarakan bagaimana tingkah laku itu berubah melalui pengalaman dan latihan.
    Untuk itu kita sebagai manusia yang masih di berikan Nafas. Kata belajar tidak akan pernah selesai. Sampai Akhirnya kita menutup mata. Karena setiap hari kita tidak pernah terlepas dari kata Belajar.

    ReplyDelete
  12. Nama : Nuryadi Sopyan
    Smester : VI (enam)
    Pertemuan : 7

    Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang di lakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku baik dal bentuk pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang tekah di pelajari.

    Dan memang pada hakikatnya belajar itu harus terus berlangsung karna sesuai hadist nabi yang artinya " carilah ilmu dari buayan sampai ke liang lahat". Jadi kalo kita belum meninggal kita harus terus belajar dan belajar tidak mengenal waktu, usia, jenis kelamin, suku daerah dll.
    Belajar itu tidak mengenal tempat atau tidak harus di tempat pendidikan saja karena belajar bisa di mana saja maupun kapan saja selama itu bersifat positif dan menimbulakan tingkah laku menjadi baik bagi diri kita khususnya maka kita ambil pelajarannya..

    Belajar dan pendidikan mempunyai arti yang berbeda baik dari segi etimologi dan terminologi.

    1. Belajar
    Etimologi. => Belajar merupakan upaya perubahan tingkah laku.
    Terminologi =>Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang di lakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku baik dal bentuk pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang tekah di pelajari.

    2. Pendidikan
    Etimologi => belajar berasal dari bahasa latin educatum yang artinya proses memgembangkan kemampuan diri sendri dan kekuatan indivudu.
    Terminologi => pendididikan adalah suatu upaya mengemban pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan orang yang diwariskan ke generasi berikutnya melalui pengajaran, patihan, atau penelitian.

    Korelasi sudut pandang psikologi dan belajar terus sepanjang hidup adalah
    Perubahan tingkah laku dari hasil belajar sepanjang hidup. Dan psikologi dan belajar harus selaras jika psikologi kita terganggu tidak akan menimbulkan efek belajar.

    Hasil interkasi belajar terhadap aspek kognitif afektif dan psikomotik adalah menghasilkan perubahan tingkah laku setelah mengikuti kegiatan beljar dan perubahan seperti
    Kognitif => kemampuan pemahaman analisis evaluasi dll
    Afentif. => Penerimaan , penilaian dan karakteriksasi
    Psikomotik => kesiapan dan kreativitas.

    Reaksi lingkungan supaya kita lebih mudah berpikir yaitu lingkungan yang selalu menerima pemikiran kita dan selalu melakukan perubahan menuju lebih baik.

    ReplyDelete
  13. Iis Niawati
    Semester VI
    STAI Yaperi Cibinong

    Belajar tidak hanya harus di pendidkan formal maupun non formal. pengalaman juga bisa dijadikan media untuk belajar, entah itu pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain.
    Misalnya be;ajar dari pengalaman orang lain dengan membaca buku biografi dari orang yang sukses serta berpengalaman, buku biografi tersebut dapat dijadikan media untuk belajar dengan harapan setelah membaca buku itu si pembaca bisa mengambil pelajaran lalu merubah si pembaca menjadi pribadi yang lebih baik.
    Selain dari buku biografi belajar juga bida dilakukan dengan melihat seseorang yang berpengalaman secara langsung sehingga ia bisa mengambil hal-hal baik yang bisa merubah seseorang menjadi lebih baik juga.
    Belajar dan pendidikan menurut etimologi dan terminologi berbeda berdasarkan fungsi dan tujuannya tetapi keduanya memiliki peran penting dalam perkembangan seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
    Jenis lingkungan yang baik untuk perkembangan seseorang dalam berpikir maju adalah lingkungan yang memiliki keseimbangan dalam memberikan pendidikan agama serta pendidikan umum.

    ReplyDelete
  14. Nama : sambas sahuri
    Semester: VI
    Psikolog pembelajaran

    Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.[1] Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.

    Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respons. Oleh karena itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur.
    Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja.
    Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
    Proses perubahan tingkah laku dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai pengetahuan yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan.
    Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tetapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.
    Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman, praktik atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
    Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima – hadiah atau hukuman – sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.
    Proses perubahan dalam belajar menuju ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
    perasaan bangga dalam diri karena dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari.
    sarana untuk menyerap informasi dan norma yang ada

    Ada empat tahapan belajar manusia, yaitu:

    Inkompetensi bawah sadar, yaitu tidak sadar bahwa ia tidak tahu.
    Inkompetensi sadar, yaitu sadar bahwa ia tidak tahu.
    Kompetensi sadar, yaitu sadar bahwa ia tahu.
    Kompetensi bawah sadar, yaitu tidak sadar bahwa ia tahu.
    Ada empat tahapan belajar manusia, yaitu:

    1.bawah sadar, yaitu tidak sadar bahwa ia tidak tahu.
    Inkompetensi sadar, yaitu sadar bahwa ia tidak tahu.
    Kompetensi sadar, yaitu sadar bahwa ia tahu.
    Kompetensi bawah sadar, yaitu tidak sadar bahwa ia tahu.
    2. Inkompetensi sadar Sunting
    Pengakuan sadar pada diri sendiri bahwa kita tidak tahu, dan penerimaan penuh atas kebodohan kita semua.

