Thursday, March 21, 2019

CARA MENGURANGI RASA ASIN IKAN ASIN


Cara Mengurangi Rasa Asin Dalam
Daging Ikan Asin

        Siapa yang merasakan rasa harumnya ikan asin jika digoreng oleh tetangga sebelah, rasanya ingin segera mencicipi kemudian melahapnya dengan rasa lapar, apalagi makanya ditambah dengan ketimun, waduh ni'matnya luar biasa bangeeet rasanya.
        Ada sesuatu yang harus diperkenalkan kepada para ibu-ibu yang belum Mengetahui bagaimana caranya mengurangi rasa asin yang berlebihan walaupun dicuci berkali kali tapi tetap saja rasa  asinya tidak ada perubahan, karena air tawar tidak dapat menyerap garam yang tersimpan dalam dagingnya.
         Pada suatu saat kedatangan tamu seorang teman yang berasal dari Medan atau yang lebih dikenal orang Batak melihat istri sedang mencuci ikan asin yang akan digoreng, sejenak dia membiarkan sampai digoreng, setelah matang mulailah dimakan, rasa ikan asin itu tidak berkurang, jika ini dibiarkan menurut nasehat dokter akan berakibat menaikan tekanan darah menjadi naik.  
      Asupan garam yang tinggi salah satu bahan tambahan pangan yang akan menyebabkan hipertensi. Ternyata asupan garam yang tinggi ini dapat mengganggu keseimbangan natrium alami yang dalam masuk dalam tubuh. Kadar natrium dalam tubuh akan bisa meningkat dan dapat menyebabkan retensi natrium. Retensi natrium dapat meningkatkan tekanan yang diberikan oleh aliran darah terhadap dinding pembuluh darah. Maka akibatnya, akan terjadilah tekanan darah semakin tinggi.
        Untuk mengurangi rasa asin pada ikan asin, teman dari batak tadi memberi tahu, katanya cara mencuci ikan asin jangan dengan air tawar karena rasa asinnya tidak akan berkurang, harusnya dengan air asin juga, karena air asin dapat menyerap asin yang berada dalam daging ikan asin.
          Istri saya mengikuti cara tersebut diatas dengan cara, yaitu;
1. Belilah ikan asin jenis apa saja dipasar;
2. Sediakan  sebuah mangkuk kecil berisi  air tawar;
3. tambahkan satu sendok makan garam, kemudian diaduk hingga rata;
4. Rendamlah ikan asin itu dalam air yang sudah dibubuhi garam selama beberapa saat, kurang lebih 5 menit;
5. Siapkan wajan, kemudian tambahkan minyak goreng dan panaskan diatas kompor.
           Selanjutnya satu persatu dimasukan kedalam wajan atau penggorengan yang sudah mendidih minyak gorengnya, kemudian gorenglah hingga matang. Selamat mencoba.


Note;
Kalau sudah mencoba, saya menunggu saran yang baik dari para pembaca, dan tulislah saran itu dalam kolom komentar supaya manfaatnya berkembang kepada teman-teman yang lain.



 



Wednesday, March 20, 2019

Soal UTS Psikologi Pendidkan TA 18/19


Tulislah identitasmu;
  
Nama                  : ........................
Soal Mata Kuliah   : Psikologi Pendidikan
Semester             : IV

Perintah;
  1. Supaya lebih mudah melakukan publish, gunakan bagi yang punya laptop atau sejenisnya.
  2. Buka Web. www.karyailmu-dodo.blogspot.com 
  3. cari soal UTS Filsafat pendidikan TA 18/19 
  4. Tulis jawabannya pada kolom komentar, jika sudah selesai klik publish.
  5. Menjawab dengan redaksi yang sama antar sesama teman atau copy paste langsung akan dianulir.
  6. jangan lupa mengisi absen.


Soal;


  1. Jelaskan apa yang di maksud dengan Insting?
  2. Jelaskan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada anak !
  3. Perhatian intensif dan perhatian tidak intensif.  jelaskan maksud ke dua nya dan berikan contohnya?
  4. Apa yang di maksud dengan fenotipe dan genotipe? contohnya.
  5. sebutkan definisi psikologi menurut seorang ahli?

