Tuesday, June 23, 2020

Soal UAS Model Pembelajaran TA 19/20 pagi:

Tulislah identitasmu;
Nama                      : ...........................
Soal Matakuliah       : Model Pembelajaran
Semester                : IV (empat)


Perintah;
  1. Hanya memilih 5 (lima) soal dari 9 soal yang tersedia.
  2. Supaya lebih mudah menjawab, gunakan laptop.
  3. Tulis jawabanya pada kolom komentar jangan lebih dari 4000 karakter.
  4. Menulis jawaban dengan redaksi yang sama atau copy paste akan dianulir.
  5. Waktu dari jam 13.00 s/d 14.00


Soal UAS Model Pembelajaran :


1.Bagaimana caranya agar mahasiswa sebagai peserta didik dapat mengembangkan pikiran dan wawasan tentang pandangan hidup yang luas.

2.Lebih luas manakah cakupan  antara strategi Pembelajaran dengan metode pembelajaran, jelaskan!

3.Jelaskan  apa yang dimaksud dengan Tehnik pembelajaran  dan  beri contohnya.

4.Berikan penjelasan bahwa pendidikan itu adalah merupakan suatu sistem!

5.Mengapa seorang guru perlu memahami dan menguasai RPP sebelum mengajar?

6.Kemukakan dan jelaskan upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh seorang guru agar dapat menerapkan tehnik pembelajaran dengan baik. Jelaskan dan beri contoh!

7.Jelaskan urgensi Standar kompetensi pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

8.Bagaimana hubungan antara metode pembelajaran dengan strategi, model, dan teknik pembelajaran?

9.Pada dasarnya setiap peserta didik mempunyai potensi intelektual, kepribadian dan minat, pertanyaannya mengapa harus ikut pendidikan.














Friday, June 19, 2020

Struktur ilmu

 

Struktur ilmu

Pengertian Struktur Ilmu   
   Struktur ilmu merupakan sebuah mekanisme kerja ilmu yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saling terkait dalam upaya mencari suatu kebenaran dari sebuah pengetahuan yang kemudian dapat disebut sebagai ilmu.
     Adapun fungsi struktur ilmu adalah sebagai system yang memproses hipotesis dari suatu masalah yang dimunculkan, kepada kenyataan yang membenarkan atau menolak hipotesis tersebut.
    Jika sesuai dengan hipotesis maka jadilah ia sebagai temuan ilmiah atau prinsisp-prinsip sebuah pengetahuan ilmiah dan atau yang disebut sebagai ilmu. Adapun jika ternyata menolak hipotesis, maka berhentilah sampai di situ saja.
      Terkait dengan pengertian dan fungsi dari struktur ilmu, sangatlah tidak berlebihan jika struktur ilmu dianggap sebagai sebuah metode yang harus dimiliki oleh siapapun yang berkecimpung di bidang pengetahuan, sehingga akan dapat membedakan antara pengetahuan biasa dan pengetahuan yang didapat melalui metode ilmu.
   Selain itu dengan penguasaan struktur ilmu, memungkinkan juga bagi siapapun untuk menjadi seorang ilmuan yang selalu inten dalam pengembangan pengetahuan.
    Pada saat sekarang ini ingin menyampaikan satu dari sekian aliran filsafat untuk sampaikan kepada, akan tapi bila kalian menguasai atau memahami aliran filsafat lain silahkan bahas disini.
     Para ilmuan masa kini lebih cenderung menganut ke aliran positifisme untuk mendapatkan suatu kebenaran ilmu, oleh karena itu sangat tidak berlebihan jika struktur yang diuraikan di atas sudah dianggap memadai dalam kajian ilmu pengetahuan dan pengembangannya.
   Positifisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Sesungguhnya aliran ini menolak adanya spekulasi teoritis sebagai suatu sarana untuk memperoleh pengetahuan.
     Menurut August Comte di dalam kehidupannya menuliskan pemikirannya di dalam “Filsafat Positif” (Cours de Philosophie Positiv) pada tahun 1830. Di dalam pemikirannya ini, menyatakan bahwa akal budi manusia sangat terbatas. Gejala alam diterangkan oleh akal budi berdasarkan hukum-hukumnya yang dapat ditinjau, diuji dan dibuktikan dengan cara empiris. Penerangan ini menghasilkan pengetahuan yang instrumental,

Metode positif ini mempunyai 4 ciri, yaitu :

  • Metode ini diarahkan pada fakta-fakta,
  • Metode ini diarahkan pada perbaikan terus-menerus dari syarat-syarat hidup,
  • Metode ini berusaha ke arah kepastian, dan
  • Metode ini berusaha ke arah kecermatan.