    Ini hanya dua dari 4 tahapan belajar manusia yg dapat saya simpulkan

    ReplyDelete
  15. Nama : Siti Halimatu Ahmadiyah
    Semester : VI ( Enam)

    Jawaban

    Belajar adalah proses secara sadar yg dilakukan untuk mencari pengetahuan,wawasan serta pengalaman yang pada awal nya kita tidak tau, dan mengetahui ketidaktahuan tersebut.

    Belajar berbeda dengan pertumbuhan kedewasaan, dimana perubahan yang terjadi dalam individu berasal dari bawaaan genetiknya. Perubahan tingkah laku individu  sebagai hasil belajar ditunjukkan dalam berbagai aspek seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi atau gabungan dari aspek-aspek tersebut. Belajar adalah proses yang aktif, suatu fungsi dari keseluruhan lingkungan disekitarnya. Apabila kita berbicara mengenai belajar, berarti membicarakan bagaimana tingkah laku itu berubah melalui pengalaman dan latihan.
    bahwa perubahan yang disadari dan timbul akibat praktek, pengalaman dan latihan, bukan secara kebetulan.
    pendidikan adalah suatu usaha atau proses yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar,yang didalamnya memiliki unsur-unsur penunjang seperti pendidik, yang dididik, tujuan, metode dan fasilitas-fasilitas, sehingga semuanya akan bermuara kepada suatu nilai yang dianggap mempunyai kebaikan dalam melakukan hidup bermasyarakat.

    Pendidikan sendiri berasal dari kata ‘didik’ mendidik, yang dapat diartikan ‘memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran’. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang / kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan, cara mendidik . Dalam bahasa Latin, kata ‘pendidikan’ diartikan menjadi ‘educare’ yang berasal dari sebuah kata ‘e-ducare’ yang berarti ‘menggiring ke luar’. Jadi educare dapat diartikan sebagai usaha pemuliaan, ‘pemuliaan manusia’ atau ‘pembentukan manusia.

    ReplyDelete
  16. Nama : Yusuf Hamdani
    Semester:VI (Enam)


    Jawaban
    Kita semua pada hakikatnya adalah seorang pelajar, disadari maupun tidak. Mulai dari kecil kita telah menjadi seorang pembelajar sejati. Belajar mengenal bahasa ibu, dan mempraktekkannya; belajar mengenai gerakan, dan melakukannya; belajar mengenal alam, dan memakmurkannya; dan belajar-belajar yang lain.

    Ketika beranjak dewasa, kitapun terus belajar. Belajar mengenali perubahan fungsi dan tanggung jawab, dan belajar tuk menjadi seorang yang berkepribadian matang. Mengenali dan mempelajari perubahan fungsi dan tanggung jawab ketika beralih peran dari seorang pelajar ke seorang pekerja, dari seorang bujangan/gadis kepada seorang suami/isteri, dan belajar dari hanya seorang suami menjadi seorang suami plus ayah bagi anak-anak
    Belajar adalah untuk mencari, mendapatkan dan mengetahui ilmu. Lee Cronbach mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan prilaku sebagai hasil dari pengalaman. Karena itu, menurutnya sebaik-baik belajar adalah dengan mengalami sesuatu. Mengalami sesuatu yaitu dengan mempergunakan panca inderanya – mata untuk mengamati, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, lidah untuk merasa, kulit juga untuk merasakan sesuatu – sehingga diharapkan seorang pembelajar mampu membaca, mengamati, meniru, dan kemudian mengolahnya.

    ReplyDelete
  17. Nama :Limah nurhalimah
    Semester:VI

    Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam prilaku atau potensi prilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang di perkuat.
    Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulasi dan respon.
    Seseorang di anggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan perubahan prilakunya.

    Sedangkan pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang di turunkan dari satu generasi kegenerasi berikutnya melalui pelajaran, pelatihan, atau penelitian.
    Pendidikan sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.

    ReplyDelete
  18. Nama : Siti Rodiah
    Semester : VI
    Mata Kuliah : Psikolog Pendidikan

    Menarik sekali kalau kita mrmbicarakan belajar, karena pada kenyataannya belajar tidak hanya dilakukan di tempat-tempat formal ada juga belajar non formal dan belajar yang sesungguhnya adalah belajar dari kehidupan mungkin belum kita temuin di sekolah, baik belajar dari kenyataan hidup, belajar dari kepahitan hidup dan ketika itu yang memdapatkan hasil belajarnya adalah yang mampu menjadikan dirinya berubah menjadi lebih baik.
    Kita akan melihat apa arti belajar dan pendidikan
    belajar adalah suatu kegiatan yang mampu menimbulkan perubahan secara permanen dan sebagai suatu proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan sebagai akibat dari usaha-usaha indiviualnya. Apabila ingin dilihat dari paradigma ‘naturalistik’, maka kita akan setuju dengan pendapat Nana Sudjana bahwa perubahan yang disadari dan timbul akibat praktek, pengalaman dan latihan, bukan secara kebetulan.
    Pendidikan sendiri berasal dari kata ‘didik’ v, mendidik, yang dapat diartikan ‘memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran’. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang / kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan, cara mendidik