Tuesday, March 19, 2019

Soal UTS Model Pembelajaran TA 18/19


Tulislah identitasmu;
  
Nama                  : ........................
Soal Mata Kuliah : Model Pembelajaran
Semester             : IV

Perintah;
  1. Supaya lebih mudah melakukan publish, gunakan bagi yang punya laptop atau sejenisnya.
  2. Buka Web. www.karyailmu-dodo.blogspot.com 
  3. cari soal UTS Filsafat pendidikan TA 18/19 
  4. Tulis jawabannya pada kolom komentar, jika sudah selesai klik publish.
  5. Menjawab dengan redaksi yang sama antar sesama teman atau copy paste langsung akan dianulir.
  6. jangan lupa mengisi absen.


Soal;
  1. Apa yang dimaksud dengan Tehnik Pembelajaran menurut Dunkin dan Biddle jika mengajar dalam kelas.
  2. Dalam konteks pendidikan dan pengajaran bagi seorang guru dan untuk mencapai nilai objektif, aspek apa saja yang harus guru kuasai selama dalam pengajaran ?
  3. Guru dalam Bahasa Jawa  merujuk pada seorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakatnya. Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut !
  4. Syarat standar proses pendidikan, yaitu bersifat jelas, masuk akal dan mudah di mengerti. jelaskan kembali maksudnya
  5. Apa tanggapanmu tentang variabel proses (process variabels) pada proses pembelajaran?





 

Wednesday, March 13, 2019

Soal UTS filsafat ilmu TA 18/19


Tulislah identitasmu;
  
Nama                  : ........................
Soal Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Semester             : II

Perintah;
  1. Supaya lebih mudah melakukan publish, gunakan bagi yang punya laptop atau sejenisnya.
  2. Buka Web. www.karyailmu-dodo.blogspot.com 
  3. cari soal UTS Filsafat pendidikan TA 18/19 
  4. Tulis jawabannya pada kolom komentar, jika sudah selesai klik publish.
  5. Menjawab dengan redaksi yang sama antar sesama teman atau copy paste langsung akan dianulir.
  6. jangan lupa mengisi absen.


Soal;
  1. Timbulnya Ilmu Pengetahuan karena adanya gejala alam!. jelaskan dan berikan contohnya. 
  2. Buatkan contoh logika deduktif dan logika induktif?
  3. Jelaskan Pantun filsafat dibawah ini;
    Ada orang yang tahu di tahunya
    Ada orang yang tahu di Tidaktahunya
    Ada orang yang tidak tahu di tahunya
    Ada orang yang tidak tahu di tidakTahunya
  4. Hipotesis adalah kesimpulan sementara, apakah masudnya ? jelaskan
  5. Apakah persyaratan ilmiah yang dapat disebut sebagai ilmu? 

Psikologi Pendidikan Pertemuan 4



Sensasi, Persepsi dan Atensi

Sensasi
Sensasi berasal dari bahasa inggrisnya sensation,  bahasa latinya  sensatus, yang arti katanya kegemparan, keonaran, membuat perasaan terharu karena dianugerahi dengan indra. Atau Sensasi berasal dari kata “senses” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi merupakan tahap pertama stimuli mengenai indra.
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra, misalnya merasakan temperatur tunggi, warna daun hijau disebuah gunung, rasa nikmatnya memakan sebatang coklat.
Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan objek kesadaran puncak yang dirasakan oleh diri sendiri dan spontan. Benyamin B. Wolman (1973, dalam Rakhmat,1994) menyebut sensasi sebagai “ pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra.
Apapun definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang sensasi, tetap saja bahwa fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting bagi diri sendiri, karena melalui alat indra, menusia dapat memahami kualitas fisik disekitarnya. Lebih dari itu, melalui alat indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indra, manusia sama sekali tidak akan mengetahui sesuatu yang berguna, bahkan mungkin sama rendahnya dengan rumpu, karena rumput juga hanya mengindra cahaya dan humiditas atau kelembaban (Lefrancois, 1974, dalam rakhmat,1994).