    Metode positif juga mempunyai sarana-sarana bantu yaitu pengamatan, perbandingan, eksperimen dan metode historis. Tiga yang pertama itu biasa dilakukan dalam ilmu-ilmu yang membahas tentang alam, tetapi metode historis khusus berlaku bagi masyarakat yaitu untuk mengungkapkan hukum-hukum yang menguasai perkambangan gagasan-gagasan.

      Positivisme merupakan emprisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan.   

    Tempat utama dalam positivisme pertama diberikan pada sosiologi, walaupun perhatiannya juga diberikan pada teori pengetahuan yang diungkapkan oleh Comte.


Kontek Ilmu
     Sebagai perbandingan dari pendapat  August Comte, dalam kontek ilmu yang lain, bahwa struktur ilmu selalu mencari sebuah kebenaran, benar menurut rasio, mendasar dan diakui secara umum, untuk menambah wawasan lain tentang struktur ilmu coba kalian buka http://ad3khalis.blogspot.com/2018/12/struktur-ilmu.html, pelajari lebih dalam lagi tentang;
1. Fakta
2. Konsep
3. Generalisasi

Tugasnya
     Sekarang bagaimana jika struktur ilmu itu tentang ilmu matematika, ilmu fiqih atau ilmu hadist, pilih satu diantara tiga ilmu atau ilmu lainya untuk diuraikan sbb;
1. apa faktanya
2. bagaimana konsepnya
3. bagaimana generalisasi sebagai kesimpulan umum

Catatan;
    Kuliah kali ini adalah pertemuan akhir semester 2 yang ke 13. Untuk menambah kisi-kisi sebagai bahan UAS pekan depan, maka kerjakanlah tugas tersebut sebagai bukti hadir pada kuliah hari ini.


Thursday, June 18, 2020

Psikologi Mengajar



Psikologi Mengajar
Analisis

Analisa sederhana  dari suatu pengamatan secara indrawi pada beberapa kesempatan terhadap para pengajar, saya sering menemukan guru dalam menyiapkan atau membuat sendiri perangkat pembelajarannya yang disebut dengan RPP ada rasa beban psikologis yang dapat mempengaruhi gaya, strategi dan tehnik mengajar, terutama bagi guru yang sudah lama mengajar, hal ini disebabkan karena guru merasa pelajaran yang diampunya sudah hafal sehingga tidak perlu lagi membuat RPP.
Menurut aturan yang ada yang ditujukan untuk seorang guru sebelum mengajar sebaiknya guru telah mempersiapkan bahan ajarnya dan merupakan hasil karyanya sendiri, sehingga ia tahu apa yang akan diberikan kepada siswa, hafal langkah yang harus dilalui sehingga materi ajar yang disampaikan berjalan sesuai dengan rencana mengajar.
Ada juga yang dikarenakan merasa sudah biasa dan hafal materi ajarnya, kenyataan itu seringkali guru lupa dalam mengajar tidak mempersiapkan media atau alat pembelajaran di kelas.
Teori kebijakan yang bisa disebut solusinya adalah seharusnya mempersiapkan media yang berhubungan dengan materi pembelajaran, biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Media dapat membuat guru untuk berkreatif  misalnya bisa diambil dari bahan-bahan bekas atau yang ada di sekitar lingkungan sekolah, atau rumah siswa.


Fahami dan teliti berdasarkan realitas
  1. Bagaimana pendapat kalian tentang analisa tersebut diatas.
  2. Membuat RPP apakah bisa menjadi beban psikologis bagi seorang guru.
  3. Bagaimana Peranan Psikologi Pendidikan dalam Penyiapan Tugas Mengajar.

Tugas;

Buatlah artikel, bagaimana sebaiknya menjadi seorang guru agar tidak menjadi beban psikologis dalam mengajar






Tuesday, June 16, 2020

Model Pendekatan dalam Pembelajaran

A. Ulasan Kata;

Pendekatan

Istilah pendekatan, jika mengambil asal kata yang berasal dari bahasa Inggris itu, yaitu “approach” salah satu artinya di Indonesiakan adalah “Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach diartikan sebagai a way of beginning something ‘cara memulai sesuatu’. Karena itu, pengertian pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran.

Pengertian yang lebih luasnya lagi, kata pendekatan memiliki arti seperangkat asumsi atau perkiraan mengenai bagaimana cara belajar-mengajar didalam kelas. Pendekatan merupakan titik awal dalam memandang sesuatu, kata sesuatu menurut filsafat adalah keyakinan yang kadang kala sulit untuk membuktikannya, karena kata Pendekatan ini bisa bersifat aksiomatis, artinya bahwa kebenaran teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. jadi Pendekatan ini dapat difahami sebagai titik tolak atau sudut pandang seorang guru terhadap proses pembelajaran pada awal mengajar.