    ReplyDelete
  19. Nama : Karmila sari
    Semester : VI

    Belajar adalah suatu wadah dimana banyak aspek yang dapat ditemukan didalamnya. Belajar merupakan suatu proses dimana seseorang dapat menemukan apa yang mereka cari dalam artian mereka menggali pengetahuan apa yang belum mereka ketahui,dan mereka terus mencari tahu meskipun mereka sudah tahu, itulah belajar.
    Bahkan dalam Islam pun dianjurkan untuk terus terus dan terus menerus untuk belajar entah itu anak-anak,orang dewasa,kakek,nenek, selagi ia mampu dan hidup diwajibkan untuk terus belajar.

    Sedangkan pendidikan memiliki banyak cangkupannya, memiliki beberapa aspek didalamnya, salah satunya ialah pendidikan agama dimana dalam pendidikan agama mengcangkup luas semua tentang pelajaran agama. Jika kita ingin mengetahuinya yaitu dengan belajar dengan mencari tahu apa apa yang belum kita ketaui.

    ReplyDelete
  20. Nama : Ima Rahmawati
    Semester : VI (Enam)
    mmatkul : Psikologi Pendidikan

    => tanggapan Apa itu Belajar?
    - Belajar ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    =>Apakah arti belajar sesungguhnya?
    - Menurut saya Sesungguhnya yang terpenting dari belajar adalah bukan nilai, tetapi pengalaman yang diperoleh melalui proses imajinatif dan kreatif, sehingga memiliki kebermaknaan bagi pembelajar.

    =>Menurut saya bila anak hidup dalam suatu lingkungan tertentu, maka anak akan memperlihatkan pola tingkah laku keluarga, Tetangga / teman main nya, Lingkungan sekolah / teman belajar yang khas dari lingkungan di sekitarnya. Pada umumnya kegiatan bermain dan belajar di dalam ruangan dpt mempengaruhi aktivitas Keseharian nya, hal tersebut dapat mempengaruhi aktivitas anak yang terlihat dari perilakunya selama berada di dalam ruangan. Perilaku itu juga merupakan perwujudan dari aspek perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.

    ReplyDelete
  21. Nama: Bambang Hermawan
    Semester : VI
    Matkul : Psikologi pendidikan
    Belajar merupakan proses yang wujudnya meningkat atau progressive change (berkembang) yang berfungsi untuk mengubah jiwanya.
    Pengertian Psikologi Belajar
    Psikologi belajar merupakan psikologi yang mempelajari bagaimana jiwa dapat berkembang melalui proses di kelas (pembelajaran). Jiwa manusia dapat berkembang karena manusia mempunyai wujud dasar yang berupa potensi (kemampuan bawaan) yang sifatnya dapat berkembang (aktif) menuju kea rah yang lebih maju.

    ReplyDelete
  22. Nama:Iis Syafitri Al-Fadilah
    Semester: VI
    Mata kuliah: psikologi pendidikan

    Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil suatu pengalaman

    Seperti halnya Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa learning is a change in behaviour as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

    Reber dalam kamusnya, Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama belajar adalah the process of acquiring knowledge. Proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah a relatively permanent change in response potentiality which occurs as a result of reinforced practice. Suatu kemampuan perubahan kemampuan bereaki yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

    Chaplin dalam Dictionary of Psychology juga mendefinisikan pengertian belajar dalam dua rumusan diantaranya rumusan pertama berbunyi acquisition of any relatively permanent change behaviour as a result of practice and experience. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua adalah process of acquiring responses as a result of special practice. Belajar ialah proses memperoleh respons±respons sebagai akibat adanya latihan khusus

    Slameto merumuskan pengertian belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan definisi-definisi belajar tersebut di atas, maka belajar dapat diartikan sebagai tindakan atau perubahan perilaku seseorang yang kompleks, sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang baik dari segi kognitif, afektif, atau psikomotor

    b. Ciri-ciri Belajar
    Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar:

    Perubahan yang terjadi secara sadar Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang±kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya
    Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis
    Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan±perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
    Perubahan dalam belajar bukan bersifat temporer (sementara) Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen
    Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang ditetapkannya
    Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
    c. Prinsip Belajar
    Belajar menurut Wingo didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:

    Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi Dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi respon yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu
    Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman Pemahaman dan struktur kognitif dapat diperoleh seseorang melalui pengalaman melakukan suatu kegiatan
    Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan Dalam proses belajar apa yang ingin dicapai sepatutnya dirasakan dan dimiliki oleh setiap Peserta didik
    Sumber Bacaan

    ReplyDelete

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...