.
Persepsi
Sensasi sering dibedakan dari persepsi, Sensasi sering digunakan secara sinonim dengan kesan indrawi, menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan tetapi bukan dengan emosi, sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan kognisi yang melibatkan penilain, inferensi atau simpulan, interpretasi atau pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu, tafsiran, sehingga bisa salah, karena sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan sebagai mendasar, fakta kasar.
Untuk memahami persepsi, secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin perceptio, dan percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Persepsi atau perception dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (leavitt,1978). Menurut DeVito(1997:75), persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra.
Persepsi bisa disebut inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yng menentukan untuk memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuansinya, semakin cendrung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana,2000:167-168).
Timbul pertanyaan tentang persepsi, persepi itu ada karena manusia yang memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya dengan akal yang dimilikinya, lalu manusia itu membuat penilaian terhadap apa yang dilihat atau dirasakannya serta berpikir untuk memutuskan apa yang hendak dilakukan kemudian.
Dalam proses penilaian, setiap manusia memiliki dua penilaian yaitu subjektik dan objektif. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman, pendidikan serta lingkungan sosial (Waidi, 2006 : 118)
Pengertian subyektif, Subjektif adalah lebih kepada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil dari menduga duga, berdasarkan perasaan atau selera orang. perkiraan dan asumsi. Sikap objektif adalah sikap yang harus dijunjung tinggi bagi seseorang untuk berpandangan terhadap suatu masalah, kerena objektif kejadian nyata.
Dengan kata lain Penilaian subjektif yang didukung data dan fakta lalu dibuat  semacam opini, dan itu merupakan pendapat yang utarakan menurut pendapatnya sendiri dan cenderung menggunakan asumsi. Sedangkan penilaian objektif itu lebih bersifat realistis tidak berpihak sebab disesuaikan dengan fakta fakta yang ada dan nyata.

Beberapa ahli juga memiliki pendapatnya sendiri tentang persepsi;
Persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu (Gibson & Donely, 1994 : 53), selain itu persepsi juga dipahami sebagai sebuah proses menerima, menyeleksi, mengoragnisasikan, megartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada suatu objek, peristiwa atau permasalahan (Linda, 1998 : 248)
Objek fisik pada umumnya memberikan stimulus atau rangsangan fisik yang sama, sehingga orang mudah membuat dan memberikan persepsi.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa jika berbagai hal bisa memengaruhi proses pembentukan persepsi seseorang baik disadari maupun tidak disadari. Ada kalanya sulit bagi seseorang untuk membentuk persepsi karena hal tersebut dipengaruhi oleh pengalaman, diri sendiri, serta faktor eksternal seperti lingkungan sekitar, masyarakat dan media.

Atensi
Arti kata atensi adalah perhatian, minat. Atensi adalah cara-cara kita secara aktif memproses sejumlah informasi yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indra, memori yang tersimpan, dan oleh proses-proses lewat kognitif yang lain.
Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar → proses sadar relatif lebih mudah dipelajari, sementara proses bawah sadar lebih sulit karena tidak disadari oleh individu.
Misalnya saat seseorang merasakan sensasi atau memusatkan perhatian sedang memakan gado-gado untuk pertama kali  dengan indra pengecap melakukan sensasi, teringat jenis makanan lain yang serupa yang pernah dimakan sebelumnya yaitu pecel, dengan memori mengingat masa lalu kemudian mulai membandingkan komposisi rasa pecel dan gado-gado, proses berfikir ini merupakan kegiatan salah satu contoh terjadinya proses atensi dalam diri.
lebih mudah mengingat informasi yang mendapatkan atensi ketimbang informasi yang diabaikan. Contohnya, seseorang mampu mengingat informasi yang dilihat di tv saat menyimak dengan seksama memberi antensi, sementara saat melakukan kegiatan lain sembari menonton tv, atensi teralih dan tidak mampu mengingat informasi yang terdapat di tv.
Kesadaran mencakup perasaan tentang apa yang disadari maupun isinya, yang darinya bisa digunakan untuk memfokuskan atensi. Oleh karena itulah atensi dan kesadaran membentuk dua sistem operasi yang kesannya tumpang tindih.
Dahulu psikolog yakin, bahwa atensi sama dengan kesadaran, namun sekarang mereka menemukan bahwa sejumlah pemrosesan atensi yang aktif terhadap pemrosesan indrawi, informasi yang diingat-ingat dan informasi kognitif, bisa berjalan diluar kesadaran kita. Contoh, pada saat ini bila sedang menyetir sambil secara sadar melakukan aktivitas yang lain, yaitu gobrol dengan orang disamping kiri, maka kesadaran diri tidak sepenuhnya memberikan perhatian kedepan akan terbagi kepada hal yang lain.
Namun demikian, keuntungan yang diperoleh dari atensi itu akan semakin besar kalau manjadikan proses-proses atensi disadari.