 Kemudian kata pembelajaran, Jika mengambil definisi dari Asyar, 2011. Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.

Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah diproses dan diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan sesuatu yang bisa dipahami dan memberikan manfaat bagi penerimanya. Data dan fakta adalah “bahan baku” informasi. yang dmaksud dengan informasi ini adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang bernilai atau bermakna sebagai bahan mengajar. 

  Dengan demikian Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seorang guru terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, dimana di dalamnya membawa informasi, mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

B.Macam-macam pendekatan pembelajaran

  • Pendekatan Kontekstual.  
  • Pendekatan Konstruktivisme.
  • Pendekatan Deduktif.
  • Pendekatan Induktif.  
  • Pendekatan Konsep.  
  • Pendekatan Proses.
  • Pendekatan Open – Ended.
  • Pendekatan Saintifik.

 C. Tugas

    Sekarang kuliah akhir dari Semester IV ini sebagai pertemuan yang ke 13 diberikan tugas untuk membuat makalah singkat dengan mengambil judul dari salah satu macam pendekatan pembelajaran tersebut diatas yang dituangkan pada kolom komentar.




Friday, June 12, 2020

Ilmu, Etika, dan Kebudayaan


Kajian bahan kuliah Filsafat ilmu;
  1. Baca dan fahami artikel bahan kuliah dibawah ini hingga di mengerti dengan benar, kemudian beri tanggapan dengan teori dan referensi pendapat yang lain,
  2. Carikan contoh delapan ciri yang menandai ilmu dari pendapat Van Melsen. 
  3. Bagaimana hubungan filosofisnya antara ilmu, etika dan kebudayaan.
Pokok bahasan
tentang
lmu, Etika, dan Kebudayaan

1.   Ilmu

Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman dengan wazan fa’ila, yaf’alu, yang berarti mengerti, memahami dengan benar. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut science; dari bahasa Latin scientia (pengetahuan), scire (mengetahui). Sinonim yang paling dekat dengan bahasa Yunani adalah episteme.

Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tetang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode–metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan tentang gejala–gejala tertentu dibidang pengetahuan itu.

Gejala adalah perihal tentang keadaan dari suatu peristiwa tertentu yang tidak biasa yang menimbulkan sesuatu untuk secara patut diperhatikan, gejala juga bisa diartikan  ada kalanya menandakan akan terjadi sesuatu, sehingga dapat menarik perhatian seorang pemikir untuk diteliti menjadi sebuah ilmu.

Pengertian kata “ilmu” secara bahasa adalah pengetahuan tentang sesuatu yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu (Bakhtiar, 2007).

Menurut  kamus besar Bahasa Indonesia ilmu itu memiliki arti pengetahuan tentang suatu bidang  yang disusun secara sistematis  berdasarkan metode atau aturan tertentu, yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang gejala tertentu dalam bidang ilmu pengetahuan.

Melihat dari bahasa, penggunaan kata Bersistem, sistematis asal katanya dari kata sistem, sistem merupakan suatu susunan yang teratur berpola yang membentuk suatu wujud keterkaitan antar komponen meliputi keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem itu terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur menurut pola tertentu, dan membentuk satu kesatuan sebagai sebuah sistem dan bahasa sekaligus bersifat sistematis. Bersifat Sistematis adalah segala usaha untuk menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya.

Menurut Chaer (1995 : 15), Bersistem artinya susunan yang teratur berpola berbentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Bahasa terdiri atas unsur -unsur yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk suatu kesatuan. Bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis, artinya bahasa itu tidak bersistem tunggal melainkan terdiri atas beberapa subsistem yakni subsistem fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon.

Menurut Suria sumantri (2001:3). Ilmu itu merupakan salah satu hasil  pemikiran manusia dalam menjawab sebuah pertanyaan. Sementara itu, Paul Freedman dalam The Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu sebagai suatu bentuk aktivitas manusia yang apabila  melakukannya kita memperoleh suatu pengetahuan yang  lebih lengkap dan cermat tentang alam semesta di masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang, serta suatu kemampuan untuk beradaptasi dan mengubah lingkungan serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.

Dari beberapa pengertian ilmu diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa ilmu adalah seperangakat pengetahuan yang merupakan hasil pemikiran manusia yang memiliki metode atau cara tertentu yang berguna untuk umat manusia agar manusia dapat bermanfaat bagi kehidupannya sendiri dan bagi kehidupan orang lain di masa sekarang dan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan hal tersebut Van Melsen dalam Suraijyo mengemukakan ada delapan  ciri yang menandai ilmu itu, yaitu:

1.Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian dengan metode maupun harus dengan susunan logis.

