Alat Ukur
Untuk mengetahui masalah yang ada pada siswa adalah dengan melakukan
diagnostik, diagnostik ini sebagai
alat ukur yang digunakan oleh Dokter, Psikiater dan Psikolog gunanya untuk menentukan
jenis penyakit apa yang timbul berdasarkan gejala yang ada, diagnistik dalam
bimbingan dan konseling adalah sebagai alat ukur untuk mendapatkan gambaran
tentang siswa secara menyeluruh dengan tujuan utamanya untuk mempelajari
keadaan individu agar dapat diklasifikasikan kedalam kelompok tertentu.
Diagnosa dalam Konseling
A.
Tahap Diagnosis
Sebenarnya
merupakan langkah pertama dalam bimbingan dan hendaknya dapat menemukan
ketetapan yang dapat mengarah kepada permasalahan, sebab-sebabnya, sifat-sifat siswa
yang relevan dan berpengruh pada penyesuaian diri.
Diagnosis meliputi :
- Identifikasi masalah yang sifatnya deskriptif, misalnya dengan menggunakan
kategori Bordin dan Pepinsky
Kategori diagnosis Bordin
a. ketergantungan
b. kurangnya
informasi
c. konflik
diri
d. kecemasan
dalam membuat pilihan
Kategori diagnosis
Pepinsky
a. kurang
dukungan
b. kurang
informasi
c. ketergantungan
d. konlflik
diri
Menentukan
sebab-sebab, mencakup perhatian hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa
depan yang dapat menerangkan sebab-sebab gejala. Guru menggunakan intuisinya
yang dicek oleh logika, oleh reaksi siswa, oleh uji coba dari program kerja
berdasarkan diagnosa sementara.
Prognosis yang sebenarnya terkandung
didalam diagnosis misalnya
diagnosisnya kurang cerdas maka prognosisnya menjadi kurang cerdas, untuk
pekerjaan sekolah yang sulit sehingga mungkin sekali gagal kalau ingin belajar
menjadi dokter.
Kalau siswa
belum sanggup berbuat demikian, maka Guru bertanggung jawab dan membantu siswa
untuk mencapai tingkat pengambilan tanggung jawab. Untuk dirinya sendiri, yang
berarti dia mampu dan mengerti secara logis, tetapi secara emosional belum mau
menerima.
B. Diagnosis
Diagnosis
merupakan tahapan untuk menetapkan hakikat masalah yang dihadapi siswa beserta
sebab-sebabnya dengan membuat perkiraan
atau dugaan, kemungkinan yang akan dihadapi siswa berkaitan dengan
masalahnya. Ada beberapa tahapan dalam diagnosis yaitu :
a. Identifikasi
masalah
Identifikasi
masalah merupakan upaya menentukan hakikat masalah yang dihadapi oleh siswa.
Penentuan ini dapat menggunakan klasifikasi masalah sebagai berikut :
Klasifikasi masalah menurut Bordin atau Klasifikasi masalah menurut Pepinsky.
Dalam identifikasi masalah berusaha memahami apa yang
dialami siswa dan mencari kesulitan masalah yang dihadapi siswa. Diagnosa
mengambil kesimpulan untuk menentukan derita siswa atau yang dirasakan siswa.
Apabila seorang guru Bimbingan dan konseling menetapkan
dengan menentukan klasifikasi masalah dalam diagnosis, maka dapat dilihat
sebagai berikut :
1.Faktor
ketidakpercayaan diri
Ketergantungan
pada oranglain, ketidaktahuan potensi yang ada, sulit mengambil keputusan,
kurang informasi.
2.Faktor
depresi atau konflik diri
Kecemasan(anxiety),
gangguan pikiran, gangguan perasaan,dan gangguan tingkah laku.
3.Faktor
miskomunikasi atau misunderstandingKurang informasi, kurang tanggap, kurang peka terhadap apa
Jadi ketika seorang guru sudah memahami,
menilai masalah-masalah siswa lewat pengukuran,
lalu bagaimana dengan cara pengukuran tersebut? Yaitu dengan menggunakan alat
ukur, yaitu melalui diagnostik caranya adalah mengidentifikasi kasus dengan
menentukan siswa yang diduga butuh bantuan guru, lalu mencari tahu masalah apa
yang ada pada diri siswa, kemudian mencari faktor penyebab dari masalah tersebut,
setelah itu mengambil banyak jalan lalu ditelaah jalan mana yang dapat
menyelesaikan problem tersebut.
Contohnya: ada siswa yang memiliki nilai
dibawah standar. Lalu kita mencari tahu masalah dari megnapa nilai siswa
tersebut rendah. Dan ternyata faktornya dalah kesulitan dalam belajar. Lalu guru
mengambil alternatif yaitu membuka bimbel sesuai dengan minat siwa.
Banyak sekali urutan-urutan yang harus dilakukan seorang guru
dalam membantu siswanya. Seperti halnya melakukan assesment dan diagnostik (melakukan
pengukuran denag menggunakan alat ukuur yang tepat).
Jadi, sebelum seorang guru memberikan solusi untuk
masalah-masalah siswa, seorang guru harus mendengarkan terlebih dahulu
problem-problem dari siswa, kemudian melakukan assesment. Kalian tahu assesment itu apa? Jadi assesment
itu adalah pengukuran, mengukur apa?
Dalam konteks bimbingan dan siswang mengukur suatu proses siswang
yang harus dilakukan guru sebelum dan sesudah siswang tersebut dilaksanakan
atau berlangsung. Baik siswang kelompok maupun individu assesment ini salah
satu bagian penting dalam rangkaian kegiatan dalam siswang. Assesment dilakukan
untuk menggali dan menemukan faktor penentu yang mendasari munculnya
masalah-masalah yang ada.
Menurut pendapatnya Aiken( 1997:454) menjelaskan bahwa human
assesment adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau menaksir
karakteristik, potensi, atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu
atau sekelompok orang.
Ketika guru sudah mendengarkan segala keluh kesah siswa, maka
dari situ guru harus mengukurnya dengan mendengarkan, memahami, serta menilai
masalah-masalah tersebut. Kedudukan assesment dalam bimbingan dan siswang sangat stategis, karena posisinya
sebagai dasar dalam perencanaan program Bimbingan Konseling sesuai dengan
kebutuhan, dimana kesesuaian program dan gambaran kondisi siswa serta kondisi
lingkungannya dapat mendorong pencapaian tujuan layanan bimbingan dan siswa.
Contohnya
ada pelayanan BK yang bertujuan agar siswa dapat mengembangkan seluruh potensi
dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal, untuk mencapai tujuan tersebut siswa
harus mendapatkan kesempatan untuk mengenal dan memahami potensi atau peluang
yang ada di lingkungannya. Nah dari sini jelas bahwa assesment mempunyai
kedudukan sebagai dasar penetapan program layanan BK.