Atensi yang disadari mengandung 3 tujuan bagi kognisi, yaitu:
1.    Atensi membantu mengendalikan interaksi-interaksi seseorang dengan sekitarnya. Melalui kendali seseorang, maka kan bisa mempertahankan kesadaran tentang seberapa baiknya seseorang beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Contoh, saat sesorang  siswa berada dalam kelas, siswa  memiliki kemampuan untuk bertahan duduk dan berperilaku berbeda seperti saat siswa sedang di tengah pesta. Hal itu terjadi karena seorang siswa memberi atensi pada situasi dan interaksi ditengah lingkungan sekitar.
2.    Atensi membantu seseorang mengaitkan masa lalu lewat memori dengan masa kini, atensi memberikan pemahaman tentang kontinuitas pengalaman.
3.    Atensi membantu mengontrol dan merencanakan tindakan-tindakan ke depan. Seseorang dapat melakukannya berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengendali atensi dengan pengaitan memori masa lalu dan pencerapan masa kini.
Contoh: seorang pegawai mampu melakukan tugas yang diberikan oleh atasan kita.

Ada yang mengatakan bahwa atensi atau perhatian adalah aktivitas jiwa. Pehatian juga dikatakan sebagai modus dari fungsi alat indera. Modusnya, yaitu cara berposisi dan menggerakkan. Jadi perhatian adalah cara menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Oleh karena itu maka definisi perhatian oleh para ahli psikologi yang dapat diartikan beberapa macam, yaitu:
1.   Perhatian adalah pemusatan pikiran, tenaga atau kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek tertenti.
2.   Perhatian adalah menampakan banyak atau sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.
3.   Perhatian adalah suatu reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya atau kekuatan konsentrasi  terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya.
4.   Perhatian adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa seseorang, terhadap pengamatan, pengertian, dan lain sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain dari pada itu.
Perhatian sangat berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek yang direaksi suatu waktu. Terang tidaknya kesadaran seseorang terhadap sesuatu objek tertentu bisa tidak tetap, ada kalanya kesadaran itu meningkat menjadi terang, ada kalanya menurun menjadi samar- samar.
Taraf kesadaran kita meningkat kalau jiwa kita dalam mereaksi sesuatu meningkat. Apabila taraf kekuatan kesadaran kita naik atau menjadi giat karena suatu sebab, maka kita berada pada permulaan perhatiaan. Perhatian timbul dengan adanya pemusatan kesadaran kita terhadap sesuatu. Objek yang menjadi sasaran mungkin hal- hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan, pengertian, perasaan. Dan hal–hal yang berada diluar dirinya, misalnya: keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan sebagainya.


https://ads8.kompasads.com/new/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=3854&loc=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Fnenti%2F54f9672fa33311a13d8b5225%2Fpengertian-sensasi-persepsi-dan-atensi&referer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&cb=b6feef33a1