2.Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan.

3.Universalitas ilmu pengetahuan, semua ilmu yang diketahui itu bersifat universal.

4.Obyektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh obyek dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subyektif.

5.Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan. Ilmu pada dasarnya sudah diakui oleh peneliti ilmiah. Terdapat kesepakatan yang sesuai dengan fakta dan pengetahuan yang ada.

6.Progresivitas artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan-perta-nyaan baru dan menimbulkan problem-problem baru lagi.

7.Kritis, artinya tidak ada teori yang definitif, setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru.

8.Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertauan antara teori dengan praktis.

 

2.   Kebudayaan

Kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal.

Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki manusia untuk membedakan antara benar dan salah dan kemampuan untuk menganalisis sesuatu pengalaman yang luas sangat tergantung dan tingkat pendidikan, formal atau informal, pemilik manusia. Berpikir adalah  perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi akal adalah untuk berfikir.  Kemampuan berfikir manusia mempunyai fungsi mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya membentuk tingkah laku.

Pengertian dari sisi bahasa kata Kebudayaan dan Budaya memiliki pengertian yang berbeda. Ada yang mengira budaya adalah singkatan dari kebudayaan itu sendiri sehingga banyak yang salah presepsi tentang kebudayaan.

Sampai saat ini pun ada banyak ahli filsafat yang berbeda pendapat tentang budaya dan kebudayaan. Secara umum kedua hal ini memiliki pengertian yang berbeda. Yakni, budaya selalu mengarah kepada hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, sedangkan kebudayaan selalu diartikan sebagai suatu kebiasaan yang diolah atau yang dikerjakan. Untuk lebih jelas mengenai kebudayaan ini, simak pembahasan berikut mengenai pengertian kebudayaan secara universal.

Kebudayaan ialah cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu. Cara berpikir dan cara merasa itu menyatakan diri dalam cara berlaku dan cara berbuat.

Jadi kebudayaan meliputi seluruh kehidupan manusia. Segi kehidupan yang dimaksud identik dengan apa yang diistilahkan oleh antropologi dengan kultural universal atau pola kebudayaan sejagat, yaitu segi-segi kebudayaan yang universal ditemukan dalam tiap kebudayaan. Antara masyarakat dan kebudayaan terjalin hubungan dan pengaruh yang sangat dekat.

 

3.   Etika Keilmuan

Kata “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bahasa Latin, etika disebut dengan moral (Mos/Mores) yang memiliki pengertian adat kebiasaan atau kesusilaan.

Secara Terminologi etika adalah cabang ilmu filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik dan buruk. Yang dapat dinilai baik dan buruk adalah sikap manusia yang menyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakaan, kata-kata, dan sebagainya.

Aholiab Watloly (2010) telah meletakkan berbagai prinsip dasar dalam hal memahami tanggung jawab pengetahuan dan keilmuan. Istilah tanggung jawab secara etimologis menunjuk pada dua sikap dasar ilmu dan ilmuwan. Salah satu ciri pokok dari tanggung jawab keilmuan itu adalah sifat keterbatasan, dalam arti bahwa tanggung jawab itu sendiri tidak diasalkan atau diadakan sendiri oleh ilmu dan ilmuwan sebagai manusia, tetapi merupakan pemberian kodrat.

Etika keilmuan merupakan etika normatif yang merumuskan prinsip-prinsip etis yng dapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Tujuan etika keilmuan adalah agar seorang ilmuwan dapat menerapkan prinsip-prinsip moral, yaitu yang baik dan menghindarkan dari yang buruk kedalam perilaku keilmuwannya, sehingga ia dapat menjadi ilmuwan yang dapat mempertanggung jawabkan perilaku ilmiahnya.

Pokok persoalan dalam etika keilmuan selalu mengacu kepada elemen-elemen kaidah moral, yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma yang bersifat utilitaristik (kegunaan).

Hati nurani disini adalah penghayatan tentang yang baik dan yang buruk, dan dihbungkan dengan perilaku manusia. Nilai dan norma yang harus berada pada etika keilmuan adalah nilai dan norma moral.


Catatan;
Kuliah hari ini untuk mata kuliah Filsafat ilmu adalah pertemuan yang ke 12 mengisi absen dan bahan UAS









Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22

  Soal UAS Pendidikan Luar Sekolah Tahun 21/22 Tulislah identitasmu;    Nama                  :   .................................. So...