Tuesday, March 12, 2019

Model Pembelajaran Pertemuan 4


Teknik Pembelajaran

            Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (2005: 1158) teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau seni melakukan sesuatu.
Gerlach dan Ely (Hamzah B Uno, 2009: 2) mengartikan teknik sebagai jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Edward M. Anthony mendefinisikan tehnik adalah suatu cara strategi atau taktik yang digunakan oleh guru untuk mencapai hasil yang maksimum pada waktu mengajar pada bagian pelajaran tertentu.
Misalnya, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, Sense of humor menurut saya adalah sebuah luapan perasaan yang dituangkan dalam sebuah lelucon. Terlepas lelucon itu mungkin 'kering' atau memang benar-benar lucu. sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.
Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni atau kiat.
Menurut Kamaruddin Hj. Husin & Siti Hajar Hj. Abdul Aziz dalam bukunya Pengajian Melayu III : Teknik bisa didefinisikan sebagai pengendalian suatu organisasi yang benar-benar berlaku di dalam pengajaran yang digunakan untuk mencapai suatu objektif.
Teknik secara harfiah juga diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengaplikasikan dan mempraktikkan suatu metode.
Dengan kata lain Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didik. Teknik yang dipilih haruslah sesuai dengan pelajaran yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang digunakan.
Teknik artinya cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik pembelajaran adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.
Karena itu, teknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap pelaksanaan pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang sedang mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru - murid itu adalah teknik mengajar.
Pembelajaran yang secara bahasa diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui dan dituruti, apabila ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti melakukan proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Proses pembelajaran bagi seorang guru sedang melakukan pengajaran didalam kelas (Classroom teaching), menurut Dunkin dan Biddle (1974:38) berada pada empat variabel interaksi yaitu:
1.     variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik
2.     variabel konteks (context variables) berupa peserta didik, sekolah dan masyarakat
3.     variabel proses (process variables) erupa interaksi peserta didik dengan pendidik
4.     variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Penjelasan tentang Variabel untuk 4 hal dalam variabel interaksi, semuanya mengedepankan variabel, maka makna yang perlu difahami terlebih dahulu kata variabel, variabel adalah menunjukan suatu sifat yang mengiringi kata benda dan bisa ditelusuri untuk dipelajari hingga terjadi perubahan atau akan selalu bisa berubah.
Pengertian variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik, presage artinya pertanda, ramalan dan atau memperjanjikan, variables artinya variabel, faktor tidak tetap. Menurut pemahaman penulis variabel pertanda tertuju pada Pendidik. pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan, pendidik yang punya pekerjaan sebagai  seorang guru yang punya propesi mengajar melakukan kegiatan mengajar dikelas dalam rangka menyampaikan pengetahuan kepada siswa, dimana dalam mengajar  harus mampu berinteraksi dengan semua komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran tersebut meliputi kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi.
Variabel konteks (context variables) berupa peserta didik, sekolah dan masyarakat, context punya arti hubungan, keadaan, suasana. Contexs Variables ini hubungannya dengan adanya perubahan sifat peserta didik dalam bentuk perubahan sikap dan perilaku setelah terjadinya proses belajar, misalnya jika seorang guru mengajarkan Mata pelajaran Olahraga, maka yang dtuntut terjadinya perubahan adalah seorang siswa bangun pagi sebelum berangkat kesekolah untuk berolah raga lebih dulu untuk memelihara kesehatan dan kebugaran fisik, begitu juga untuk sekolah dan masyarakat tinggal mengikutinya, karena perubahan kebiasaan individu  akan membawa atau berdampak menjadi perubahan seluruhnya.
Variabel proses (process variables) berupa interaksi peserta didik dengan pendidik, process artinya, cara, mengolah, menyelesaikan, menyiapkan. Pengertian proses interaksi peserta didik dengan pendidik adalah bagaimana caranya dan menyelesaikan sumber belajar tersampaikan pada suatu lingkungan belajar, karena proses ini pesertadidik, pendidik dan sumber belajar merupakan pelaksanaan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, karena kegiatan itu harus secara bersama sama dilakukan oleh seorang pendidik dalam satu koridor kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan dari seorang pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik tecapai, wujud interaksinya  berupa keselarasan penyampaian materi ajar yang bisa diterima oleh peserta didik. Dengan kata lain, interaksi peserta didik dengan pendidik ini adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Product artinya hasil, buatan, Variabel produk ini mempunyai pengertian bahwa pembelajaran yang mirip dengan pengajaran walaupun mempunyai konotasi pengertianya berbeda, tapi  dari sisi pengertian Variabel produk pembelajaran ini mendapatkan hasil dari produksi kegiatan pengajaran berupa perubahan sikat dan tingkah laku peserta didik, misalnya siswa setelah belajar tentang kewajiban zakat, siswa akan membiasakan diri berinfak berupa sodaqoh, amal jariah.
Dalam konteks perkembangan pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu yang obyektif yang ditentukan oleh aspek kognitif, juga dapat mempengaruhi perubahan sikap berupa aspek afektif, serta ketrampilan yaitu aspek psikomotor  seorang peserta didik.
Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan perkembangan pembelajaran jangka pendek dan jangka panjang menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik untuk mendapatkan hasil tentang keahlian, keterampilan yang termiliki peserta didik.
Adapun Perbuatan pembelajaran menurut Prof.DR.Oemar Hamalik seorang penulis buku tentang pendidikan, berpendapat bahwa perbuatan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini, bahwa manusia terlibat dalam sistem pengajaran yang terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Kemudian materi meliputi buku " buku, papan tulis dan lain" dan lainnya. Sedurangkan fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. Serta prosedutr meliputi  jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Pembelajaran biasanya terjadi dalam situasi formal yaitu dilakukan sesuai dengan peraturan yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya mentransformasikan ilmu kepada peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai. melalui pembelajaran peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan.
Dengan demikian, perbuatan pembelajaran ada unsur kesengajaan mengajar melalui perencanaan oleh pihak guru menjadi ciri utama pembelajaran. Upaya pembelajaran yang berakar pada pihak guru dilaksanakan secara sistematis yaitu dilakukan dengan langkah-langkah teratur dan terarah secara sistematik, yaitu secara utuh dengan memperhatikan berbagai aspek.
Cara mengajar atau cara guru mengajar menjadi penentu keberhasilan proses belajar mengajar. Guru yang mempunyai kemampuan untuk mengajar bisa merasakan bahwa di mana saja dia mengajar adalah dianggap kegiatan yang menyenangkan. Peran seorang guru harus mampu memberi pengaruh pada muridnya melalui kepribadian, disini guru punya peran pribadi yang menyenangkan.
Seorang guru yang menginginkan muridnya mengalami perkembangan harus melakukan pengamatan serta penelitian mengenai teori dan praktek mengajar, sehingga seorang guru bisa selalu meningkatkan cara dalam mengajar. Apabila seorang guru memahami dengan jelas pelajaran yang akan disampaikan, maka guru  bisa meyakinkan siswa agar mereka percaya atas apa yang disampaikan guru. Siswa juga bisa tertarik terhadap pelajaran tergantung bagaimana cara guru menyampaikannya.
Cara guru mengajar yang baik adalah dengan mengetahui secara jelas obyek pengajaran. Jika pengajaran jelas sasarannya maka akan membuat murid bisa melihat dengan jelas maksud dari pokok pelajaran tersebut. Peserta didik bisa menangkap semua pelajaran, bahkan mereka mengalami kemajuan didalam belajar.
Yang harus diperhatikan saat memilih dan menuliskan sasaran pengajaran adalah inti sasaran harus disebutkan secara jelas, ungkapan yang penting dari sasaran pelajaran harus bertitik tolak dari konsep murid, sasaran pelajaran harus meliputi hasil belajar dan yang terpenting hasil dari sasaran bisa dicapai.
Proses pembelajaran dan pengajaran harus teratur dan sistematis, perbanyak menggunakan contoh kehidupan pada saat melakukan pengajaran, perbanyak memakai contoh atau kiasan kehidupan sehari-hari atau dari apa yang pernah dialami. Dalam belajar bisa menggunakan ensiklopedia. Ensiklopedia adalah sebuah buku yang dipakai oleh ilmuwan, dimana di dalam ensiklopedia terdapat banyak penjelasan yang memakai gambar.
Pemahaman antara seorang guru dan siswa adalah syarat penting dalam komunikasi interaksi yaitu dengan komunikasi yang baik, maka penyaluran ilmu akan lebih efektif. Gunakan cara mengajar yang terbaik. Lakukan perubahan agar murid tidak bosan.
Cara guru mengajar yang paling baik menurut penulis adalah dengan memakai cara mengajar yang mempunyai variasi dan fleksibel agar proses belajar lebih hidup dan selalu segar didalam kelas.
Cara mengajar yang efektif dan efisien adalah menjadikan diri sendiri memiliki keteladan dan menjadi teladan hidup untuk menuturkan kebenaran. Cara ini adalah cara yang paling berpengaruh terhadap anak didik. Seseorang akan berwibawa jika ada keselarasan hubungan antara teori dan praktek dibawa dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah mengedepankan siasat atau cara yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar dengan harapan akan dapat memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut.
Karena itu, teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemampuan guru itu mencari cara, akal atau siasat agar proses belajar dan mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi  penentuan teknik pembelajaran dikelas diantaranya;
1.   Situasi kelas.
Menjadi seorang guru merupakan pekerjaan paling mulia tetapi menjadi pekerjaan yang membahagiakan bagi kelangsungan generasi berikutnya di masa yang akan datang. Guru menjadi salah satu dari sekian bagian yang mempengaruhi keberhasilan suatu generasi pada suatu bangsa.
Makanya menjadi guru tidaklah cukup dengan hanya mengajar atau menyampaikan materi saja tetapi akan lebih luas dan kompleks bisa membangun bangsa mecapai setara dengan bangsa lain. Proses pembelajaran begitu banyak hal yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya menciptakan kecerdasan generasi penerus menjadi lebih maju karena jasa seorang guru punya kemampuan memahami faktor yang mempengaruhi situasi kelas.
Karena guru jelas harus mampu menguasai kelasnya agar kegiatan transfer ilmu berjalan lancar, kondusif, dan sesuai dengan tujuan mulia pendidikan. Dibawah ini berbagai faktor yang mempengaruhi situasi kelas, diantaranya:
a.     Tingkat penerimaan materi oleh siswa di dalam kelas
Materi yang telah diterima dan dikuasai oleh siswa, baik itu diperoleh dari di waktu sebelumnya siswa belajar, bisa jadi dari guru lain atau dari berbagai media yang pernah dipelajari oleh siswa, tanpa disadari usaha siswa ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan materi. Hal ini sebaiknya disesuaikan dengan materi selanjutnya atau ditingkatkan keleluasaan dan kedalaman materinya.
Guru bisa saja melakukan pre test untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang diajarkan diterima siswa. Sangat penting agar susunan materi yang diajarkan menjadi sempurna dan bagi seorang guru punya nilai kegunaan mengajar dan menjelaskan materi ajar tidak berulang-ulang yang bisa menjadikan siswa mengalami kejenuhan. 
Demikian pula jika materi yang akan disampaikan terlalu sulit atau tinggi, maka guru sebaiknya melakukan penyesuaian materi sesuai dengan usia siswa walaupun mungkin hal itu tidak tertuang didalam kurikulum pendidikan yang telah disusun hal ini dilakukan agar siswa bisa diikuti oleh siswa.
b.     Fasilitas yang diperlukan
Jika suatu materi membutuhkan fasilitas alat, media, tempat atau biaya tertentu dan itu ternyata diluar kemampuan kelas atau sekolah maka sebaiknya dilakukan penyesuaian seperlunya tanpa mengurangi esensi materi yang sedang disampaikan.
Guru bisa saja menggunakan metode pembelajaran alternatif lainnya yang lebih mendekati keadaan siswa dan kemampuan kelas atau sekolah. Disinilah seorang guru diuji keahliannya dan keprofesionalannya dalam mengambil langkah alternatif yang terbaik dalam mengatasi masalah tersebut. Bisa saja fasilitas alat, media, tempat dan biaya tertentu yang tidak mampu disediakan oleh kelas atau sekolah menjadi salah satu pemicu guru untuk melakukan inovasi pendidikan yang memungkinkan materi tersebut tetap bisa tersampaikan dengan baik di kelas.
c.      Kondisi siswa
Jumlah jam belajar yang harus diselesaikan oleh siswa dalam satu hari juga menjadi salah satu faktor penyebab kelelahan siswa. Siswa lesu, mengantuk, lapar atau karena ada kegiatan diluar yang akan dilakukan dan sebagainya ini dapat mempengaruhi situasi kelas. Hal ini harus diperhatikan oleh guru sehingga seorang guru haruslah mampu menyesuaikan keadaan ini dengan materi yang akan/sedang disampaikan. Guru bisa saja menyisipkan kedalam materi yang sedang disampaikan dengan cerita-cerita yang memotivasi, cerita-cerita lucu, dan atau cerita yang berhubungan dengan materi yang mampu memancing konsentrasi siswa agar tetap fokus pada materi.
d.     Model Pembelajaran
Banyak guru yang tidak menyadari bahwa teknik mengajar yang digunakan untuk menyampaikan materi tidak cocok dengan situasi kelas, model pembelajaran yang tidak inovatif bisa menjemukan dan kurang menggairahkan suasana kelas.
Guru hendaknya melakukan penyesuaian agar tidak terhanyut dalam situasi kelas yang demikian. Banyak model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi tetapi hal itu haruslah dilakukan berdasarkan observasi kecocokan antara materi dengan keadaan siswa, tingkat penguasaan dan fasilitas yang diperlukan. Janganlah memaksakan suatu model pembelajaran dengan materi yang tidak sesuai, hal ini akan memicu ketidak nyamanan dalam kelas. 
Guru yang profesional dituntut kepekaannya dalam menguasai situasi kelas sehingga mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya agar efektif dalam pelaksanaan program pembelejaran bisa tercapai.
2.    Lingkungan kelas yang mendorong siswa untuk belajar.
Lingkungan kelas sangat berperan dalam menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk belajar. Penataan lingkungan kelas bisa berupa pengaturan meja dan kursi tempat duduk siswa, penataan sumber dan alat bantu belajar concok dan bisa dilihat oleh,  penataan pajangan hasil karya siswa bisa dianggap satu bentuk penghargaan.
Penataan meja-kursi siswa paling sedikit memenuhi 4 hal:
a.   Mobilitas,
Kemudahkan siswa untuk bergerak dari satu pojok ke pojok lain,
b.   Aksesibilitas,
Memudahkan siswa mengakses sumber dan alat bantu belajar,
c.    Interaksi,
memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan sesama teman dan gurunya, dan
d.   Variasi kegiatan,
memudahkan siswa melakukan berbagai kegiatan yang beragam, misal berdiskusi, melakukan percobaan, dan presentasi.
Penataan sumber dan alat bantu belajar hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga sumber belajar mudah diakses oleh siswa maupun guru. Misalnya penempatan alat bantu belajar di tengah ruangan memungkinkan semua siswa memiliki jarak yang relatif sama dalam mengaksesnya daripada alat tersebut ditempatkan di salah satu pojok ruangan.
Penataan pajangan hasil karya siswa selain perlu memenuhi aspek estetika (keindahan) juga perlu diatur sedemikian rupa sehingga berada dalam jangkauan pandang/sentuh siswa agar mereka benar-benar memperoleh manfaat dari pemajangan hasil karya tersebut.
Pengaturan perabotan dilakukan untuk mendorong terlaksananya pembelajaran kooperatif yang melatih kecakapan bekerjasama dan berkomunikasi dalam kelompok.
Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa menjadi sumber belajar bersama yang dapat digunakan untuk bahan praktik presentasi yang baik, mendiskusikan berbagai jenis karya siswa, dan mengelolanya sebagai sumber belajar yang diatur sebagai pajangan di dalam atau di luar kelas, dan memamerkannya dalam perpustakaan hasil karya siswa atau portofolio.
Memanfaatkan beragam jenis lingkungan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar, termasuk lingkungan fisik, sosial, dan peristiwa yang sesuai dengan kompetensi dasar mata pelajaran untuk mendorong siswa belajar aktif, berpikir tingkat tinggi dan bekerjasama dalam memecahkan masalah.
3.   Kondisi siswa, sifat-sifat siswa,
Kondisi siswa dalam belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Pengertian lain Kondisi siswa dalam belajar adalah suatu yang mana terjadi aktifitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental.
Gagne membagi kondisi siswa dalam belajar atas dua, yaitu:
  1. Kondisi internal (internal condition)
Kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi (ingat information processing theory Gagne).
  1. Kondisi Eksternal (eksternal condition)
Situasi perangsang di luar diri si belajar. Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk setiap kasus. Begitu pula dengan jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula.

Teknik pembelajaran merupakan cara seorang guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun dalam suatu metode, berdasarkan pendekatan yang cocok. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik.
Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian. Teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk cara  yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal.
Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan model yang digunakan, dan model  disusun berdasarkan pendekatan yang cocok. Dengan kata lain. pendekatan menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan teknik pembelajaran yang berbeda-beda pula.




Daftar Pustaka
A.     Tabrani Rusyan, Drs. 1992. Strategi Penerapan Kurikulum Di Sekolah. CV. Bina Mulia : Jakarta
B.     Nirwana, Herman dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Padang : FIP UNP
C.     Dimyati dan Mudjiono. (2006). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud berkerjasama dengan Rineka
D.     Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

E.     Thobroni, Muhammad & Mustofa, Arif. (2011). Belajar dan PembelajaranPengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional.Jogjakarta : Ar-Ruz Media.

Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...